Anda di halaman 1dari 6

FLORENCE NIGTINGALE

Pemain
Florence Nigtingale : 1 orang ( Tria )
Ayah Nigtingale : 1 orang ( Mahendra )
Ibu Nigtingale : 1 orang ( Yufida )
Kontemporer diesna 1 : 5 orang ( Junia, Rossa, Anita, Riza, Eldha )
Kontemporer diesna 2 : 5 orang ( Eka, Dias, Tanti, Riska,Vina )
Narator : 1 orang ( Efi )
Puisi : 1 orang ( Umi )
Perawat : 2 orang ( Aninda, lilis )
Pasien : 2 orang ( Dewi susil, Ihsan )
Prajurit : 10 orang
- Juventius - Riskur
- Beni - Huda
- Ihsan - Arifin
- Eko Abi - Faishol
- Dyah puji - Arum
Padus & Festival : 22 orang
- Arsita - Sekar - Juventius
- Afri - Dani - Beni
- Arika - Dewi kurnia - Ihsan
- Dyah puji - Dewi susil - Eko Abi
- Uswatun - Devi R
- Rumanti - Nita dyah
- Putri eriandi - Rifkqi
- Umi - Dinda
- Fitri irma - Ferina

1
Adegan 1
posisi lampu dimatikan
padus dan florence berjajar ketengah membawa lilin menyanyikan lagu (
hymne sehat untuk semua )
saat selesai menyanyikan lagu ( tapi instrument musik masih ada ) florence
maju kedepan dan padus 10 keluar panggung dari sisi kiri dan 10 keluar dari
sisi kanan. ( lilin masih menyala )
lampu dinyalakan
lalu narator membaca sinopsis
FLORENCE NIGTINGALE lahir di Firenze, Italia pada tanggal 12 mei 1820 ia
dibesarkan keluarga berada dan ia dikenal dengan nama Bidadari Berlampu ( The
Lady With The Lamp ).

Adegan 2
Florence merupakan anak yang menjadi kebanggaan ayah dan ibunya. Mereka
bangga dengan perilaku florence yang memanfaatkan waktu untuk keluar rumah
dan membantu warga sekitar yang membutuhkan.
Ayah : florence, apa yang sedang kamu lakukan?
Florence : aku sedang membantu orang2 ini ayah.
Ayah : ayah bangga denganmu nak, kamu mampu membaktikan diri
untuk kemanusiaan.
Ibu : iya ayah, ibu setuju. Florence memberikan banyak manfaat bagi
orang lain biasanya wanita ningrat, kaya, dan berpendidikan
aktivitasnya cenderung bersenang-senang saja dan malas,
sementara florence lebih banyak keluar rumah dan membantu
warga sekitar yang membutuhkan.
Ayah : untuk hadiannya, ayah akan mengajakmu pergi untuk melihat
festival Moonlight drawn by clouds banyak penampilan menarik,
salah satunya tarian yang pastinya kamu suka.
Florence : siap ayah

2
Adegan 3
Karena kebaikan florence ayahnya mengajaknya untuk pergi ke Festival
Moonlight drawn by clouds disana banyak penduduk yang senang sekali dengan
kesenian, seperti bermain pianika, gitar, menari, bermain dll. (hanya adegan, gak
usah dimainkan beneran)
saat narator membaca sinopsis sekalian mempersiapkan pemain & tari
kontemporer di panggung.
Florence bernyanyi ( Belum nemu lagu yang tepat ??? ) lipsing
( tari kontemporer diesna 2 )

Adegan 4
Setelah melihat festival ia menemukan sebuah rumah sakit modern yang
dipelopori oleh Pendeta Theodor Fieldner. Florence terpesona akan komitmen dan
kepedulian yang dipraktikan oleh para biarawati kepada pasien. Ia jatuh cinta pada
pekerjaan sosial keperawatan, serta pulang dengan membawa angan-angan
tersebut.
Florence : ayah ibu, aku ingin mengabdikan diriku di dunia keperawatan.
Ayah : tidak, ayah menentang permintaanmu, sebuah rumah sakit adalah
tempat yang jorok dan perawat adalah keluarga tentara miskin.
Kamu adalah seorang putri, kau seharusnya berjalan jalan dan
bersenang senang tidak memutuskan untuk jadi perawat. Ayah
setuju bila kamu membaktikan diri untuk kemanusiaan, namun
ayah tidak setuju bila kamu menjadi perawat di RS.
Membaca Puisi ( hal 6 )

Florence merasa kecewa dengan pertentangan ayahnya, ia pun memutuskan untuk


tetap pergi ke rumah sakit itu untuk mendapatkan pelatihan bersama biarawati
disana. Ia pun mendapat banyak pelajaran, seperti perawatan luka, balut bidai dll.

3
Adegan 5
Ssetelah 7 hari florence mendapat pelatihan sebagai perawat ia pun mendapat
kabar bahwa terjadi kematian yang menimpa panduduk tersebut dikarenakan
Tempat dimana florence dibesarkan sangatlah tidak memperhatikan kebersihan
sanitasi, banyak penyakit yang menyerang dikerajaan tersebut. Dan seketika
terjadilah pertempuran yang tidak diketahui apa penyebab terjadinya pertempuran
itu di semenanjung krime.
( adegan perang )

Adegan 6
Seorang tentara bintara datang dan melapor pada Florence bahwa dari kedua belah
pihak korban yang berjatuhan banyak sekali. Floerence memaksa bintara tersebut
untuk mengantarnya ke bekas medan pertempuran untuk mengumpulkan korban
yang masih bisa diselamatkan. Ia khawatir tentang keselamatan keluarganya.
Florence dengan berbekal lentera membalik dan memeriksa tubuh-tubuh yang
bergelimpangan, membawa siapa saja yang masih bisa diselamatkan.
Florence : ada yang bisa mendengar saya?
Prajurit : ( menggeram )
Florence : ayah, ibu? Apakah kalian disini? ( Menangis mencari keluarganya
)
Ibu : florence....
Florence : ibu, maafkan aku karena aku sudah tidak menuruti perintah ayah
dan ibu.
Tiba-tiba ayahnya datang memanggil
Ayah : florence....
Florence : ayah dimana? kalau ayah melihat lentera ini tolong dekati
cahayanya yah.
Ayah : maafkan ayah florence, ayah salah sangka denganmu. Perbuatan
baikmu sangatlah bermanfaat bagi orang lain. Jika kamu ingin
meneruskan perjuanganmu tolong teruskanlah, tetaplah pada apa
yang benar2 kamu inginkan selama ini.

4
Florence : kalau diijinkan aku ingin membangun sebuah sekolah perawat
khusus wanita yang pertama. Aku ingin mengembangkan apa yang
sudah aku dapatkan selama ini dan aku ingin profesi perawat itu
lebih dihargai serta membangun sikap sesorang agar terdidik
dengan baik.
Ayah : baiklah, wujudkanlah cita-citamu florence. :)

Adegan 7 ( ENDing )
( Tari kontemporer 1 )
Sejak saat itu, banyak nyawa tertolong yang harusnya sudah meninggal
dikarenakan florence berkeliling dengan lampu untuk mencari prajurit-prajurit
yang masih hidup. Florence pun pulang sebagai pahlawan dgn apa yang sudah ia
lakukan dimedan pertempuran dan mulailah ia terkenal sebagai bidadari berlampu
( The Lady With The Lamp ).

5
Aku.. Ayahku..

Hanyalah Seorang Ibuku..


Ku..
Mengertilah diriku,
Dengan penuh
Impian Aku Ingin berbakti

Dengan penuh Cita- Tapi..


cita Tak ingin disakiti
Dengan penuh Aku ingin mengabdi
Harapan..
Tapi..

Tak ingin dikhianati


Aku,

Cuman ingin
Biarlahkan ini..
Cita-citaku
Sajak ini
Hidupku
Puisi ini
Cintaku
Mungkin
Kataku
Ini hanyalah
Di dengar
Pikiran dari
Di mengerti
Sebuah Biji
Di pahami
Yang terjatuh

Di antara ribuan padi


Aku Hanyalah

Ku Kecil

Dari Keluarga Besar

Anda mungkin juga menyukai