Anda di halaman 1dari 23

KONSEP LATIHAN DAN JENIS-JENIS

LATIHAN BODY MECHANIC


KELOMPOK 6
ANGGOTA KELOMPOK

• 1. Dipa Hilmi Fauza ( 190106039 )


• 2. Fadilla Agustari ( 190106048 )
• 3. Fitrah Fadhilah Siregar ( 190106057 )
• 4. Harits Abdurahman Anwar ( 190106066 )
• 5. Isnaeni Maulina Azkiyah ( 190106075 )
• 6. Lesy Lestishiyami ( 190106084 )
• 7. Santika Nesara Ferari ( 190106138 )
• 8. Tedi Setiadi ( 190106149 )
• 9. Winda Amiarti ` ( 190106156 )
PENGERTIAN BODY MEKANIK
Body mekanik adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan
digunakannya tubuh dan bagian-bagianya secara effisien , aman dan
terkoordinasi untuk memindahkan suatu obyek dan melakukan pekerjaan
sehari-hari. Dalam hal ini difokuskan pada penggunaan body mekanik oleh
perawat pada saat mengatur posisi pasien diatas bed , memindahkan
pasien diantara bed,kursi roda dan brankat.

Body Mekanik meliputi 3 elemen dasar yaitu :


• Body Aligement (Postur Tubuh)
Susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam hubungannya
dengan bagian tubuh yang lain.
• 2. Balance / Keseimbangan
Keseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat gravity, line
gravity dan base of support.
• 3. Koordinated Body Movement (Gerakan tubuh yang terkoordinir)
Dimana body mekanik berinteraksi dalam fungsi muskuloskeletal
dan sistem syaraf.
PRINSIP BODY MEKANIK

PENGERTIAN
Mekanika tubuh penting bagi perawat dan klien. Hal ini
mempengaruhi tingkat kesehatan mereka. Perawat menggunakan
berbagai kelumpok otot untuk setiap aktivitas keperawatan, seperti
berjalan selama ronde keperawatan, memberikan obat, mengangkat
dan memindahkan klien, dan menggerakan objek. Gaya fisik dari
berat dan friksi dapat mempengaruhi pergerakan tubuh. Jika
digunakan dengan benar, kekuatan ini dapat meningkatkan efisiensi
perawat

Prinsip yang digunakan dalam mekanik tubuh adalah sebagai berikut :

1. Keseimbangan
Keseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai dengan
cara mempertahankan posisi garis gravitasi diantara pusat gravitasi
dan dasar tumpuan.
2. Gravitasi
Merupakan prinsip pertama yang harus diperhatikan dalam melakukann
mekanika tubuh dengan benar, yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu
dalam pergerakan tubuh. Terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam
gravitasi:
a. Pusat gravitasi ( center of gravitasi ), titik yang berada dipertengahan tubuh
b. Garis gravitasi ( Line Of gravitasi ), merupakan garis imaginer vertikal melalui
pusat gravitasi.
c. Dasar tumpuan ( base of suport ), merupakan dasar tempat seseorang
dalam keadaan istirahat untuk menopang atau menahan tubuh.

3. Berat
Dalam menggunakan mekanika tubuh yang sangat dipehatikan adalah berat
atau bobot benda yang akan diangkat karena berat benda akan
mempengaruhi mekanika tubuh.
PERGERAKAN DASAR DALAM
MEKANIKA TUBUH
• Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas
manusia. Sebelum melakukan mekanika tubuh, terdapat beberapa
pergerakan dasar yang harus diperhatikan, di antaranya :

1. Gerakan ( ambulating ).
Gerakan yang benar dapat membantu keseimbangan tubuh. Sebagai
contoh, keseimbangan pada saat orang berdiri dan saat orang berjalan kaki
berbeda.

2. Menahan ( squating ).
Dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu berubah. Sebagai
contoh, posisi orang yang duduk akan berbeda dengan orang yang jongkok
dan tentunya juga berbeda dengan posisi membungkuk
3. Menarik ( pulling ).
Menarik dengan benar akan memudahkan untuk memindahkan benda.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menarik benda, di
antaranya ketinggian, letak benda ( sebaiknya berada di depan orang yang
akan menarik ), posisi kaki dan tubuh dalam menarik ( seperti condong
kedepan dari panggul ), sodorkan telapak tangan dan lengan atas di bawah
pusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku diletakkan pada permukaan
tempat tidur, pinggul, lutut dan pergelangan kaki ditekuk lalu lakukan
penarikan.

4. Mengangkat ( lifting ).
Mengangkat merupakan cara pergerakan daya tarik. Gunakan otot – otot
besar dari tumit, paha bagian atas, kaki bagian bawah, perut dan pinggul
untuk mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian belakang.

5. Memutar ( pivoting ).
Memutar merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan bertumpu
pada tulang belakang. Gerakan memutar yang baik memperhatikan ketiga
unsur gravitasi dalam pergerakan agar tidak memberi pengaruh buruk pada
postur tubuh.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BODY
MEKANIK AMBULASI DAN MOBILISASI.
• ●AMBULASI

1. Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat mempengaruhi sistem muskuloskeletal
dan sistem saraf berupa penurunan koordinasi. Perubahan tersebut dapat
disebabkan oleh penyakit, berkurangnya kemampuan untuk melakukan
aktivitas sehari – hari dan lain – lainnya.

2. Nutrisi
Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses pertumbuhan
tulang dan perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat
menyebabkan kelemahan otot dan memudahkan terjadinya penyakit.
sebagai contoh tubuh yang kekurangan kalsium akan lebih mudah
mengalami fraktur.

3. Emosi
Kondisi psikologis seseorang dapat menurunkan kemampuan mekanika
tubuh dan ambulansi yang baik, seseorang yang mengalami perasaan tidak
aman, tidak bersemangat, dan harga diri rendah. Akan mudah mengalami
perubahan dalam mekanika tubuh dan ambulasi.
4. Situasi dan Kebiasaan
Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseoarang misalnya, sering mengankat
benda-benda berat, akan menyebabkan perubahan mekanika tubuh dan
ambulasi.

5. Gaya Hidup
Gaya hidup, perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stress
dan kemungkinan besar akan menimbulkan kecerobohan dalam beraktivitas,
sehingga dapat menganggu koordinasi antara sistem muskulusletal dan
neurologi, yang akhirnya akan mengakibatkan perubahan mekanika tubuh.

6. Pengetahuan
Pengetahuan yang baik terhadap penggunaan mekanika tubuh akan
mendorong seseorang untuk mempergunakannya dengan benar, sehingga
mengurangi tenaga yang dikeluarkan. Sebaliknya, pengetahuan yang kurang
memadai dalam penggunaan mekanika tubuh akan menjadikan seseorang
beresiko mengalami gangguan koordinasi sistem neurologi dan muskulusletal.
●MOBILISASI

Faktor yang mempengaruhi Mobiliasasi antara lain :


- Gaya hidup
- Proses penyakit dan injuri
- Kebudayaan
- Tingkat energi
- Usia dan status perkembangan
AKIBAT BODY MEKANIK YANG
BURUK
Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi
pengeluaran energi secara berlebihan. Dampak yang dapat
ditimbulkan dari penggunaan mekanika tubuh yang salah adalah
sebagai berikut :
1. Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya
kelelahan dan gangguan dalam sistem muskulusletal.
2. Resiko terjadinya kecelakaan pada sistem muskulusletal.
ASKEP PEMENUHAN KEBUTUHAN
AKTIFITAS
A. Riwayat Keperawatan
Pengkajian keperawatan pada masalah mekanika tubuh dan
ambulasi, antara lain menilai adanya kemampuan dan keterbatasan
dalam bergerak dengan cara bangkit dari posisi berbaring ke posisi
duduk, kemudian bangkit dari kursi ke posisi berdiri, atau perubahan
posisi. Selanjutnya menilai adanya kelainan dalam mekanika tubuh
pada saat duduk, berakivitas, atau saat pasien menglami pergerakan
serta pengkajian terhadap status ambulasi.

B. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik berfokus pada aktivitas dan olahraga yang
menonjolkan kesejajaran tubuh, cara berjalan, penampilan dan
pergerakan sendi, kemampuan dan keterbatasan gerak, kekuatan
dan massa otot, serta toleransi aktivitas.
 Kesejajaran tubuh
Pengkajian kesejajaran tubuh dapat dilakukan pada klien yang berdiri,
duduk, atau berbaring. Pengkajian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Menentukan perubahan fisiologis normal pada kesejajaran tubuh akibat


pertumbuhan dan perkembangan.
2. Mengdentifikasi penyimpanan kesejajaran tubuh yang disebabkan fostur
yang buruk.
3. Memberi kesempatan klien untuk mengopservasi posturnya.
4. Mengidentifikasi kebutuhan belajar klien untuk mempertahankan kejajaran
tubuh yang benar.
5. Mengidentifikasi trauma, kerusakan otot, atau disfungsi saraf.
6. Memperoleh informasi mengenai factor-faktor lain yang mempengaruhi
kesejajaran yang buruk, seperti kelelahan, malnutrisi, dan masalah psikologis.

● Pemeriksaan ini dilakukan dengan menginspeksi pasien dari sisi


lateral, anterior, dan posterior guna mengamati apakah:
- Bahu dan pinggul sejajar
- Jari-jari kaki mengarah ke depan
- Tulang belakang lurus, tidak melengkung ke sisi yang lain.
● Langkah pertama mengkaji kesejajaran tubuh adalah
menempatkan klien pada posisi istirahat sehingga tidak tampak
dibuat-buat atau posisi kaku. Jika mengkaji kesejajaran tubuh pasien
imobilisasi atau pasien tidak sadar maka bantal dan alat penopang di
angkat dari tempat tidur lalu klien diletakkan pada posisi telentang.

 Posisi pemeriksaan fisik :

1. Berdiri
Perawat harus memfokuskan pengkajian kesejajaran tubuh pada klien yang
berdiri sesuai hal – hal berikut :
1. Kepala tegak dan midline
2. Ketika dilihat dari arah posterior, bahu dan pinggul lurus dan
sejajar.
3. Ketika dilihat dari arah posterior, tulang belakang lurus
4. Ketika klien dilihat dari arah lateral, Kepala tegak dan garis tulang
belakang digaris dalam pola S terbaik.
5. Ketika dilihat dari arah lateral, perut berlipat ke bagian dalam
dengan nyaman dan lutut pergelangan kaki agak melengkung.
7. Kaki di tempatkan sedikit berjauhan untuk mendapatkan dasar
penopang, dan jari – jari kaki menghadap ke depan.
8. Ketika klien dilihat dari arah anterior, pusat gravitasi berada di
tengah tubuh, dan garis gravitasi mulai dari tengah kepala bagian
depan sampai titik tengah antara kedua kaki.
2. Duduk

Hal penting mengkaji kesejajaran dalam posisi duduk yaitu pada klien yang
mempunyai kelemahan otot, paralisis otot, atau kerusakan saraf. Karena
perubahan ini, klien mengalami pengurangan sensasi di area yang sakit dan
tidak mampu menerima tekanan ataupun penurunan sirkulasi

3. Berbaring

Pada orang sadar mempunyai kontrol otot volunter dan persepsi normal
terhadap tekanan. Sehingga merekabiasa merasakan posisi nyaman ketika
berbaring. Karena rentang gerak, sensasi dan sirkulasi pada orang sadar
berada dalam batas normal, mereka mengubah posisi ketika mereka
merasakan ketengangan otot dan penurunan sirkulasi.
 Penetapan Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan yang dapat terjadi pada masalah mekanika tubuh


dan ambulasi, antara lain :
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya kelemahan
akibat spasme muskulusletal pada ekstremitas, nyeri akibat
peradangan sendi, atau penggunaan alat bantu dalam waktu
lama.
2. Resiko cedera berhubungan dengan adanya paralisis, gaya
berjalan tidak stabil, atau penggunaan tongkat yang tidk benar.
3. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik
secara umum.

 Perencanaan

1. Memperbaiki penggunaan mekanika tubuh saat melakukan


aktivitas sehari-hari.
2. Memulihkan dan memperbaiki ambulasi.
3. Mencegah terjadinya cedera akibat jatuh.
 Evaluasi

Evaluasi yang diharapkan dari tindakan keperawatan untuk mengatasi


masalah mekanika tubuh dan ambulasi adalah unyuk menilai kemampuan
pasien dalam menggunakan mekanika tubuh dengan baik, menggunakan
alat bantu gerak, cara menggapai benda, naik atau turun, dan berjalan.
PRINSIP TRANSFER KLIEN DAN
PENGATURAN POSISI KLIEN YANG AMAN

1. Pengertian tranfer klien


Transfer atau pemindahan pasien merupakan salah satu bidang
penting di ilmu kesehatan (keokteran dan keperawatan) banyak masalah
potensial yang dapat mencegah dengan mengoptimalkan kondisi pasien
sebelum transfer (pemindahan pasien dilakukan) walaupun berbagai
usaha meminalisir komplikasi sudah dilakukan , jalan menuju penanganan
yang sempurna sehingga keamaman pasien tercapai masih panjang.

2. Tujuan
a. Terlaksananya pelayanan prosedur untuk transfer / memindahkan
pasien keluar rumah sakit.
b. Terlaksananya sistem pencatatan dan pelaporan transfer /
memindahkan pasien.
c. Terlaksannya standar operasional proseduruntuk transfer /
memindahkan pasien didalam rumah sakit.
d. Peningkatan keselamatan pasien dalam upaya pelayanan kesehatan
dirumah sakit.
e. Terlaksannya standar pelaksanaan petugas transfer pasien.
3. Pengertian

1. Definisi transfer pasien


Transfer pasien adalah memindahkan pasien dan kelengkapan
dokumentasi pasien.
2. Definisi transporter pasien
Memindahkan pasien dari tempat satu ke tempat yang lain.
POSISI - POSISI PASIEN

● Posisi Fowler
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian
kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk
mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.

● Posisi Sim
Posisi sim adalah posisi miring kekanan atau miring kekiri. Posisi ini dilakukan
untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat per anus (supositoria).
Berat badan terletak pada tulang illium, humerus dan klavikula.

● Posisi Trendelenberg
Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih
rendah daripada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan
peredaran darah ke otak.
● Posisi Dorsal Recumben
Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik
atau direnggangkan) di atas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat
dan memeriksa serta pada proses persalinan.

● Posisi Lithotomi
Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki
dan menariknya ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa
genitalia pada proses persalinan, dan memasang alat kontrasepsi.

● Posisi Genu pectrocal


Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki di tekuk dan dada
menempel pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk
memeriksa daerah rektum dan sigmoid.

● Posisi orthopeneic
Posisi pasien duduk dengan menyandarkan kepala pada penampang yang
sejajar dada, seperti pada meja.

● posisi Supinasi
Posisi telentang dengan pasien menyandarkan punggungnya agar dasar
tubuh sama dengan kesejajaran berdiri yang baik.
● Posisi pronasi
Pasien tidur dalam posisi telungkup Berbaring dengan wajah menghadap ke
bantal

● Posisi lateral
Posisi miring dimana pasien bersandar kesamping dengan sebagian besar
berat tubuh berada pada pinggul dan bahu.
PROSEDUR TINDAKAN KEBUTUHAN
AKTIVITAS DAN LATIHAN TEKNNIK ABULASI
Latihan Ambilasi :

1. Duduk diatas Tempat Tidur


2. Turun dan berdiri
3. Membantu berjalan
4. Memindahkan Pasien

Anda mungkin juga menyukai