Parafrase :
A. Tokoh
Adegan 1
Saat itu waktu menunjukkan pukul 09.00, pagi yang cerah namun berbeda dari
biasanya, pengunjung atau pasien yang ingin periksa melebihi kapasitas kursi
tunggu, sehingga ada yang duduk, ada yang berdiri, bahkan ada yang jongkok.
Karena terlalu lama menunggu, salah satu pasien dating menghampiri salah satu
petugas loket.
Petugas Loket 1 : “Nggih bu, bagaimana bu? Ada yang bisa saya bantu?”
Ibu A : “Mbak mbok saya dibantu mbak, daftarin saya buat nomor
awal mbak, saya itu nanti mau ada acara kondangan mba
jam 10, lha ini rame banget antre nya, tapi di customer
service saya dapat nomor 25.”
Ibu A : “Saya baru datang jam 09.10 mbak.. Gimana mbak, bisa
to? Kan kita tetangga. Saya mau minta rujukan buat ke
Rumah Sakit.”
Petugas Loket 1 : “Waduh Bu A, mohon maaf bu, bukannya saya tidak mau
membantu, namun memang prosedurnya seperti itu bu,
nomor antrian diberikan sesuai dengan jam kedatangan
pengunjung atau pasien, kita sebagai petugas tidak bisa
mendahulukan kepentingan pribadi, mohon maaf ya bu.”
Ibu A : “Mbak hari ini aja mbak, ya udah gini aja mbak, saya
minta tolong didahulukan nanti ada tips buat mbak sulkha,
gimana? Enak to?”
Petugas Loket 1 : “Maaf Bu A sekali lagi, kami bekerja jujur dan professional
bu, kami melayani masyarakat dengan adil tanpa ada
embel-embel apapun.. Mohon maaf ya bu, Ibu dapat
menunggu giliran ibu ya.”
Petugas Loket 1 : “Silahkan bu, dapat menunggu di kursi tunggu yang sudah
disediakan, terimakasih atas kesediaannya untuk
menunggu, Mohon maaf sekali lagi.”
Ibu A kembali ke kursi tunggu dengan wajah jengkel dan kesal, beliau tidak mau
mengantre karena mau pergi ke kondangan, akhirnya dia langsung pulang tanpa
konfirmasi pembatalan ke petugas puskesmas.
Adegan 2
Pada suatu jam pelayanan bertempat di poli umum puskesmas terdapat 2 pasien
dengan penampilan yang sangat berbeda. Ibu A dan suaminya datang dengan
penampilan yang sangat sederhana dan sedangkan Ibu B berpenampilan sangat
rapi. Setelah melakukan pendaftaran, ternyata Ibu A merupakan pasien BPJS
sedangkan Ibu B merupakan pasien umum dan kedua pasien menunggu hingga
dipanggil oleh perawat. Hingga tiba saatnya perawat memanggil Ibu A untuk
memasuki ruang pemeriksaan terlebih dahulu sesuai antrian.
Setelah melihat penampilan ibu A yang sangat sederhana perawat merasa malas
untuk melayani ibu A
Perawat : “Duduk bu, nama lengkap siapa? Keluhannya apa?” (dengan nada
ketus perawat menanyakan identitas dan keluhan ibu A)
Ibu A : “ Nama saya A sus, saat ini saya pusing, tengkuk kaku dan badan nyeri
Setelah Ibu A selesai, tiba saatnya perawat memanggil ibu B untuk memasuki ruang
pemeriksaan
Perawat : “ Selamat siang ibu, Silahkan duduk bu, bisa sebutkan nama lengkap
dan tanggal lahirnya bu?” (dengan nada yang lembut perawat melayani
Ibu B)
Perawat : “ Baik ibu B, keluhan saat ini yang dirasakan apa bu?” (dengan nada
ramah)
Ibu B : “ Saya merasakan pusing sus, tengkuk saya juga kaku, badan nyeri
semuanya sus”
Perawat : “ Baik ibu, saya cek tensi nya terlebih dahulu ya bu.” (dengan nada
ramah)
Perawat : “ Tensi ibu saat ini 150/90, ini termasuk tinggi ya bu. Apakah ibu
sebelumnya sudah mengonsumsi obat tensi bu?” (dengan nada ramah)
Ibu B : “ Saya tidak pernah minum obat tensi sus, atau mungkin ini efek
kecapekan dan kurang tidur ya sus?”
Perawat : “ Iya bu, kecapekan dan kurang tidur juga bisa mempengaruhi tensi ibu.
Untuk Konsultasi lebih lanjut silahkan bisa langsung ke dokter sebelah
sana ya bu.” (dengan nada ramah)
Tampak dari kejahuan sang dokter ternyata mengamati sikap perawat yang tidak
profesional dalam memberikan pelayanan pada pasien dan setelah semua pasien
terlayani sang dokter menghampiri perawat tersebut.
Dokter : “ Sus, kenapa tadi sikap suster berbeda ketika melayani pasien Ibu A
dan Ibu B?”
Perawat : “ Saya malas dok melayani pasien yang penampilannya seperti Ibu A”
Perawat : “ Iya dok, sekali lagi saya meminta maaf dok atas kesalahan saya tadi.
Saya akan berusaha memperbaiki diri saya dalam memberikan
pelayanan pada masyarakat dan saya akan bersikap adil dalam
melayani pasien dok. Sekali lagi terimakasih ya dok sudah menegur dan
mengingatkan kesalahan saya.”
Adegan 3
Waktu sudah menunjukan pukul 12.50 di Ruang pendaftaran pasien seperti biasa
Bidan : “Mba ini datanya anak yg melakukan imunisasi rutin hari ini,
Petugas Loket 2 : “Iya bu duluan saja, saya masih mau masukin data imunisasi
anak biar selesai hari ini juga.”
Perawat : “Kalau begitu saya pulang duluan ya.” ( sambal jalan ke luar )
Adegan 4
Sore itu pukul 16.30, petugas customer service sedang menata mejanya karena
persiapan pelayanan akan selesai. Namun tiba-tiba datang bapak-bapak paruh
baya dengan alasan ingin periksa karena batuk pilek.
Bapak : “Mbak, saya mau periksa batuk pilek, mau minta nomor
antrean.”
Customer Service : “Bapak mohon maaf saya tanyakan dulu ke dokter yang
jaga ya, karena kita sudah tutup pendaftaran dari setengah
jam yang lalu. Dimohon tunggu dulu di kursi tunggu pak.”
Customer Service : “Bapak sudah saya tanyakan dokter jaga nya, monggo
bapak bisa langsung mendaftar ke loket depan ya pak,
tetapi mohon maaf untuk selanjutnya datang sebelum tutup
pendaftaran ya bapak, terimakasih.”
Selesai pemeriksaan dan penerimaan obat, sang bapak pergi namun tak lama
setelah itu sang bapak kembali ke puskesmas dan bertemu customer service
tersebut lalu memberikan sebuah bingkisan.
Customer Service : “Bapak maaf, tidak perlu repot-repot, dan mohon maaf
saya tidak bisa terima karena itu sudah bagian dari
pekerjaan saya, mohon maaf sekali lagi, bingkisannya
dibuat keluarga bapak saja. Terimakasih.”