PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan kebutuhan dan hak setiap insan agar dapat kemampuan yang
melekat dalam diri setiap insan.Hal ini hanya dapat dicapai bila masyarakat, baik secara individu
maupun kelompok, berperan serta untuk meningkatkan kemampuan hidup sehatnya.Kemandirian
masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatannya dan menjalankan upaya
peecahannya sendiri adalah kelangsungan pembangunan.GBHN mengamanatkan agar dapat
dikembangkan suatu sistem kesehatan nasional yang semakin mendorong peningkatan peran
serta masyarakat.
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat,
dimana tercantum dalam pasal 28 H ayat 1 UUD 1945 yaitu hak untuk memperoleh pelayanan
kesehatan. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat besar peranannya dalam mewujudkan
sumber daya manusia yang berkualitas dalam rangka mengimbangi makin ketatnya persaingan
bebas di era globalisasi.Keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut memerlukan
pembangunan kesehatan yang lebih dinamis dan produktif dengan melibatkan semua sektor
terkait termasuk swasta dan masyarakat.
1
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.Dalam rangka memajukan kesehatan masyarakat
serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maka diperlukan strategi promosi kesehatan
baik kepada pemerintah, tokoh masyarakat, dan khususnya kepada masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Promosi kesehatan saat nikah ?
2. Promosi kesehatan saat hamil ?
3. Promosi kesehatan saat nifas ?
4. Promosi kesehatan saat menyusui ?
C. Tujuan
Dengan adanya pembuatan makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa
kebidanan untuk menambah ilmu pengetahuan tentang upaya promosi kesehatan yang
terbagi atas promosi kesehatan saat nikah, hamil, nifas dan menyusui dan dapat
mengapresiasikan nya kepada masyarakat.
D. Manfaat
1. Untuk mengetahui definisi Promosi kesehatan saat nikah
2. Untuk mengetahui definisi Promosi kesehatan saat hamil
3. Untuk mengetahui definisi Promosi kesehatan saat nifas
4. Untuk mengetahui definisi Promosi kesehatan saat menyusui
2
BAB II
PEMBAHASAN
Penyampaian nasehat tentang kesehatan pada masa pranikah ini disesuaikan dengan
tingkat intelektual para calon ibu.Nasehat yang di berikan menggunakan bahasa yang mudah di
mengerti karena informasi yang di berikan bersifat pribadi dan sensitif.
Remaja calon ibu yang mengalami masalah kesehatan akibat gangguan sistem
reproduksinya segera di tangani.Gangguan sistem reproduksi tidak berdiri sendiri.Gangguan
tersebut dapat berpengaruh terhadap kondisi psikologi dan lingkungan sosial remaja itu
sendiri.Bila masalah kesehatan remaja tersebut sangat komplek, perlu dikonsultasikan keahli
yang relevan atau dirujuk ke unit pelayanan kesehatan yang fasilitas pelayanannya lebih lengkap.
Faktor keluarga juga turut mempengaruhi kondisi kesehatah para remaja yang akan memasuki
masa pernikahan. Bidan dapat menggunakan pengaruh keluarga untuk memperkuat mental
remaja dalam memasuki masa perkawianan dan kehamilan.
Pemeriksaan kesehatan bagi remaja yang akan menikah sangat dianjurkan. Tujuan dari
pemeriksaan tersebut adalah untuk mengetahui secara dini tentang kondisi kesehatan para
remaja.Bila di temukan penyakit atau kelainan di dalam diri remaja, maka tindakan pengobatan
dapat segera dilakukan.Bila penyakit atau kelainan tersebut tidak diatasi maka upayakan pada
remaja tersebut untuk berupaya menjaga agar masalahnya tidak bertambah berat atau menular
3
kepada pasangannya.Misalnya remaja yang menderita penyakit jantung, bila nantinya hamil
secara teratur harus memeriksakan kesehatannya kepada dokter.Remaja yang menderita AIDS
harus menjaga pasanganya agar tidak terkena virus HIV.Caranya adalah di anjurkan
menggunakan kondom saat besrsenggama.Upaya pemeliharaan kesehatan bagi para calon ibu ini
dapat dilakukan melalui kelompok atau kumpulan para remaja seperti karang taruna, pramuka,
organisaai wanita remaja dan sebagainya.Para remaja yang terhimpun di dalam organisasi
masyarakat perlu diorganisasikan agar pelayanan kesehatan dan kesiapan dalam menghadapi
untuk menjadi istri dapat di lakukan dengan baik.
Pembinaan kesehatan remaja terutama wanitanya, tidak hanya ditujukan semata kepada
masalah gangguan kesehatan (penyakit sistem reproduksi).Fakta perkembangan psikologis dan
sosial perlu diperhatikan dalam membina kesehatan remaja.
Remaja yang tumbuh kembang secara biologis diikuti oleh perkembangan psikologis dan
sosialnya.Alam dan pikiran remaja perlu diketahui. Remaja yang berjiwa muda memiliki sifat
menantang, sesuatu yang dianggap kaku dan kolot serta ingin akan kebebasan dapat
menimbulkan konflik di dalam diri mereka. Pendekatan keremajaan di dalam membina
kesehatan diperlukan.Penyampaian pesan kesehatan dilakukan melalui bahasa remaja.
Kepada remaja disampaikan tentang keluarga sehat dan cara mewujudkan serta
membinanya. Keluarga yang diidamkan adalah keluarga yang memiliki norma keluaga kecil,
bahagia dan sejahtera. Jumlah keluaga yang ideal adalah suami, istri dan 2 anak. Keluarga
bahagia adalah keluarga yang aman, tentram disertai rasa ketakwaan kepada Tuhan YME.
Keluarga sejahtera adalah keluarga yang sosial ekonominya mendukung kehidupan anggota
4
keluarganya.dan mampu menabung untuk persiapan masa depan. Selain itu keluarga sejahtera
juga dapat membantu dan mendorong peningkatan taraf hidup keluarga lain.
Remaja yang siap sebagai ibu harus dapat mengetahui penyakit- penyakit yang
memberatkan kehamilan atau persalinan atau juga penyakit yang akan membahayakan dalam
masa kehamilan atau persalianan. Penyakit-penyakit tersebut perlu dijelaskan. Penyakit yang
perlu dan penting dijelaskan sewaktu mengadakan bimbingan antara lain penyakit jantung,
penyakit ginjal, hipertensi, DM, anemia, tumor.
Perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi pada masa kehamilan dan persalinan. Akibat
perubahan sikap dan perilaku akan mengganggu kesehatan, misalnya pada masa hamil muda
terjadi gangguan psikologi misalnya benci terhadap seseorang (suami) atau benda tertentu.
Emosi yang berlebihan dimungkinkan akibat perubahan perilaku. Pada masa persalinan atau
pasca persalinan gangguan jiwa mungkin terjadi.
Disamping hal tersebut diatas masih ada lagi permasalahn remaja dan dikaitkan dengan
kesehatan keluarga.Bidan harus dapat memberikan bimbingan sewaktu remaja berkonsultasi atau
memberikan penyuluhan. Bila masalah remaja menyangkut bidang lain maka dapat dirujuk pada
yang lebih ahli. Misalnya bila remaja merasa ketakutan yang amat sangat dalam menghadapi
kehamilan dapat dirujuk kedokter spesialis jiwa atau ke psikolog. Bimbingan remaja dilakukan
melalui organisasi remaja seperti karang taruna , pramuka, organisasi pelajar, mahasiswa dan
pemuda.
5
Dalam menghadapi proses perkawinan banyak hal yang harus dipersiapkan oleh
pasangan calon pengantin. Baik fisik, mental maupun biaya. Bidan mempunyai peran sebagai
penyedia kesehatan antara lain dengan memberikan promosi kesehatan sebagai berikut :
b. Penyuluhan pranikah
Hakikat perkawinan
Persiapan kehamilan pertama
Pemeliharaan kehamilan dan nifas
Pemberian ASI
Imunusasi
6
Imunisasi yang diberikan adalan imunisasi tetenus toksoid (TT), yang diberikan
menjelang hari perkawinan.
Keluarga berencana
Pasangan muda yang belum menikah informasi yang dikehendaki mungkin
mengenai infeksi menular seksual, informasi mengenai penjarangan kehamilan, dan
penundaan kehamilan. Petugas membentu klien membuat keputusan mengenai pilihannya
dan harus tanggap terhadap pilihan klien meskipun klien menolak memutuskan atau
menangguhkan menggunakan kontrasepsi.
Dalam melakukan konseling, petugas mengkaji apakah klien sudah mengenal
jenis kontrasepsi termasuk keuntungan dan kerugian, serta bagaimana menggunakannya.
Konseling mengenai kontrasepsi yang dipilih dimulai dengan mengenalkan berbagai jenis
kontrasepsi dalam program KB. Petugas mendorong klien untuk berfikir, melihat
persamaan yang ada. Dan membendingkan antar jenis kontrasepsi tersebut.dengan cara
ini petugas membentu klien mengambil suatu keputusan. Jika tidak ada halangan dalam
bidang kesehatan sebaiknya klien mempunyai pilihan kontrasepsi sesuai dengan
pilihannya. Bila memilih pelayanan kontrasepsi yang sesuai dengan yang dipilihnya,
klien akan menggunakan kontrasepsi tersebut lebih lama dan lebih efektif.
c. Persiapan calon pengantin
Dalam pernikahan dua manusia dua pribadi akan dipersatukan oleh satu ikatan yang di
abadikan melalui pernikahan. Kedua pribadi ini masing-masing memiliki kepribadian,
keinginan, dan tujuan hidup sendiri. Persiapan-persiapan yang di perlukan bagi calon
penganten adalah sebagai berikut :
1. Persiapan fisik
a) Sehat
Pasangan calon pengantin diharapkan sehat sehingga mampu menghasilkan keturunan
yang sehat pula.Jika diperlukan, pasangan calon pengantin dapat melakukan pemeriksaan
kesehatan secara umum sehimgga jika ditemukan salah satu pasangan mempunyai
penyakit pasangan yang lainnya mampu menerima keadaan pasangannya.
7
b) Umur
Usia menikah yang paling baik adalah dalam masa reproduksi sehat yaitu umur 20 tahun
sampai dengan 30 tahun. Hal ini dilakukan dalam upaya persiapan kehamilan sehingga
kehamilan nantinya bukanlah kehamilan dengan risiko.
c) Istirahat dan lain lain
2. Persiapan mental
a) Nilai-nilai agama
b) Cinta kasih
c) Sikap sosial dalam keluaraga
d) Keluarga harmonis
e) Menjaga ketahanan keluarga
Hubungan antara anggota keluarga harus dipupuk dan dipelihara dengan baik.Hubungan
yang baik dan kesatuan sikap ayah dan ibu merupakan jalinan yang memberikan rasa
aman dan nyaman bagi anak-anak.Hubungan serasi ayah dan ibu memberi rasa tenang
dan keteladanan bagi anak, serta keluarga yang kelak dibentuknya.Anak yang
menghadapi masalah, baik kecil maupun besar mengidamkan tempat bernaung pada
orang tua yang menampung, yang diperolehnya melalui komunikasi yang
baik.Komunikasi terbentuk bila hubungan timbal balik selalu terjalin antara ayah ibu dan
anak.
3. Persiapan ekonomi
Sejalan dengan tuntutan kebutuhan yang semakin hari semakin besar, maka diharapkan calon
suami telah mempunyai pekerjaan tetap agar dapat menafkahi seluruh anggota keluarga.
4. Persiapan perilaku : tidak merokok, tidak narkoba, dan sebagainya.
Dampak fisiologis dari merokok adalah berupa dampak rokok terhadap fungsi kerja organ
tubuh akibat kandungan 4000 bahan kimia dimana 40 diantaranya merusak dan
menghancurkan sistem organ tubuh. Rokok juga memberikan dampak negatif terhadap bukan
perokok. Rokok yang di bakar, menghasilkan asap yang keluar duakali lebih banyak
dibanding asap yang dihisap oleh perokok. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa kadar bahan
berbahaya dari asap yang keluar ternyata lebih tinngi dibanding asap yang dihisap perokok.
8
Kadar CO sekitar 2-4 kali lebih tinggi, kadar nikotin 2-3 kali lebih tinggi dan kadar
nitrosamine 50 kali lebih tinggi.
Perokok pasif akan menderita sakit karena terpapar bahan berbahaya dalam asap
rokok. Perokok pasif mempunyai kemungkinan terkena kanker paru 30% lebih tinggi
dibanding yang tidak terpapar asap rokok. Penelitian di Jepang menunjukkan bahwa istri dari
seorang perokok mempunyai kemungkinan terkena kanker paru sebesar 20-50% lebih tinggi
dari istri bukan perokok. Batuk pilek pada anak perokok 20-80% lebih sering dibanding anak
bukan perokok.Bronkitis pada anak perokok 2 kali lebih sering daripada anak bukan perokok.
Imunisasi TT
Memahami jenis kontrasepsi.
Penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS.
Setiap pasangan yang datang ke pelayanan kesehatan hendaknya juga mendapatkan
informasi tentang PMS , bukan hanya jenisnya tetapi juga cara penuluarannya dan juga
cara untuk menghindarinya. Di harapkan setiap pasangan yang ingin menikah melakukan
tes HIV/AIDS terlebih dahulu sehingga dapat diketahui apakah pasangannya mengidap
HIV/AIDS atau tidak.Tujuannya adalah mendeteksi dan mencari jalan pemecahannya.
Penyakit genetik : diabetes melitus, buta warna.
Mengetahui status gizi.
Hak-hak reproduksi : menentukan jumlah anak bukan hanya menjadi hak laki-laki, namun
juga hak perempuan. Hendaknya setiap pasangan membicarakan terlebih dahulu berapa
jumlah anak yang akan diinginkan kelak.
Mengetahui alat reproduksi.
Promosi kesehatan pada ibu hamil bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan
kemampuan hidup sehat bagi ibu hamil agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.
9
1) Perencanaan dan pengaturan kehamilan
a. Merencanakan suatu kehamilan yang sehat dan aman.
Anak adalah anugerah yang selalu didambakan setiap pasangan yang telah menikah,
namun pada berbagai kondisi tidak semua pasangan yang telah menikah ingin lalngsung
memiliki anak.Ada yang ingin menunda karena alasan umur (terlalu muda), ada juga yang
belum siap memiliki anak baik lahir maupun bathinnya.Pada saat inilah peran bidan untuk
membantu dan mengarahkan dalam menentukan waktu yang tepat untuk memiliki anak.
b. Mengatur kehamilan dengan alat kontrasepsi.
Alat kontrasepsi terdiri atas berbagai macam, mulai dari yang sederhana hingga metode
kontrasepsi mantap.Bidan dapat membantu pasangan untuk memilih kontrasepsi mana
yang lebih cocok. Jika ingin menunda kehamilan, maka dapat diperkenankan berbagai jenis
metode kontrasepsi hormonal, mulai dari pil suntik, alat kontrasepsi bawah kulit(AKBK),
dan alat kontrasepsi dalam rahim(AKDR). Hal lain, jika pasangan sudah tidak ingin punya
anak lagi tapi belum mau untuk kontrasepsi mantap, maka pasangan dapat dianjurkan
untuk menggunakan kontrasepsi AKDR.
2) Kebutuhan nutrisi ibu hamil
Selama kehamilan ibu membutuhkan tambahan asupan makanan untuk pertumbuhan
janin dan pertahanan dirinya sendiri. Sebagai tenaga kesehatan sebaik nya melakukan upaya
untuk mempromosikan tentang kebutuhan nuitrisi ibu hamil tersebut
a. Jenis-jenis makanan
Makanan pokok : karbohidrat sebagai sumber energy
Makanan pembangun : protein untuk pertumbuhan janin
Makanan pelengkap : vitamin dan mineral
Makanan penunjang : lemak
b. Tambahan gizi yang diperlukan ibu hamil adalah :
Protein : dari 6 gr/hari menjadi 10 gr/hari
Energi/kalori : dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak
Vitamin : sebagai pengatur dan pelindung
10
pertama belum diperlukan, tetapi pada trimester dua dan tiga dibutuhkan penambahan nutrisi
karena terjadi pertumbuhan dan perkembangan janin yang cepat.
c. Tiga jenis makanan yang penting setiap hari dikonsumsi ibu hamil adalah :
Zat besi : untuk mencegah anemia sehingga tidak terjadi BBLR, perdarahan dan
lain sebagai nya
Kalsium : untuk pertumbuhan tulang
Yodium : untuk mencegah pembesaran kelenjar gondok pada ibu
d. Perubahan yang perlu dipahami ibu hamil adalah :
Tahap I (2 minggu setelah konsumsi )
Gizi yang diperlukan seperti biasa harus terpenuhi, tetapi belum membutuhkan
penambahan
Tahap II (minggu ke 2-minggu ke-8)
Sudah dibutuhkan nutrisi karena pada tahap ini sudah terbentuk jaringan –jaringan
dan orga-organ tubuh janin.
Tahap III (minggu ke 8 – bayi lahir)
Untuk persiapan persalinan, laktasi dan kesempurnaan janin
3) Istirahat
Istirahat bagi ibu hamil untuk meringankan urat syaraf atau mengurangi aktivitas otot.
Wanita hamil butuh istirahat yang cukup, wanita hamil dianjurkan untuk tidur siang.
11
Menarik : enak dipandang mata
Menyerap keringat : karena ibu hamil banyak mengeluarkan keringat, maka
dianjurkan memakai pakaian yang menyerap keringat (dilihat dari bahan dasar nya).
5) Kunjungan pemeriksaan kehamilan
Adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama kehamilannya,
dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam standar
pelayanan kebidanan (SPK).Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi : anamnesis,
pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan) pemeriksaan laboratorium khusus dan rutin, serta
intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan). Dalam
penerapannya terdiri atas :
Setiap wanita hamil memerlukan sedikit nya empat kali kunjungan selama periode antenatal
yaitu :
6) Imunisasi TT
Pada masa kehamilan ibu hamil diharuskan melakukan imunisasi tetanus (TT). Gunanya pada
saat antenatal agar dapat menurunkan kemungkinan ketian bayi karena tetanus. Dan juga
dapat mencegah kematian ibu yang disebabkan oleh tetanus.
12
Jadwal pemberian suntikan tetanus menurut WHO adalah :
13
Lingkup psikologis meliputi :
a. Support keluarga
b. Support tenaga kesehatan
c. Rasa aman dan nyaman
d. Persiapan menjadi orang tua
Selama persalinan dan melahirkan, kesejahteraan fisik dan emosional wanita harus di kaji
secara teratur, meliputi pengukuran suhu, nadi, dan tekanan darah, memeriksa asupan cairan dan
keluaran urine, mengkaji nyeri dan kebutuhan akan dukungan. Pemantauan ini harus di
pertahankan sampai proses kelahiran berakhir. Pengkajian kesejahteraan wanita juga di lakukan
dengan memperhatikan privasi selama persalinan, menghormati orang yang di pilih untuk
menyertainya, dan menghindari kehadiran orang yang tidak perlu dalam ruang bersalin.
2. Prosedur Rutin
Persiapan kelahiran saat masuk rumah sakit atau pusat kesehatan sering kali meliputi
beberapa prosedur ” rutin “. Seperti mengukur suhu, nadi dan tekanan darah. Prosedur rutin ini
tidak boleh di hilangkan meskipun hal tersebut harus di perkenalkan dan di jelaskan kepada
14
wanita dan pasangannya karena untuk mencegah atau mendeteksi secara dini komplikasi yang
mungkin dapat terjadi.
3. Nutrisi
Nutrisi adalah subjek yang sangat penting dan pada saat yang sama sangat bervariasi.
Pendekatan yang tepat tampaknya tidak menghambat keinginan wanita untuk makan dan minum
selama persalinan dan melahirkan.Namun ada beberapa ibu yang menghadapi persalinan dengan
ketakutan yang luar biasa. Dengan dilakukan promosi kesehatan tentang nutrisi pada ibu bersalin
inilah di harapkan akan mampu mengurangi rutinitas pemenuhan nutrisi dengan ketakutan
makan makanan tertentu.
4. Tempat Melahirkan
5. Nyeri Persalinan
Hampir semua wanita mengalami nyeri selama persalinan, tetapi respon setiap wanita
terhadap nyeri persalinan berbeda-beda.Ada beberapa metode non-invasif sekaligus non-
farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri yang dapat digunakan selama persalinan.Banyak
wanita merasa nyeri berkurang dengan mandi, sentuhan dan pijatan. Ada pula wanita yang
mengatasi nyeri dengan cara relaksasi yang di lakukan secara verbal, menjauhkan wanita dari
nyerinya secara hipnotis, musik dan umpan balik biologic. Semua budaya mempunyai cara
masing-masing untuk membantu dan memimpin persalinan. Beberapa budaya tersebut
menjelaskan kebiasaannya dengan mitos dalam keluarga, bidan mencoba memberi penjelasan
yang lebih masuk akal tentang sistem yang di terapkan.Ciri umum dari metode-metode ini adalah
15
pemberian perhatian yang intens kepada wanita selama persalinan dan melahirkan.Mungkin
inilah alasan mengapa begitu banyak wanita hamil merasa metode ini nyaman dan banyak
membantu. Pelatihan dalam melakukan konseling atau promosi kesehatan dan keterampilan
komunikasi interpersonal sangat penting untuk semua yang merawat wanita usia reproduktif.
6. Kebersihan
Promosi kesehatan nifas dapat diberikan kepada ibu pasca persalinan dan keluarganya.
Ini diberikan untuk menambah pengetahuan ibu dan keluarga dalam menghadapi masa nifas ini
ibu, sehingga dalam masa nifas ini ibu dan keluarga siap dan tahu apa yang harus dilakukan dan
tidak boleh di lakukan.
16
1. Memberikan dukungan yang terus menerus selama masa nifas yang baik sesuai dengan
kebutuhan ibu agar mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama persalinan dan
nifas.
2. Sebagai promotor hubungan yang erat antara ibu dan bayi secara fisik dan psikologis.
3. Mengondisikan ibu untuk menyusui bayinya dengan cara meningkatkan rasa nyaman.
Setelah pasca persalinan ini, bidan sangat dibutuhkan dalam menghadapi dan memantau
ibu terutama selama 2 jam persalinan. Hal ini karena selama 2 jam pasca persalinan rentan akan
komplikasi-komplikasi pada ibu. Dalam masa nifas, tanyakan tentang perasaan ibu. Biasanya ibu
merasa capek dan lemah. Keadaan fisik nya diperiksa terutama uterus, tanda-tanda vital dan
daerah vagina.Bila keadaan ibu tetap normal, dianjurkan bayi segera diteteki lagi.Ibu dan bayi
diberi kesempatan beristirahat. Makan ringan setiap waktu, bangun bila mau kencing, bayi tidak
boleh diberi apapu kecuali ASI. Ibu diberitahukan agar menjaga kesehatan perineum terutama
waktu buang air kecil dan air besar.Berdasarkan program dan kebajikan teknis masa nifas, paling
sedikit dilakukan 4 kali kunjungan masa nifas, untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir untuk
mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi. Jadi ibu dan keluarga diberitahu untuk
kontrol pada : 6-8 jam setelah persalinan, 6 hari setelah persalinan, 2 minggu setelah persalinan,
6 minggu setelah persalinan.
Promosi Kesehatan pada Ibu Nifas meliputi Health education, personal hygiene, istirahat
dan tidur pada ibu nifas. Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan
berangsur-angsur pulih seperti ke keadaan sebelum hamil. Untuk membantu mempercepat proses
penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan pendidikan kesehatan / health
education seperti personal hygiene, istirahat dan tidur. Kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan
ibu nifas antara lain:
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan perasaan
nyaman pada ibu. Anjurkan ibu unutuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur
minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan dimana ibu
tinggal. Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat perineum dengan baik dengan
menggunakan antiseptik (PK / Dethol) dan selalu diingat bahwa membersihkan perineum dari
17
arah depan ke belakang. Jaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik
pada luka jahitan maupun kulit.
Pakaian
Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi
keringat menjadi banyak.Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra
volume saathamil.Sebaiknya, pakaian agak longgar di daerah dada sehingga payudara tidak
tertekan dan kering.Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi iritasi (lecet) pada
daerah sekitarnya akibat lochea.
Kebersihan rambut
Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan rambut akibat gangguan
perubahan hormon sehingga keadaannya menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal.
Jumlah dan lamanya kerontokan berbeda-beda antara satu wanita dengan wanita yang lain.
Meskipun demikian, kebanyakan akan pulih setelah beberapa bulan. Cuci rambut dengan
conditioner yang cukup, lalu menggunakan sisir yang lembut.Hindari penggunaan pengering
rambut.
Kebersihan kulit
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan
kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki,
betis, dan tangan ibu. Oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu
akan merasakan jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering
dan jaga agar kulit tetap kering.
18
c. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelaminnya.
d. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menyentuh luka, cebok dengan air dingin atau cuci menggunakan sabun.
Perawatan luka perineum bertujuan untuk mencegah infeksi, meningkatkan rasa nyaman
dan mempercepat penyembuhan. Perawatan luka perineum dapat dilakukan dengan cara
mencuci daerah genital dengan air dan sabun setiap kali habis BAK/BAB yang dimulai
dengan mencuci bagian depan, baru kenudian daerah anus. Sebelum dan sesudahnya ibu
dianjukan untuk mencuci tangan.Pembalut hendaknya diganti minimal 2 kali sehari.Bila
pembalut yang dipakai ibu bukan pembalut habis pakai, pembalut dapat dipakai kembali
dengan dicuci, dijemur dibawah sinar matahari dan disetrika.
2) Istirahat dan tidur
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua
orang.Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Secara
umum,istirahat berarti suatu keadaan tenang,relaks,tanpa tekanan emosional,dan bebas dari
perasaan gelisah. Jadi,beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali. Tidur
dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik yang minimal,tingkat kesadaran yang bervariasi,
perubahan proses fisiologis tubuh,dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal. Hal
tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik
setelah seharian beraktivitas,mengurangi stress dan kecemasan,serta dapat meningkatkan
kemampuan dan konsenterasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari.
Istirahat yang memuaskan bagi ibu yang baru melahirkan merupakan masalah yang
sangat penting sekalipun tidak mudah dicapai. Keharusan ibu untuk beristirahat sesudah
melahirkan memang tidak diragukan lagi, kehamilan dengan beban kandungan yang berat dan
banyak keadaan yang mengganggu lainnya, pekerjaan bersalin, bukan persiapan yang baik dalam
menghadapi kesibukan yang akan terjadi.
Padahal hari-hari postnatal akan dipenuhi oleh banyak hal, begitu banyak yang harus
dipelajari, ASI yang diproduksi dalam payudara, kegembiraan menerima kartu ucapan selamat,
karangan bunga, hadiah-hadiah serta menyambut tamu dan juga kekhawatiran serta keprihatinan
yang tidak ada kaitannya dengan situasi ini. Jadi, dengan tubuh yang letih dan mungkin pula
19
pikiran yang sangat aktif, ibu sering perlu diingatkan dan dibantu agar mendapatkan istirahat
yang cukup.
a. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
b. Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kagiatan rumah tangga biasa secara perlahan-
lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Kurang
istirahat dapat mengurangi produksi ASI , memperlambat proses involusi uterus dan
memperbanyak pendarahan, menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat
bayinya.
3) Nutrisi
Dalam masa nifas ibu membutuhkan gizi yang cukup. Gizi pada ibu menyusui sangat erat
kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi.
Kualitas dan jumlah makanan yang dikonsumsi ibu sangat berpengaruh pada jumlah ASI yang
20
dihasilkan, ibu menyusui disarankan memperoleh tambahan zat makanan 800 Kkal yang
digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk aktifitas ibu itu sendiri.
Sebuah teori, maternal depletion syndrome menyatakan bahwa status gizi ibu setelah
peristiwa kehamilan dan persalinan, kemudian diikuti masa laktasi, tidak segera pulih dan
ditambah lagi pemenuhan gizi yang kurang, jumlah paritas yang banyak dengan jarak kehamilan
yang pendek, akan menyebabkan ibu mengalami drainage gizi. Akibatnya ibu akan berada dalam
status gizi yang kurang dengan akibat lebih lanjut pada ibu dan anaknya. Oleh karena itu, ibu
yang menyusui anaknya harus diberikan pengetahuan tentang gizi.
Soal gizi ibu hamil maupun nifas, di mana bila gizi yang dibutuhkan, hampir mirip, tetap
berpedoman pada menu seimbang. Kuantitas dan kualitas makanan ibu yang baik pada saat
hamil maupun mana nifas akan mempengaruhi produksi ASI. Jika keadaan gizi ibu baik secara
kuantitas, akan terproduksi ASI lebih banyak daripada ibu dengan gizi kurang. Sedangkan secara
kualitas tidak banyak dipengaruhi kecuali lemak, vitamin dan mineral. Pada dasarnya menu
untuk ibu hamil dan menyusui porsi makan baik nasi maupun lauk pauknya lebih banyak
daripada sebelum hamil dan menyusui. Pesan penting bagi ibu menyusui, antara lain:
a. Banyak makan sayuran yang beragam dan banyak minum sedikitnya 8 gelas sehari,
b. Pemakaian bumbu jangan terlalu merangsang, tidak pedas,
c. Tetap memperhatikan kecukupan gizi rata-rata dianjurkan (2900 k.kal.)
21
Promosi kesehatan adalah upaya perubahan atau perbaikan perilaku dibidang kesehatan
disertai dengan upaya mempengaruhui lingkungan atau hal- hal lain yang sangat berpengaruh
terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan. Ibu menyusui adalah pemberian susu kepada
bayi atau anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu.
Promosi kesehatan pada ibu menyusui adalah upaya perubahan atau perbaikan perilaku
yang dapat berpengaruh terdapat perilaku dan kualitas kesehatan terhadap ibu menyusui. Serta
mengajarkan kepada ibu bagaimana teknik dan cara menyusui yang benar agar tidak terjadi lecet
atau luka pada puting susu ibu.
Hak seorang bayi adalah menyusu kepada ibunya.Sebagai promotor kesehatan, bidan
diharapkan mampu memberikan pendidikan pada ibu menyusui.Pendidikan lebih baik diberikan
sebelum ibu bersalin, sehingga ibu dapat melakukan persiapan-persiapan ibu menyusui.
1. Kebersihan diri
2. Istirahat
3. Seksual
4. Pemberian ASI
5. Nutrisi bagi bayi
6. Pendidikan kesehatan gizi ibu menyusui, dan meyakinkan pada ibu menyusui bahwa
tidak ada pantangan makan selama menyusui. Sebagai contoh terdapat mitos yang sudah
beredar sejak dulu bahwa ibu menyusui tidak boleh makan makanan yang berbau amis
karena akan menyebabkan ASI nya amis. Disinilah tugas bidan untuk meluruskan mitos
tersebut bahwa justru makanan yang amis dibutuhkan oleh ibu menyusui karena
mengandung protein tinggi melalui promosi kesehatan.
Penyelenggaraan Pekan ASI Sedunia adalah suatu gerakan yang dilaksanakan secara
serentak di seluruh dunia pada setiap minggu pertama bulan Agustus.Tujuannya adalah agar
setiap negara, secara terus menerus bersama-sama melaksanakan upaya-upaya yang nyata untuk
membantu ibu agar berhasil menyusui. “Menyusui : Sepuluh Langkah Menuju Sayang Bayi”
22
adalah tema Pekan ASI Sedunia tahun 2010 dengan slogan Sayang Bayi, Beri ASI, adalah suatu
komitmen nyata dari fasilitas kesehatan untuk mendukung keberhasilan menyusui, melalui
pemberian perlindungan dan memberikan informasi serta dukungan kepada ibu agar dapat
menyusui bayinya secara eksklusif.
Sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui merupakan promosi kesehatan pada ibu
menyusui yaitu:
23
yang dapat menghasilkan asam organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin,
memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat. memudahkan penyerahan
herbagai jenis mineral, seperti calsium, magnesium.
ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan
pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus,
lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.
ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi.
Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayi.
Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga dapat memberikan manfaat
bagi ibu, yaitu:
a. Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan “kehidupan” kepada
bayinya. Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat,
bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak
b. Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan
pengembalian keukuran sebelum hamil
c. Mempercepat berhentinya pendarahan post partum.
24
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan
posisi ibu dan bayi dengan benar.
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi
lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi
enggan menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-
tanda yaitu bayi tampak tenang, badan bayi menempel pada perut ibu, mulut bayi terbuka lebar,
dagu bayi menmpel pada payudara ibu, sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola
bawah lebih banyak yang masuk, bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan, puting
25
susu tidak terasa nyeri, telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus, kepala bayi agak
menengadah.
ASI tak dapat digantikan oleh makanan ataupun minuman manapun, karena ASI
mengandung zat gizi yang paling tepat, lengkap dan selalu menyesuaikan dengan kebutuhan bayi
setiap saat.ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi
kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan makanan alamiah yang pertama
dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal..
26
9) Tidak memberikan dot atau kempeng
Oleh karena pemberian susu formula kadang tidak disertai dengan botol/dot yang cukup
terjamin kebersihannya sehingga bayi menjadi diare. Dan pengenceran atau perbandingan
bubuk susu dan air kadang tidak sesuai dengan ketentuan pada label yang berakibat bayi
kurang gizi.
10) Membina kelompok pendukung ASI
Dukungan lainnya dari pihak-pihak yang terkait dengan ibu menyusui menjadi penentu
keberhasilan pemberian ASI diantaranya: Suami, keluarga, tenaga kesehatn, lingkungan
kerja/kantor, sesama ibu menyusui, dan pemerintah
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
28
k. Dukungan Psikolois
Promosi kesehatan nifas dapat diberikan kepada ibu pasca persalinan dan keluarganya.
Ini diberikan untuk menambah pengetahuan ibu dan keluarga dalam menghadapi masa nifas ini
ibu, sehingga dalam masa nifas ini ibu dan keluarga siap dan tahu apa yang harus dilakukan dan
tidak boleh di lakukan.
Promosi kesehatan pada ibu menyusui adalah upaya perubahan atau perbaikan perilaku
yang dapat berpengaruh terdapat perilaku dan kualitas kesehatan terhadap ibu menyusui. Serta
mengajarkan kepada ibu bagaimana teknik dan cara menyusui yang benar agar tidak terjadi lecet
atau luka pada puting susu ibu.
B. Saran
29
DAFTAR PUSTAKA
Novita,Nesi. 2011. Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
Irianti. I. & Herlina. E.N., 2012. Buku Ajar Psikologi Untuk Mahasiswa Kebidanan, Jakarta :
EGC.
Machfoedz. I. & Suryani. E., 2011, Pendidikan Bagian Dari Promosi Kesehatan, Yogyakarta :
Fitramaya
Notoatmodjo, S., 2011, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya, Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo, S., 2012. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta : Rineka Cipta
30