Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

Promosi Kesehatan pada prinsipnya merupakan upaya pemberdayaan masyarakat untuk


tahu, mau dan mampu berperilaku hidup bersih dan sehat. Banyak permasalahan kesehatan di
Indonesia dapat dicegah melalui kegiatan promosi kesehatan. Namun, proses perubahan perilaku
di masyarakat tidaklah mudah, maka perlu dikembangkan strategi serta langkah-langkah yang
dapat mendukung upaya pemberdayaan masyarakat agar mampu berperilaku hidup bersih dan
sehat.
Pentingnya peranan promosi kesehatan dalam pembangunan kesehatan telah diakui oleh
berbagai pihak, oleh sebab itu didalam Grand Strategy Departemen Kesehatan yang tertuang
pada Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 457 Tahun 2008, telah ditetapkan Visi
pembangunan kesehatan adalah: “Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat” serta Misi:
“Membuat Masyarakat Sehat” dengan Strategi: “Menggerakkan dan Memberdayakan
Masyarakat Untuk Hidup Sehat”. Secara makro paradigma sehat berarti semua sektor
memberikan kontribusi positif bagi pengembangan perilaku dan lingkungan sehat, secara mikro
berarti pembangunan kesehatan lebih menekankan upaya promotif dan preventif melalui
pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari rumah tangga atau keluarga, karena rumah
tangga yang sehat merupakan aset atau modal pembangunan di masa depan yang perlu dijaga,
ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya.
Beberapa anggota rumah tangga mempunyai masa rawan terkena penyakit menular dan
penyakit tidak menular, oleh karena itu untuk mencegah penyakit tersebut, anggota rumah tangga
perlu diberdayakan untuk melaksanakan PHBS (Depkes, 2009)

A.Rumusan masalah
a.       Pengertian Promosi Kesehatan
b.      Sasaran Promosi Kesehatan
c.       Pengertian Rumah Tangga
d.      Fungsi Keluarga dalam Perawatan Kesehatan

1
e.       Penerapan Promosi Kesehatan di Rumah Tangga

3.      TUJUAN
a.       Tujuan Pembelajaran Umum
Mahasiswa mampu memahami tentang penerapan promosi kesehatan di rumah tangga
b.      Tujuan Pembelajaran Khusus
Mahasiswa mampu memahami tentang:
1)      Penjelasan Pengertian Promosi Kesehatan
2)      Penjelasan Sasaran Promosi Kesehatan
3)      Penjelasan Pengertian Rumah Tangga
4)      Penjelasan Fungsi Keluarga dalam Perawatan Kesehatan
5)      Penjelasan Penerapan Promosi Kesehatan di Rumah Tangga

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan sebagai bagian atau cabang dari ilmu kesehatan, juga mempunyai dua
sisi, yakni sisi ilmu dan seni. Dari sisi seni, yakni praktisi atau aplikasi promosi kesehatan,
merupakan penunjang bagi program-program kesehatan lain. Artinya setiap program kesehatan,
misalnya pemberantasan penyakit, perbaikan gizi masyarakat, sanitasi lingkungan, kesehatan ibu
dan anak, program pelayanan kesehatan, dan sebagainya, perlu ditunjang atau dibantu oleh
promosi kesehatan
Promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan. Promosi kesehatan
bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai upaya-upaya memfasilitasi perubahan
perilaku. Hal ini berarti bahwa promosi kesehatan adalah program kesehatan yang dirancang
untuk perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dalam
lingkungannya (lingkungan fisik, social budaya, politik, dan sebagainya).

2.2     Sasaran Promosi Kesehatan


Berdasarkan pentahapan upaya promosi kesehatan ini, maka sasaran dibagi dalam 3
kelompok sasaran, antara lain:
·         Sasaran Primer (Primary Target)
Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya pendidikan atau promosi
kesehatan. Sesuai dengan permasalahan kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan
menjadi: kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk
masalah KIA (kesehatan ibu dan anak), anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan sebagainya.
Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran primer ini sejalan dengan strategi
pemberdayaan masyarakat.
·         Sasaran Sekunder (Secondary Target)
Yang termasuk sasaran sekunder antara lain para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat,
dan sebagainya.

3
·         Sasaran Tersier (Tertiary Target)
Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat pusat, maupun daerah adalah
sasaran tersier promosi kesehatan
2.3   Pengertian Rumah Tangga
Keluarga atau rumah tangga adalah unit masyarakat terkecil. Oleh sebab itu untuk
mencapai perilaku masyarakat yang sehat harus dimulai di masing-masing keluarga. Orang tua
(ayah dan ibu) merupakan sasaran utama dalam promosi kesehatan pada tatanan ini. Karena
orang tua, terutama ibu, merupakan peletak dasar perilaku dan terutama perilaku kesehatan bagi
anak-anak mereka. Keluarga merupakan tempat dasar berkembangnya perilaku manusia.
Ada beberapa ahli yang menjelaskan, bahwa kata tangga dalam rumahtangga berarti
susunan atau tingkat, mungkin semacam hirarki, baik hirarki tanggungjawab, hirarki wewenang,
hirarki kepatuhan, dan sebagainya. Jadi, dengan menganggap bahwa tangga adalah susunan,
maka para pemikir menjelaskan bahwa dalam rumahtangga harus ada susunan dan tingkatan
wewenang dan tanggungjawab yang diatur dan dikelola dengan baik sehingga tercipta harmoni
yang apik.
2.4     Fungsi Keluarga dalam Perawatan Kesehatan
Fungsi keluarga yang penting dalam kesehatan adalah fungsi perawatan kesehatan.
Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan terhadap anggotanya dapat
dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Tugas kesehatan keluarga tersebut
adalah (Frieman, 1998):
·         Mengenal masalah kesehatan
·         Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
·         Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
·         Mempertahankan suasana rumah yang sehat
·         Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat
2.5       Penerapan Promosi Kesehatan di Rumah Tangga
Dalam mewujudkan visi Indonesia Sehat telah ditetapkan pembangunan nasional
berwawasan kesehatan. Untuk melaksanakan pembangunan kesehatan tersebut diperlukan
pendekatan Promosi Kesehatan. Untuk mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat ditetapkan
visi Nasional Promosi Kesehatan yaitu “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat”. Dalam

4
implementasinya Promosi Kesehatan didukung oleh tiga strategi yaitu pemberdayaan
masyarakat, bina suasana dan advokasi.
Kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan kualitas sumber daya
manusia, oleh karena itu perlu dipelihara dan ditingkatkan. Status kesehatan masyarakat antara
lain ditentukan oleh Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Umur
Harapan Hidup (UHH).
Angka kematian ibu yang tinggi sangat erat kaitannya dengan ditolong tidaknya
persalinan oleh tenaga kesehatan. Sedangkan penyebab langsung kematian bayi terbanyak
disebabkan karena pertumbuhan janin yang sangat lambat, kekurangan janin pada bayi,
kelahiran premature dan berat badan bayi rendah.

Sedangkan untuk penyebab tidak langsung adalah kurangnya ibu yang memberikan ASI secara
eksklusif, sehingga banyak bayi yang mudah terkena penyakit infeksi seperti diare dan ISPA
(Infeksi Saluran Pernapasan Akut).
Perubahan tingkat kesehatan juga memicu transisi epidemiologi penyakit, yakni
bertambahnya penyakit degenerasi atau dikenal dengan penyakit tidak menular (PTM). Saat ini
PTM seperti penyakit jantung, stroke, hipertensi, diabetes mellitus merupakan penyebab utama
kematian dan ketidakmampuan fisik yang diderita oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia.
Terjadinya PTM ternyata telah mempunyai prakondisi sejak dalam kandungan dan masa
pertumbuhan seperti berat bayi  lahir rendah, kurang gizi dan terjadinya infeksi berulang, juga
diperberat oleh perilaku tidak sehat. Perilaku tidak sehat yang saat ini menjadi tren gaya hidup
masyarakat antara lain merokok, kurang aktivitas fisik dan kurang mengkonsumsi buah dan
sayur.
Permasalahan di atas dapat di cegah dengan melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat khususnya di rumah tangga. Ini karena anggota rumah tangga merupakan asset yang sangat
potensial untuk diberdayakan dalam menjaga memelihara kesehatan.
Pengertian PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga, atau masyarakat mampu
menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan.

5
Jumlah PHBS yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari pun sangat banyak,
bahkan bisa mencapai ratusan. Misalnya tentang mengkonsumsi multi vitamin, istirahat yang
cukup, membuang sampah pada tempatnya, hingga mampu mengendalikan emosi diri.
Sedangkan yang akan dibahas disini adalah PHBS dalam lingkungan rumah tangga.
1)      Pengertian PHBS di Rumah Tangga 
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya unutk memperdayakan anggota rumah tangga agar tahu,
mau dan mampu mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat.
2)      Landasan Hukum Pembinaan PHBS di Rumah Tangga
Pembinaan PHBS di Rumah Tangga telah menjadi bagian dari Kesatuan Gerak PKK-KB-
Kesehatan sejak tahun 2005. Landasan hukum pembinaan PHBS:
·         Undang-undang No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pemberdayaan Keluarga Sejahtera.
·         Undang-undang No. 23 Tahun 199 tentang Kesehatan.
·         Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
·         Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
Provinsi sebagai Daerah Otonom
·         Peraturan Pemerintah No. 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai
Desa dan Kelurahan.
·         Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2005 tentang Kewenangan Wajib Standar Pelayanan
Minimal di Bidang Kesehatan.
·         Keputusan Menteri dalam Negeri dan Otonomi Daerah No. 53 tahun 2000 tentang Gerakan
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga.
·         Keputusan menteri Kesehatan RI No. 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan Nasional
Promosi Kesehatan.
·         Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 114/Menkes/SK/VIII/2005 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah
3)      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PHBS Rumah Tangga adalah
·         Predisposing, adalah faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadi perilaku
seseorang, antara lain pengetahuan, sikap keyakinan, kepercayaan nilai-nilai, tradisi, disebut.

6
·         Enabling, adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitas perilaku atau
tindakan yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas
untuk terjadinya perilaku kesehatan.
·         Reinforcing, adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku,
meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya.
4)      Sasaran PHBS utama di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga:
·         Pasangan usia subur
·         Ibu hamil dan menyusui
·         Anak dan remaja
·         Usia lanjut
·         Pengasuh anak
5)      Manfaat PHBS di Rumah Tangga:
·         Anggota keluarga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit
·         Anak tumbuh sehat dan cerdas
·         Produktivitas anggota keluarga meningkat
·         Pengeluaran biaya dapat di alokasikan untuk pemenuhan gizi keluarga, pendidikan & modal
usaha untuk peningkatan pendapatan
·         Mampu mengupayakan lingkungan sehat
·         Mampu mencegah & menanggulangi masalah kesehatan
·         Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
·         Mampu mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat seperti Posyandu, JPKM,
tabungan bersalin, arisan jamban, kelompok pemakai air, ambulan desa
6)      Langkah langkah pembinaan PHBS di Rumah Tangga
Di Kabupaten Kota
·         Mengeluarkan kebijakan tentang pembinaan PHBS di Rumah Tangga melalui Tim Penggerak
PKK di seluruh kecamatan dan desa/kelurahan
·         Sosialisasi pembinaan PHBS di Rumah Tangga kepada Tim Penggerak PKK
·         Mengadvokasi Bupati /Walikota /DPRD untuk memperoleh dukungan kebijakan dan dana
bagi pembinaan PHBS di Rumah Tangga diseluruh kecamatan dan desa/kelurahan
·         Memantau kemajuan pelaksanaan pembinaan PHBS di Rumah Tangga dan pencapaian
Rumah Tangga tingkat kabupaten /kota

7
·         Memberikan penghargaan terhadap Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga tingkat
kabupaten/kota

Di Kecamatan 
·         Mengeluarkan kebijakan tentang pembinaan PHBS di Rumah Tangga melalui Tim Penggerak
PKK di seluruh desa /kelurahan
·         Sosialisasi pembinaan PHBS di Rumah Tangga kepada Tim Penggerak PKK desa /kelurahan
dan organisasi masyarakat lainnya.
·         Mengadvokasi Camat dan lintas sektor terkait untuk memperoleh dukungan kebijakan dan
dana bagi pembinaan PHBS di Rumah Tangga di seluruh desa/kelurahan
·         Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan pembinaan PHBS di Rumah Tangga
berdasarkan prioritas masalah PHBS tingkat desa/kelurahan
·         Melatih TP-PKK desa/kelurahan dalam melaksanakan pembinaan PHBS di Rumah Tangga.
·         Memantau kemajuan pelaksanaan pembinaan PHBS di Rumah Tangga dan pencapaian
Rumah Tangga diseluruh desa.
·         Mengirimkan hasil pengumpulan data PHBS di seluruh desa/kelurahan ke Dinasa Kesehatan
kabupaten/kota untuk diolah lebih lanjut melalui Sistem Informsi Manajemen PHBS (SIM-
PHBS).
·         Melaksanakan penilaian PHBS di Rumah Tangga tingkat desa/kelurahan.
·         Memberikan penghargaan terhadap Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga tingkat
desa/kelurahan.

Di Desa/Kelurahan
·         Sosialisasi PHBS di Rumah Tangga
·         Pengumpulan data PHBS di Rumah Tangga
·         Pengolahan Data dan Pemetaan PHBS
·         Perencanaan kegiatan
·         Penggerakan dan Pelaksanaan Kegiatan
·         Pemantauan dan Penilaian

8
7)      Terdapat 10 indikator PHBS di dalam rumah tangga, yakni:
a)      Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan : Yang dimaksud tenaga kesehatan disini seperti
dokter, bidan dan tenaga paramedis lainnya. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa masyarakat
yang masih mengandalkan tenaga non medis untuk membantu persalinan, seperti dukun bayi.
Selain tidak aman dan penanganannya pun tidak steril, penanganan oleh dukun bayi inipun
dikhawatirkan berisiko besar dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi.
b)      Memberi bayi ASI Eksklusif : Seorang ibu dapat memberikan buah hatinya ASI Eksklusif
yakni pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi mulai usia nol
hingga enam bulan.
c)      Menimbang Balita setiap bulan : Penimbangan bayi dan Balita setiap bulan dimaksudkan untuk
memantau pertumbuhan Balita tersebut setiap bulan. Penimbangan ini dilaksanakan di Posyandu
(Pos Pelayanan Terpadu) mulai usia 1 bulan hingga 5 tahun. Setelah dilakukan penimbangan,
catat hasilnya di buku KMS (Kartu Menuju Sehat). Dari sinilah akan diketahui perkembangan
dari Balita tersebut.
d)     Menggunakan Air Bersih : Gunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti memasak,
mandi, hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman
dan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit.
e)      Mencuci tangan pakai sabun : Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun dapat
menghilangkan berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di tangan sehingga tangan
bersih dan bebas kuman. Cucilah tangan setiap kali sebelum makan dan melakukan aktifitas yang
menggunakan tangan, seperti memegang uang dan hewan, setelah buang air besar, sebelum
memegang makanan maupun sebelum menyusui bayi.
f)       Gunakan Jamban Sehat : Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau
tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya. Ada beberapa syarat untuk jamban sehat, yakni tidak mencemari sumber air
minum, tidak berbau, tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah
sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung,
penerangan dan ventilasi udara yang cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun, dan alat
pembersih.

9
g)      Memberantas jentik di rumah sekali seminggu : Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di
lingkungan rumah tangga. PJB adalah pemeriksaan tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada
di dalam rumah, seperti bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas, dan di luar rumah seperti
talang air, dll yang dilakukan secara teratur setiap minggu. Selain itu, juga lakukan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M (Menguras, Mengubur, Menutup).
h)      Makan buah dan sayur setiap hari : Konsumsi sayur dan buah sangat dianjurkan karena banyak
mengandung berbagai macam vitamin, serat dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh.
i)        Melakukan aktifitas fisik setiap hari : aktifitas fisik, baik berupa olahraga maupun kegiatan
lain yang mengeluarkan tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental,
dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.Jenis aktifitas fisik
yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yakni berjalan kaki, berkebun, mencuci
pakaian, dan lain-lainnya.
j)        Tidak merokok di dalam rumah : Di dalam satu puntung rokok yang diisap, akan dikeluarkan
lebih dari 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida
(CO). Jika ada anggota keluarga yang merokok (perokok aktif), terlebih di dalam rumah, maka
asap yang dihasilkan dari rokok tersebut tidak hanya berbahaya bagi perokok itu sendiri,
melainkan juga orang-orang disekitarnya (perokok pasif) yang tentu saja berefek buruk bagi
kesehatan. Rumah sebagai tempat berlindung bagi keluarga, termasuk dari asap rokok. Oleh
karena itu, perokok pasif harus berani menyuarakan haknya untuk bebas dari kepulan asap
rokok.
Memang PHBS, khususnya di skala rumah tangga, memang terasa mudah dalam teori,
namun dalam pelaksanaannya memang butuh banyak dukungan, mulai dari diri sendiri, keluarga,
lingkungan sekitar hingga pemerintah.
Banyak tantangan yang dihadapi dalam menerapkan PHBS di lingkungan keluarga.
Masih banyaknya iklan rokok yang ada di media cetak maupun elektronik, makanan dan
minuman cepat saji yang kurang sesuai dengan prinsip gizi seimbang, belum adanya monitoring
evaluasi terpadu tentang kegiatan PHBS ini. Selain itu, kawasan padat penduduk di kota-kota
besar seperti Surabaya dan juga banyaknya penduduk musiman yang menimbulkan
permasalahan pada kehidupan sosial dan ekonomi juga merupakan tantangan tersendiri dalam
penerapan PHBS.

10
Oleh karena itu, bagaimana upaya penerapan sepuluh PHBS di lingkungan keluarga,
tentu sangat tergantung dari kesadaran dan peran aktif masyarakat di lingkungan tempat
tinggalnya masing-masing. Sebab, upaya mewujudkan lingkungan yang sehat akan mendukung
pola perilaku kehidupan masyarakat yang sehat secara kerkesinambungan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesipulan
Promosi kesehatan adalah program kesehatan yang dirancang untuk perubahan
(perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dalam lingkungannya
(lingkungan fisik, social budaya, politik, dan sebagainya). Berdasarkan pentahapan upaya
promosi kesehatan ini, maka sasaran dibagi dalam 3 kelompok sasaran yaitu Sasaran Primer
(Primary Target), Sasaran Sekunder (Secondary Target), dan Sasaran Tersier (Tertiary Target).
Promosi kesehatan dalam rumah tangga termasuk kedalam sasaran primer.
Keluarga atau rumah tangga adalah unit masyarakat terkecil. Oleh sebab itu untuk
mencapai perilaku masyarakat yang sehat harus dimulai di masing-masing keluarga. Fungsi
keluarga yang penting dalam kesehatan adalah fungsi perawatan kesehatan.
Didalam rumah tangga terdapat banyak sekali masalah tentang kesehatan akibat
kurangnya pengetahuan dan informasi mengenai PHBS (Prilaku Hidup Bersih dan Sehat). PHBS
di Rumah Tangga adalah upaya unutk memperdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau
dan mampu mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan di masyarakat. Pembinaan PHBS di Rumah Tangga telah menjadi bagian dari
Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan sejak tahun 2005.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PHBS Rumah Tangga adalah predisposing, enabling,
reinforcing dan sasaran PHBS utama di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga
diantaranya pasangan usia subur, ibu hamil dan menyusui, anak dan remaja, usia lanjut,
pengasuh anak. PHBS di rumah tangga bermanfaat untuk nggota meningkatkan kesehatan
anggota keluarga dan tidak mudah sakit, anak tumbuh sehat dan cerdas, produktivitas anggota
keluarga meningkat, dan sebagainya. Langkah-langkah pembinaan PHBS di rumah tangga

11
dimulai dari Kabupaten/Kota, Kecamatan, hingga ke Desa/Kelurahan. Terdapat 10 indikator
PHBS di dalam rumah tangga, yakni persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi
ASI eksklusif, menimbang Balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan pakai
sabun, gunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan buah dan
sayur setiap hari, melakukan aktifitas fisik setiap hari, tidak merokok di dalam rumah. Upaya
penerapan sepuluh PHBS di lingkungan keluarga, tentu sangat tergantung dari kesadaran dan
peran aktif masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing. Sebab, upaya
mewujudkan lingkungan yang sehat akan mendukung pola perilaku kehidupan masyarakat yang
sehat secara kerkesinambungan.

12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/34813327/Makalah_promkes

13

Anda mungkin juga menyukai