Anda di halaman 1dari 10

Sasaran primer dalam promosi kesehatan

Dosen Pembimbing : Debora N Simamora,SKM,MKM

Disusun Oleh Kelompok 1

NAMA NIM
1.Asni Ronika Gultom 1901001
2.Esrawati Gultom 1901005
3.Sridevi Siregar 1901013
4.wahyuni Sihombing 1901014
5.Pande Sihombing 1901012
6.Junita Manalu 1901010

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESEHATAN


BARU PRODI D-III KEBIDANAN JALAN BUKIT
INSPIRASI/SIPALAKKI KECAMATAN
DOLOKSANGGUL KABUPATEN
HUMBANG HASUNDUTAN
T.A 2020/2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa ,yang senantiasa rahmat dan
kasihnya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul” SASARAN PRIMER
KESEHATAN REPRODUKSI”.

Dalam menyelesaikan makalah ini kami telah berusaha untuk mencapai hasil yang
maksimum .Tetapi dengan keterbatasan wawasan ,pengetahuan ,pengalaman ,dan kemampuan
yang penyusun miliki,kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan
Selesainya makalah inni tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak ,oleh karena itu pada
kesempatan ini kami mengucapkan terimahkasih yang sebsar-besarnya kepada dosen pengajar
kami yaitu Debora N Simamora SKM,MKM.

Selanjutnya penyusunan mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak pihak yang


telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini .Apabila banyak kesalahan dan kekurangan
dalam penulisan dan keterbatasan materi kami mohon maaf .Semoga makalah ini bermanfaat
guna bagi yang membacanya.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Promosi Kesehatan


2.2 Defenisi Sasaran Primer
2.3 sasaran primer dalam kesehatan masyarakat
2.4 Sasaran primer dalam kesehatan reproduksi pada remaja
2.5 Sasaran primer dalam kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2.6 Sasaran primer dalam kesehatan lansia

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya pendidikan atau promosi
kesehatan. Sesuai dengan permasalahan kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan
menjadi, kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk
masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan juga
sebagainya.

Definisi dari depkes tersebut lebih menggambarkan bahwa promosi


kesehatan adalah gabungan antara pendidikan kesehatan yang didukung oleh
kebijakan publik berwawasan kesehatan, karena disadari bahwa gabungan kedua
upaya ini akan memberdayakan masyarakat sehingga mampu mengontrol
determinan-determinan kesehatan. Promosi kesehatan sebagai bagian dari
program kesehatan masyarakat di Indonesia harus mengambil bagian dalam
mewujudkan visi pembangunan kesehatan di Indonesia.
Dalam Undang-Undang Kesehatan RI no 36 tahun 2009, disebutkan
bahwa visi pembangunan kesehatan adalah “Meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggitingginya, sebagai investasi sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomi”. Promosi kesehatan sebagai bagian dari
program kesehatan masyarakat di Indonesia harus mengambil bagian dalam
mewujudkan visi pembangunan kesehatan di Indonesia tersebut. Sehingga
promosi kesehatan dapat dirumuskan: “Masyarakat mau dan mampu memelihara
dan meningkatkan kesehatannya” (Soekidjo Notoatmodjo, 2010).

1.2 Rumusan masalah


1.Jelaskan pengertian dari promosi kesehatan
2. jelaskan pengertian dari defenisi dari sasaran primer
3. jelaskan sasaran primer dalam kesehatan masyarakat
4. Jelaskan Sasaran primer dalam kesehatan reproduksi pada remaja
5. Jelaskan Sasaran primer dalam kesehatan ibu dan bayi baru lahir
6. jelaskan Sasaran primer dalam kesehatan lansia
1.3 Tujuan Masalah
1) Menjelaskan pengertian dari promosi kesehatan
2) Menjelaskan pengertian dari defenisi dari sasaran primer
3) Menjelaskan sasaran primer dalam kesehatan masyarakat
4) Menjelaskan sasaran primer dalam kesehatan reproduksi pada remaja
5) Menjelaskan sasaran kesehatan ibu dan bayi baru lahir
6) Menjelaskan sasaran primer dalam kesehatan lansia
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian promosi kesehatan


Green dan Kreuter (2005) menyatakan bahwa “Promosi kesehatan adalah
kombinasi upaya-upaya pendidikan, kebijakan (politik), peraturan, dan organisasi
untuk mendukung kegiatan-kegiatan dan kondisi-kondisi hidup yang
menguntungkan kesehatan individu, kelompok, atau komunitas”.
Definisi/pengertian yang dikemukakan Green ini dapat dilihat sebagai
operasionalisasi dari definisi WHO (hasil Ottawa Charter) yang lebih bersifat
konseptual.
Di dalam rumusan pengertian diatas terlihat dengan jelas aktivitas-
aktivitas yang harus dilakukan dalam kerangka “promosi kesehatan”. Sedangkan
Kementerian/Departemen Kesehatan Republik Indonesia merumuskan pengertian
promosi kesehatan sebagai berikut: “Upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam mengendalikan faktor-faktor kesehatan melalui pembelajaran
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya
sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai
sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan.” Hal tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.
1114/Menkes/SK/VIII/2005.
Definisi dari depkes tersebut lebih menggambarkan bahwa promosi
kesehatan adalah gabungan antara pendidikan kesehatan yang didukung oleh
kebijakan publik berwawasan kesehatan, karena disadari bahwa gabungan kedua
upaya ini akan memberdayakan masyarakat sehingga mampu mengontrol
determinan-determinan kesehatan. Promosi kesehatan sebagai bagian dari
program kesehatan masyarakat di Indonesia harus mengambil bagian dalam
mewujudkan visi pembangunan kesehatan di Indonesia.
Dalam Undang-Undang Kesehatan RI no 36 tahun 2009, disebutkan
bahwa visi pembangunan kesehatan adalah “Meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggitingginya, sebagai investasi sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomi”. Promosi kesehatan sebagai bagian dari
program kesehatan masyarakat di Indonesia harus mengambil bagian dalam
mewujudkan visi pembangunan kesehatan di Indonesia tersebut. Sehingga
promosi kesehatan dapat dirumuskan: “Masyarakat mau dan mampu memelihara
dan meningkatkan kesehatannya” (Soekidjo Notoatmodjo, 2010).

2.2 Defenisi sasaran primer


Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya
pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan kesehatan, maka
sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk masalah
kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan
Anak), anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan juga sebagainya.

2.3 sasaran primer dalam kesehatan masyarakat


2.4 Sasaran primer dalam kesehatan reproduksi pada remaja
Konsep Kesehatan Reproduksi Kesehatan Reproduksi adalah kesehatan
secara fisik, mental, dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang
berhubungan dengan sistem dan fungsi, serta proses reproduksi dan bukan hanya
kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan.
Upaya promosi dan pencegahan masalah kesehatan reproduksi juga perlu
diarahkan pada masa remaja, yang ditandai dengan terjadi peralihan dari masa
anak menjadi dewasa, dan perubahan-perubahan dari bentuk dan fungsi tubuh
terjadi dalam waktu relatif cepat. Hal ini ditandai dengan berkembangnya tanda
seks sekunder dan berkembangnya jasmani secara pesat, menyebabkan remaja
secara fisik mampu melakukan fungsi proses reproduksi tetapi belum dapat
mempertanggungjawabkan akibat dari proses
reproduksi tersebut. Informasi dan penyuluhan, konseling, serta pelayanan klinis
perlu ditingkatkan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi remaja ini.
Permasalahan prioritas kesehatan reproduksi pada remaja dapat
dikelompokkan sebagai menjadi
1) kehamilan tak dikehendaki, yang seringkali menjurus kepada aborsi
yang tidak aman dan komplikasinya;
2) kehamilan dan persalinan usia muda yang menambah risiko kesakitan
dan kematian ibu;
3) Masalah PMS, termasuk infeksi HIV/AIDS. Masalah kesehatan
reproduksi remaja selain berdampak secara fisik, juga dapat berpengaruh terhadap
kesehatan mental dan emosi, keadaan ekonomi serta kesejahteraan sosial dalam
jangka panjang.
Dampak jangka panjang tersebut tidak hanya berpengaruh terhadap remaja
itu sendiri, tetapi juga terhadap keluarga, masyarakat dan bangsa pada akhirnya.

2.5 Sasaran primer dalam kesehatan ibu dan bayi baru lahir
Peristiwa kehamilan, persalinan dan masa nifas merupakan kurun
kehidupan wanita yang paling tinggi risikonya karena dapat membawa kematian,
dan makna kematian seorang ibu bukan hanya satu anggota keluarga tetapi
hilangnya kehidupan sebuah keluarga.
Dalam rangka mengurangi terjadinya kematian ibu karena kehamilan dan
persalinan, harus dilakukan pemantauan sejak dini agar dapat mengambil tindakan
yang cepat dan tepat sebelum berlanjut pada keadaan kebidanan darurat. Upaya
intervensi yang dilakukan dapat berupa pelayanan antenatal, pelayanan persalinan
atau partus dan pelayanan postnatal atau masa nifas. Informasi yang akurat perlu
diberikan atas ketidaktahuan bahwa hubungan seks yang dilakukan, akan
mengakibatkan kehamilan, dan bahwa tanpa menggunakan kontrasepsi kehamilan
yang tidak diinginkan bisa terjadi. Dengan demikian tidak perlu dilakukan
pengguguran yang dapat mengancam jiwa.
2.6 Sasaran primer dalam kesehatan lansia
Masalah kesehatan usia lanjut semakin meningkat bersamaan dengan
bertambahnya presentase penduduk usia lanjut. Masalah prioritas pada kelompok
ini antara lain meliputi gangguan pada masa menopause, osteoporisis, kanker
prostat, dan penyakit kardiovaskular serta penyakit degeneratif, yang dapat
berpengaruh terhadap organ reproduksi. Di samping itu, kekurangan gizi dan
gangguan otot serta sendi sering memperburuk keadaan tersebut. Melengkapi
siklus kehidupan keluarga, komponen ini akan mempromosikan peningkatan
kualitas penduduk usia lanjut pada saat menjelang dan setelah akhir kurun usia
reproduksi (menopouse/adropause).
Upaya pencegahan dapat dilakukan melalui skrining keganasan organ
reproduksi misalnya kanker rahim pada wanita, kanker prostat pada pria serta
pencegahan defesiensi hormonal dan akibatnya seperti kerapuhan tulang dan lain-
lain.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Di dalam rumusan pengertian diatas terlihat dengan jelas aktivitas-aktivitas yang
harus dilakukan dalam kerangka “promosi kesehatan”. Sedangkan
Kementerian/Departemen Kesehatan Republik Indonesia merumuskan pengertian
promosi kesehatan sebagai berikut: “Upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam mengendalikan faktor-faktor kesehatan melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan
kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung
oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
Promosi Kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya
hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan
kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual dan intelektual.
3.2 SARAN
Dengan mengetahui defenisi dari sasaran primeer maka makna dari implementasi
maka pelaksanaan hasil dari rencana keperawatan untuk selanjutnya di evaluasi dpat
dnganmudah mengetahui kondisi kesehatan pasien dalam periode yang singkat.

DAFTAR PUSTAKA
Abednego, HM. 1998. Kemitraan Dalam Pelaksanaan Strategi Nasional
Penanggulangan AIDS. Jakarta: Depkes RI.
Admosuharto, K. 1993. Epidemiologi AIDS dan Strategi Pemberantasan di
Indonesia. Media Litbangkes. Vol. III, no. 4.
Affandi, B. 1997. Beberapa Informasi tentang Abortus. Kompas, Minggu, 7
Desember 1997.
Affandi, B., Gunardi, ER., Santoso, SSI., Hadisaputra, W., Djajadilaga. Dampak
Abortus terhadap Kesehatan Ibu di Indonesia. MOGI. Atkinson. 1999. Pengantar
Psikologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Azhari. 2002. Masalah Abortus dan Kesehatan Reproduksi Perempuan.
Palembang: Bagian Obstetri & Ginekologi FK Unsri.
Azwar, S. 2002. Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset.
Baziad, A. 2003. Menopause dan Andropause. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Bernstein, B. 1990. The Structuring of Pedagogic Discourse (Vol. 4). London:
Routledge & Keegan Paul.
BKKBN. 2001. Remaja Mengenai Dirinya. Jakarta: BKKB.
Bowen, G., Pamela, dkk. 2004. Associations of Sosial Support and Self-Efficacy
with Quality of life in Older Adults with Diabetes. Amerika: Journal of Gerontological
Nursing.
Depkes RI. 1989. AIDS Petunjuk untuk Petugas kesehatan. Jakarta.
Depkes RI. 1992. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta. Depkes RI. 1997. AIDS
di Tempat Kerja. Jakarta
Depkes RI. 2001. Rencana Strategis Nasional “Making Pregnancy Safer (MPS)”.
Jakarta: Depkes RI Ditjen Binakesmas.
Depkes RI. 2003. Strategi Nasional Kesehatan Remaja. Jakarta: Direktorat
Kesehatan Keluarga Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai