Anda di halaman 1dari 17

UPAYA PROMOSI KESEHATAN KEPADA BALITA

Mata kuliah : Promosi Kesehatan

Dosen Pembimbing :

Dr. Nurlailis Saadah, S.Kp.,M.Kes.

Kelompok 2
Disusun Oleh:
1. Anindya Amru Damayanti (P27824218011)
2. Nurul Afifah (P27824218015)
3. Chamilia Arum F Q H (P27824218017)
4. Novi Dhevitasari (P27824218021)
5. Debby Rahmawati (P27824218029)
6. Umma Yustika Ichsa Izati (P27824218034)
7. Salsa Bella Rahmadanti (P27824218035)
8. Ryestilia Oktavian A (P27824218036)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN KAMPUS MAGETAN
MAGETAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada penyusun sehingga makalah Promosi Kesehatan
ini yang berjudul “Upaya Promkes dalam Pelayanan Kebidanan” dapat selesai
dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Promosi Kesehatan, dimana sumber materi diambil dari beberapa media
pendidikan guna menunjang keakuratan materi yang nantinya akan disampaikan.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan berguna bagi
pembaca. Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Magetan, April 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Judul Halaman................................................................................................. i

Kata Pengantar ...............................................................................................

ii Daftar Isi........................................................................................................

iii BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .........................................................................................


1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1

1.3 Tujuan ...................................................................................................... 1

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian................................................................................................. 2

2.2 Ruang Lingkup .........................................................................................


3

2.3 Upaya Promotif ........................................................................................


4

2.4 Upaya Preventif........................................................................................ 5

2.5 Upaya Kuratif........................................................................................... 6

2.6 Upaya Rehabilitatif .................................................................................. 7

a. Masa Sebelum Sakit ( Prepatogenesis)............................................... 8

b. Masa Saat Sakit ( Patogenesis ) ........................................................

10

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 13


iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar dapat
kemampuan yang melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai
bila masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, berperan serta untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehatnya. Kemandirian masyarakat
diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatannya dan menjalankan upaya
peecahannya sendiri adalah kelangsungan pembangunan. GBHN
mengamanatkan agar dapat dikembangkan suatu sistem kesehatan nasional
yang semakin mendorong peningkatan peran serta masyarakat. (Notoatmodjo
S, 2007)
Kemampuan masyarakat perlu ditingkatkan terus menerus untuk
menolong dirinya sendiri dalam mengatasi masalah kesehatan. Kegiatan
pembinaan yang di lakukan oleh bidan sendiri antara lain mempromosikan
kesehatan dalam pelayanan agar peran serta ibu, remaja, wanita, keluarga dan
kelompok masyarakat di dalam upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga
berencana meningkat. Ini sebagai bagian dari upaya kesehatan masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Promosi Kesehatan
2. Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan
kesehatan
3. Upaya promosi kesehatan terhadap balita
.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian promosi kesehatan
2. Untuk mengetahui ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan
aspek pelayanan kesehatan
2. Untuk mengetahui upaya promosi kesehatan terhadap balita

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik,
mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta
mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau
mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan
sebagainya). Promosi Kesehatan ( Health Promotion ) adalah ilmu dan seni
membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal.
Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik,
emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Agar promosi kesehatan dapat
berjalan secara sistematis, terarah dan terencana sesuai konsep promosi
kesehatan bahwa individu dan masyarakat bukan hanya sebagai objek/sasaran
yang pasif menunggu tetapi juga sebagai pelaku maka perlu pengelolaan
program promosi kesehatan mulai dari pengkajian, perencanaan, penggerakan
pelaksanaan, pemantauan dan penilaian. Dan agar promosi kesehatan berjalan
secara efektif dan efesien maka pesan harus sesuai dengan karakteristik serta
kebutuhan / masalah sasaran. Sasaran utama promosi kesehatan adalah
masyarakat khususnya perilaku masyarakat. Karena terbatasnya sumber daya,
akan tidak efektif apabila upaya atau kegiatan promosi kesehatan langsung
dialamatkan kepada masyarakat, oleh karena itu perlu dilakukan pentahapan
sasaran promosi kesehatan.
Sedangkan pelayanan kesehatan menurut Prof. DR. Soekidjo
Notoadmojo adalah sub system pelayan kesehatan yang tujuan utamanya
adalah preventif (prncegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan
sasaran masyarakat. Menurut Levey dan Loomba (1973) palayanan kesehatan
adalah uapaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam
suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah,
dan menyambuhakan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok, atau masyarakat.

2
Jadi pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang
tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan),
preventif ( pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan)
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat, lingkungan.

2.2 Ruang Lingkup


Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan
kesehatan, secara garis besar terdapat 2 jenis pelayanan kesehatan yaitu :
 Pelayananpreventif dan promotif
Pelayanan preventif dan promotif adalah pelayanan bagi kelompok
masyarakat yang sehat, agar kelompok ini tetap sehat dan bahkan
meningkat status kesehatannya. Pada dasarnya pelayann ini dilakukan
oleh kelompok profesi kesehatan masyarakat.
Preventif (pencegahan) adalah mencegah jangan sampai terkena
penyakit atau menjaga orang yang sehat agar tetap sehat, Misalnya yang
paling sederhana melakukan cuci tangan sebelum makan dan sesudah
buang air besar akan mencegah terjadinya penyakit diare.
sedangkan promotif (peningkatan) adalah meningkatkan agar status status
kesehatan menjadi semakin meningkat, misalnya pemberian inisiasi
menyusui dini (IMD) dan ASI eksklusif yang dapat membantu
meningkatkan kekebalan terhadap penyakit karena kolostrum dan zat-zat
gizi yang terkandung dalam ASI. Anak tidak mudah terkena penyakit.
 Pelayanan kuratif dan rehabilitative
Pelayanan kuratif dan rehabilitative adalah pelayanan kesehatan
masyarakat yang sakit, agar kelompok ini sembuh dari sakit dan menjadi
pulih kesehatannya. Pada prinsipnya pelayanan jenis ini dilakukan
kelompok profesi kedokteran.
Kuratif (pengobatan) digunakan untuk orang-orang sakit atau
dengan kata yang lebih mudahnya kuratif adalah nama lain dari proses
menyembuhkan seseorang dari keadaan sakit secara fisik dan psikis.
Misalnya balita yang menderita pneumonia tentu membutuhkan
pengobatan antiobiotik. Penyakit ini akan mengganggu tumbuh kembang
balita tersebut ; Balita tidak suka makan yang mungkin berakibat pada

3
penurunan status gizi balita. Sedangkan rehabilitatif (pemulihan) adalah
proses menjaga agar seorang yang sudah sembuh (belum 100% sembuh)
kembali bugar seperti semula. Misalnya untuk balita sakit pneumonia
membutuhkan asupan gizi yang adekuat terutama protein untuk proses
penyembuhan serta pemulihan dari penyakitnya. Balita yang sering sakit
akan mengalami hambatan dalam tumbuh kembangnya.
Aspek kuratif dan rehabilitatif lebih mudah untuk diterapkan
(terutama pada orang sakit yang tidak memiliki banyak pilihan).
Kebanyakan orang kalau sudah menderita sakit akan patuh pada aturan
yang disampaikan oleh petugas kesehatan (Dokter, Bidan, Perawat, Ahli
Gizi, dll). Hasil dari pelayanankuratif dan preventif juga lebih cepat
dirasakan oleh klien apabila mentaati semua nasehat termasuk tindakan
medis, dan perawatan yang diberikan. Sedangkan
aspek preventifdan promotiflebih sukar untuk diterapkan karena hasil
yang didapat bersifat long term (jangka panjang) sehingga tidak bisa
langsung diambil manfaatnya dan biasanya orang-orang lebih senang
untuk melihat hasil yang cepat. Misalnya pasien malaria akan mudah
dinasehati apabila dia menderita malaria daripada pada saat dia sehat.
 Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan
Secara umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek
pokok, yakni: promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Sedangkan
ahli lainnya membagi menjadi dua aspek, yakni :
a. Promosi kesehatan pada aspek promotif.
b. Promosi kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan
1) Pencegahan tingkat pertama (Primary prevention)
2) Pencegahan tingkat kedua (Secondary prevention)
3) Pencegahan tingkat tiga (Tertiary prevention)

2.3 Upaya Promotif


Upaya promotif adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukan
untuk meningkatkan status/ derajad kesehatan yang optimal. Sasarannya
adalah kelompok orang sehat. Tujuan upaya promotif adalah agar masyarakat
mampu meningkatkan kesehatannya. Dalam suatu survey di negara-negara

4
berkembang, dalam suatu populasi hanya terdapat antara 80%-85% orang
yang benar-benar sehat.
Usaha untuk meningkatkan kesehatan dengan jalan memberikan :
1. Penyuluhan kesehatan tentang pentingnya status gizi pada
balita.
2. Penyuluhan tentang penyebab dan bahaya stunting.
3. Memberikan gizi yang seimbang kepada balita.
4. Penyuluhan tentang posyandu terutama pelayan kesehatan
kepada balita.
5. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
6. Mengadakan kegiatan yang menarik seperti lomba balita sehat
di lingkungan masyarakat dan kegiatan makan bersama balita.
7. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya buku KIA kepada
ibu tentang pertumbuhan dan perkembangan balita.

2.4 Upaya Preventif


Upaya preventif adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah
terjadinya penyakit. Bentuk kegiatannya adalah Tujuan upaya promosi
kesehatan pada kelompok ini adalah agar mereka tidak jatuh sakit atau
terkena penyakit (primary prevention).Upaya preventif adalah sebuah usaha
yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak
diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa
latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah
untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi
diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya
gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat
(Notosoedirjo dan Latipun, 2005 : 145 ).
Contoh upaya preventif yang dilakukan dalam pelayanan kebidanan:
Upaya mencegah terjadinya penyakit gangguan kepada balita
1. Melakukan imunisasi dasar lengkap dan lanjutan kepada balita.
2. Melakukan pemeriksaan kesehatan melalui puskesmas atau
posyandu.

5
3. Memberikan vitamin A setiap setahun 2 kali pada bulan Februari
dan Agustus.
4. Memberikan yodium untuk mencegah penyakit gondok pada balita
melalui posyandu atau puskesmas.
5. Deteksi dini kasus dan faktor resiko kepada balita.

2.5 Upaya Kuratif


Upaya kuratif dalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah
penyakit menjadi lebih parah melalui pengobatan. Sasarannya adalah
kelompok orang sakit (pasien) terutama penyakit kronis sperti asma, DM,
TBC, rematik, hipertensi dan sebagainya. Tujuannya kelompok ini mampu
mencegah penyakit tersebut tidak lebih parah (secondary prevention). Bentuk
kegiatannya adalah pengobatan.
Upaya kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran secara
individual, kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya sekali saja.
Jarak antara petugas kesehatan (dokter, perawat, bidan, dan sebagainya)
dengan pasien atau sasaran cenderung jauh. Upaya kuratif cenderung bersifat
reaktif, artinya kelompok ini pada umumnya hanya menunggu masalah
datang. Seperti misalnya dokter yang menunggu pasien datang di Puskesmas
atau tempat praktek. Kalau tidak ada pasien datang, berarti tidak ada masalah,
maka selesailah tugas mereka, bahwa masalah kesehatan adalah adanya
penyakit. Upaya kuratif cenderung melihat dan menangani klien atau pasien
lebih kepada sistem biologis manusia atau pasien hanya dilihat secara parsial,
padahal manusia terdiri dari kesehatan bio-psikologis dan sosial, yang terlihat
antara aspek satu dengan yang lainnya.
Program kesehatan yang menekankan upaya kuratif adalah “Health
program for survival”. Upaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan melalui
kuratif.
Pelayanan diberikan pada pekerja yang sudah mengalami gangguan
kesehatan
Pelayanan diberikan meliputi pengobatan terhadap penyakit umum
maupun penyakit akibat kerja. Terapi PAK dengan terapi kasual/utama &
terapi simtomatis.

6
a. Balita
 Mandiri:
 Pengobatan diare tanpa dehidrasi.
 Balita dengan kasus BGM.
 Kolaborasi:
 Pengobatan path kasus ISPA
 Pengobatan Dada kasus cacmgan
 Pengobatan pada kasus gizi buruk
 Pengobatan pada penyakit-penyakit infeksi lainnya.

Contoh : Pada kasus diare dengan dehidrasi, selain rehidrasi,


pemenuhan nutrisi dilakukan kolaborasi untuk pemberian therapi obat
antibiotika.Sedangkan untuk balita sakit pneumonia membutuhkan asupan
gizi untuk memenuhi syarat terutama protein untuk proses penyembuhan
serta pemulihan dari penyakitnya. Balita yang sering sakit akan
mengalami hambatan dalam tumbuh kembangnya.

2.6 Upaya Rehabilitatif


Upaya Rehabilitatif adalah upaya promosi kesehatan untuk
memelihara dan memulihkan kondisi/ mencegah kecacatan. Sasarannya
adalah kelompok orang yang baru sembuh dari penyakit. Tujuannya adalah
pemulihan dan pencegahan kecacatan (tertiary prevention).
Contoh upaya rehabilitatif dalam kebidanan:
 Pemuliahan keadaan pasca sakit pada bayi dan balita
Usaha-usaha pencegahan itu adalah :
a. Masa Sebelum Sakit
1. Mempertinggi nilai kesehatan (Health promotion)
2. Memberikan perlindungan khusus terhadap sesuatu penyakit
(Specific protection).
b. Pada Masa Sakit
1. Mengenal dan mengetahui jenis pada tingkat awal,serta
mengadakan pengobatan yang tepat dan segera. (Early diagnosis
and treatment).

7
2. Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan
gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan sesuatu penyakit
(Disability limitation).
3. Rehabilitasi (Rehabilitation).

a. Masa Sebelum Sakit ( Prepatogenesis)


1) Promosi Kesehatan ( Health Promotion)
Tingkat pencegahan yang pertama, yaitu promotion of health
oleh para ahli kesehatan masyarakat di Indonesia di terjemahkan
menjadi peningkatan kesehatan, bukan promosi kesehatan, hal ini
dikarenakan makna yang terkangdung dalam istilah promotion of
health disini adalah meningkatkan kesehatan seseorang, yaitu melalui
asupan gizi seimbang, olahraga teratur, dan lain sebagainya agar
orang tersebut tetap sehat, tidak terserang penyakit.
Namun demikian,bukan berarti bahwa peningkatan kesehatan
tidak ada hubungannya dengan promosi kesehatan. Leavell dan Clark
dalam penjelasannya tengtan promotion of health menyatakan bahwa
selain melalui peningktan gizi dan lain-lain, peningkatan kesehatan
juga dapat di lakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan
(health education)kepada individu dan masyarakat.
Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan
kesehatan pada umumnya. Menurut Machfoedz Ircham dalam
bukunya Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan,
usaha untuk memepertinggi nilai kesehatan diantaranya :
a) Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitas
b) Perbaikan Hyegiene dan Sanitasi Lingkungan
c) Peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
d) Pendididkan kesehatan pada masyrakat

8
Peran bidan dalam promosi kesehatan ( health promotion ) :
 Memberikan penyuluhan kepada individu dan masyrakat tentang
asupan makanan yang bergizi.
 Melakukan penyuluhan dan usaha perbaikan sanitasi lingkungan
dengan mengikutsertakan tokoh masyrakat dan masyarakat di
dalam kegitan tersebut.
 Memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada
individu, keluarga dan masyarakat. Pengertian dari pelayanan
kesehatan maskimal menurut Supariyasa (2010) adalah
pelaksanaanpelayanan kesehatan yang meliputi aspek promotif
(pendidikan kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif
(pengobtan), dan rehabilitatif (perawatan) dengan berdasarkan
pada UU no. 44 pasal 1 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
 Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,
dan masyarakat.
2) Perlindungan Khusus ( Spesific protection)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat, misalnya tentang:
a) Program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan
khusus
b) Penggunanan kondom untuk mencegah penyakit HIV/AIDS.
c) Perlindungan kecelakaan baik di tempat umum maupun ditempat
kerja.
d) Perlindungan terhadap korban penganiyaan, pelecehan seksual
dan diskriminasi terhadap hak reproduksi wanita, tindakan
kekerasan pada anak dan maupun wanita.
Peran bidan dalam usaha perlindungan khusus ( Spesific
Protection) :
 Memberikan imunisasi kepada bayi dan balita serta memberikan
penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya pemberian
imunisasi.

9
 Memberikan penyuluhan penggunaan alat kontrasepsi serta
kondom untuk perlindungan dari penyakit menular seksual.

b. Masa Saat Sakit ( Patogenesis )


1. Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera ( Early diagnosis and prompt
treatment)
Tujuan utama dari usaha ini adalah :
a) Pengobatan yang setepat-tepatnya dari setiap jenis penyakit
sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna
b) Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya
menular
c) Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan oleh suatu
penyakit.
2. Rehabilitasi (Rehabilitation)
Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas
penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai
anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat.
Rehabilitasi ini terdiri atas:
a) Rehabilitasi fisik
Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik
semaksimal - maksimalnya. Misalnya, seorang yang karena
kecelakaan, patah kakinya, perlu mendapatkan rehabilitasi dari
kaki yang patah ini yaitu dengan mempergunakan kaki buatan
yang fungsinya sama dengan kaki yang sesungguhnya.
b) Rehabilitasi mental
Yaitu agar bekas penderita dapat menyesuikan diri dalan
hubungan perorangan dan social secara memuaskan. Seringkali
dengna bersamaan dengan terjadinya cacat badaniah muncul pula
kelainan-kelaianan atau gangguan mental. Untuk hal ini bekas
penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum
kembali ke dalam masyarakat.

10
c) Rehabilitasi social vokasional
Yaitu agar bekas penderita menempati suatu
pekerjaan/jabatan dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang
semaksimal - maksimalny sesuai dengan kemampuan dan
ketidakmampuannya.
d) Rehabilitasi aesthetis
Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk
mengembalikan rasa keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi
dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya:
penggunaan mata palsu.(Suyati, dkk. 2009).
Peran bidan dalam rehabilitasi (Rehabilitation):
 Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali
dengan memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang
bersangkutan untuk bertahan.
 Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap
penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri.
 Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap
dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.
 Memberikan konseling pada penderita kecacatan agar tetap
bersemangat dalam memulihkan kesehatan.
 Memberikan keyakinan dalam kesembuhan,serta menumbuhkan
kepercayaan diri untuk bersosialisasi dengan masyarakat
Memberi penyuluhan kepada masyarakat agar dapat menerima
pasien sama seperti individu normal lainnya.
 Memberikan pendidikan kesehatan agar hal yang lebih buruk
tidak terjadi pada kesehatan pasien ( Sindiariyani. 2011)

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Promosi Kesehatan (Health Promotion) adalah ilmu dan seni
membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat
optimal. Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang
tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan),
preventif ( pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan)
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat, lingkungan.
Ruang Lingkup Promosi Kesehatan ada tiga yaitu :
 Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan
kesehatan yaitu pelayanan preventif dan promotif, dan pelayanan
kuratif dan rehabilitative.
 Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan yaitu promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitative. Sedangkan ahli lainnya membagi
menjadi dua aspek, yakni : promosi kesehatan pada aspek promotif dan
promosi kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan (primary
prevention, secondary prevention, tertiary prevention)
 Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan yaitu Health
promotion, Specific protection, Early diagnosis and treatment
Disability limitation, dan Rehabilitation.

12
DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Budiman. , 1996. Pengantar Prinsip dan Metode Epidemiologi. Jakarta :


EGC
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat, edisi 2.
Jakarta : EGC
Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT.
Rineke Cipta
Widyastuti, Yuni dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.
http://santibarlian.blogspot.com/2012/03/promotif-kebidanan.html
http://bidanrianasudibyo.blogspot.com/2012/01/upaya-kesehatan-dalam-
pelayanan.html
http://peterpaper.blogspot.com/2010/04/pelayanan-kesehatan-1.html
http://dharaayuning.blogspot.com/2012/04/konsep-promosi-kesehatan.html
http://kumpulanpelajarankulia.blogspot.com/2011/08/makalah-promosi-
kesehatan.html

13

Anda mungkin juga menyukai