Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ROLEPLAY

KOMUNIKASI PADA PASIEN MARAH

DOSEN PENGAMPU :

Ns. Sri Mulyani, S.Kep , M.Kep.

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4

FITRA AYDA NINGSIH G1B119058


MUTIA SALSA BILLA G1B119059
AYU KOMALA SARI G1B119066
TRI GUMAY KHAYRUPAN G1B119069
ASSYAFIAH HARNUM G1B119078
NURFAJRINDAH G1B119079
RIKA FITRIA G1B119080
INDAH AGUSTIANI G1B119085
MITA AMALIA G1B119088
DIMAS HENDRI PUTRA G1B119089

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“KOMUNIKASI PADA PASIEN MARAH”.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi dalam
Keperawatan, Program Studi Ilmu Keperawatan.Dalam penyusunan dan penulisan makalah ini,
penulis menyadari bahwa masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan dan memperluas
wawasan penulis.Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada penulisan, penulis
memohon maaf yang sebesar-besarnya.Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak, khususnya kepada dosen mata kuliah Komunikasi dalam Keperawatan yang telah banyak
membimbing dalam penulisan ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberi wawasan serta tambahan ilmu bagi
penulis dan khususnya bagi para pembaca.

Jambi, Desember 2020

Kelompok4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTARISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

1.1 Definisi Komunikasi .............................................................................1

1.2 Tujuan Komunikasi...............................................................................1

1.3 Proses Komunikasi ...............................................................................2

BAB II.....................................................................................................................3

2.1 DeskripsiPelaksanaan Roleplay............................................................3

2.2 Kasus danNaskah Roleplay...................................................................3

BAB III.....................................................................................................................

ANALISIS KASUS..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................iii

ii
BAB I

PEMBAHASAN

1.1 Definisi Komunikasi


Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan
terapi. Seorang penolong atau perawat dapat membantu pasien mengatasi masalah yang
dihadapinya melalui komunikasi (Suryani, 2005). Dikatakan lagi oleh Mundakir (2006),
bahwa komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan,
dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan. Selanjutnya Fatmawati (2010), mengatakan
pada dasarnya komunikasi terapeutik merupakan komunikasi professional yang mengarah
pada tujuan yaitu penyembuhan pasien.
Komunikasi terapeutik adalah modalitas dasar intervensi utama yang terdiri atas teknik
verbal dan nonverbal yang digunakan untuk membentuk hubungan antara terapis dan pasien
dalam pemenuhan kebutuhan. Oleh karena itu, komunikasi terapeutik merupakan hal penting
dalam kelancaran pelayanan kesehatan yang dilakukan terapis untuk mengetahui apa yang
dirasakan dan diinginkan pasien (Mubarak, 2012)
1.2 . Tujuan Komunikasi

Setiap proses komunikasi memiliki tujuan untuk efisiensi dan efektivitas. Efisiensi
maksudnya adalah dengan sumber daya yang ada, tetap diusahakan sebuah proses komunikasi
mencapai hasil yang maksimal. Ketika seorang komunikator menyampaikan pesan, materi pesan
yang disampaikan sebisa mungkin mendapatkan feed back yang positif dari penerima pesannya,
efektivitas diartikan sebagai cara mengoptimalkan setiap fungsi komponen dalam proses
komunikasi. Baik itu komunikator, media, pesan maupun komunikan harus memainkan perannya
secara tepat untuk menciptakan iklim yang kondusif sehingga proses komunikasi mecapai
tujuannya

1
1.3 Proses Komunikasi
Dibagi menjadi dua tahap, yaitu :
a. Proses Komunikasi Secara Primer
Proses Komunikasi Secara Primer adalah proses penyampaian pikiran dan
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol)
sebagai media. Lambang sebagai mediia primer dalam proses komunikasi adalah
bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan yang lain sebagainya yang secara
langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan perasaan komunikator kepada
komunikan.
b. Proses Komunikasi Secara Sekunder
Proses Komunikasi Secara Sekunder adalah penyampaian pesan oleh seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua
setelah memakai lambang (simbol) sebagai media pertama.

2
BAB II

PELAKSANAAN ROLEPLAY

2.1 Deskripsi Pelaksanaan Roleplay

1. Setting Tempat : RS RADEN MATTTAHER


2. Setting Waktu : Hari Minggu jam 09.00 WIB
3. Pembagian Peran :
1) Perawat 1 : Fitra Ayda Ningsih
2) Perawat 2 : Rika Fitria
3) Perawat 3 : Ayu Komala Sari
4) Dokter : Tri Gumay Khayrupan
5) Pasien : Indah Agustiani
6) Ibu : Assyafiah Harnum
7) Teman : Mutia Salsabilla
8) Abang : Dimas Hendri Putra
9) Petugas gizi : Nurfajriindah
10) Kakak : Mita Amalia
11) Narator : Fitra Ayda Ningsih

2.2 Kasus Dan Naskah Roleplay

Kasus

Disuatu rumah sakit terdapat pasien akibat kecelakaan tunggal yang dikarenakan
pengendara membawa mobil dalam keadaan mabuk, dimana dari kronologi si pengendara mabuk
dikarenakan ada masalah keluarga dan melampiaskannya dengan cara seperti itu hingga berujung
fatal bagi dirinya sendiri, sifat tempramental yang dimilikinya sudah menjadi bagian dari dirinya,
apapun yang dikatakan oleh keluarganya hanya membuat dia semakin emosi

3
Naskah

Suatu hari ketika keluarganya mendengar kabar buruk tersebut....

Perawat 1 : “ selamat malam, apakah benar ini dengan keluarga atas nama Indah Agustiani?”

Kakak : “ iya benar, saya kakaknya”

Perawat 1 : “ kami dari pihak rumah sakit ingin memberitahu bahwa saudari atas nama
Indah Agustian mengalami kecelakaan dan sekarangg berada dirumah sakit raden mattaher”

Kakak : “baik sus terimakasi informasinya, kami segera kesana”

Sang kakak yang terkejut mendengar kabar buruk tersebut langsung memberitahu
keluarganya dan bergegeas kerumah sakit, dan sesampainya dirumah sakit.....

Ibu : “ apa yang terjadi nak?”

Sang anak hanya diam tanpa menjawab pertanyaan ibunya dan memalingkan wajahnya
dari semua pihak keluarga

Abang : “kamu ini kenapasih bawa mobil sambil mabuk seperti tu? Apa kamu udah
gamau hidup lagi?”

Kakak : “ dimas kamu ga boleh ngomong seperti itu”

Mendengar ucapan sang abang yang dirasanya terlalu menyakitkan, indah pun semakin
merasa marah pada keluarganya dan kecewa dengan keaadaan, perawat yang berada didalam
ruangan tersebut pun menengahi keadaan yang semakin memanas

Indah : “ mending kamu keluar ajadeh, atau pulang sekalian, aku ga butuh kalian
semua”

Perawat 2 : “ ibu, abang dan kakak, saya mohon untuk keluar terlebih dahulu agar indah bisa
beristirahat dan menenangkan dirinya”

Ibu : “ iya baik sus”

4
Karena melihat sikap indah yang sangat tempramental terhadap keluarganya membuat
para perawat yang ada didalam ruangan tersebut mencoba mencari tau apa permasalahan yang
dihadapi oleh pasiennya

Perawat 3 : “ indah, apakah boleh saya mengenal indah lebih jauh?

Indah hanya diam, karna tidak adanya respon dari pasien, maka perawat 1,2,3 pun
berinisiatif untuk mengalihkan kemarahan pasien dengan cara menarik perhatiaannya agar mau
mendengarkan perawat

Perawat 3 : “ dulu saya juga seperti kamu, sering pulang malem, ga nurut sama orang tua,
yang saya tau hanya dunia saya, dan saya tidak peduli dengan dunia orang lain yang disekitar
saya”

Perawat 2 : “ semua orang pasti ada dunia kelamnya, tapi orang itu tidak harus tenggelam
didalam dunia kelam itu, karena nanti suatu saat pasti ada yang bakal membawa dia kearah lebih
baik “

Mendengar cerita para perawat, pasien pun mulai tertarik dan perlahan terbuka akan
masalahnya

Perawat 1 : “ sekarang saya mau tanya sama indah, apa indah mau terus terusan seperti ini
pada keluarga indah?”

Indah : “ saya merasa kecewa semenjak papa pergi, saya merasa tidak dipedulikan
berada ditengah tengah mereka, apa yang saya lakukan selalu salah dimata abang saya, dan
kakak saya selalu menjadi kebanggaan ibu, saya marah dengan keadaan yang tidak berpihak
kepada saya, jika papa masi ada mungkin saya tidak akan seperti ini, walaupun hanya sedikit
rasa sayang yang bisa saya rasakan tetapi setidaknya ada”

Perawat 3 : “ indah percaya ga kalo semua orang tua tidak mempunyai niat untuk membeda
bedakan anaknya, tetapi kita sebagai anak selalu merasa bahwa orang tua tu membeda bedakan
anaknya”

Indah : “ saya tidak suka dengan cara ibu yang membandingkan saya dengan kakak!”

5
Perawat 2 : “ sepertinya indah cape, kalau begitu sekarang indah istirahat dulu yaa”

Perawat menyudahi dulu percakapan dengan pasien karena setiap membahas keluarga
pasien terlihat emosi, keesokan harinya

Teman : “ indah gimana? Gimana ceritanya kok bisa jadi gini”

Indah : “ gapapa kok, Cuma lagi ngantuk aja waktu itu”

Ketika asik ngobrol petugas gizi datang mengantarkan makanan untuk pasien

Petugas gizi : “ permisi mba, ini makan siangnya yaa, jangan sampai lupa dimakan”

Indah : “ baik terimakasi ya bu”

Petugas gizi : “ iya samasama mba, saya permisi yaa, selamat siang”

Indah : “siang”

Bersamaan dengan itu kakak datang....

Kakak : “ kamu udah makan belum?”

Teman : “ indah belum makan kak, makanan nya juga baru datang”

Kakak : “ kakak suapin yaa”

Indah langsung menepis tangan kakaknya dan makanan tersebut terjatuh, perawat yang
akan masuk ke ruangan pun terkejut melihat sikap pasien

Teman : “ atau kamu mau aku aja yang suapin?”

Indah : “gapapa tia, aku belum lapar”

Perawat 1 : “ selamat siang, boleh saya memeriksa keadaan indah terlebih dahulu?”

Kakak : “ iya silahkan sus”

Perawat 1 : “ kalau begitu yang lain boleh keluar dulu ya”

Kini diruangan itu hanya ada perawat ayda dan indah

6
Perawat 1 : “ sebentar lagi ada dokter yang bakal periksa keadaan kamu, nanti kamu boleh
ceritain apa aja yang kamu rasain, semoga ada jalan keluar dan kamu juga cepat sembuh”

Dokter : “ permisi selamat siang”

Perawat 2 : “ ini dok pasien yang sudah saya ceritakan”

Dokter : “ gimana kabarnya? Saya dokter gumay yang akan menangani kamu selama
dirumah sakit”

Indah : “ saya baik dok”

Dokter : “ lalu kenapa makanan nya tidak dimakan?”

Indah : “ saya tidak lapar”

Dokter : “kamu harus sayang sama badan kamu, kalau kamu tidak makan maka kamu
akan lebih lama lagi disini, nanti kalo kamu tidak mau dibantu oleh phak keluarga, minta
perawat perawat ini untuk membantu kamu ya”

Indah : “iya dok terimakasi”

Melihat sikap Indah yang bisa berubah secepat itu ketika melihat keluarganya, dokter
gumay selaku dokter psikiater mendiagnosa bahwa indah mengalami gangguan mental yaitu
depresi ketika ditinggal orang tuanya, dan itu yang menyebabkan ia tidak bisa berdamai dengan
keadaannya.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ketika seorang tenaga kesehatan bertemu dengan pasien yang mengalami


gangguan pada mentalnya, maka kita sebagai perawat harus lebih bersabar dalam mencari
informasi dan menghadapinya, dan tutur kata harus diperhatikan dalam berkomunikasi,
karena seseorang yang mengalami gangguan mental akan lebih sensitif

3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami bahwa


pentingnya komunikasi dalam kehidupan kita sehari – hari terutama dalam proses
pembangunan dan dalam proses keperawatan dan diharapkan juga bagi pembaca agar
dapat menggunakan bahasa yang sesuai dalam pergaulan sehari – hari, khususnya bagi
pembaca yang berprofesi sebagai seorang perawat atau tenaga medis lainnya agar dapat
berkomunikasi yang baik dengan pasien guna untuk menjalin kersama dengan pasien
dalam melakukan proses keperawatan yang bertujuan untuk kesehatan pasien serta
berkomunikasi dengan baik terhadap rekan kerja dan siapapun yang terdapat di tempat
kita bekerja

8
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar. 1977 Komunikasi Dalam Teori Dan Praktek.Bandung : penerbit Armico.

Suryani (2005), Komunikasi Terapeutik; teori &praktik. Jakarta: EGC.

Widjaja, A.W.2000. Ilmu Komunikasi. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.

iii

Anda mungkin juga menyukai