Anda di halaman 1dari 7

FORM 3b.

LEMBAR KERJA KELOMPOK

IMPLEMENTASI WAWASAN KEBANGSAN DAN NILAI-NILAIBELA


NEGARA, ANALISIS ISU KONTEMPORER DAN KESIAPSIAGAAN BELA
NEGARA DALAM PELAKSANAANTUGAS
PNS (Sesuai Employer Branding ASN Bangga Melayani Bangsa)

Nama Kelompok : Banteng


Anggota : 1. Agung Paryono, A.Md.Kep
2. Auliya Rahmawati A.Md. RMIK
3. Azmi Itsna Farida, A.Md.KL
4. Barbara Aprilia Puspita Dewi, A.Md.Kes
5. Berliya Anaharu Safitri, A.Md.Kep.
6. Cholif Alfiah, AMG
7. Diah Safitri, AMd. RMIK
8. Dita Yuliani Putri, A.Md.Keb
9. Ratih Puspita Ningrum, A.Md.Farm
10. Sulkha Wafiroh, A.Md.

Latsar CPNS : Angkatan 57


Angk.
Tempat Latsar : BPSDMD Provinsi Jawa Tengah

SKENARIO ROLEPLAY/GAME/ATRAKSI KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

Drama Pendek berjudul : “Implementasi Kesiapsiagaan di Puskesmas”

Parafrase :

Puskesmas atau pusat Kesehatan masyarakat merupakan fasilitas pelayanan


kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya (Permenkes No.43 tahun 2019). Berdasarkan kemampuan
penyelenggaraan, puskesmas terbagi menjadi Puskesmas non rawat inap dan
Puskesmas rawat inap. Pelayanan yang ada didalamnya seperti pelayanan poli umum,
poli gigi, poli KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), poli gizi, mtbs, poli batuk pilek, IGD atau
ruang tindakan, farmasi, dan laborat.

Dalam penerapannya secara langsung, pelayanan di puskesmas tidak semata-


mata berjalan dengan baik dan lancar, selalu ada hambatan dan ancaman, salah
satunya terkait dengan masalah pada pasien, seperti gratifikasi (dilakukan suap agar
prosedur didahulukan karena tidak mau mengantre), dan masih banyak lainnya. Kita
sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara) yang baik seharusnya dapat bersikap bijak dan
tepat dalam menanggapi hal-hal yang berkaitan dengan kesiasiagaan dalam
menghadapi ancaman bela negara. Berikut contoh sikap bela negara yang
diimplementasikan dalam pelayanan yang ada di Puskesmas :

A. Tokoh

Narator : Auliya Rahmawati A.Md. RMIK

Ibu A : Azmi Itsna Farida, A.Md.KL

Ibu B : Barbara Aprilia Puspita Dewi, A.Md.Kes

Bapak : Agung Paryono, A.Md.Kep

Bidan : Dita Yuliani Putri, A.Md.Keb

Petugas Customer Service : Cholif Alfiah, AMG

Petugas Loket 1 : Sulkha Wafiroh, A.Md.

Petugas Loket 2 : Diah Safitri, AMd. RMIK

Dokter : Berliya Anaharu Safitri, A.Md.Kep.

Perawat : Ratih Puspita Ningrum, A.Md.Farm

B. Latar : Di dalam Puskesmas Selo (contoh)

C. Waktu : Hari Senin (disaat pelayanan)

Adegan 1

Saat itu waktu menunjukkan pukul 09.00, pagi yang cerah namun berbeda dari
biasanya, pengunjung atau pasien yang ingin periksa melebihi kapasitas kursi
tunggu, sehingga ada yang duduk, ada yang berdiri, bahkan ada yang jongkok.
Karena terlalu lama menunggu, salah satu pasien dating menghampiri salah satu
petugas loket.

Ibu A : “Mbak, ini saya Bu A, tetanggamu RT 10, masih ingat to


sama saya?” yang waktu itu ibumu beli buah jeruk
ditempatku mbak.”

Petugas Loket 1 : “Nggih bu, bagaimana bu? Ada yang bisa saya bantu?”
Ibu A : “Mbak mbok saya dibantu mbak, daftarin saya buat nomor
awal mbak, saya itu nanti mau ada acara kondangan mba
jam 10, lha ini rame banget antre nya, tapi di customer
service saya dapat nomor 25.”

Petugas Loket 1 : “Mohon maaf Bu A, Bu A tadi datang jam berapa nggih?


Mau periksa apa nggih bu?”

Ibu A : “Saya baru datang jam 09.10 mbak.. Gimana mbak, bisa
to? Kan kita tetangga. Saya mau minta rujukan buat ke
Rumah Sakit.”

Petugas Loket 1 : “Waduh Bu A, mohon maaf bu, bukannya saya tidak mau
membantu, namun memang prosedurnya seperti itu bu,
nomor antrian diberikan sesuai dengan jam kedatangan
pengunjung atau pasien, kita sebagai petugas tidak bisa
mendahulukan kepentingan pribadi, mohon maaf ya bu.”

Ibu A : “Mbak hari ini aja mbak, ya udah gini aja mbak, saya
minta tolong didahulukan nanti ada tips buat mbak sulkha,
gimana? Enak to?”

Petugas Loket 1 : “Maaf Bu A sekali lagi, kami bekerja jujur dan professional
bu, kami melayani masyarakat dengan adil tanpa ada
embel-embel apapun.. Mohon maaf ya bu, Ibu dapat
menunggu giliran ibu ya.”

Ibu A : “Dikasih enak kok gak mau, ribet banget.”

Petugas Loket 1 : “Silahkan bu, dapat menunggu di kursi tunggu yang sudah
disediakan, terimakasih atas kesediaannya untuk
menunggu, Mohon maaf sekali lagi.”

Ibu A kembali ke kursi tunggu dengan wajah jengkel dan kesal, beliau tidak mau
mengantre karena mau pergi ke kondangan, akhirnya dia langsung pulang tanpa
konfirmasi pembatalan ke petugas puskesmas.
Adegan 2

Pada suatu jam pelayanan bertempat di poli umum puskesmas terdapat 2 pasien
dengan penampilan yang sangat berbeda. Ibu A dan suaminya datang dengan
penampilan yang sangat sederhana dan sedangkan Ibu B berpenampilan sangat
rapi. Setelah melakukan pendaftaran, ternyata Ibu A merupakan pasien BPJS
sedangkan Ibu B merupakan pasien umum dan kedua pasien menunggu hingga
dipanggil oleh perawat. Hingga tiba saatnya perawat memanggil Ibu A untuk
memasuki ruang pemeriksaan terlebih dahulu sesuai antrian.

Perawat : “Panggilan atas nama Ibu A”

Ibu A : “ Iya sus”

Setelah melihat penampilan ibu A yang sangat sederhana perawat merasa malas
untuk melayani ibu A

Perawat : “Duduk bu, nama lengkap siapa? Keluhannya apa?” (dengan nada
ketus perawat menanyakan identitas dan keluhan ibu A)

Ibu A : “ Nama saya A sus, saat ini saya pusing, tengkuk kaku dan badan nyeri

semua sus. Apa karena kecapekan ya sus?”

Perawat : “Tensi dulu.” (tanpa menjawab pertanyaan Ibu A, perawat langsung

mengecek tensi Ibu A)

Ibu A : “ Iya sus.”

Perawat : “ Tensinya 160/90 bu” (dengan nada ketus)

Ibu A : “ Itu maksudnya apa ya sus, tinggi atau tidak?”

Perawat : “ Tinggi, silahkan langsung ke dokter bu.” (dengan nada ketus)

Ibu A : “ Iya sus, terimakasih.”

Setelah Ibu A selesai, tiba saatnya perawat memanggil ibu B untuk memasuki ruang
pemeriksaan

Perawat : “Panggilan atas nama Ibu B”

Ibu B : “ Iya sus”


Setelah melihat penampilan ibu B yang sangat rapi perawat merasa senang dalam
melayani ibu B

Perawat : “ Selamat siang ibu, Silahkan duduk bu, bisa sebutkan nama lengkap
dan tanggal lahirnya bu?” (dengan nada yang lembut perawat melayani
Ibu B)

Ibu B : “ Nama saya B sus, tanggal lahir 16 Desember 1968”

Perawat : “ Baik ibu B, keluhan saat ini yang dirasakan apa bu?” (dengan nada
ramah)

Ibu B : “ Saya merasakan pusing sus, tengkuk saya juga kaku, badan nyeri
semuanya sus”

Perawat : “ Baik ibu, saya cek tensi nya terlebih dahulu ya bu.” (dengan nada
ramah)

Ibu B : “ Silahkan sus.”

Perawat : “ Tensi ibu saat ini 150/90, ini termasuk tinggi ya bu. Apakah ibu
sebelumnya sudah mengonsumsi obat tensi bu?” (dengan nada ramah)

Ibu B : “ Saya tidak pernah minum obat tensi sus, atau mungkin ini efek
kecapekan dan kurang tidur ya sus?”

Perawat : “ Iya bu, kecapekan dan kurang tidur juga bisa mempengaruhi tensi ibu.
Untuk Konsultasi lebih lanjut silahkan bisa langsung ke dokter sebelah
sana ya bu.” (dengan nada ramah)

Ibu B : “ Iya sus, terimakasih”

Perawat : “ Dengan senang hati bu.”

Tampak dari kejahuan sang dokter ternyata mengamati sikap perawat yang tidak
profesional dalam memberikan pelayanan pada pasien dan setelah semua pasien
terlayani sang dokter menghampiri perawat tersebut.

Dokter : “ Sus, kenapa tadi sikap suster berbeda ketika melayani pasien Ibu A
dan Ibu B?”

Perawat : “ Saya malas dok melayani pasien yang penampilannya seperti Ibu A”

Dokter : “ Sus, sebagai pelayan masyarakat kita tidak boleh membeda-bedakan


dalam menangani pasien. Kita harus bersikap adil dan professional
terhadap semua pasien, baik itu pasien yang menggunakan BPJS
maupun umum dan jangan melihat dari penampilannya, kita harus
bersikap secara adil dan professional kepada semua pasien yang
datang. Saya minta tolong untuk lain kali tidak boleh berbuat seperti itu
lagi ya sus. Apakah suster lupa mengenai 5 nilai bela negara yang salah
satunya adalah setia pada Pancasila sebagai ideologi negara?

Kita harus paham dan bisa mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam


kehidupan sehari-hari terutama ketika kita bekerja melayani masyarakat.
Salah satu pengamalan nya adalah dengan bersikap adil dalam melayani
pasien sus.”

Perawat : “ Iya dok, sekali lagi saya meminta maaf dok atas kesalahan saya tadi.
Saya akan berusaha memperbaiki diri saya dalam memberikan
pelayanan pada masyarakat dan saya akan bersikap adil dalam
melayani pasien dok. Sekali lagi terimakasih ya dok sudah menegur dan
mengingatkan kesalahan saya.”

Dokter : “ Dengan senang hati sus.”

Dokter dan perawat kemudian melanjutkan pekerjaannya.

Adegan 3

Waktu sudah menunjukan pukul 12.50 di Ruang pendaftaran pasien seperti biasa

petugas shift pagi sedang melakukan pendaftaran pasien yang melakukan


kunjungan di siang hari, kemudian datanglah petugas Bidan yang sedang
membawa data laporan imunisasi rutin.

Bidan : “Mba ini datanya anak yg melakukan imunisasi rutin hari ini,

Minta tolong untuk di inputkan di aplikasi Sehat Indonesiaku,


kalau bisa diselesaikan hari ini ya soalnya DKK mau cut off data
bulanan.”
( sambil menyerahkan daftar imunisasi kepada petugas loket ).
Petugas loket 2 : (Menerima daftar imunisasi dengan senang hati ) “Baik bu, ini biar
langsung saya input datanya”.

Perawat : (melewati ruang loket karena jam sudah menunjukkan pukul


14.05 WIB dan Bersiap untuk pulang ) “Loh Mba ayo pulang,
sudah jamnya pulang kok belum beres - beres ?”

Petugas Loket 2 : “Iya bu duluan saja, saya masih mau masukin data imunisasi
anak biar selesai hari ini juga.”
Perawat : “Kalau begitu saya pulang duluan ya.” ( sambal jalan ke luar )

Petugas Loket 2. : “Baik bu.” ( sambil melanjutkan pekerjaannya )

Adegan 4

Sore itu pukul 16.30, petugas customer service sedang menata mejanya karena
persiapan pelayanan akan selesai. Namun tiba-tiba datang bapak-bapak paruh
baya dengan alasan ingin periksa karena batuk pilek.

Bapak : “Mbak, saya mau periksa batuk pilek, mau minta nomor
antrean.”

Customer Service : “Bapak mohon maaf saya tanyakan dulu ke dokter yang
jaga ya, karena kita sudah tutup pendaftaran dari setengah
jam yang lalu. Dimohon tunggu dulu di kursi tunggu pak.”

(customer service bertanya kepada dokter jaga, dan


kembali lagi)

Customer Service : “Bapak sudah saya tanyakan dokter jaga nya, monggo
bapak bisa langsung mendaftar ke loket depan ya pak,
tetapi mohon maaf untuk selanjutnya datang sebelum tutup
pendaftaran ya bapak, terimakasih.”

Bapak : “Iya mbak, terimakasih.”

Selesai pemeriksaan dan penerimaan obat, sang bapak pergi namun tak lama
setelah itu sang bapak kembali ke puskesmas dan bertemu customer service
tersebut lalu memberikan sebuah bingkisan.

Bapak : “Mbak, diterima ya mb, ini ada sedikit bingkisan, karena


mbak sudah bantu saya bisa periksa.”

Customer Service : “Bapak maaf, tidak perlu repot-repot, dan mohon maaf
saya tidak bisa terima karena itu sudah bagian dari
pekerjaan saya, mohon maaf sekali lagi, bingkisannya
dibuat keluarga bapak saja. Terimakasih.”

Bapak : “Ya sudah mbak, terimakasih ya mb sekali lagi.”

Anda mungkin juga menyukai