I. BODY MEKANIK
A. Pengertian
Mekanika Tubuh adalah suatu usaha mengkoordinasikan sistem muskuloskeletal dan
sistem syaraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur dan kesejajaran tubuh
selama mengangkat, membungkuk, bergerak, dan melakukan aktivitas sehari-hari ( Potter
& Perry, 2005).
3. Weight (berat)
Dalam menggunakan mekanika tubuh yang sangat diperhatikan adalah berat atau
bobot benda yang akan diangkat karena berat benda akan mempengaruhi mekanika tubuh
3. Ligamen
Ligamen merupakan bagian yang menghubungkan tulang dengan tulang. Ligamen
pada lutut merupakan penjaga stabilitas.
4. Sistem syaraf
Syaraf terdiri dari syaraf pusat (otak dan medula spinalis) dan syaraf tepi
(percabangan dari syaraf pusat). Bagian somatis memiliki fungsi sensorik dan motorik.
Kerusakan pada syaraf pusat seperti kerusakan tulang belakang akan menyebabkan
kelemahan umum, sedangkan kerusakan saraf tepi menyebabkan terganggunya daerah
yang diinervasi dan kerusakan pada saraf radial akan menyebabkan drop hand atau
gangguan sensorik di daerah radial tangan.
5. Sendi
Sendi merupakan tempat dua atau lebih tulang bertemu.
Harber (1985), memberikan daftar penyebab cidera belakang yang paling sering terjadi
pada perawat yang bekerja di rumah sakit yaitu :
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian
kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan setinggi 15°- 90°.
Tujuannya untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi
kenyamanan pasien, Melakukan aktivitas ttu, Mengatasi kesulitan pernafasan &
KV pernafasan pasien.
Fowler : 45 – 90o dan Semi fowler : 15 – 45o
Adalah dimana posisi kepala dan bahu pasien sedikit mengalami elevasi
diatas bantal, kedua lengan berada di samping sisi tubuh, posisi kaki fleksi dengan
telapak kaki datar diatas tempat tidur. Tujuannya untuk memeriksa daerah
genetalia, pasang cateter, serta pada proses persalinan
3. Posisi Trendelenburg
4. Posisi antitrendelenberg
Adalah posisi pasien berbaring di TT dengan kaki lebih tinggi dari kepala.
Tujuan : tindakan menurunkan tekanan intrakranial pada pasien trauma kapitis.
Yaitu seorang tidur diatas salah satu sisi tubuh, dengan membentuk fleksi
pada pinggul dan lutut bagian atas dan meletakkannya lebih depan dari bagian
tubuh yang lain dengan kepala menoleh kesamping.
Tujuan posisi ini : Mengurangi lordosis & meningkatkan kelurusan punggung ,
Baik untuk posisi tidur & istirahat, Membantu menghilangkan tekanan pada
sakrum
8. Posisi Sim’s
2. Ambulasi
1. Memindahkan klien dari tempat tidur (TT) ke kursi/ kursi roda
a. Memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi
Pengertian : Memindahkan klien yang tirah baring ke kursi
b. Memindahkan klien dari tempat tidur (TT) ke kursi roda
Pengertian : Memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda
I. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengam adanya kelemahan akibat spasme
pada extremitas, nyeri akibat arthritis, penggunaan alat bantu dalam waktu yang lama.
b. Resiko cedera berhubungan dengan adanya paralysis, gaya berjalan tidak stabil,
penggunaan tongkat yang tidak benar.
c. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik secara umum.
K. keperawatan
a. latihan ambulasi
Membantu klien duduk diatas tempat tidur
Cara :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan di samping badannya dengan
telapak tangan menghadap ke bawah
3. Berdirilah di samping tempat tidur kemudian letakkan tangan pada bahu
pasien.
4. Bantu pasien untuk duduk dan beri penopang / bantal.
Membantu berjalan
Cara :
1. jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan di samping badan atau memegang
telapak tangan Anda.
3. Berdiri di samping pasien dan pegang telapak dan lengan bahu pasien
4. Bantu pasien berjalan
L. Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah
mekanika tubuh dan ambulasi adalah :
1. Masalah mekanika tubuh dan ambulasi teratasi dengan baik.
2. Klien mampu menggunakan mekanika tubuh dengan baik.
3. Klien mampu menggunakan alat bantu gerak dengan baik.
4. Klien mampu mengambil benda, naik turun, tidur dan berjalan dengan mandiri.
Ambulasi
5. Memindahkan klien dari tempat tidur ke (TT) ke kursi/ kursi roda/ brankar
dan sebaliknya
6. Membantu klien berjalan
7. Membantu klien dengan alat bantu jalan
Postur tubuh seseorang adalah salah satu hal yang harus dikaji untuk melihat.
- Status kesehatan
- Fisikal fitness
- Daya tarik seseorang.
b. Nutrisi
Nutrisi merupakan bahan untuk menghasilkan yang digunakan dalam membantu
proses pengaturan keseimbangan organ, otot, tendon, ligament, dan persendian.
Apabila status nutrisi kurang sehingga dapat proses keseimbangnan.
c. Emosi
Emosi dapat menyebabkan kurangnya kendali dalam menjaga keseimbangan tubuh.
Hal tersebut dapat mempengaruhi proses koordinasi pada otot, ligament,sendi dan
tulang.
d. Faktor social
e. Gaya hidup (life style)
Perilaku gaya hidup dapat membuat seseorang jadi lebih baik atau bahkan sebaliknya
menjadi buruk. Seseorang yang memiliki gaya hidup yang tidak sehat misalnya selalu
menggunakan alat bantu dalam melakukan kegiatan sehari-hari, dapat mengalami
ketergantungan sehingga postur tubuh tidak berkembang dengan baik.
f. Perilaku dan nilai-nilai
g. Hidrasi pasien
h. System skeletal adalah rangka pendukung tubuh dan terdiri dari 4 tipe tulang: panjang,
pendek, pipih dan irregular. Skelet tempat melekatnya otot dan ligament
i. Karakteristik tulang : Karakteristik tulang meliputi kekokohan kekuatan dan
elastisitas.
j. Sendi : Sendi adalah hubungan diantara tulang. Setiap sendi diklasifikasikan sesuai
dengan struktur dan tingakat mobilisasinya. Ada 4 klasifikasi sendi: sinostotik,
kartilagonus, fibrosa, dan synovial.
k. Ligamen : Ligament adalah ikatan jaringan fibrosa yg berwarna putih mengkilat
fleksibel mengikat sendi menjadi 1 dan menghubungkan tulang dengan vertilago.
Bersifat elastic shg mmbntu fleksibelitas sendi dan mendukung sendi dan memiliki
fungsi protektif.
l. Tendon : Tendon adalah jaringan ikat fibrosa yang berwarna putih mengkilat yg
menghubungkan otot dengan tulang. Tendon bersufat kuat fleksibel dan tidak elastic
serta memmpunyai ketebelan dan panjang yang bervariasi.
m. Kartilago : Kartilago adl jaringan penyambung yang tidak mempunyai vaskuler yang
terletak terutama di sendi dan torak trakea laring hidung dan telinga.
6. Macam2 abnormal:
a. Tortikolis
Diskripsi: mencondongkan kepala ke sisi yang sakit, dimana otot
stermokleidomostoideus Penyebab: kondisi congenital.
Penatalaksanaan: operasi, pemanasan, topangan, atau imobilisasi berdasarkan
penyebab dan tingkat keparahan.
b. Kifosis
c. Kifolordosis
Diskripsi: kombinasi dari kifosis dan lordosis.
Penyebab: kondisi congenital.
Penatalaksanaan: sama dengan metode yang digunakan untuk kifosis dan lordosis
berdasarkan penyebab.
d. Skoliosis
Diskripsi: kurvatura spinal lateral, tinggi pinggul dan bahu tidak sama.
Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, paralisis spastic, panjang kaki tidak
sama.
Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan tingkat
keparahan).
e. Kifoskoliosis
Diskripsi: tidak normalnya kurva spinal anteroposteriol dan lateral.
Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, kor pulmonal.
Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan tingkat
keparahan).
h. Lordosis
adalah kelainan pada tulang belakang dimana hyperekstensi dari tulang lumbal.
Diskripsi: kurva anterior pada spinal lumbal yang melengkung berlebihan.
Penyebab: kondisi congenital, kondisi temporer missal, kehamilan.
Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal berdasarkan penyebab.
8. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Untuk melakukan pengkajian body alignment lakukan inspeksi terhadap pada pasien
pada saat berdiri,duduk maupun berbaring. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam mengkaji antara lain :
1. Posisi berdiri
2. Posisi duduk
Pada saat keadaan ini normalnya kepala dan dada akan akan memiliki
keadaan yang sama pada saat posisi berdiri yaitu kepala pasien harus tegak lurus
dengan leher dan verterba kolumna telapak kaki lurus berpijak pada lantai. Pasien
yang dalam keadaan abnormal akan mengalami kelemahan otot atau pralis otot
serta adanya sensasi (kerusakan saraf)
3. Posisi berbaring
Letakan pasien pada posisi lateral semua bantal dan penyokong posisi
dipindahkan dari tempat tidur, kemudian tubuh ditopang dengan kasur yang
cukup dan vertebra harus lurus dengan alas yang ada . apabila dijumpai kelainan
pada pasien, maka terdapat penurunan sensasi atau gangguan sirkulasi serta
adanya kelemahan.
4. Cara berjalan
Dikaji untuk mengetahui mobilitas dan kemungkinan resiko cedera akibat
dari terjatuh, pasien diminta berjalan sepanjang 10 langkah kemudian perawat
memperhatikan hal-hal berikut ini :
a. Kepala tegak, pandangan lurus kedepan, punggung tegak.
b. Tumit menyentuh tanah terlebih dahulu sebelum jari-jari kaki.
c. Langkah lembut, terkoordinasi dan ritmik
d. Mudah untuk memulai dan mengakhiri berjalan
e. Jumlah langkah per menit (pace) 70-100 X per menit, kecuali pada orang tua
mungkin 40 X per menit.
9. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri yang berhubungan dengan posisi duduk, berdiri dan berbaring yang salah
akibat pemakaian gips pada daerah ekstremitas
Gangguan mobilitas berhubungan dengan drop foot lutut akibat kontraktur
Resiko cedera berhubungan dengan gangguan keseimbangan yang disertai kelemahan
otot
12. INTERVENSI
1. Untuk masalah standing alignment:
2. Jika kontraktur fleksi pada spina servikal: cegah kontraktur yang lebi lanjut lurangi
kontraktur yang ada
3. Jika tidak mengalami kontraktur: cegah jangan sampai terjadi ontraktur
4. Kondosis
5. Latihan mengempeskan perut
6. Latihan menguatkan dan menyokong otot-otot tulang belakang yang menyokong
spina lumbaris dan otot-otot abdomen
7. Latihan untuk meningkatkan body alignment yang baik:
8. Berjalan
9. Berenang
10. Intervensi Untuk masalah pada sitting alignment:
11. Duduk dikursi
12. Duduk dikursi roda
13. mempengaruhi tulang belakang danàDuduk disamping tempat tidur berhubungan
dengan ukuran dan bentuk objek yangàekstremitas atas digunakan
14. Tempat duduk dan sandaran kursi harus aps utuk individu tersebut:
15. Tempat duduk tidak terlalu tinggi
16. Tempat duduk tidak terlalu rendah
17. Sandaran kursi tidak terlalu jauh
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Alimul ,Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
Potter and perry volume 2. 2006. Fundamental of Nursing . Jakarta : EGC
http//:www.google.com
Nurma ningsih,Lukman.2009.asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan system
musculoskeletal.jakarta :salemba medika
Potter, Perry.2006.Konsep Proses dan praktik, Fundamental Keperawatan, vol. 2, edisi 4.
Penerbit buku kedokteran EGC.
Perry,A,G.& Potter,P.A. 1999.Fundamental Keperawatan,buku kedokteran.Jakarta:EGC