Disusun Oleh :
JAKARTA
2019-2020
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami sehingga akhirnya kami dapat membuat makalah Keperawatan
Komunitas II
Makalah yang berjudul “Program Usaha Kesehatan Sekolah” ditulis untuk memenuhi tugas
kelompok pada mata kuliah Keperawatan Komunitas II.
Pada kesempatan yang baik ini, kami menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan dorongan kepada
kami dalam pembuatan makalah ini. Apabila terdapat kesalahan dalam tulisan ini kami mohon
maaf.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
I.3 Tujuan………………………………………………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN
III.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa/I Mengetahui Pengertian UKS dan TRIAS UKS
2. Mahasiswa/I Mengetahui Prevalensi / Perkembangan Pelaksanaan UKS di
Indonesia
3. Mahasiswa/I Mengetahui Tujuan dan Fungsi dari program UKS
4. Mahasiswa/I Mengetahui sasaran program UKS
5. Mahasiswa/I Mengetahui Program UKS yang dilaksanakan di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
b. Perceived Severity
Perceived Severity adalah kepercayaan subyektif individu dalam
menyebarnya penyakit disebabkan oleh perilaku atau percaya seberapa
berbahayanya penyakit sehingga menghindari perilaku tidak sehat agar tidak
sakit. Hal ini berarti perceived severity berprinsip pada persepsi keparahan yang
akan diterima individu. Perceived severity juga memiliki hubungan yang positif
denga perilaku sehat. Jika persepsi keparahan individu tinggi maka ia akan
berperilaku sehat. Contohnya individu percaya kalau merokok dapat
menyebabkan kanker.
c. Perceived Benefits
Perceived Benefits adalah kepercayaan terhadap keuntungan dari metode
yang disarankan untuk mengurangi resiko penyakit. Perceived benefits secara
ringkas berarti persepsi keuntungan yang memiliki hubungan positif dengan
perilaku sehat. Individu yang sadar akan keuntungan deteksi dini penyakit akan
terus melakukan perilaku sehat seperti medical check up rutin. Contoh lain
adalah kalau tidak merokok, dia tidak akan terkena kanker.
d. Perceived Barriers
Perceived barriers adalah kepercayaan mengenai harga dari perilaku yang
dilakukan. Perceived barriers secara singkat berarti persepsi hambatan aatau
persepsi menurunnya kenyamanan saat meninggalkan perilaku tidak sehat.
Hubungan perceived barriers dengan perilaku sehat adalah negatif. Jika persepsi
hambatan terhadap perilaku sehat tinggi maka perialu sehat tidak akan
dilakukan. Contohnya, kalau tidak merokok tidak enak, mulut terasa asam.
Contoh lain SADARI (periksa payudara sendiri) untuk perempuan yang dirasa
agak susah dalm menghitung masa subur membuat perempuan enggan SADARI.
e. Cues to Action
Cues to action adalah mempercepat tindakan yang membuat seseorang
merasa butuh mengambil tindakan atau melakukan tindakan nyata untuk
melakukan perilaku sehat. Cues to action juga berarti dukungan atau dorongan
dari ligkungan terhadap individu yang melakukan perilaku sehat. Saran dokter
atau rekomendasi telah ditemukan utnuk menjadi cues to action untuk bertindak
dalam konteks berhenti merokok (Weinberger et al 1981;. Stacy dan Llyod
1990) dan vaksinasi flu (Clummings et al 1979).
f. Self Efficacy
Hal yang berguna dalam memproteksi kesehatan adalah self efficacy. Hal ini
senada dengan pendapat Rotter (1966) dan Wallston mengenai teori self-
efficacy oleh Bandura yang penting sebagai kontrol dari faktor-faktor perilaku
sehat. Self efficacy dalam istilah umum adalah kepercayaan diri seseorang dalam
menjalankan tugas tertentu. Self Efficacy adalah kepercayaan seseorang
mengenai kemampuannya untuk mempersuasi keadaan atau merasa percaya diri
dengan perilaku sehat yang dilakukan. Self efficcay dibagi menjadi dua yaitu
outcome expectancy seperti menerima respon yang baik dan outcome value
seperti menerima nilai sosial.
Model ini adalah suatu perubahan yang disengaja untuk mengambil suatu
keputusan dari individu tersebut. Model melibatkan emosi, pengamatan dan
perilaku, melibatkan pula suatu kepercayaan diri. Suatu model yang teoritis
tentang perilaku ubah, yang telah (menjadi) basis untuk mengembangkan
intervensi yang efektif untuk mempromosikan perubahan perilaku kesehatan.
Transtheoretical Model ( Prochaska & Diclemente, 1983; Prochaska,
DiClemente, & Norcross, 1992; Prochaska & Velicer, 1997) adalah suatu
model yang integratif tentang perubahan perilaku. Model ini menguraikan
bagaimana orang-orang memodifikasi suatu perilaku masalah atau memperoleh
suatu perilaku yang positif. Pengaturan yang pusat membangun dari model
adalah langkah-langkah perubahan. Model juga meliputi satu rangkaian
variabel yang mandiri, proses merubah perilaku, dan satu rangkaian hasil
mengukur, termasuk Decisional Balance dan timbangan Temptation.
1) Precontemplation
Langkah dimana orang-orang tidak mempunyai niat untuk
bertindak dimasa depan yang dapat diduga pada umunya 6 bulan ke depan.
Orang-orang yang mungkin termasuk di langkah ini adalah mereka yang
tidak diberitahu tentang konsekuensi dari perilaku mereka. Mereka bersifat
menentang atau tanpa motivasi atau mempersiapkan promosi kesehatan.
Untuk individu seperti ini program promosi kesehatan tradisional
sering tidak dirancang sesuai dengan keputusan mereka.
3) Preparation / Persiapan.
Langkah dimana orang-orang berniat untuk mulai bertindak di masa
mendatang. Secara khas mereka mengambil keputusan penting dari masa yang
lalu. Individu ini mempunyai suatu rencana kegiatan seperti sambungan suatu
kelas pendidikan kesehatan, bertemu dengan dokter mereka, membeli suatu
buku bantuan diri atau bersandar pada suatu perubahan. Pada tahap preparation
ke action melalui proses : self liberation.
4) Action/ Tindakan
Langkah dimana orang sudah memodifikasi spesifik antara pikiran dengan
perilaku. Banyaknya anggapan tindakan sama dengan perilaku. Namun dalam
model ini perilaku tidak menghitung semua tindakan. Langkah action adalah
juga langkah dimana kewaspadaan melawan terhadap berbuat tidak baik lagi
adalah kritis.
Mulai aktif berperilaku yang baru.
Pada tahap action ke maintenance melalui proses :
a. Contingency management : adanya penghargaan, bisa berupa punishment
juga.
b. Helping relationship : adanya dorongan / dukungan dari orang lain untuk
mengubah perilaku.
c. Counter conditioning : alternatif lain dari suatu perilaku.
d. Stimulus control : aadanya control pengacu untuk merubah perilaku.
5) Maintenance / Pemeliharaan
Dimana orang-orang sedang aktif untuk mencegah berbuat tidak baik lagi
tetapi mereka tidak menggunakan proses perubahan sering seperti halnya
orang-orang dalam perang. Suatu langkah yang mana diperkirakan untuk
terakhir. Ketika hasil dari maintenance positif / dapat mengubah perilaku yang
lebih baik maka akan terjadi termination / perhentian. Ketika setelah
maintenance terjadi relaps maka bisa kembali pada tahap contemplation-
preparation-action-maintence. Tidak lagi kembali ke Precontemplation, karena
sudah ada kesadaran / niat.
3.TEORI PRECEDE-PRECEDE (Lawrance W. Green)
Teori L.Green merupakan salah satu teori modifikasi perubahan perilaku yang
dapat digunakan dalam mendiagnosis masalah kesehatan ataupun sebagai alat untuk
merencanakan suatu kegiatan perencanaan kesehatan, atau mengembangkan suatu
model pendekatan yang dapat digunakan untuk membuat perencanaan kesehatan yang
dikenal dengan kerangka kerja PRECEDE and PROCEED. Kerangka PRECEDE
mempertimbangkan berbagai faktor yang membentuk status kesehatan dan membantu
perencana tiba di suatu subset yang sangat dipusatkan sebagai target untuk intervensi.
PRECEDE juga menghasilkan sasaran khusus dan ukuran untuk intervensi. Kerangka
PROCEED menyediakan langkah tambahan untuk mengembangkan kebijakan dan
memulai proses implementasi dan evaluasi.
PRECEDE dan PROCEED bekerjasama secara erat, menyediakan suatu
rangkaian langkah yang berlanjut atau menggunakan secara bertahap perencanaan,
implementasi, dan proses evaluasi. Identifikasi prioritas dan penetapan sasaran dalam
tahap PRECEDE menyediakan object dan kriteria untuk kebijakan, implementasi, dan
evaluasi dalam tahap PROCEED.
Green (1980) telah mengembangkan suatu model pendekatan yang dapat
digunakan untuk membuat perencanaan dan evaluasi kesehatan yang dikenal sebagai
kerangka PRECEDE. PRECEDE (Predisposing, Reinforcing and Enabling Causes in
Educational Diagnosis and Evaluation). PRECEDE memberikan serial langkah yang
menolong perencana untuk mengenal masalah mulai dari kebutuhan pendidikan
sampai pengembangan program untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Namun
demikian pada tahun 1991 Green menyempurnakan kerangka tersebut menjadi
PRECEDE-PROCEED (Policy, Regulatory, Organizational Construct in Educational
and Enviromental Development). PRECEDE-PROCEED harus dilakukan secara
bersama-sama dalam proses perencanaan, implementasi, dan evaluasi. PRECEDE
digunakan pada fase diagnosis masalah, penetapan prioritas masalah dan tujuan
program, sedangkan PROCEED digunakan untuk menetapkan sasaran dan kriteria
kebijakan, serta implementasi dan evaluasi.
A. Fase – fase dalam Kerangka Teori PRECEDE - PROCEDE
Adapun penjelasan dari tiap fase dalam kerangka PRECEDE - PROCEDE
theory adalah sebagai berikut :
Policy Diagnosis :
a. Menilai dukungan politik
b.Dukungan regulasi/peraturan
c. Dukungan system di dalam organisasi
d.Hambatan yang ada dalam pelaksanaan program
e. Dukungan yang memudahkan pelaksanaan program
Fishbein & Ajzen (1975, 1980) : menerangkan teori ini berangkat dari
pandangan umum tentang dasar perilaku dengan memberikan perhatian pada niat
(intention), sikap (attitude) dan keyakinan (belief). Selain itu menggolongkan model
ini dalam upaya untuk mencari hubungan antara sikap dengan perilaku.
Teori ini juga menemukan bahwa sikap terhadap perilaku spesifik merupakan
predictor yang lebih baik dan membedakan sikap terhadap objek & sikap terhadap
perilaku yang berkaitan dengan objek. Objek dan perilaku terhadap objek harus
spesifik missal: objek (pil KB) dan perilaku (minum pil KB)
Ternyata aplikasinya teori TRA perlu adanya control, sehingga menjadi TPB
(theory of planned Behavior) : yang merupakan direct (langsung) model
pengembangan dari TRA, dengan konsep utama : keyakinan (TRA) dan pengendalian
(control)
BAB III
PENUTUP
III. 1 Kesimpulan
Promosi Kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan
intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk
memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
(Lawrence Green, 1984)
Terdapat banyak konsep dasar dari promosi kesehatan mencakup sejarah,
model serta teori para ahli mengenai promosi kesehatan dan hal-hal yang mendasari
dari promosi kesehatan itu sendiri.
Health Belief Model (disingkat HBM) seringkali dipertimbangakan sebagai
kerangka utama dalam perilaku yang berkaitan dengan kesehatan manusia dan telah
mendorong penelitian perilaku kesehatan sejak tahun 1950-an (Kirscht, 1988;
Schmidt dkk, 1990). Hal ini menjadikan HBM sebagai model yang menjelaskan
pertimbangan seseorang sebelum mereka berperilaku sehat. Oleh karena itu, HBM
memiliki fungsi sebagai model pencegahan atau preventif (Stanley & Maddux:
1986).
The Transtheoretical Model menurut Prochaska dan Diclement, 1983 adalah
suatu model yang integrative tentang perubahan perilaku. Kunci pembangun dari
teori lain yang terintegrasi. Model ini menguraikan bagaimana orang-orang
memodifikasi perilaku masalah atau memperoleh suatu perilaku yang positif dari
perubahan perilaku tersebut
III.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai calon
tenaga kesehatan dapat memahami tentang Konsep Dasar Promosi Kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA