Anda di halaman 1dari 25

KONSEP DASAR HEALTH PROMOTION

DISUSUN OLEH :

Nadila Diana Muslimin 70300119037


Risfayani Ramadanti.B 70300119041
Nur Sayyidah 70300119045
Irsa Asrianti Ismail 70300119049
Nadya Wulandari 70300119054
Rini Anggreani 70300119061
Juswar 70300119065
Nurul Qadri Anggreni 70300119069

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2021/2022

KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada kami.Shalawat serta salam selalu dilimpahkan kepada
junjngan Nabi Besar Muhammad SAW,beserta sahabat dan keluarganya,serta
pengikutnya hingga akhir zaman.Aamiin

Alhamdulillah kami telah berhasil menyelesaikan makalah Konsep Dasar


Health Promotion ini.Makalah ini ditulis dari hasil yang diperoleh dari beberapa
referensi buku dan jurnal.Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada
pembimbing mata kuliah Pendidikan dan Promosi Kesehatan atas bimbingan dan
arahan dalam penulisan makalah ini.

Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua dalam memahami materi tentang Konsep Dasar Health Promotion.

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini kami masih jauh dari
sempurna.Maka kami mengharapkan adanya masukan,pendapat,kritik,maupun saran
dari pembimbing,pembaca,dan rekan-rekan mahasiswi demi perbaikan menujuarah
yang lebih baik.Semoga hasi makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
mendapatkan ridho dari Allah SWT.Aamiin

Penulis

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR.................................................................................................2

DAFTAR ISI................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................4
B. Tujuan......................................................................................................................6
C. Rumusan Masalah....................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian................................................................................................................8
B. Tujuan dan Strategi..................................................................................................9
C. Sasaran.....................................................................................................................13
D. Ruang Lingkup........................................................................................................14
E. Prinsip dalam Promosi Kesehatan...........................................................................16
F. Media Promosi Kesehatan.......................................................................................17
G. Integrasi Keagamaan Promosi Kesehatan……………….......................................17
BAB III KESIMPULAN.............................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................20
LAMPIRAN (Uraian Tugas Anggota Kelompok)....................................................21
MIND MAPPING……………………………………………………………………..24

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebelum istilah promosi kesehatan diperkenalkan, masyarakat lebih mengenal


istilah pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan menurut Green (1980) adalah
“anycombinationoflearning’sexperiencesdesignedtofacilitatevoluntaryadaptationsofb
ehaviorconducivetohealth” (kombinasi dari pengalaman pembelajaran yang didesain
untuk memfasilitasi adaptasi perilaku yang kondusif untuk kesehatan secara sukarela).
Definisi pendidikan kesehatan tersebut menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan
tidak hanya sekedar memberikan informasi pada masyarakat melalui penyuluhan.
Definisi pendidikan kesehatan tersebut menunjukkan bahwa pengalaman
pembelajaran meliputi berbagai macam pengalaman individu yang harus
dipertimbangkan untuk memfasilitasi perubahan perilaku yang diinginkan. Istilah
pendidikan kesehatan tersebut seringkali disalahartikan hanya meliputi penyuluhan
kesehatan saja sehingga istilah tersebut saat ini lebih populer diperkenalkan dengan
istilah promosi kesehatan.

Tahun 1984, World HealthOrganization (WHO) mengubah istilah pendidikan


kesehatan menjadi promosi kesehatan. Perbedaan kedua istilah tersebut yaitu
pendidikan kesehatan merupakan upaya untuk mengubah perilaku sedangkan promosi
kesehatan selain untuk mengubah perilaku juga mengubah lingkungan sebagai upaya
untuk memfasilitasi ke arah perubahan perilaku tersebut. Istilah HealthPromotion
(promosi kesehatan) ini secara resmi disampaikan pada Konferensi Internasional
tentang HealthPromotion di Ottawa, Kanada padattahunm1986. Pada Konferensi
tersebut healthpromotion didefinisikan sebagai
“theprocessofenablingpeoplestoincreasecontrols over, andtoimprovedtheirhealth”
yaitu proses yang memungkinkan seseorang untuk mengontrol dan meningkatkan
kesehatan. Definisi ini mengandung pemahaman bahwa upaya promosi kesehatan
membutuhkan adanya kegiatan pemberdayaan masyarakat sebagai cara untuk

4
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan baik perorangan maupun
masyarakat

Pada tahun 1994 Indonesia mendapat kunjungan dari Direktur


HealthPromotion WHO yaitu Dr. IlonaKickbush. Kemudian Indonesia ditunjuk
sebagai penyelenggara Konferensi Internasional HealthPromotion yang keempat
sehingga Depkes berupaya untuk menyamakan konsep dan prinsip tentang promosi
kesehatan serta mengembangkan beberapa daerah menjadi daerah percontohan.
Dengan demikian, penggunaan istilah promosi kesehatan di Indonesia pada dasarnya
mengacu pada perkembangan dunia internasional. Konsep promosi kesehatan tersebut
ternyata juga sesuai dengan perkembangan pembangunan kesehatan di Indonesia
yaitu mengarah pada paradigma sehat (IRA NURMALA; FUZIE RAHMAN; ADI
NUGROHO; NEKA ERLIYANI; NUR LAILY; VINA YULIA ANHAR, 2018)

Visi, misi, dan strategi promosi kesehatan di Indonesia sudah sangat yang jelas
sebagai suatu lembaga atau institusi atau suatu program. Melalui visi dan misi
tersebut lembaga atau program memiliki arah dan tujuan yang akan dicapai. Oleh
karena itu, visi promosi kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari visi pembangunan
kesehatan di Indonesia, seperti yang terdapat dalam Undang-Undang Kesehatan RI
No. 366 Tahun 2009, yaitu:“Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi–tingginya, sebagai investasi sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomi”.

Promosi kesehatan yang menjadi bagian dari program kesehatan masyarakat di


Indonesia harus mampu mewujudkan visi pembangunan kesehatan di Indonesia,
sehingga promosi kesehatan dapat dirumuskan sebagai “Masyarakat yang mau dan
mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya”. Adapun visi promosi
kesehatan menurut Fitriani (2011), yaitu:

1. Mau (willingness) memelihara dan meningkatkan kesehatannya


2. Mampu (ability) memelihara dan meningkatkan kesehatannya
3. Meningkatkan kesehatan, berarti mau dan mampu meningkatkan
kesehatannya.
5
Memelihara kesehatan artinya mau dan mampu dalam melakukan pencegahan
penyakit serta melindungi diri dari gangguan-gangguan kesehatan. Selain itu,
kesehatan perlu ditingkatkan karena derajat kesehatan, baik individu, kelompok,
maupun masyarakat itu bersifat dinamis ‘tidak statis’.

Diperlukan upaya untuk mewujudkan visi promosi kesehatan tersebut agar


masyarakat mau dan mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Upaya-
upaya yang harus dilakukan untuk mencapai visi tersebut disebut misi promosi
kesehatan.(IRA NURMALA; FUZIE RAHMAN; ADI NUGROHO; NEKA
ERLIYANI; NUR LAILY; VINA YULIA ANHAR, 2018)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, adapun rumusan masalah dalam makalah ini
yaitu :

1. Apa pengertian promosi kesehatan?

2. Apa tujuan dan strategi promosi kesehatan?

3. Bagaimana sasaran promosi kesehatan?

4. Bagaimanaruang lingkup promosi kesehatan?

5. Apa prinsip promosi kesehatan?

6. Apa media promosi kesehatan?

7. Apa Integrasi Keagamaan Promosi Kesehatan?

C. Tujuan

Adapun tujuan dalam makalah ini yaitu :

1. Mengetahui pengertian promosi kesehatan!

2. Mengetahui tujuan dan strategi promosi kesehatan!

3. Mengetahui sasaran promosi kesehatan!

6
4. Mengetahui ruang lingkup promosi kesehatan!

5. mengetahui dan memahami prinsip promosi kesehatan!

6. Mengetahui media promosi kesehatan!

7. Mengetahui Integrasi Keagamaan Promosi Kesehatan

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Promosi Kesehatan


Menurut WHO, promosi kesehatan sebagai “The process of enabling
individuals and communities to increases control over the determinants of health and
there by improve their health” (proses yang mengupayakan individu dan masyarakat
untuk meningkatkan kemampuan mereka mengendalikan faktor kesehatan sehingga
dapat meningkatkan derajat kesehatannya).
Promosi kesehatan merupakan revitalisasi dari pendidikan kesehatan pada
masa yang lalu, di mana dalam konsep promosi kesehatan tidak hanya merupakan
proses penyadaran masyarakat dalam hal pemberian dan peningkatan pengetahuan
dalam bidang kesehatan saja, tetapi juga sebagai upaya yang mampu menjembatani
perubahan perilaku, baik di dalam masyarakat maupun dalam organisasi dan
lingkungannya. Perubahan lingkungan yang diharapkan dalam kegiatan promosi
kesehatan meliputi lingkungan fisik-nonfisik, sosial-budaya, ekonomi, dan politik.
Promosi kesehatan adalah perpaduan dari berbagai macam dukungan baik pendidikan,
organisasi, kebijakan, dan peraturan perundang-undangan untuk perubahan
lingkungan.

Promosi kesehatan merupakan istilah yang saat ini banyak digunakan dalam
kesehatan masyarakat dan telah mendapatkan dukungan kebijakan dari pemerintah
dalam melaksanakan kegiatannya. Definisi promosi kesehatan juga tertuang dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1148/MENKES/ SK/VII/2005 tentang
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, disebutkan bahwa promosi
kesehatan adalah “upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar merekan dapat
menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan" (IRA NURMALA; FUZIE RAHMAN; ADI NUGROHO;
NEKA ERLIYANI; NUR LAILY; VINA YULIA ANHAR, 2018)

8
B. Tujuan dan Strategi Promosi Kesehatan
Tujuan promosi kesehatan adalah meningkatkan kemampuan baik individu
keluarga kelompok dan masyarakat agar mampu hidup sehat dan mengembangkan
upaya kesehatan yang bersumber masyarakat serta terwujudnya lingkungan yang
kondusif untuk mendorong terbentuknya kemampuan.
Upaya untuk mewujudkan promosi kesehatan dapat dilakukan melalui strategi
yang baik. Strategi adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan dalam promosi kesehatan sebagai penunjang dari program-program
kesehatan yang lainnya seperti kesehatan lingkungan, peningkatan status gizi
masyarakat, pemberantasan penyakit menular, pencegahan penyakit tidak menular
peningkatan kesehatan ibu dan anak serta pelayanan kesehatan.
Berdasarkan piagam ottawa (1984) misi promosi kesehatan dapat dilakukan
menggunakan 3 strategi yang dijelaskan sebagai berikut :
1. Advokasi (advocate)
Kondisi politik ekonomi sosial budaya, lingkungan, perilaku dan faktor
biologis dapat mempengaruhi kesehatan seseorang. Promosi kesehatan berupaya
untuk mengubah kondisi tersebut sehingga menjadi kondusif untuk kesehatan
masyarakat melalui advokasi titik kegiatan advokasi ini tidak hanya dapat dilakukan
oleh tenaga kesehatan tetapi juga dapat dilakukan oleh masyarakat sasaran kepada
para pemangku kebijakan dari berbagai tingkat atau sektor terkait dengan kesehatan
titik tujuan kegiatan ini adalah untuk meyakinkan para pemangku kebijakan bahwa
program kesehatan yang akan dijalankan tersebut penting dan membutuhkan
dukungan kebijakan atau keputusan dari pejabat tersebut.
2. Mediasi (mediate)
Promosi kesehatan juga mempunyai misi sebagai mediator atau menjembatani
antara sektor kesehatan dengan sektor yang lain sebagai Mitra. Hal ini dikarenakan
faktor yang mempengaruhi kesehatan tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor
kesehatan saja. Promosi kesehatan membutuhkan upaya bersama dari semua pihak
baik dari pemerintah, sektor kesehatan, sektor ekonomi, lembaga non profit, industri
dan media titik dengan kata lain promosi kesehatan merupakan perekat kemitraan di
bidang pelayanan kesehatan titik kemitraan sangat penting sebab tanpa kemitraan
sektor kesehatan tidak akan mampu menangani masalah kesehatan yang begitu
kompleks dan luas. Promosi kesehatan disini bertanggung jawab untuk memediasi
berbagai kepentingan berbagai sektor yang terlibat untuk meningkatkan status

9
kesehatan masyarakat. Sehingga strategi dan program promosi kesehatan harus
mempertimbangkan kebutuhan bahan lokal dan memungkinkan berbagai sektor baik
di lingkup regional nasional maupun internasional untuk dapat terlibat di dalamnya.
3. Memampukan (enable)
Promosi kesehatan berfokus pada keadilan dan pemerataan sumber daya
kesehatan untuk semua lapisan masyarakat. Hal ini mencakup memastikan setiap
orang di setiap masyarakat memiliki lingkungan yang kondusif untuk kesehatannya,
dan memiliki keterampilan dalam membuat keputusan yang dapat meningkatkan
status kesehatan mereka. prinsip promosi kesehatan di sini adalah masyarakat mampu
untuk memiliki kontrol terhadap determinan yang dapat mempengaruhi kesehatan
mereka. sesuai dengan visi promosi kesehatan yaitu mau dan mampu memelihara
serta meningkatkan kesehatannya, promosi kesehatan mempunyai misi utama untuk
memampukan masyarakatnya. Hal ini berarti, dalam kegiatan promosi kesehatan
harus dapat memberikan keterampilan keterampilan kepada masyarakat agar mereka
mampu mandiri di bidang kesehatan baik secara langsung atau melalui tokoh-tokoh
masyarakat. telah diketahui bersama bahwa kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor
dari luar kesehatan, seperti sosial, pendidikan kan, ekonomi, dan sebagainya. oleh
sebab itu, keterampilan masyarakat di bidang ekonomi (pertanian peternakan
perkebunan), pendidikan dan sosial lainnya juga perlu dikembangkan melaluipromosi
kesehatan dalam rangka memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan

Strategi promosi kesehatan menurut WHO 1994 secara global terdiri dari 4 hal
sebagai berikut
a. Advokasi
Advokasi merupakan kegiatan membuat keputusan sebagai bentuk
memberikan bantuan kepada masyarakat dari penentu kebijakan dalam bidang
kesehatan maupun sektor lain diluar kesehatan yang mempunyai pengaruh terhadap
masyarakat.
Advokasi adalah upaya untuk meyakinkan orang lain agar membantu atau
mendukung terhadap tujuan yang diinginkan. dalam konteks promosi kesehatan,
advokasi adalah pendekatan kepada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan
di berbagai sektor dan tingkat sehingga para pejabat tersebut mau mendukung
program kesehatan yang kita inginkan. dukungan dari para pejabat pembuat

10
keputusan dapat berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang-
undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, surat instruksi dan sebagainya.
Kegiatan advokasi memiliki bermacam-macam bentuk, baik formal maupun
informal advokasi dalam bentuk formal seperti penyajian atau presentasi dan seminar
tentang usulan program yang diharapkan mendapat dukungan dari pejabat terkait.
sedangkan kegiatan advokasi dalam bentuk informal seperti mengunjungi pejabat
yang relevan dengan program yang diusulkan, yang secara tidak langsung bermaksud
untuk meminta dukungan, baik dalam bentuk kebijakan dan atau fasilitas lain.
berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa advokasi adalah kegiatan untuk
mendapatkan dukungan dari para pejabat baik eksekutif dan legislatif di berbagai
tingkat dan sektor yang terkait dengan masalah kesehatan.
b. Dukungan sosial
Promosi kesehatan akan mudah dilakukan jika mendapat dukungan dari
berbagai lapisan yang ada di masyarakat dukungan dari masyarakat dapat berasal dari
unsur informal seperti tokoh agama dan tokoh adat yang mempunyai pengaruh di
masyarakat serta unsur formal seperti petugas kesehatan dan pejabat pemerintah
tujuan utamanya agar para tokoh masyarakat sebagai perantara antara sektor
kesehatan sebagai pelaksana program kesehatan dan masyarakat sebagai penerima
program kesehatan. dengan kegiatan mencari dukungan sosial melalui tokoh
masyarakat pada dasarnya adalah untuk mensosialisasikan program-program
kesehatan agar masyarakat menerima dan mau berpartisipasi terhadap program
tersebut.
oleh sebab itu, strategi ini juga dapat dikatakan sebagai upaya membina
suasana yang kondusif terhadap kesehatan. Bentuk kegiatan dukungan sosial ini
antara lain: pelatihan-pelatihan tokoh masyarakat, seminar, lokakarya, bimbingan
kepada tokoh masyarakat dan sebagainya. dengan demikian sasaran utama dukungan
sosial atau Bina suasana adalah para tokoh masyarakat di berbagai tingkat
c. Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada
masyarakat secara langsung. tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka
sendiri (visi promosi kesehatan). kegiatan pemberdayaan di masyarakat sering disebut
gerakan masyarakat untuk kesehatan titik bentuk kegiatan pemberdayaan dapat
diwujudkan dengan berbagai kegiatan, antara lain penyuluhan kesehatan,

11
pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam bentuk koperasi atau
pelatihan-pelatihan untuk kemampuan peningkatan pendapatan keluarga. dengan
meningkatkan kemampuan ekonomi keluarga, akan berdampak terhadap kemampuan
dalam pemeliharaan kesehatan, sebagai contoh yaitu terbentuknya pos obat, desa
terbentuknya dana sehati, berdirinya polindes, dan sebagainya. berdasarkan uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa sasaran pemberdayaan masyarakat adalah
masyarakat itu sendiri.
Strategi dalam melaksanakan upaya promosi kesehatan juga telah dirumuskan
dalam ottawa charter piagam ottawa dalam piagam ottawa tersebut disebutkan bahwa
upaya meningkatkan status kesehatan masyarakat dilakukan melalui kegiatan sebagai
berikut
1. Kebijakan berwawasan kesehatan (healthy public policy)
Kegiatan promosi kesehatan tidak hanya menyangkut kegiatan yang dilakukan
oleh sektor kesehatan. Promosi kesehatan membutuhkan semua upaya yang ada untuk
bermuara ke kesehatan dengan kata lain arah kebijakan dalam bentuk peraturan
perundangan maupun surat surat keputusan yakni agar selalu berwawasan atau
berorientasi kepada kesehatan masyarakat contohnya adalah adanya peraturan atau
undang-undang yang mengatur adanya analisis dampak lingkungan untuk mendirikan
perusahaan rumah sakit dan sebagainya setiap kebajikan yang dikeluarkan oleh
pejabat publik harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan kesehatan
masyarakat.
2. Lingkungan yang mendukung (supporting environment)
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat harus memperhatikan dampak
pada lingkungan sekitar agar mempermudah pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan.
lingkungan yang dimaksud bukan hanya lingkungan fisik, tetapi lingkungan non fisik
yang kondusif terhadap kesehatan masyarakat
upaya menciptakan lingkungan yang kondusif untuk kesehatan ini ditujukan kepada
para pengelola tempat umum termasuk pemerintah Kota, agar menyediakan sarana
prasarana atau fasilitas yang dapat mendukung terwujudnya perilaku sehat bagi
masyarakat khususnya para pengunjung tempat umum tersebut. lingkungan yang
mendukung terwujudnya kesehatan di tempat umum antara lain tersedianya tempat
sampah tempat buang air besar atau kecil, sarana air bersih ruangan bagi perokok dan
non-perokok, dan sebagainya.

12
3. Reorientasi pelayanan kesehatan (reorinting health service)
Dalam Mari orientasikan pelayanan kesehatan, peran promosi kesehatan
sangat penting. Hal ini dikarenakan masyarakat selama ini menganggap pelayanan
kesehatan terdiri atas provider dan customer, dimana penyelenggara atau penyedia
pelayanan kesehatan adalah pemerintah, sedangkan swasta dan masyarakat hanya
pemakai atau pengguna pelayanan kesehatan. Pemahaman akan hal tersebut harus
diubah dan diorientasikan melalui promosi kesehatan bahwa masyarakat bukan hanya
sekedar pengguna atau penerima jasa pelayanan kesehatan tetapi juga harus terlibat
sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta bahkan
dalam pemberdayaan masyarakat mereka juga dapat berperan bukan hanya sebagai
penerima pelayanan kesehatan tetapi sekaligus sebagai penyelenggara kesehatan
masyarakat tersebut.
4. Keterampilan individu (personal skill)
Setiap individu yang berada di masyarakat diharapkan memiliki pengetahuan
dan kemampuan yang baik dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan, mengenai
faktor penyebab penyakit, cara mencegah penyakit dan mampu mencari pengobatan
yang layak jika mereka atau anggota keluarga mereka sedang sakit.
Kesehatan masyarakat adalah kesehatan yang agregat yang terdiri dari individu,
keluarga dan kelompok-kelompok masyarakat. Oleh sebab itu, kesehatan masyarakat
akan terwujud jika kesehatan individu, keluarga serta kelompok dapat terwujud.
strategi untuk mewujudkan keterampilan individu dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan adalah sangat penting. langkah awal dari peningkatan
keterampilan dalam pemeliharaan kesehatan adalah dengan memberikan pemahaman
pemahaman kepada anggota masyarakat tentang cara-cara memelihara kesehatan,
mencegah penyakit, mencari pengobatan ke fasilitas kesehatan profesional,
meningkatkan kesehatan, dan sebagainya. metode dan teknik pemberian pemahaman
ini lebih bersifat individual.
5. Gerakan masyarakat (community action)
Gerakan atau kegiatan masyarakat yang mau, mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatannya merupakan wujud dari visi dalam promosi kesehatan.
Oleh sebab itu, promosi kesehatan harus mendorong serta memacu kegiatan-kegiatan
di masyarakat dalam mewujudkan kesehatan mereka. tanpa adanya kegiatan
masyarakat di bidang kesehatan, tidak ada mungkin terwujud perilaku yang kondusif

13
untuk kesehatan atau masyarakat yang mau dan mampu memelihara serta
meningkatkan kesehatan mereka.(Gayatri Setyabudi & Dewi, 2017)

C. Sasaran Promosi Kesehatan


Sasaran promosi kesehatan
Berdasarkan pentahapan upaya promosi kesehatan maka sasaran dibagi dalam tiga
kelompok sasaran, yaitu:
1. Sasaran Primer
Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan menjadi,
kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui anak untuk
masalah Kia (kesehatan ibu dan anak), serta anak sekolah untuk kesehatan remaja dan
lain sebagainya. Sasaran promosi ini sejalan dengan strategi pemberdayaan
masyarakat.
2. Sasaran Sekunder
Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh tokoh masyarakat
tokoh agama tokoh adat serta orang-orang yang memiliki kaitan serta berpengaruh
penting dalam kegiatan promosi kesehatan dengan harapan setelah diberikan promosi
kesehatan maka masyarakat tersebut akan dapat kembali memberikan atau kembali
menyampaikan promosi kesehatan pada lingkungan masyarakat sekitarnya. tokoh
masyarakat yang telah mendapatkan promosi kesehatan diharapkan pula agar dapat
menjadi model dalam perilaku hidup sehat untuk masyarakat sekitarnya
3. Sasaran Tersier
Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah
pembuat keputusan (decision maker) atau penentu kebijakan (policy maker). pembuat
kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembuatan program kesehatan
termasuk program promosi kesehatan. Pembuat kebijakan (DPRD kabupaten/kota,
bupati/walikota) dapat membuat kebijakan atau keputusan yang akan memperkuat
program kesehatan yang sudah ada atau kebijakan/keputusan mereka akan dapat
melemahkan program kesehatan yang sudah ada. contoh kegiatan aksi menolak
penjualan minuman keras yang dilakukan masyarakat kepada pemerintah membuat
pemerintah menutup izin penjualan miras sehingga memberikan dampak terhadap
penurunan konsumsi minuman keras.(Apriadi Putra, 2020)

14
D. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan
Ruang lingkup promosi kesehatan secara umum adalah sebagai berikut
1. Healthy Prublic Policy atau mengembangkan kebijakan pembangunan
kesehatan, yaitu upaya mengembangkan kebijakan pembangunan di setiap
sektor dengan memperhatikan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat
dan lingkungan sekitar.Contoh: membangun pabrik harus mempertimbangkan
dampak negatif dan penebangan hutan secara liar dapat memengaruhi
kerusakan lingkungan
2. Create Partnership and Supportive Environment atau mengembangkan
jaringab kemitraan dan suasana yang mendukung, yaitu melakukan
pembangunan kesehatab dengan memberikan motivasi kepada masyarakat
dalam mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang mendukung
tersebut.Contoh: pemberian asuransi kesehayan BPJS Ketenagakerjaan
sebagai bentuk perlindungan tenaga kerja
3. Strengthen Community Action atau memperkuat kegiatan masyarakat, yaitu
dengan memberikan dukungan serta bantuan pada kegiatan yang berjalan di
masyarakat, sehingga masyarakat yang melakukan kegiatan tidak hanya
berperan aktif dalam pembangunan kesehatan, tetapi dapat berkembang serta
memberikan peluan lebih besar lagiContoh: Bina Karya Remaja (BKR)
dengan memberi keterampilan kerja sehingga dapat memperoleh suatu
penghasilan.
4. Personal Skill atau keterampilan individu, yaitu memrlihara dan meningkatkan
kesehatan masyarakat dengan cara memberikan keterampilan dalam bentuk
informasi tentang cara memelihara, mencegah, dan mengobati suatu penyakit.
5. Reoriented Health Services atau reorienyasi pelayanan kesehatan, yaitu
masyarakat tidak hanyak sebagai pengguna atau penerima pelayanan
kesehatan tetapi juga sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan.
Penyelenggara pelayanan kesehatan harus melibatkan pemberdayaan
masyarakat agar dapat ikut serta dalam menerima dan menyelenggarakan
pelayanan kesehatan masyarakat.(IRA NURMALA; FUZIE RAHMAN; ADI
NUGROHO; NEKA ERLIYANI; NUR LAILY; VINA YULIA ANHAR,
2018)

15
E. Prinsip dalam Promosi Kesehatan
Interaksi Perawat/petugas kesehatan dan Klien merupakan hubungan khusus
yang ditandai dengan adanya saling berbagi pengalaman, serta memberi sokongan
dannegosiasi saat memberikan pelayanan kesehatan
Pembelajaran yang efektif terjadi ketika klien dan perawat/petugas kesehatan
sama-sama berpartisipasi dalam Proses Belajar Mengajar yang terjadi.Agar hubungan
pembelajaran memiliki kualitas positif, baik secara individual, kelompok maupun
masyarakat, hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Berfokus pada Klien
Klien mempunyai nilai, keyakinan, kemampuan kognitif dan gaya belajar
yang unik, yang dapat berpengaruh terhadap pembelajaran. Klien dianjurkan untuk
mengekspresikan perasaan dan pengalamannya kepada perawat, sehingga perawat
lebih mengerti tentang keunikan klien dan dalam memberikan pelayanan dapat
memenuhi kebutuhan klien secara individual.
2. Bersifat menyeluruh dan utuh (holistik)
Dalam memberikan promosi kesehatan harus dipertimbangkan klien secara
keseluruhan, tidak hanya berfokus pada muatan spesifik.
3. Negosiasi
Perawat/Petugas kesehatan dan klien bersama-sama menentukan apa yang
telah diketahui dan apa yang penting untuk diketahui. Jika sudah ditentukan, buat
perencanaan yang dikembangkan berdasarkan masukan tersebut. Jangan memutuskan
sebelah pihak.
4. Interaktif
Kegiatan dalam promosi kesehatan adalah suatu proses dinamis dan interaktif
yang melibatkan partisipasi perawat/ petugas kesehatan dan klien. Keduanya saling
belajar.
Untuk itu, maka perlu diperhatikan dan dipelajari pula Prinsip-prinsip dalam Proses
Belajar Mengajar (PBM), yang mencakup :
a. Faktor-faktor pendukung (misalnya : Motivasi , Kesiapan , Pelibatan Aktif
/Active Involvement, Umpan Balik / feedback, memulai dari hal yang
sederhana sampai kompleks , adanya pengulangan materi / repetition, waktu/
timing dan lingkungan / environment)
b. penghambat belajar (seperti emosi, kejadian/keadaan fisik dan psikologis yang
sedang terganggu atau budaya)

16
c. Fase-fase dalam PBM (mulai dari persiapan, pembuka, pelaksanaan dan
penutup Topik), serta
d. Karakteristik perilaku belajar
Perhatikan adanya perubahan perilaku yang terjadi, terdiri dari tiga
karakteristik, yaitu:
1) Perubahan Intensional, yaitu perubahan yang terjadi berkat
pengalaman/praktik yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, bukan
karena faktor kebetulan.
2) Perubahan Positif dan aktif. Positif: jika perubahannya baik, bermanfaat dan
sesuai harapan. Merupakan sesuatu yang baru dan lebih baik dari
sebelumnya.Aktif : perubahan tersebut tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi
karena usaha individu itu sendiri
3) Perubahan Efektif dan Fungsional. Efektif : Perubahan tersebut berhasil guna
dan membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu bagi individu.
Fungsional : perubahan tersebut relatif menetap dan setiap saat siap apabila
dibutuhkan, perubahan tersebut dapat diproduksi dan dimanfaatkan.
(Susilowati, 2016)
F. Media Promosi Kesehatan
Media promosi kesehatan merupakam sarana atau upaya dalam menampilkan
pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator kepada komunikan,
baik itu melalui media cetak, elektronik (TV, radio, komputer dan lain-
lain) dan media luar ruang sehingga target sasaran yang dituju dapat meningkatkan
pengetahuannya dan diharapkan dapat berubah perilaku kesehatannya ke arah
yang positif.
Selain media yang disebutkan sebelumnya, seiring dengan perkembangan
zaman dan teknologi, munculah media sosial. Media sosial merupakan salah satu
media yang dapat mempermudah masyarakat dalam mendapatkan informasi mengenai
berbagai hal. Ini media sosial merupakan media yang sangat mudah untuk diakses.
Beberapa media sosial yang telah dikenal adalah twitter, facebook, website, e-mail,
instagram, dan masih banyak yang lainnya.(Gayatri Setyabudi & Dewi, 2017)
G. Integrasi Keagamaan
Al-Qur’an Surah Al-Imran ayat 104

17
Artinya:

“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyeruh pada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang
yang beruntung”

18
BAB III

KESIMPULAN

Promosi kesehatan merupakan revitalisasi dari pendidikan kesehatan pada


masa yang lalu, di mana dalam konsep promosi kesehatan tidak hanya merupakan
proses penyadaran masyarakat dalam hal pemberian dan peningkatan pengetahuan
dalam bidang kesehatan saja, tetapi juga sebagai upaya yang mampu menjembatani
perubahan perilaku, baik di dalam masyarakat maupun dalam organisasi dan
lingkungannya. Perubahan lingkungan yang diharapkan dalam kegiatan promosi
kesehatan meliputi lingkungan fisik-nonfisik, sosial-budaya, ekonomi, dan
politik.Upaya untuk mewujudkan promosi kesehatan dapat dilakukan melalui strategi
yang baik. Strategi adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan dalam promosi kesehatan sebagai penunjang dari program-program
kesehatan yang lainnya seperti kesehatan lingkungan, peningkatan status gizi
masyarakat, pemberantasan penyakit menular, pencegahan penyakit tidak menular
peningkatan kesehatan ibu dan anak serta pelayanan kesehatan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Surah Al-Imran ayat 104

Apriadi Putra, A. Re. dan A. Z. (2020). Promosi Kesehatan Lanjutan Dalam Teori dan
Aplikasi. Kencana.

Gayatri Setyabudi, R., & Dewi, M. (2017). Analisis Strategi Promosi Kesehatan dalam
Rangka Meningkatkan Kesadaran Hidup Sehat oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM.
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Komunikasi, 12(1), 81–100.
https://doi.org/10.20885/komunikasi.vol12.iss1.art6

IRA NURMALA; FUZIE RAHMAN; ADI NUGROHO; NEKA ERLIYANI; NUR LAILY;
VINA YULIA ANHAR. (2018). Promosi Kesehatan. Airlangga Universitas Perss.

Susilowati, D. (2016). Promosi Kesehatan. 201.

20
LAMPIRAN

Ketua kelompok: Nadila Diana M.

Sekertaris: Risfayani Ramadanti B.

Anggota:

- Nur Sayyidah
- Irsa Asrianti Ismail
- Nadya Wulandari
- Rini Anggreani
- Juswar
- Nurul Qadri Anggreni

Pembagian Tugas Kelompok

- Nadila Diana M. : Mind Mapping dan Dapus


- Risfayani Ramadanti B : mengumpul dan menyusun paper (Sampul, Kata
pengantar daftar isi,dll)
- Nur Sayyidah : Mencari materi (Bab 2)
- Irsa Asrianti Ismail : Bab 3 Kesimpulan
- Nadya Wulandari : Bab 1 Pendahuluan ( latar belakang, rumusan masalah,
tujuan)
- Rini Anggreani : Mencari materi (Bab 2)
- Juswar : bantu mengetik
- Nurul Qadri Anggreni : Mencari materi {Bab 2)

21
22
23
24
MIND MAPPING

25

Anda mungkin juga menyukai