Anda di halaman 1dari 13

DDST ( DENVER DEVELOPMENT

SCREENING TEST)

KINO SIBORO,Am.Keb,SKM
Pengertian
 DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap
kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah test
diagnostik atau test IQ.
DST menurut Soetjiningsih (1995) merupakan :
 Test yang mudah dan cepat (15-20) menit dapat diandalkan dan
mempunyai validitas yang tinggi.
 Test yang secara efektif dapat mengidentifikasikan antara 85-100
persen bayi dan anak-anak prasekolah yang mengalami
keterlambatan perkembangan, dan pada “follow up” selanjutnya
ternyata 89 persen dari kelompok DDST abnormal mengalami
kegagalan di sekolah 5-6 tahun kemudian.
TUJUAN PEMERIKSAAN DDST

Dapat memberikan gambaran yang cukup tentang


perkembangan yang dicapi oleh anak.
Dapat memberikan hasil test diagnostik yang detail
yang digunkan untuk mengevaluasi anak.
Membantu mempersiapkan tes pengajaran.
Dapat memberikan dasar untuk menetapkan dasar bagi
program skrining di masyarakat secara efektif.
CARA PEMERIKSAAN

Pada umumnya waktu pemeriksaan, tugas perkembangan


yang perlu diperiksa pada setiap kali skrining hanya berkisar
antara 20-30 tugas saja, sehingga tidak memerlukan waktu
yang lama, hanya sekitar 15-20 menit saja.
Alat yang digunakan:
 Alat peraga: benang wol merah, kismis / manik-manik,
kubus warna merah, kuning, hijau, biru, permainan anak,
botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas dan pensil.
Lembar formulir DDST
Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-
cara melakukan tes dan cara menilainya
  Motorik/Sensorik So Bah Manipulatif
Umur sia asa
l
Sampai 1 Refleks-refleks primitif,      
bl dapat menghisap,      
  menggenggam,      
  memberikan respon      
  terhadap suara-suara      
  mengejutkan Menegakkan      
1-3 bLn kepala Memberikan respon
  sebentar, mengadakan Senyum    
  gerakan-gerakan      
  merangkak jika tengkurap.      
3-4 bln Mengangkat kepala dari Tersenyum. Bersuara jika diajak Mulai mengamati
  posisi tengkurap dalam   bicara. tangan sendiri ;
  waktu yang singkat.     Mampu untuk
  Memalingkan kepala ke     memegang
  arah suara.     kerincingan. Mulai
6-9 bln Berguling dari sisi ke sisi Memperlihatkan Bervokalisasi –
suara-
  ketika terlentang. kegembiraan suara bergumam, memindahkan
dengan suara
  Memalingkan kepala pada berlagak dan seperti “da”, “ma”. benda dari satu
tersipu-
  orang yang berbicara. sipu.   tangan ke tangan
        lainnya. Mampu
        memanipulasi
        benda-benda.
9-10 Duduk dari posisi Mengenal dan Ngoceh dan Memungut benda
bulan berbaring ; berpindah ; menolak orang bervokalisasi ; diantara jari-jari
asing ;
  merangkak. meniru ; berteriak mengatakan kata-kata dan ibu jari.
    untuk menarik seperti da-da, mam-  
    perhatian. mam.  
1 tahun Merangkak dengan baik Menurut Mengucapkan Memegang gelas
perintah kata-
  menarik badan sendiri sederhana, meniru kata tunggal/ untuk minum.
Tugas perkembangan

Semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur
dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, yang meliputi :
Perilaku sosial (Personal Sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungan.
 Gerakan Motorik Halus (Fine Motor Adaptive)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-
otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
• Bahasa (Language)
Kemampuan yang memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan
berbicara spontan.
• Gerakan motorik kasar (Gross Motor)
 Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
Aspek perkembangan yang dinilai

 
Terdiri dari 105 tugas perkembangan pada DDST
dan DDST-R, yang kemudian pada Denver II
dilakukan revisi dan restandarisasi dari DDST
sehingga terdapat 125 item/ tugas perkembangan.
Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap :

Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak


yang berumur:
1). 3-6 bulan
2). 9-12 bulan
3). 18-24 bulan
4). 3 tahun
5). 4 tahun
6). 5 tahun
b. Tahap kedua: dilakukan pada anak yang dicurigai adanya
hambata perkembangan pada tahap pertama, kemudian
dilanjutkan denga evaluasi diagnostik yang lengkap.
penilaian
Soetjiningsih (1995) tentang bagaimana melakukan
penilaian, apakah lulus (Passed = P), gagal (Fail = F),
ataukah anak tidak mendapat kesempatan untuk
melaksanakan tugas (No Opportunity =N.O).
Kemudian ditarik garis kronologis yang memotong
garis horizontal tugas perkembangan pada formulir
DDST. Setelah itu dihitung pada masing-asing sektor,
berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya
berdasarkan pedoman, hasil test diklasifikasikan dalam
: normal, abnormal, meragukan (questionable) dan
tidak dapat di test (untesable)
Abnormal

Bila didapat 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor /


lebih.
Bila dalam satu sektor atau lebih didapatkan 2 atau
lebih keterlambatan PLUS 1 sektor atau lebih
dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama
tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan
dengan garis vertikal usia
Meragukan

 Bila ada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau


lebih
 Bila dalam satu sektor atau lebih didapatkan 1
keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada
yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis
vertikal usia. Tidak dapat di test
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil test
menjadi abnormal atau meragukan.
Tidak dapat di test

Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hail


test menjadi abnormal aau meragukan
THANK’S

Anda mungkin juga menyukai