Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

UPAYA PROMOSI KESEHATAN PROMOTIF, PREVENTIF,


KURATIF DAN REHABILITATIVE

Disusun Oleh:

KELOMPOK 10:
Muliana
Ice Trisnawati
Jumiati Yusuf
Misyanti
Nafsia

FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS KURNIA JAYA
PERSADA
2024

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan atas


kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Health Promotion in
Midwifery care dengan judul “upaya promosi kesehatan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak
terlepas dari bantuan pihak yang dengan tulus memberi doa, saran
dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan
yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala
bentuk saran serta masukan yang membangun dari berbagai
pihak. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
semua orang.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................ i


Kata Pengantar………………………………………………………………. ii
Daftar isi………………………………………………………………. .......... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ ..1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ......................................................................................... 2
B. Ruang Lingkup ................................................................................. 3
C. Upaya Promotif.................................................................................. 5
D. Upaya Preventif ................................................................................. 8
E. Upaya Kuratif ..................................................................................... 9
F. Upaya Rehabilitatif ........................................................................... 14

BAB III PENUTUP


A Kesimpulan ....................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... ..23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar
dapat kemampuan yang melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya
dapat dicapai bila masyarakat, baik secara individu maupun kelompok,
berperan serta untuk meningkatkan kemampuan hidup sehatnya.
Kemandirian masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah
kesehatannya dan menjalankan upaya peecahannya sendiri adalah
kelangsungan pembangunan. GBHN mengamanatkan agar dapat
dikembangkan suatu sistem kesehatan nasional yang semakin
mendorong peningkatan peran serta masyarakat. (Notoatmodjo S,
2007)
Kemampuan masyarakat perlu ditingkatkan terus menerus untuk
menolong dirinya sendiri dalam mengatasi masalah kesehatan.
Kegiatan pembinaan yang di lakukan oleh bidan sendiri antara
lain mempromosikan kesehatan dalam pelayanan agar peran serta ibu,
remaja, wanita, keluarga dan kelompok masyarakat di dalam upaya
kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana meningkat. Ini sebagai
bagian dari upaya kesehatan masyarakat.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat
kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka
masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya,
kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya
(lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya). Promosi Kesehatan (
Health Promotion ) adalah ilmu dan seni membantu masyarakat
menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal
didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial,
spiritual, dan intelektual. Agar promosi kesehatan dapat berjalan secara
sistematis, terarah dan terencana sesuai konsep promosi kesehatan
bahwa individu dan masyarakat bukan hanya sebagai objek/sasaran
yang pasif menunggu tetapi juga sebagai pelaku maka perlu
pengelolaan program promosi kesehatan mulai dari pengkajian,
perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pemantauan dan penilaian.
Dan agar promosi kesehatan berjalan secara efektif dan efesien maka
pesan harus sesuai dengan karakteristik serta kebutuhan / masalah
sasaran. Sasaran utama promosi kesehatan adalah masyarakat
khususnya perilaku masyarakat. Karena terbatasnya sumber daya,
akan tidak efektif apabila upaya atau kegiatan promosi kesehatan
langsung dialamatkan kepada masyarakat, oleh karena itu perlu
dilakukan pentahapan sasaran promosi kesehatan.
Sedangkan pelayanan kesehatan menurut Prof. DR. Soekidjo
Notoadmojo adalah sub system pelayan kesehatan yang tujuan
utamanya adalah preventif (prncegahan) dan promotif (peningkatan
kesehatan) dengan sasaran masyarakat. Menurut Levey dan Loomba

2
(1973) palayanan kesehatan adalah uapaya yang diselenggarakan
sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan
menyambuhakan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok, atau masyarakat.
Jadi pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan
kesehatan yang tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan
meningkatkan kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif
(penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok atau masyarakat, lingkungan.

B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan
kesehatan, secara garis besar terdapat 2 jenis pelayanan kesehatan
yaitu :
 Pelayanan preventif dan promotif
Pelayanan preventif dan promotif adalah pelayanan bagi
kelompok masyarakat yang sehat, agar kelompok ini tetap sehat
dan bahkan meningkat status kesehatannya. Pada dasarnya
pelayann ini dilakukan oleh kelompok profesi kesehatan
masyarakat.
Preventif (pencegahan) adalah mencegah jangan sampai
terkena penyakit atau menjaga orang yang sehat agar tetap sehat,
Misalnya yang paling sederhana melakukan cuci tangan sebelum
makan dan sesudah buang air besar akan mencegah terjadinya
penyakit diare. sedangkan promotif (peningkatan) adalah
meningkatkan agar status status kesehatan menjadi semakin
meningkat, misalnya pemberian inisiasi menyusui dini (IMD) dan
ASI eksklusif yang dapat membantu meningkatkan kekebalan
terhadap penyakit karena kolostrum dan zat-zat gizi yang
terkandung dalam ASI. Anak tidak mudah terkena penyakit.

3
 Pelayanan kuratif dan rehabilitative
Pelayanan kuratif dan rehabilitative adalah pelayanan
kesehatan masyarakat yang sakit, agar kelompok ini sembuh dari
sakit dan menjadi pulih kesehatannya. Pada prinsipnya pelayanan jenis ini
dilakukan kelompok profesi kedokteran.
Kuratif (pengobatan) digunakan untuk orang-orang sakit atau
dengan kata yang lebih mudahnya kuratif adalah nama lain dari
proses menyembuhkan seseorang dari keadaan sakit secara fisik
dan psikis. Misalnya balita yang menderita pneumonia tentu
membutuhkan pengobatan antiobiotik. Penyakit ini akan
mengganggu tumbuh kembang balita tersebut ; Balita tidak suka
makan yang mungkin berakibat pada penurunan status gizi
balita. Sedangkan rehabilitatif (pemulihan) adalah proses menjaga
agar seorang yang sudah sembuh (belum 100% sembuh) kembali
bugar seperti semula. Misalnya untuk balita sakit pneumonia
membutuhkan asupan gizi yang adekuat terutama protein untuk
proses penyembuhan serta pemulihan dari penyakitnya. Balita
yang sering sakit akan mengalami hambatan dalam tumbuh
kembangnya.
Aspek kuratif dan rehabilitative lebih mudah untuk diterapkan
(terutama pada orang sakit yang tidak memiliki banyak pilihan).
Kebanyakan orang kalau sudah menderita sakit akan patuh pada
aturan yang disampaikan oleh petugas kesehatan (Dokter, Bidan,
Perawat, Ahli Gizi, dll). Hasil dari pelayanan kuratif dan
preventif juga lebih cepat dirasakan oleh klien apabila mentaati
semua nasehat termasuk tindakan medis, dan perawatan yang
diberikan. Sedangkan aspek preventif dan promotif lebih sukar
untuk diterapkan karena hasil yang didapat bersifat long
term (jangka panjang) sehingga tidak bisa langsung diambil
manfaatnya dan biasanya orang-orang lebih senang untuk melihat

4
hasil yang cepat. Misalnya pasien malaria akan mudah dinasehati
apabila dia menderita malaria daripada pada saat dia sehat.
 Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan
Secara umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4
aspek pokok, yakni: promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Sedangkan ahli lainnya membagi menjadi dua aspek, yakni :
a. Promosi kesehatan pada aspek promotif.
b. Promosi kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan
1) Pencegahan tingkat pertama (Primary prevention)
2) Pencegahan tingkat kedua (Secondary prevention)
3) Pencegahan tingkat tiga (Tertiary prevention)

C. Upaya Promotif.
Upaya promotif adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukan
untuk meningkatkan status/ derajad kesehatan yang optimal.
Sasarannya adalah kelompok orang sehat. Tujuan upaya promotif
adalah agar masyarakat mampu meningkatkan kesehatannya. Dalam
suatu survey di negara-negara berkembang, dalam suatu populasi
hanya terdapat antara 80%-85% orang yang benar-benar sehat.
Apabila kelompok ini tidak memperoleh promosi kesehatan
bagaimana memelihara kesehatan,maka kelompok ini akan menurun
jumlahnya, dan kelompok orang yang sakit akan meningkat.
Upaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan secara promotif
sangat penting untuk mengurangi AKI, AKA dan AKB. Pendekatan
pemeliharaan pada ibu hamil merupakan upaya kesehatan yang pari
purna dan berkesinambungan melalui upaya peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan (preventif), dimulai sejak awal kehamilan
sampai dekat persalinan,deteruskan oleh upaya penyembuhan (kuratif)
sebagai pertolongan persalinan yang memadai sesuai dengan tingkat
risikonya, dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dengan masa nifas,
laktasi / pemberian ASI dan Keluarga Berencana (KB). Upaya

5
pemeliharaan kesehatan ibu hamil dilakukan berbasis keluarga, sejak
awal kepada suami dan keluarga perlu diberikan informasi mengenai
kondisi ibu hamil. Lingkup promosi kesehatan dalam praktek kebidanan
menurut sasarannya :
1. Bayi.
2. Anak balita
3. Remaja
4. Ibu hamil
5. Ibu bersalin
6. Ibu nifas
7. Ibu menyusui
8. PUS/WUS
9. Klimakterium/ menopause

Upaya promotif dalam praktek kebidanan pada ibu hamil adalah


dengan mencegah adanya anemia dalam kehamilan melalui
penyuluhan-penyuluhan dan kegiatan-kegiatan lain. Anemia dalam
kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu baik dalam
kehamilan maupun persalinan. Berbagai penyulit dapat timbul akibat
anemia seperti abortus, partus prematurus, syok, dan lain-lain. Karena
itulah usaha promotif dalam peningkatan gizi ibu hamil sangat
dipentingkan untuk mengurangi angka kehamilan dengan anemia untuk
mengurangi angka kematian ibu dan bayi. Adapaun usaha promotifnya
adalah dengan memberikan penyuluhan kepada ibu hamil tentang
pencegahan anemi dengan perbaikan gizi yaitu dengan menjelaskan
dan menginformasikan mengenai pola nutrisi yang baik bagi ibu hamil
untuk menunjang kesehatan ibu dan pertumbuhan janin yang baik.
Upaya promotif dalam praktek kebidanan pada ibu untuk anak
tentang pemberian imunisasi, yaitu menjelaskan mengenai keuntungan-
keuntungan yang didapat setelah pemberian imunisasi, serta bahaya
apabila imunisasi tersebut tidak diberikan. Selain itu juga menjelaskan
6
mengenai gizi seimbang yang baik untuk diberikan kepada anak guna
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang maksimal serta
menghindari terjadinya gizi buruk pada anak. Pentingnya usaha
pelayanan kebidanan promotif bagi bayi dan anak dengan berbagai
upaya dengan penyuluhan, ataupun kegiatan promotif lainnya agar
angka gizi buruk dapat terus berkurang agar pertumbuhan dan
perkembangan anak dapat berlangsung dengan baik. Adapun bentuk
usaha promotifnya adalah dapat berupa berbagai penyuluhan ataupun
kegiatan lainnya yang biasa dilakukan di posyandu-posyandu bayi dan
balita.
Contoh upaya promotif yang dilakukan dalam pelayanan
kebidanan:
 Melakukan penyuluhan untuk memberikan informasi pada ibu
tentang pemenuhan dan peningkatan gizi bayi dan balita pada
usianya.
 Memberikan informasi tentang imunisasi pada ibu-ibu yang
memiliki bayi, informasi tersebut meliputi manfaat, efek samping,
jenis-jenis imunisasi dan akiba jika tidak dilakukan imunisasi pada
bayi
 Melakukan penyuluhan untuk memberikan informasi tentang
pemantauan tumbuh kembang balita pada ibu-ibu yang memiliki
balita.
 Pemeriksaan kesehatan reproduksi pada usia pranikah untuk
mengetahui keadaan organ reproduksinya.
 Penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil.
 Penyuluhan tentang gizi pada ibu hamil karena selama kehamilan
ibu mengalami peningkatan kebutuhan gizi dan ibu harus
memenuhi gizi tersebut.
 Pemberian informasi tentang tanda bahaya dalam kehamilan pada
ibu hamil agar ibu hamil segera memeriksakan diri jika mengalami
salah satu tanda tersebut.
7
 Memberikan informasi tentang perawatan payudara pada ibu
hamil sebagai persiapan untuk masa laktasi nantinya
 Memberikan informasi tentang persalinan dan kebutuhan selama
persalinan
 Memberikan informasi tentang kebutuhan nifas seperti kebutuhan
gizi, kebutuhan hygiene, perawatan bayi, dan lain-lain
 Memberikan informasi tentang diet yang tepat pada masa lansia
 Memberikan informasi tentang menopause pada lansia
 Memberikan informasi tentang pentingnya olahraga dan istirahat
yang cukup pada masa lansia
 Memberikan promosi kesehatan mengenai pemberian ASI eklusif
pada ibu yang baru melahirkan.

D. Upaya Preventif
Upaya preventif adalah upaya promosi kesehatan untuk
mencegah terjadinya penyakit. Bentuk kegiatannya adalah imunisasi,
pemeriksaan antenatal care, postnatal care, perinatal dan neonatal.
Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah kelompok
masyarakat yang berisiko tinggi (high risk), misalnya kelompok ibu
hamil dan menyusui,BBL, para perokok, obesitas (orang-orang
kegemukan), para pekerja seks (wanita atau pria), dan sebagainya.
Tujuan upaya promosi kesehatan pada kelompok ini adalah agar
mereka tidak jatuh sakit atau terkena penyakit (primary
prevention).Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan
individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan.
Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin, pravenire yang
artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak
terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan
sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya
gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat
(Notosoedirjo dan Latipun, 2005 : 145 ).

8
Contoh upaya preventif yang dilakukan dalam pelayanan
kebidanan:
 Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil
 Pemeriksaan kesehatan secara berkala ( balita, bumil, remaja,
Lansia,dll ) melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan
rumah
 Posyandu untuk penimbangan dan pemantauan kesehatan balita
 Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas,
maupun dirumah
 Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
 Pemberian tablet Fe pada ibu hamil dan remaja agar terhindar
dari anemia
 Mobilisasi tubuh pada ibu hamil untuk mengatasi kekakuan dan
melancarkan sirkulasi ibu
 Pencegahan terjadinya komplikasi pada saat persalinan
 Pencegahan komplikasi pada saat nifas
 Pemeriksaan secara rutin dan berkala pada lansia

E. Upaya Kuratif
Upaya kuratif dalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah
penyakit menjadi lebih parah melalui pengobatan. Sasarannya adalah
kelompok orang sakit (pasien) terutama penyakit kronis sperti asma,
DM, TBC, rematik, hipertensi dan sebagainya. Tujuannya kelompok ini
mampu mencegah penyakit tersebut tidak lebih parah (secondary
prevention). Bentuk kegiatannya adalah pengobatan.
Upaya kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran
secara individual, kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya
hanya sekali saja. Jarak antara petugas kesehatan (dokter, perawat,
bidan, dan sebagainya) dengan pasien atau sasaran cenderung jauh.
Upaya kuratif cenderung bersifat reaktif, artinya kelompok ini pada
umumnya hanya menunggu masalah datang. Seperti misalnya dokter

9
yang menunggu pasien datang di Puskesmas atau tempat praktek.
Kalau tidak ada pasien datang, berarti tidak ada masalah, maka
selesailah tugas mereka, bahwa masalah kesehatan adalah adanya
penyakit. Upaya kuratif cenderung melihat dan menangani klien atau
pasien lebih kepada sistem biologis manusia atau pasien hanya dilihat
secara parsial, padahal manusia terdiri dari kesehatan bio-psikologis
dan sosial, yang terlihat antara aspek satu dengan yang lainnya.
Program kesehatan yang menekankan upaya kuratif
adalah “Health program for survival”. Upaya kesehatan dalam
pelayanan kebidanan melalui kuratif.
Pelayanan diberikan pada pekerja yang sudah mengalami
gangguan kesehatan
Pelayanan diberikan meliputi pengobatan terhadap penyakit
umum maupun penyakit akibat kerja. Terapi PAK dengan terapi
kasual/utama & terapi simtomatis.
a. Bayi
 Mandiri:
 Pemberian vitamin K
 Obat tetes mata.
 Kolaborasi:
 Pengobatan pada kasus asfiksia berat
 Pengobatan mata pada kasus bayi dengan ibu yang
menderita gonore
 Pengobatan pada kasus perdarahan intracranial
 Pengobatan path kasus hipoglikemia
 Pengobatan Dada penyakit-penyakit infeksi lainnya seperti
ISPA. diare dll.

Contoh: Pada kasus bayi yang menderita gonoblenorhoe (ibu


menderita gonore) dilakukan kolaborasi untuk pemberian terapi
pengobatan antibiotika.

10
b. Balita
 Mandiri:
 Pengobatan diare tanpa dehidrasi.
 Balita dengan kasus BGM.
 Kolaborasi:
 Pengobatan path kasus ISPA
 Pengobatan Dada kasus cacmgan
 Pengobatan pada kasus gizi buruk
 Pengobatan pada penyakit-penyakit mfeksi lainnya.

Contoh : Pada kasus diare dengan dehidrasi, selain rehidrasi,


pemenuhan nutrisi dilakukan kolaborasi untuk pemberian therapi
obat antibiotika.
c. Remaja
 Mandiri:
 Pengobatan path kasus dismenorhoe
 Pengobatan ~ada kasus anemia ringan.
 Pada remaja korban perkosaan dengan ruftur pada serviks
atau mukosa
 vagina dilakukan tindakan hecting.
 Kolaborasi:
 Pengobatan path kasus anemia berat.
 Pengobatan pada kasus plour arbus

Contoh : Pada kasus dismenorhoe dilakukan kolaborasi


untuk pemberian therapi hormonal.
d. PUS/WUS
 Mandiri:
 Pengobatan pada efek samping alat kontrasepsi

11
 Kolaborasi:
 Pengobatan pada kasus Penyakit Menular Seksual
 Pengobatan pada kasus radang panggul ( PRP)

Contoh : Pada kasus radang panggul dilakukan kolaborasi


untuk pemberian terapi obat antibiotika dan symptomatic.
e. Ibu hamil
 Mandiri:
 Pengobatan pada kasus hiperemesis tmgkat I dan tmgkat II.
 Pengobatan pada kasus anemia ringan.
 Kolaborasi:
 Pengobatan pada kasus hiperemesis tmgkat Ill.
 Pengobatan path abortus inleksiousus
 Pengobatan pada kasus anemia berat.
 Pengobatan pada kasus APB
 Pengobatan pada kehamilan dengan penyakit yang
menyertai seperti jantung DM dll

Contoh : Pada kasus ibu hamil dengan anemia ringan


diberikan obat tambah darah (Fe) dan nutrisi yang adekuat.
f. Ibu Bersalin
 Mandiri:
 Manajemen Aktif Kala Ill
 Pengobatan path kasus atonia uteri.
 Ibu bersalin dengan ruftur pada serviksl
mukosa vagina/perineum dilakukan tindakan hecting.
 Kolaborasi:
 Pengobatan pada kasus inersia uteri
 Pengobatan path kasus perdarahan ( HPP primer).

Contoh : Pada Manajemen Aktif Kala III diberikan injeksi


oksitosin 10 U.
12
g. Ibu Nifas
 Mandiri:
 Pengobatan pada sub involusi
 Kolaborasi:
 Pengobatan pada mastitis
 Pengobatan pada HPP sekunder
 Pengobatan pada kasus vaginitis
 Pengobatan path kasus abses payudara

Contoh : Pada mastitis selain perawatan yang adekuat,


dilakukan kolaborasi untuk pemberian therapi obat antibiotika
(Kloksasillin atau Eritromysin).
h. KlimakteriumlMenopause
 Kolaborasi:
 Terafi Sulih Hormon (TSH)
Contoh upaya kuratif dalam pelayanan kebidanan:
 Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis
 Perawatan payudara yang mengalami masalah, seperti :
mastitis dan bendungan ASI
 Perawatan tali pusat terkendali pada bayi baru lahir
 Perawatan bayi, balita dan anak sakit dirumah
 Pemberian vitamin E yang merupakan upaya pengobatan
penyakit tertentu
 Pemeriksaan dan pengobatan yang tepat pada ibuhamil
yang sakit
 Melakukan rujukan bila diperlukan
 Penatalaksanan dini terhadap komplikasi dalam kehamilan,
misalnya pada ibu hamil dengan anemia bidan dapat
memberikan tablet Fe sebagai penatalaksanaan dininya.
 Pengobatan pada ibu nifas yang mengalami komplikasi seperti
pengobtan ibu nifas yang mengalami infeksi.

13
F. Upaya Rehabilitatif
Upaya Rehabilitatif adalah upaya promosi kesehatan untuk
memelihara dan memulihkan kondisi/ mencegah kecacatan.
Sasarannya adalah kelompok orang yang baru sembuh dari penyakit.
Tujuannya adalah pemulihan dan pencegahan kecacatan (tertiary
prevention).
Contoh upaya rehabilitatif dalam kebidanan:
 Pemuliahan keadaan pasca sakit pada bayi dan balita
 Latihan fisik yang tepat, teratur dan rutin pada remaja pasca
sakit sebagai usaha pemeliharaan kesehatan
 Istirahat yang cukup dan pengaturan diet yang tepat pada ibu
hamil pasca sakit
 Mobilisasi dini pada ibu pasca bersalin sebagai pemulihan
dengan cara ibu dapat mengubah posisi dan berjalan-jalan
sekurang-kurangnya 6 jam setelah melahirkan
 Latihan fisik pada ibu pasca bersalin, seperti melakukan
senam nifas atau senam kegel untuk membantu pemulihan
alat kandungan ibu setelah melahirkan
 Pemenuhan gizi pada ibu nifas
 Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan
Pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan
pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit. Leavell dan clark
dalam bukunya “Preventive Medicine for the doctor in his community”
Usaha-usaha pencegahan itu adalah :
a. Masa Sebelum Sakit
1. Mempertinggi nilai kesehatan (Health promotion)
2. Memberikan perlindungan khusus terhadap sesuatu penyakit
(Specific protection).
b. Pada Masa Sakit

14
1. Mengenal dan mengetahui jenis pada tingkat awal,serta
mengadakan pengobatan yang tepat dan segera. (Early
diagnosis and treatment).
2. Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan
gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan sesuatu
penyakit (Disability limitation).
3. Rehabilitasi (Rehabilitation).
a. Masa Sebelum Sakit ( Prepatogenesis)
1) Promosi Kesehatan ( Health Promotion)
Tingkat pencegahan yang pertama, yaitu promotion of
health oleh para ahli kesehatan masyarakat di Indonesia di
terjemahkan menjadi peningkatan kesehatan, bukan promosi
kesehatan, hal ini dikarenakan makna yang terkangdung dalam
istilah promotion of health disini adalah meningkatkan kesehatan
seseorang, yaitu melalui asupan gizi seimbang, olahraga teratur,
dan lain sebagainya agar orang tersebut tetap sehat, tidak
terserang penyakit.
Namun demikian,bukan berarti bahwa peningkatan
kesehatan tidak ada hubungannya dengan promosi kesehatan.
Leavell dan Clark dalam penjelasannya tengtan promotion of
health menyatakan bahwa selain melalui peningktan gizi dan
lain-lain, peningkatan kesehatan juga dapat di lakukan dengan
memberikan pendidikan kesehatan (health education)kepada
individu dan masyarakat.
Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan
kesehatan pada umumnya. Menurut Machfoedz Ircham dalam
bukunya Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi
Kesehatan, usaha untuk memepertinggi nilai kesehatan
diantaranya :
a) Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun
kuantitas
15
b) Perbaikan Hyegiene dan Sanitasi Lingkungan
c) Peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
d) Pendididkan kesehatan pada masyrakat
Peran bidan dalam promosi kesehatan ( health promotion ) :
 Memberikan penyuluhan kepada individu dan masyrakat
tentang asupan makanan yang bergizi.
 Melakukan penyuluhan dan usaha perbaikan sanitasi
lingkungan dengan mengikutsertakan tokoh masyrakat dan
masyarakat di dalam kegitan tersebut.
 Memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada
individu, keluarga dan masyarakat. Pengertian dari
pelayanan kesehatan maskimal menurut Supariyasa (2010)
adalah pelaksanaanpelayanan kesehatan yang meliputi
aspek promotif (pendidikan kesehatan), preventif
(pencegahan), kuratif (pengobtan), dan rehabilitatif
(perawatan) dengan berdasarkan pada UU no. 44 pasal 1
tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
 Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu,
keluarga, dan masyarakat.
2) Perlindungan Khusus ( Spesific protection)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat, misalnya tentang:
a) Program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan
khusus
b) Penggunanan kondom untuk mencegah penyakit HIV/AIDS.
c) Perlindungan kecelakaan baik di tempat umum maupun
ditempat kerja.
d) Perlindungan terhadap korban penganiyaan, pelecehan
seksual dan diskriminasi terhadap hak reproduksi wanita,
tindakan kekerasan pada anak dan maupun wanita.

16
Peran bidan dalam usaha perlindungan khusus ( Spesific
Protection) :
 Memberikan imunisasi kepada bayi dan balita serta
memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai
pentingnya pemberian imunisasi.
 Memberikan penyuluhan penggunaan alat kontrasepsi serta
kondom untuk perlindungan dari penyakit menular seksual.
b. Masa Saat Sakit ( Patogenesis )
1. Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera ( Early diagnosis and
prompt treatment)
Tujuan utama dari usaha ini adalah :
a) Pengobatan yang setepat-tepatnya dari setiap jenis penyakit
sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna
b) Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya
menular
c) Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan oleh suatu
penyakit.

Beberapa usaha diantaranya :


a) Case Finding
Yaitu menacari penderita dimasyarakat dengan jalan
pemeriksaan, misalnya pemeriksan laboratorium,
pemeriksaan pap smear, dan sebagainya serta memberikan
pengobatan.
b) Contact tracing
Mencari semua orang yang telah berhubungan
dengan penderita penyakit menular dan penyakit infeksi
untuk diawasi bila penyakitnya timbul dapat segera
diberikan pengobatan, misalnya pada wanita yang
menderita penyakit menular seksual seperti gonorhoe,
sipilis, hepatitis B, HIV/AIDS dan sebagainya, pasangan

17
diperiksa dan diberi pengobatan agar penyakitnya tersebut
dapat sembuh.
c) Pendidikan Kesehatan kepada masyarakat agar dapat
mengenal gejala penyakit pada tingkat awal dan segera
mencari pengobatan.
Masyarakat perlu mengtahui dan menyadari bahaya
penyakit kelamin untuk dirinya, keluarga dan keturunannya.
Agar mereka menyadari penularan penyakit kelamin
tersebut, maka mereka yang telah berbuat segera
memeriksakan dirinya untuk segera untuk diobati.
Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil atau
tidaknya usaha pengobatan tidak hanya tergantung pada
baiknya obat serta keahlian tenaga kesehatan, melainkan
juga tergantung pada kapan pengobatan itu diberikan.
Pengobatan yang lamabat akan meneybabkan usaha
peneymbuhan lebih sulit bahakan mungkin tidak dapat
sembuh lagi misalnya pengobatan kanker yang
terlambat (Suryati, dkk. 2009)
Peran bidan dalam usaha diagnosis dini dan pengobatan
segera ( Early Diagnosis and Promotif Treatment) :
 Melaksanakan program pemeriksaan gratis di wilayah
desa dengan mengikutsertakan tokoh masyrakat dan
tenaga kesehatan lainnya.
 Memberikan penyuluhan pentingnya dilakukan diagnosis
dini
 Melaksanakan program pemeriksaan papsmear, IVA
 Memberikan pelatihan pada masyarakat khusunya wanita
dalam melakukan pemeriksaan SADARI
 Segera melakukan rujukan atau kolaborasi apabila
menemui penderita yang mengalami penyakit berbahaya
atau komplikasi
18
2. Disability Limitation (pembatasan kecacatan dan berusaha
untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang
diakibatkan suatu masalah kesehatan dan penyakit)
Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha Early diagnosis
And Promotif Treatment yaitu dengan pengobatan dan
perawatan yang sempuran agar penderita sembuh kembali dan
tidak cacat ( tidak terjadi komplikasi). Bila sudah terjadi
kecacatan maka dicegah agar kecacatan tersebut tidak
bertambah berat dan fungsi dari alat tubuh yang cacat ini
dipertahankan semaksimal mungkin.
Beberapa usaha diantaranya :
a) Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.
b) Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan
melakukan pemeriksaan lanjut yang lebih akurat seperti
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang
lainnya agar penderita dapat sembuh dengan baik dan
sempurna tanpa ada komplikasi lanjut.
Peran bidan dalam usaha disability limitation :
a) Memberikan pengobatan dan perawatan agar penderita
sembuh dan tak terjadi komplikasi.
b) Melakukan pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.
c) Melakukan perbaikan fasilitas kesehatan dengan
mengikutsertakan masyrakat sebagai penunjang untuk
dimungkinkan pengobatan dan perawatan yang lebih
intensif.
3. Rehabilitasi (Rehabilitation)
Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas
penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi
sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan
masyarakat.
19
Rehabilitasi ini terdiri atas:
a) Rehabilitasi fisik
Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan
fisik semaksimal - maksimalnya. Misalnya, seorang yang
karena kecelakaan, patah kakinya, perlu mendapatkan
rehabilitasi dari kaki yang patah ini yaitu dengan
mempergunakan kaki buatan yang fungsinya sama dengan
kaki yang sesungguhnya.
b) Rehabilitasi mental
Yaitu agar bekas penderita dapat menyesuikan diri
dalan hubungan perorangan dan social secara memuaskan.
Seringkali dengna bersamaan dengan terjadinya cacat
badaniah muncul pula kelainan-kelaianan atau gangguan
mental. Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan
bimbingan kejiwaan sebelum kembali ke dalam masyarakat.
c) Rehabilitasi social vokasional
Yaitu agar bekas penderita menempati suatu
pekerjaan/jabatan dalam masyarakat dengan kapasitas kerja
yang semaksimal - maksimalny sesuai dengan kemampuan
dan ketidakmampuannya.
d) Rehabilitasi aesthetis
Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk
mengembalikan rasa keindahan, walaupun kadang-kadang
fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan
misalnya: penggunaan mata palsu.(Suyati, dkk. 2009).
Peran bidan dalam rehabilitasi (Rehabilitation):
 Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali
dengan memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang
bersangkutan untuk bertahan.

20
 Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga
setiap penderita yang telah cacat mampu mempertahankan
diri.
 Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap
dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.
 Memberikan konseling pada penderita kecacatan agar tetap
bersemangat dalam memulihkan kesehatan.
 Memberikan keyakinan dalam kesembuhan,serta
menumbuhkan kepercayaan diri untuk bersosialisasi dengan
masyarakat Memberi penyuluhan kepada masyarakat agar
dapat menerima pasien sama seperti individu normal
lainnya.
 Memberikan pendidikan kesehatan agar hal yang lebih buruk
tidak terjadi pada kesehatan pasien ( Sindiariyani. 2011)

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Promosi Kesehatan (Health Promotion) adalah ilmu dan seni
membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat
optimal. Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan
yang tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan
kesehatan), preventif ( pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan
rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan, keluarga, kelompok
atau masyarakat, lingkungan.
Ruang Lingkup Promosi Kesehatan ada tiga yaitu :
 Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan
kesehatan yaitu pelayanan preventif dan promotif, dan pelayanan
kuratif dan rehabilitative.
 Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan yaitu promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitative. Sedangkan ahli lainnya
membagi menjadi dua aspek, yakni : promosi kesehatan pada
aspek promotif dan promosi kesehatan pada aspek pencegahan
dan penyembuhan (primary prevention, secondary prevention,
tertiary prevention)
 Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan yaitu Health
promotion, Specific protection, Early diagnosis and treatment
Disability limitation, dan Rehabilitation.

22
DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Budiman. , 1996. Pengantar Prinsip dan Metode Epidemiologi.


Jakarta : EGC
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat,
edisi 2. Jakarta : EGC
Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta
: PT. Rineke Cipta
Widyastuti, Yuni dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.
http://santibarlian.blogspot.com/2012/03/promotif-kebidanan.html
http://bidanrianasudibyo.blogspot.com/2012/01/upaya-kesehatan-dalam-
pelayanan.html
http://peterpaper.blogspot.com/2010/04/pelayanan-kesehatan-1.html
http://dharaayuning.blogspot.com/2012/04/konsep-promosi-kesehatan.html

23

Anda mungkin juga menyukai