Dosen Pembimbing :
Kelompok 2
Disusun Oleh:
1. Anindya Amru Damayanti (P27824218011)
2. Nurul Afifah (P27824218015)
3. Chamilia Arum F Q H (P27824218017)
4. Novi Dhevitasari (P27824218021)
5. Debby Rahmawati (P27824218029)
6. Umma Yustika Ichsa Izati (P27824218034)
7. Salsa Bella Rahmadanti (P27824218035)
8. Ryestilia Oktavian A (P27824218036)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada penyusun sehingga makalah Promosi Kesehatan
ini yang berjudul “Upaya Promkes dalam Pelayanan Kebidanan” dapat selesai
dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Promosi Kesehatan, dimana sumber materi diambil dari beberapa media
pendidikan guna menunjang keakuratan materi yang nantinya akan disampaikan.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan berguna bagi
pembaca. Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Judul Halaman................................................................................................. i
ii Daftar Isi........................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian................................................................................................. 2
10
BAB 3 PENUTUP
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik,
mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta
mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau
mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan
sebagainya). Promosi Kesehatan ( Health Promotion ) adalah ilmu dan seni
membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal.
Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik,
emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Agar promosi kesehatan dapat
berjalan secara sistematis, terarah dan terencana sesuai konsep promosi
kesehatan bahwa individu dan masyarakat bukan hanya sebagai objek/sasaran
yang pasif menunggu tetapi juga sebagai pelaku maka perlu pengelolaan
program promosi kesehatan mulai dari pengkajian, perencanaan, penggerakan
pelaksanaan, pemantauan dan penilaian. Dan agar promosi kesehatan berjalan
secara efektif dan efesien maka pesan harus sesuai dengan karakteristik serta
kebutuhan / masalah sasaran. Sasaran utama promosi kesehatan adalah
masyarakat khususnya perilaku masyarakat. Karena terbatasnya sumber daya,
akan tidak efektif apabila upaya atau kegiatan promosi kesehatan langsung
dialamatkan kepada masyarakat, oleh karena itu perlu dilakukan pentahapan
sasaran promosi kesehatan.
Sedangkan pelayanan kesehatan menurut Prof. DR. Soekidjo
Notoadmojo adalah sub system pelayan kesehatan yang tujuan utamanya
adalah preventif (prncegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan
sasaran masyarakat. Menurut Levey dan Loomba (1973) palayanan kesehatan
adalah uapaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam
suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah,
dan menyambuhakan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok, atau masyarakat.
2
Jadi pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang
tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan),
preventif ( pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan)
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat, lingkungan.
3
penurunan status gizi balita. Sedangkan rehabilitatif (pemulihan) adalah
proses menjaga agar seorang yang sudah sembuh (belum 100% sembuh)
kembali bugar seperti semula. Misalnya untuk balita sakit pneumonia
membutuhkan asupan gizi yang adekuat terutama protein untuk proses
penyembuhan serta pemulihan dari penyakitnya. Balita yang sering sakit
akan mengalami hambatan dalam tumbuh kembangnya.
Aspek kuratif dan rehabilitatif lebih mudah untuk diterapkan
(terutama pada orang sakit yang tidak memiliki banyak pilihan).
Kebanyakan orang kalau sudah menderita sakit akan patuh pada aturan
yang disampaikan oleh petugas kesehatan (Dokter, Bidan, Perawat, Ahli
Gizi, dll). Hasil dari pelayanankuratif dan preventif juga lebih cepat
dirasakan oleh klien apabila mentaati semua nasehat termasuk tindakan
medis, dan perawatan yang diberikan. Sedangkan
aspek preventifdan promotiflebih sukar untuk diterapkan karena hasil
yang didapat bersifat long term (jangka panjang) sehingga tidak bisa
langsung diambil manfaatnya dan biasanya orang-orang lebih senang
untuk melihat hasil yang cepat. Misalnya pasien malaria akan mudah
dinasehati apabila dia menderita malaria daripada pada saat dia sehat.
Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan
Secara umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek
pokok, yakni: promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Sedangkan
ahli lainnya membagi menjadi dua aspek, yakni :
a. Promosi kesehatan pada aspek promotif.
b. Promosi kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan
1) Pencegahan tingkat pertama (Primary prevention)
2) Pencegahan tingkat kedua (Secondary prevention)
3) Pencegahan tingkat tiga (Tertiary prevention)
4
berkembang, dalam suatu populasi hanya terdapat antara 80%-85% orang
yang benar-benar sehat.
Usaha untuk meningkatkan kesehatan dengan jalan memberikan :
1. Penyuluhan kesehatan tentang pentingnya status gizi pada
balita.
2. Penyuluhan tentang penyebab dan bahaya stunting.
3. Memberikan gizi yang seimbang kepada balita.
4. Penyuluhan tentang posyandu terutama pelayan kesehatan
kepada balita.
5. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
6. Mengadakan kegiatan yang menarik seperti lomba balita sehat
di lingkungan masyarakat dan kegiatan makan bersama balita.
7. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya buku KIA kepada
ibu tentang pertumbuhan dan perkembangan balita.
5
3. Memberikan vitamin A setiap setahun 2 kali pada bulan Februari
dan Agustus.
4. Memberikan yodium untuk mencegah penyakit gondok pada balita
melalui posyandu atau puskesmas.
5. Deteksi dini kasus dan faktor resiko kepada balita.
6
a. Balita
Mandiri:
Pengobatan diare tanpa dehidrasi.
Balita dengan kasus BGM.
Kolaborasi:
Pengobatan path kasus ISPA
Pengobatan Dada kasus cacmgan
Pengobatan pada kasus gizi buruk
Pengobatan pada penyakit-penyakit infeksi lainnya.
7
2. Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan
gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan sesuatu penyakit
(Disability limitation).
3. Rehabilitasi (Rehabilitation).
8
Peran bidan dalam promosi kesehatan ( health promotion ) :
Memberikan penyuluhan kepada individu dan masyrakat tentang
asupan makanan yang bergizi.
Melakukan penyuluhan dan usaha perbaikan sanitasi lingkungan
dengan mengikutsertakan tokoh masyrakat dan masyarakat di
dalam kegitan tersebut.
Memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada
individu, keluarga dan masyarakat. Pengertian dari pelayanan
kesehatan maskimal menurut Supariyasa (2010) adalah
pelaksanaanpelayanan kesehatan yang meliputi aspek promotif
(pendidikan kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif
(pengobtan), dan rehabilitatif (perawatan) dengan berdasarkan
pada UU no. 44 pasal 1 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,
dan masyarakat.
2) Perlindungan Khusus ( Spesific protection)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat, misalnya tentang:
a) Program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan
khusus
b) Penggunanan kondom untuk mencegah penyakit HIV/AIDS.
c) Perlindungan kecelakaan baik di tempat umum maupun ditempat
kerja.
d) Perlindungan terhadap korban penganiyaan, pelecehan seksual
dan diskriminasi terhadap hak reproduksi wanita, tindakan
kekerasan pada anak dan maupun wanita.
Peran bidan dalam usaha perlindungan khusus ( Spesific
Protection) :
Memberikan imunisasi kepada bayi dan balita serta memberikan
penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya pemberian
imunisasi.
9
Memberikan penyuluhan penggunaan alat kontrasepsi serta
kondom untuk perlindungan dari penyakit menular seksual.
10
c) Rehabilitasi social vokasional
Yaitu agar bekas penderita menempati suatu
pekerjaan/jabatan dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang
semaksimal - maksimalny sesuai dengan kemampuan dan
ketidakmampuannya.
d) Rehabilitasi aesthetis
Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk
mengembalikan rasa keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi
dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya:
penggunaan mata palsu.(Suyati, dkk. 2009).
Peran bidan dalam rehabilitasi (Rehabilitation):
Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali
dengan memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang
bersangkutan untuk bertahan.
Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap
penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri.
Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap
dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.
Memberikan konseling pada penderita kecacatan agar tetap
bersemangat dalam memulihkan kesehatan.
Memberikan keyakinan dalam kesembuhan,serta menumbuhkan
kepercayaan diri untuk bersosialisasi dengan masyarakat
Memberi penyuluhan kepada masyarakat agar dapat menerima
pasien sama seperti individu normal lainnya.
Memberikan pendidikan kesehatan agar hal yang lebih buruk
tidak terjadi pada kesehatan pasien ( Sindiariyani. 2011)
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Promosi Kesehatan (Health Promotion) adalah ilmu dan seni
membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat
optimal. Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang
tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan),
preventif ( pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan)
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat, lingkungan.
Ruang Lingkup Promosi Kesehatan ada tiga yaitu :
Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan
kesehatan yaitu pelayanan preventif dan promotif, dan pelayanan
kuratif dan rehabilitative.
Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan yaitu promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitative. Sedangkan ahli lainnya membagi
menjadi dua aspek, yakni : promosi kesehatan pada aspek promotif dan
promosi kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan (primary
prevention, secondary prevention, tertiary prevention)
Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan yaitu Health
promotion, Specific protection, Early diagnosis and treatment
Disability limitation, dan Rehabilitation.
12
DAFTAR PUSTAKA
13