DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
UNIVERSITAS JAMBI
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“KOMUNIKASI PADA PASIEN MARAH”.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi dalam
Keperawatan, Program Studi Ilmu Keperawatan.Dalam penyusunan dan penulisan makalah ini,
penulis menyadari bahwa masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan dan memperluas
wawasan penulis.Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada penulisan, penulis
memohon maaf yang sebesar-besarnya.Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak, khususnya kepada dosen mata kuliah Komunikasi dalam Keperawatan yang telah banyak
membimbing dalam penulisan ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberi wawasan serta tambahan ilmu bagi
penulis dan khususnya bagi para pembaca.
Kelompok4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTARISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................3
BAB III.....................................................................................................................
ANALISIS KASUS..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................iii
ii
BAB I
PEMBAHASAN
Setiap proses komunikasi memiliki tujuan untuk efisiensi dan efektivitas. Efisiensi
maksudnya adalah dengan sumber daya yang ada, tetap diusahakan sebuah proses komunikasi
mencapai hasil yang maksimal. Ketika seorang komunikator menyampaikan pesan, materi pesan
yang disampaikan sebisa mungkin mendapatkan feed back yang positif dari penerima pesannya,
efektivitas diartikan sebagai cara mengoptimalkan setiap fungsi komponen dalam proses
komunikasi. Baik itu komunikator, media, pesan maupun komunikan harus memainkan perannya
secara tepat untuk menciptakan iklim yang kondusif sehingga proses komunikasi mecapai
tujuannya
1
1.3 Proses Komunikasi
Dibagi menjadi dua tahap, yaitu :
a. Proses Komunikasi Secara Primer
Proses Komunikasi Secara Primer adalah proses penyampaian pikiran dan
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol)
sebagai media. Lambang sebagai mediia primer dalam proses komunikasi adalah
bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan yang lain sebagainya yang secara
langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan perasaan komunikator kepada
komunikan.
b. Proses Komunikasi Secara Sekunder
Proses Komunikasi Secara Sekunder adalah penyampaian pesan oleh seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua
setelah memakai lambang (simbol) sebagai media pertama.
2
BAB II
PELAKSANAAN ROLEPLAY
Kasus
Disuatu rumah sakit terdapat pasien akibat kecelakaan tunggal yang dikarenakan
pengendara membawa mobil dalam keadaan mabuk, dimana dari kronologi si pengendara mabuk
dikarenakan ada masalah keluarga dan melampiaskannya dengan cara seperti itu hingga berujung
fatal bagi dirinya sendiri, sifat tempramental yang dimilikinya sudah menjadi bagian dari dirinya,
apapun yang dikatakan oleh keluarganya hanya membuat dia semakin emosi
3
Naskah
Perawat 1 : “ selamat malam, apakah benar ini dengan keluarga atas nama Indah Agustiani?”
Perawat 1 : “ kami dari pihak rumah sakit ingin memberitahu bahwa saudari atas nama
Indah Agustian mengalami kecelakaan dan sekarangg berada dirumah sakit raden mattaher”
Sang kakak yang terkejut mendengar kabar buruk tersebut langsung memberitahu
keluarganya dan bergegeas kerumah sakit, dan sesampainya dirumah sakit.....
Sang anak hanya diam tanpa menjawab pertanyaan ibunya dan memalingkan wajahnya
dari semua pihak keluarga
Abang : “kamu ini kenapasih bawa mobil sambil mabuk seperti tu? Apa kamu udah
gamau hidup lagi?”
Mendengar ucapan sang abang yang dirasanya terlalu menyakitkan, indah pun semakin
merasa marah pada keluarganya dan kecewa dengan keaadaan, perawat yang berada didalam
ruangan tersebut pun menengahi keadaan yang semakin memanas
Indah : “ mending kamu keluar ajadeh, atau pulang sekalian, aku ga butuh kalian
semua”
Perawat 2 : “ ibu, abang dan kakak, saya mohon untuk keluar terlebih dahulu agar indah bisa
beristirahat dan menenangkan dirinya”
4
Karena melihat sikap indah yang sangat tempramental terhadap keluarganya membuat
para perawat yang ada didalam ruangan tersebut mencoba mencari tau apa permasalahan yang
dihadapi oleh pasiennya
Indah hanya diam, karna tidak adanya respon dari pasien, maka perawat 1,2,3 pun
berinisiatif untuk mengalihkan kemarahan pasien dengan cara menarik perhatiaannya agar mau
mendengarkan perawat
Perawat 3 : “ dulu saya juga seperti kamu, sering pulang malem, ga nurut sama orang tua,
yang saya tau hanya dunia saya, dan saya tidak peduli dengan dunia orang lain yang disekitar
saya”
Perawat 2 : “ semua orang pasti ada dunia kelamnya, tapi orang itu tidak harus tenggelam
didalam dunia kelam itu, karena nanti suatu saat pasti ada yang bakal membawa dia kearah lebih
baik “
Mendengar cerita para perawat, pasien pun mulai tertarik dan perlahan terbuka akan
masalahnya
Perawat 1 : “ sekarang saya mau tanya sama indah, apa indah mau terus terusan seperti ini
pada keluarga indah?”
Indah : “ saya merasa kecewa semenjak papa pergi, saya merasa tidak dipedulikan
berada ditengah tengah mereka, apa yang saya lakukan selalu salah dimata abang saya, dan
kakak saya selalu menjadi kebanggaan ibu, saya marah dengan keadaan yang tidak berpihak
kepada saya, jika papa masi ada mungkin saya tidak akan seperti ini, walaupun hanya sedikit
rasa sayang yang bisa saya rasakan tetapi setidaknya ada”
Perawat 3 : “ indah percaya ga kalo semua orang tua tidak mempunyai niat untuk membeda
bedakan anaknya, tetapi kita sebagai anak selalu merasa bahwa orang tua tu membeda bedakan
anaknya”
Indah : “ saya tidak suka dengan cara ibu yang membandingkan saya dengan kakak!”
5
Perawat 2 : “ sepertinya indah cape, kalau begitu sekarang indah istirahat dulu yaa”
Perawat menyudahi dulu percakapan dengan pasien karena setiap membahas keluarga
pasien terlihat emosi, keesokan harinya
Ketika asik ngobrol petugas gizi datang mengantarkan makanan untuk pasien
Petugas gizi : “ permisi mba, ini makan siangnya yaa, jangan sampai lupa dimakan”
Petugas gizi : “ iya samasama mba, saya permisi yaa, selamat siang”
Indah : “siang”
Teman : “ indah belum makan kak, makanan nya juga baru datang”
Indah langsung menepis tangan kakaknya dan makanan tersebut terjatuh, perawat yang
akan masuk ke ruangan pun terkejut melihat sikap pasien
Perawat 1 : “ selamat siang, boleh saya memeriksa keadaan indah terlebih dahulu?”
6
Perawat 1 : “ sebentar lagi ada dokter yang bakal periksa keadaan kamu, nanti kamu boleh
ceritain apa aja yang kamu rasain, semoga ada jalan keluar dan kamu juga cepat sembuh”
Dokter : “ gimana kabarnya? Saya dokter gumay yang akan menangani kamu selama
dirumah sakit”
Dokter : “kamu harus sayang sama badan kamu, kalau kamu tidak makan maka kamu
akan lebih lama lagi disini, nanti kalo kamu tidak mau dibantu oleh phak keluarga, minta
perawat perawat ini untuk membantu kamu ya”
Melihat sikap Indah yang bisa berubah secepat itu ketika melihat keluarganya, dokter
gumay selaku dokter psikiater mendiagnosa bahwa indah mengalami gangguan mental yaitu
depresi ketika ditinggal orang tuanya, dan itu yang menyebabkan ia tidak bisa berdamai dengan
keadaannya.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
8
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Anwar. 1977 Komunikasi Dalam Teori Dan Praktek.Bandung : penerbit Armico.
iii