Anda di halaman 1dari 3

Role Play Pengkajian pada Keluarga Klien dengan Harga Diri Rendah

Peran :
Aisyah : Perawat
Chintia S. : Istri klien

Di suatu hari terdapat seorang laki-laki berumur 40 tahun yang mengalami amputasi kaki
karena suatu tragedi kecelakaan beruntun.Setelah kejadian itu, dia dikeluarkan dari pekerjaannya
dan tidak mau beraktifitas apa-apa. Seorang perawat ditugaskan untuk datang kerumah keluarga
tersebut.

Perawat :“Assalamualaikum bu”


Istri klien :“Wa’alaikumsalam sus”
Perawat :“Perkenalkan nama saya Aisyah,saya perawat dari PPNI ingin melakukan
pengkajian kepada suami ibu kami mendapatkan informasi dari warga tentang apa
yang dialami oleh suami ibu”
Istri klien :“ Oh iya ,Alhamdulillah ada yang mau membantu saya,tetapi mungkin suster
belum bisa berkomunikasi dengan suami saya sebab dia mengatakan tidak ingin
keluar dari kamar dan tidak ingin diganggu oleh siapapun”
Perawat :”Kalau seperti itu,saya akan mulai melakukan pengkajian kepada ibu saja”
Fase Kerja

Perawat :”Nama suami ibu siapa?”

Istri klien :”Sumanto sus”

Perawat :”apa pekerjaan suami ibu?”

Istri klien :”Konstruksi bangunan sus”

Perawat :”Jadi apakah yang sebenernya terjadi pada suami ibu?”


Istri klien :”Seminggu yang lalu,suami saya mengalami kecelakaan antara motor dan
truk,dikarenakan kakinya terlindas truk akhirnya diamputasi,dan dia merasa tidak
berdaya, tidak bisa bekerja lagi”

Perawat :”oh seperti itu ibu,lalu bagaimana cara keluarga ibu bertahan hidup siapa yang
membiayai untuk kelangsungan hidup ibu?”

Istri klien :”Saya sekarang bekerja di rumah tetangga,bantu nyuci bantu gosok”

Perawat :”Lalu siapa yang mengurusi suami ibu dirumah kalau ibu bekerja?”

Istri Klien :” Kita gantian sus,kalau pagi anak saya yang ngurus kalau sore sama saya”

Perawat :”apakah suami ibu jika diajak bicara selalu menghindar atau diam?”

Istri klien :”kadang-kadang diam dan marah jika saya tanya,bapak masih suka menangis jika
melihat kondisinya”

Perawat :”Jika suami ibu diam apakah yang ibu lakukan?”

Istri klien :”Saya juga bingung sus, jadi saya serba salah menghadapi sikap suami saya yang
tidak tentu perasaannya.”

Perawat :”Sebelumnya apakah suami ibu suka marah-marah?”

Istri klien :”Suami saya sangat humoris sus,tidak pernah marah sama saya atau anak-
anak,oleh karena itu, kami bingung dengan sikap bapak seperti itu,Bagaimana
solusinya sus?”

Perawat :”Begini bu, memang tidak mudah menghadapi situasi seperti ini,tapi ibu harus
yakin bahwa Allah tidak akan memberi hambanya cobaan diluar kemampuan
hambanya. Ibu, jadi ibu yang harus ekstra sabar dan terus memberi dukungan
kepada suami ibu”

Istri klien :”iya sus, saya juga selalu berdoa kepada Allah untuk memberi kekuatan kepada
saya.Kadang saya juga suka marah-marah ke anak saya karena lelah mengurusi
semua-muanya sendiri”
Perawat :” iya ibu perbanyak mendekatkan diri kepada Sang pencipta.Ibu juga bisa
memfasilitasi suami ibu dengan mendukung kegiatan yang disenanginya. Apakah
kegiatan yang suami ibu senangi?”

Istri Klien :” Oh iya sus,suami saya senang melukis,dulu ia bekerja sebagai pelukis karena
temannya ada yang menawari dia bekerja,ia berhenti untuk melukis”.

Perawat :”Nah coba ibu bangkitkan lagi suami ibu untuk melukis,kan nanti lukisannya bisa
dijual untuk membantu memenuhi kebutuhan kehidupan keluarga ibu.”

Istri klien :”terimakasih suster atas sarannya. Nanti saya akan coba bicarakan dengan bapak”

Perawat :”iya ibu sama-sama”

Fase Terminasi

Perawat :”Alhamdulillah ibu pengkajian yang saya lakukan sudah selesai, nanti beberapa
hari lagi saya akan kesini untuk melihat perkembangannya”.

Istri klien :”Terimakasih suster,saya lebih bersemangat untuk menjalani hidup ini”

Perawat :”baik ibu kalau seperti itu,saya pamit dulu.Assalamualaikum”

Istri klien :”Wa’alaikumsalam”

Anda mungkin juga menyukai