Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULAUN PEMENUHAN KEBUTUHAN

BODY ALIGMENT DAN BODY MEKANIK

I. BODY MEKANIK
A. Pengertian
Mekanika Tubuh adalah suatu usaha mengkoordinasikan sistem muskuloskeletal  dan
sistem syaraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur dan kesejajaran tubuh
selama mengangkat, membungkuk, bergerak, dan melakukan aktivitas sehari-hari ( Potter
& Perry, 2005).

B. Body Mekanik meliputi 3 elemen dasar yaitu :


1. Body Alignment (Postur Tubuh) Susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam
hubungannya dengan bagian tubuh yang lain.
2. Balance / Keseimbangan Keseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat
gravity, line gravity dan base of support.
3. Koordinated body movement (Gerakan tubuh yang terkoordinir)
Dimana body mekanik berinteraksi dalam fungsi muskuloskeletal dan sistem syaraf.

C. Prinsip body mekanik


1. Gravity

Merupakan prinsip pertama yang harus diperhatikan yaitu memandang gravitasi


sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh. Terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan
dalam gravitasi:

 Pusat gravitasi (center of gravitasi), titik yang berada dipertengahan tubuh.


 Garis gravitasi (line of gravitasi), merupakan garis imaginer vertical melalui
pusat gravitasi.
 Dasar tumpuan (base of support), merupakan dasar tempatseseorang dalam
keadaan istirahat untuk menopang atau menahan tubuh.
2. Balance (Keseimbangan)

Keseimbangan dapat dicapai dengan cara mempertahankan posisis garis gravitasi


diantara pusat gravitasi dan dasar tumpuan.

3. Weight (berat)

Dalam menggunakan mekanika tubuh yang sangat diperhatikan adalah berat atau
bobot benda yang akan diangkat karena berat benda akan mempengaruhi mekanika tubuh

D. Pergerakan dasar yang digunakan dalam Body Mekanik

1. Walking / berjalan Kestabilan berjalan, sangat berhubungan dg ukuran base of


support
2. Squating / jongkok
Squating mempertinggi atau meningkatkan keseimbangan tubuh, ketika
seseorang mengangkat obyek yg terletak dibawah pusat grativitas tubuh.
3. Pulling / menarik
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menarik benda, diantaranya
ketinggian, letak benda, posisi kaki dan tubuh sewaktu menarik (seperti condong ke
depan dari panggul), sodorkan telapak tangan dan lengan atas dibawah pusat gravitasi
pasien, lengan atas dan siku diletakkan pada permukaan tempat tidur, pinggul, lutut dan
pergelangan kaki ditekuk dan lalu lakukan penarikan.
4. Pivoting / berputar
Pivoting adalah suatu tehnik dimana tubuh dibungkukkan dlm rangka
menghindari terjadinya resiko keseleo tulang

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik :


1. Status kesehatan
2. Kondisi kesehatan seseorang akan berpengaruh terhadap keseimbangan tubuh
sehingga aktivitasnya menjadi terganggu.
3. Nutrisi
4. Pemenuhan kebutuhan tubuh akan nutrisi sangat penting karena mempengaruhi
produksi energi yang digunakan untuk mobilisasi.
5. Emosi
6. Situasi dan kebiasaan
7.  Gaya hidup
8. Pengetahuan

F. Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan aktivitas


1. Tulang
Tulang merupakan organ yang mempunyai berbagai fungsi, fungsi mekanis untuk
membentuk rangka dan tempat melekatnya berbagai otot, fungsi sebagai tempat
menyimpan mineral kususnya kalsium dan fosfor yang bisa dilepaskan setiap saat sesuai
kebutuhan, fungsi tempat sumsum tulang dalam membentuk sel darah, dan fungsi
pelindung organ-organ dalam.

2. Otot dan tendo


Tubuh memiliki mempunyai kemampuan berkontraksi yang memungkinkan
tubuh bergerak sesuai keinginan. Otot memiliki origo dan insersinya tulang, serta
dihubungkan dengan tulang melalui tendon, yaitu suatu jaringan ikat yang melekat sangat
kuat pada tempat insersinya tulang

3. Ligamen
Ligamen merupakan bagian yang menghubungkan tulang dengan tulang. Ligamen
pada lutut merupakan penjaga stabilitas.

4. Sistem syaraf
Syaraf terdiri dari syaraf pusat (otak dan medula spinalis) dan syaraf tepi
(percabangan dari syaraf pusat). Bagian somatis memiliki fungsi sensorik dan motorik.
Kerusakan pada syaraf pusat seperti kerusakan tulang belakang akan menyebabkan
kelemahan umum, sedangkan kerusakan saraf tepi menyebabkan terganggunya daerah
yang diinervasi dan kerusakan pada saraf radial akan menyebabkan drop hand atau
gangguan sensorik di daerah radial tangan.

5. Sendi
Sendi merupakan tempat dua atau lebih tulang bertemu.

G. Konsekuensi body mekanik yang buruk


1. Jatuh
2. Cidera belakang

Harber (1985), memberikan daftar penyebab cidera belakang yang paling sering terjadi
pada perawat yang bekerja di rumah sakit yaitu :

1. Mengangkat pasien ke atas tempat tidur (48%)


2. Membantu pasien turun dari tempat tidur (30%)
3. Memindahkan bed (27%)
4. Mengangkat pasien keatas brankat(22%)

H. Macam-macam bodi mekanik


1. Body alignment
a. Membantu pasien berdiri Pengertian:Suatu tindakan keperawatan yang
dilakukan pada klien yang imobilisasi atau klien lemah untuk memberikan
bantuan berdiri.
b. Membantu pasien duduk Pengertian:Suatu tindakan keperawatan yang
dilakukan pada klien yang imobilisasi atau klien lemah untuk memberikan
bantuan duduk ditempat tidur.Tujuan:Mengurangi risiko cedera
muskuloskeletal pada semua orang yang terlibat.
c. Mengatur berbagai posisi klien
1. Posisi fowler

Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian
kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan setinggi 15°- 90°.
Tujuannya  untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi
kenyamanan pasien, Melakukan aktivitas ttu, Mengatasi kesulitan pernafasan &
KV pernafasan pasien.
Fowler : 45 – 90o   dan Semi fowler : 15 – 45o

2. Posisi dorsal recumbent

Adalah dimana posisi kepala dan bahu pasien sedikit mengalami elevasi
diatas bantal, kedua lengan berada di samping sisi tubuh, posisi kaki fleksi dengan
telapak kaki datar diatas tempat tidur. Tujuannya untuk memeriksa daerah
genetalia, pasang cateter, serta pada proses persalinan
3. Posisi Trendelenburg

Adalah posisi pasien berbaring di TT dg bagian kepala lebih rendah


daripada  bagian kaki
Tujuan : Melancarkan peredaran darah ke otak

4. Posisi antitrendelenberg

Adalah posisi pasien berbaring di TT dengan kaki lebih tinggi dari  kepala.
Tujuan : tindakan menurunkan tekanan intrakranial pada pasien trauma kapitis.

5. Posisi pronasi/ tengkurap


Adalah dimana posisi pasien berbaring diatas abdomen dengan kepala menoleh
kesalah satu sisi. Kedua lengan fleksi disamping kepala. Posisi ini memiliki beberapa
tujuan diantaranya :

 Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.


 Mencegah terjadinya fleksi kontraktur dari pinggul dan sendi.
 Membantu drainase dari mulut.
6. Posisi lateral (side lying)

Yaitu seorang tidur diatas salah satu sisi tubuh, dengan membentuk fleksi
pada pinggul dan lutut bagian atas dan meletakkannya lebih depan dari bagian
tubuh yang lain dengan kepala menoleh kesamping.
Tujuan posisi ini : Mengurangi lordosis & meningkatkan kelurusan punggung ,
Baik untuk posisi tidur & istirahat, Membantu menghilangkan tekanan pada
sakrum

7. Posisi supine/ terlentang.


Ini biasanya disebut berbaring telentang, datar dengan kepala dan bahu
sedikit elevasi dengan menggunakan bantal. Posisi pasien harus di tengah-tengah
tempat tidur, sekitar tiga inci di bawah kepala tempat tidur.
Tujuan : Klien pasca operasi dengan anestesi spinal, Mengatasi masalah yg timbul
akibat pemberian posisi pronasi yg tidak tepat.

8. Posisi Sim’s

Adalah posisi dimana tubuh miring kekiri atau kekanan.


Tujuan posisi ini :

 untuk memberikan kenyamanan dan memberikan obat per anus


(supositoria).
 Memfasilitasi drainase dari mulut pada klien tidak sadar
 Mengurangi penekanan pada sakrum & trokanter mayor pada klien
paralisis
 Memudahkan pemeriksaan perineal
 Untuk tindakan pemberian enema
9. Posisi Genu pectoral/knee chest position
posisi pasien berbaring dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel
pada bagian alas TT
Tujuan : memeriksa daerah rectum & sigmoid

10. Posisi Litotomi

posisi pasien berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan


menariknya keatas bagian perut

Tujuan : Merawat atau memeriksa genetalia pada proses persalinan,


memasang alat kontrasepsi.

11. Posisi Orthopneik


posisi adaptasi dari fowler tinggi. Klien duduk di TT atau tepi TT dg meja
yang menyilang diatas TT (90o) Tujuan : membantu mengatasi masalah kesulitan
bernafas dg ekspansi dada maksimum, membantu klien yg mengalami inhalasi

2. Ambulasi
1. Memindahkan klien dari tempat tidur  (TT) ke kursi/ kursi roda
a. Memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi
Pengertian : Memindahkan klien yang tirah baring ke kursi
b. Memindahkan klien dari tempat tidur (TT) ke kursi roda
Pengertian : Memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda

2. Memindahkan klien dari tempat tidur (TT) ke brankard (TT) dan


sebaliknya
a. Memindahkan klien dari TT ke brankard/ TT dan sebaliknya dengan cara
diangkat.
b. Memindahkan klien dari TT ke brankar/ TT dan sebaliknya dengan easy move
c. Memindahkan klien dari TT ke brankard dan sebaliknya dengan Scoop
Stretcher

3. Membantu klien berjalan


Tujuan: Memulihkan kembali toleransi aktivitas, Mencegah terjadinya kontraktur
sendi dan flaksid otot

4. Membantu klien dengan alat bantu jalan (Kruk)


Tujuan : Membantu melatih kemampuan gerak klien, melatih dan meningkatkan
mobilisasi. Mencapai kestabilan klien dalam berjalan. Manfaat : Klien mampu
berjalan dengan menggunakan alat bantu dan meningkatnya kemampuan
mobilisasi klien.

I. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengam adanya kelemahan akibat spasme
pada extremitas, nyeri akibat arthritis, penggunaan alat bantu dalam waktu yang lama.
b. Resiko cedera berhubungan dengan adanya paralysis, gaya berjalan tidak stabil,
penggunaan tongkat yang tidak benar.
c. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik secara umum.

J. Rencana keperawatan dalam memenuhi kebutuhan mekanik tubuh dan ambulasi


Tujuan :
a. Memperbaiki penggunaan mekanika tubuh pada saat melakukan aktifitas.
b. Memulihkan dan memperbaiki ambulasi
c. Mencegah terjadinya cedera akibat jatuh
Perencanaan :
a. Terapi latihan : Mobilitas Sendi : pergerakan tubuh aktif atau pasif untuk
mempertahankan atau memperbaiki fleksibilitas sendi.
b. Penaturan Posisi : tempatkan pasien yang sesuai untuk meningkatkan kenyamanan,
meningkatkan integritas kulit, dan mendukung kemandirian.
c. Berikan penguatan positif selama aktivitas
d. Dukung pasien / keluarga untuk memandang keterbatasan secara realistis.
e. Monitor keterbatasan aktivitas, kelemahan saat aktivitas
f. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sendiri
g. Catat tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas
h. Kolaborasi dengan dokter dan fisioterapi dalam katihan aktivitas
i. Lakukan istirahat yang adekuat setelah latihan dan aktivitas
j.   Berikan diet yang adekuat dengan kolaborasi ahli diet
k. Berikan pendidikan kesehatan tentang :
l. Perubahan gaya hidup untuk menyimpan energy
m. Penggunaan alat bantu pergerakan.

K. keperawatan
a. latihan ambulasi
Membantu klien duduk diatas tempat tidur
Cara :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan di samping badannya dengan
telapak tangan menghadap ke bawah
3. Berdirilah di samping tempat tidur kemudian letakkan tangan pada bahu
pasien.
4. Bantu pasien untuk duduk dan beri penopang / bantal.

Turun dan berdiri


Cara :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Atur kursi roda dalam posisi terkunci
3. Berdirilah menghadap pasien dengan kedua kaki merenggang
4. Fleksikan lutut dan pinggang Anda.
5. Anjurkan pasien untuk meletakkan kedua tangannya di bahu Anda dan
letakkan kedua tangan Anda di samping kanan dan kiri pinggang pasien
6. Etika pasien melangkah ke lantai tahan lutut Anda pada lutut pasienBantu
pasien tegak dan jalan sampai ke kursi Bantu pasien duduk di kursi dan atur
posisi agar nyaman

Membantu berjalan
Cara :
1. jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan di samping badan atau memegang
telapak tangan Anda.
3. Berdiri di samping pasien dan pegang telapak dan lengan bahu pasien
4. Bantu pasien berjalan

L. Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah
mekanika tubuh dan ambulasi adalah :
1. Masalah mekanika tubuh dan ambulasi teratasi dengan baik.
2. Klien mampu menggunakan mekanika tubuh dengan baik.
3. Klien mampu menggunakan alat bantu gerak dengan baik.
4. Klien mampu mengambil benda, naik turun, tidur dan berjalan dengan mandiri.

II. BODY ALIGNMENT

1. Pengertian Body Aligman

Susunan geometric bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian-bagian


tubuh yang lain. Body alignmen baik akan meningkatkan keseimbangan yang optimal dan
fungsi tubuh yang maksimal, baik dalam posisi berdiri, duduk, maupun tidur. Body aligment
yang baik: keseimbangan pada persendian otot, tendon, ligamen.

a. Membantu klien dengan masalah berdiri dan duduk


b.  Mengatur berbagai posisi klien
c. Papan sandaran

Ambulasi

5. Memindahkan klien dari tempat tidur ke (TT) ke kursi/ kursi roda/ brankar
dan sebaliknya
6. Membantu klien berjalan
7. Membantu klien dengan alat bantu jalan

Postur tubuh seseorang adalah salah satu hal yang harus dikaji untuk melihat.
- Status kesehatan
- Fisikal fitness
- Daya tarik seseorang.

Postur tubuh dapat menunjukkan:


 perasaan hati
 Harga diri
 Kepribadian.

2. Faktor yang mempengaruhi Body Alignmnet:


a. Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat menimbulkan keadaan yang tidak optimal terdapat
organ atau bagian tubuh yang mengalami kelelahan atau kelemahan sehingga dapat
mempengaruhi pembentukan postur tubuh.

b. Nutrisi
Nutrisi merupakan bahan untuk menghasilkan yang digunakan dalam membantu
proses pengaturan keseimbangan organ, otot, tendon, ligament, dan persendian.
Apabila status nutrisi kurang sehingga dapat proses keseimbangnan.
c. Emosi
Emosi dapat menyebabkan kurangnya kendali dalam menjaga keseimbangan tubuh.
Hal tersebut dapat mempengaruhi proses koordinasi pada otot, ligament,sendi dan
tulang.
d. Faktor social
e. Gaya hidup (life style)
Perilaku gaya hidup dapat membuat seseorang jadi lebih baik atau bahkan sebaliknya
menjadi buruk. Seseorang yang memiliki gaya hidup yang tidak sehat misalnya selalu
menggunakan alat bantu dalam melakukan kegiatan sehari-hari, dapat mengalami
ketergantungan sehingga postur tubuh tidak berkembang dengan baik.
f. Perilaku dan nilai-nilai
g. Hidrasi pasien
h. System skeletal adalah rangka pendukung tubuh dan terdiri dari 4 tipe tulang: panjang,
pendek, pipih dan irregular. Skelet tempat melekatnya otot dan ligament
i. Karakteristik tulang : Karakteristik tulang meliputi kekokohan kekuatan dan
elastisitas.
j. Sendi : Sendi adalah hubungan diantara tulang. Setiap sendi diklasifikasikan sesuai
dengan struktur dan tingakat mobilisasinya. Ada 4 klasifikasi sendi: sinostotik,
kartilagonus, fibrosa, dan synovial.
k. Ligamen : Ligament adalah ikatan jaringan fibrosa yg berwarna putih mengkilat
fleksibel mengikat sendi menjadi 1 dan menghubungkan tulang dengan vertilago.
Bersifat elastic shg mmbntu fleksibelitas sendi dan mendukung sendi dan memiliki
fungsi protektif.
l. Tendon : Tendon adalah jaringan ikat fibrosa yang berwarna putih mengkilat yg
menghubungkan otot dengan tulang. Tendon bersufat kuat fleksibel dan tidak elastic
serta memmpunyai ketebelan dan panjang yang bervariasi.
m. Kartilago : Kartilago adl jaringan penyambung yang tidak mempunyai vaskuler yang
terletak terutama di sendi dan torak trakea laring hidung dan telinga.

3. Body Alignment yang baik dapat:


 Meningkatkan fungsi tangan yang baik
 Mengurangi jumlah energi yang digunakan untuk mempertahankan
keseimbangan.
 Mengurangi kelelahanMemperlyas ekspansi paru
 Meningkatkan sirkulasi renal dan fungsi gastrointestinal

4. Body alignment yang buruk dapat:


Mengurangi penampilan individu dan mempengaruhi kesehatan yang dapat
mengarah pada gangguan. Perawat merupakan role model yang penting dalam
mengajarkan kebiasaan yang sehat/baik: postur tubuh yang baik.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Body Alignment


1. Gravity
Gravity adalah atraksi timbale balik antara tubuh dan bumi.
2. Pontural reflek dan Apposing Muscles Group.
Action dari otot postural yang terus menerus menyokong seseorang pada posisi
tegak melawan gravity.
3. Perubahan postur
4. Struktur anatomy individu yang berbeda.

Latihan untuk meningkatkan body alignment yang baik:


1. Berjalan
2. Berenang

6. Macam2 abnormal:
a. Tortikolis
Diskripsi: mencondongkan kepala ke sisi yang sakit, dimana otot
stermokleidomostoideus Penyebab: kondisi congenital.
Penatalaksanaan: operasi, pemanasan, topangan, atau imobilisasi berdasarkan
penyebab dan tingkat     keparahan.
b. Kifosis

Diskripsi : peningkatan kelengkungan pada kurva spinal torakal.


Penyebab : kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket tuberkolosis spinal.
Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal, tidur tanpa bantal, menggunakan papan
tempat tidur, memakai jaket, penggabungan spinal (berdasarkan penyebab dan tingkat
keparahan).

c. Kifolordosis
Diskripsi: kombinasi dari kifosis dan lordosis.
Penyebab: kondisi congenital.
Penatalaksanaan: sama dengan metode yang digunakan untuk kifosis dan lordosis
berdasarkan penyebab.

d. Skoliosis

Diskripsi: kurvatura spinal lateral, tinggi pinggul dan bahu tidak sama.
Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, paralisis spastic, panjang kaki tidak
sama.
Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan tingkat
keparahan).

e. Kifoskoliosis
Diskripsi: tidak normalnya kurva spinal anteroposteriol dan lateral.
Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, kor pulmonal.
Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan tingkat
keparahan).

f. Dysplasia Pnggung Kongenital. Diskripsi: ketidakstabilan pinggul dengan


keterbatasan abduksi pinggul, dan kadang-kadang kontraktur adduksi (kaput vemur
tidak bersambung dengan assetatbulum karena abnormal kedangkalan assetatbulum).
Penyebab: kondisi congenital (biasanya dengan kelahiran sungsang).
Penatalaksanaan: mempertahankan abduksi paha yang terus menerus sehingga kaput
vemur menekan ke bagian tengah assetatbulum, beban abduksi, gips, pembedahan.
g. Knock-knee (genu varum) diskripsi: kurva kaki yang masuk ke dalam sehingga lutut
rapat jika seseorang berjalan. Penyebab: kondisi congenital, penyakit tulang atau
ricket.
Penatalaksanaan: knee braces, operasi jika tidak dapat diperbaiki oleh pertumbuhan.

h. Lordosis

adalah kelainan pada tulang belakang dimana hyperekstensi dari tulang lumbal.
Diskripsi: kurva anterior pada spinal lumbal yang melengkung berlebihan.
Penyebab: kondisi congenital, kondisi temporer missal, kehamilan.
Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal berdasarkan penyebab.

7. Prinsip Body Alignment

Prinsip body alignment adalah sebagai berikut:

a. Keseimbangan dapat dipertahankan jika garis gravitasi melewati pusat gravitasi


(center of gravity-titik yang berada di pertengahan garis tubuh) dan dasar tumpuan
(base of support-posisi menyangga atau menopang tubuh).
b. Jika dasar tumpuan lebih luas dan pusat gravitasi lebih rendah, kestabilan dan
keseimbangan akan lebih besar.
c. ka gravitasi berada di luar pusat dasar tumpuan, energi akan lebih banyak digunakan
untuk mempertahankan keseimbangan.
d. Dasar tumpuan yang luas dan bagian-bagian dari postur tubuh yang baik akan
menghemat energi dan mencegah kelelahan otot.
e. Perubahan dalam posisi tubuh membantu mcncegah ketidaknyamanan otot.
f. Memperkuat otot yang lemah dapat membantu mencegah kekakuan otot dan ligamen.
g. Posisi dan aktivitas yang bervariasi dapat membantu mempertahankan otot dan
mencegah kelelahan.
h. Pergantian antara masa aktivitas dan istirahat dapat mencegah kelelahan.
i. Membagi keseimbangan antara aktivitas pada lengan dan kaki untuk mencegah beban
belakang.
j. Postur yang buruk dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri, kelelahan
otot, dan kontraktur.

8. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Untuk melakukan pengkajian body alignment lakukan inspeksi terhadap pada pasien
pada saat berdiri,duduk maupun berbaring. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam mengkaji antara lain :
1. Posisi berdiri

Lakukan inspeksi melalui sudut pandang secara : Anterior,Lateral dan


posterior. Pasien dalam posisi berdiri dengan kepala tegak dan mata lurus kedepan
serta bahu dan pinggul harus lurus dan sejajar, apabila posisi tidak sesuai dengan
posisi berdiri yang benar maka dapat diidentifikasikan bahwa ada gangguan pada
otot dan tulang pasien.

2. Posisi duduk
Pada saat keadaan ini normalnya kepala dan dada akan akan memiliki
keadaan yang sama pada saat posisi berdiri yaitu kepala pasien harus tegak lurus
dengan leher dan verterba kolumna telapak kaki lurus berpijak pada lantai. Pasien
yang dalam keadaan abnormal akan mengalami kelemahan otot atau pralis otot
serta adanya sensasi (kerusakan saraf)
3. Posisi berbaring
Letakan pasien pada posisi lateral semua bantal dan penyokong posisi
dipindahkan dari tempat tidur, kemudian tubuh ditopang dengan kasur yang
cukup dan vertebra harus lurus dengan alas yang ada . apabila dijumpai kelainan
pada pasien, maka terdapat penurunan sensasi atau gangguan sirkulasi serta
adanya kelemahan.
4. Cara berjalan
Dikaji untuk mengetahui mobilitas dan kemungkinan resiko cedera akibat
dari terjatuh, pasien diminta berjalan sepanjang 10 langkah kemudian perawat
memperhatikan hal-hal berikut ini :
a. Kepala tegak, pandangan lurus kedepan, punggung tegak.
b. Tumit menyentuh tanah terlebih dahulu sebelum jari-jari kaki.
c. Langkah lembut, terkoordinasi dan ritmik
d. Mudah untuk memulai dan mengakhiri berjalan
e. Jumlah langkah per menit (pace) 70-100 X per menit, kecuali pada orang tua
mungkin 40 X per menit.

9. DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Nyeri yang berhubungan dengan posisi duduk, berdiri dan berbaring yang salah
akibat pemakaian gips pada daerah ekstremitas
 Gangguan mobilitas berhubungan dengan drop foot lutut akibat kontraktur
 Resiko cedera berhubungan dengan gangguan keseimbangan yang disertai kelemahan
otot

10. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN KEPERAWATAN


1. Pertahankan posisi tubuh yang tepat dengan pengaturan posisi yang tepat
2. Perbaiki postur tubuh pada tingkat optimal dengan melatih berdiri, duduk dan
berbaring secara optimal.
3. Kurangi cedera akibat posisi tubuh yang tidak tepat dengan membantu pasien
melakukan aktifitas sehari-hari
4. Kurangi beban otot dengan cara meletakan alat dekat dengan pasien dan bantu pasien
pada saat melakukan kegiatan yang bersifat berat.
5. Cegah komplikasi akibat postur tubuh yang tidak tepat.
11. EVALUASI KEPERAWATAN
1. Evaluasi yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatanuntuk mengatasi gangguan
postur tubuh adalah tidak terjadi perubahan atau kesalahan dalam postur tubuh dan
pasien mampu melaksanakan aktifitas dengan mudah serta tidak merasakan
kelemahan.

12. INTERVENSI
1. Untuk masalah standing alignment:
2. Jika kontraktur fleksi pada spina servikal: cegah kontraktur yang lebi lanjut lurangi
kontraktur yang ada
3. Jika tidak mengalami kontraktur: cegah jangan sampai terjadi ontraktur
4. Kondosis
5. Latihan mengempeskan perut
6. Latihan menguatkan dan menyokong otot-otot tulang belakang yang menyokong
spina lumbaris dan otot-otot abdomen
7. Latihan untuk meningkatkan body alignment yang baik:
8. Berjalan
9. Berenang
10. Intervensi Untuk masalah pada sitting alignment:
11. Duduk dikursi
12. Duduk dikursi roda
13. mempengaruhi tulang belakang danàDuduk disamping tempat tidur berhubungan
dengan ukuran dan bentuk objek yangàekstremitas atas digunakan
14. Tempat duduk dan sandaran kursi harus aps utuk individu tersebut:
15. Tempat duduk tidak terlalu tinggi
16. Tempat duduk tidak terlalu rendah
17. Sandaran kursi tidak terlalu jauh
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Alimul ,Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
Potter and perry volume 2. 2006. Fundamental of Nursing . Jakarta : EGC
http//:www.google.com
 Nurma ningsih,Lukman.2009.asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan system
musculoskeletal.jakarta :salemba medika
     Potter, Perry.2006.Konsep Proses dan praktik, Fundamental Keperawatan, vol. 2, edisi 4.
Penerbit buku kedokteran EGC.
        Perry,A,G.& Potter,P.A. 1999.Fundamental Keperawatan,buku kedokteran.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai