A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada hari Jumat, 17 Mei 2019 pada pukul 15.30
WIB. Data diperoleh dari observasi, anamnesa pasien, keluarga dan dari
status pasien.
1. Identitas Pasien
Nama : An. L
Umur : 9 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Sragen
No RM : 0146xxxx
Dx Medis : Apendicitis perforasi
Tanggal Masuk : 17 Mei 2019
2. Primary Survey
a. Airway
Tidak ada sumbatan jalan nafas.
b. Breathing
Pernafasan spontan, RR : 16x/menit.
c. Circulation
TD : 110/70 mmHg
N : 90 x/menit
SpO2 : 100 %
CRT : < 2 s
d. Disability
Keadaan Umum: Composmentis, lemas
GCS : 15 (E:4, V:5, M:6)
e. Exposure
S : 36,5 ◦C
Tidak terdapat jejas.
3. Secondary Survey
a. Keluhan Utama : Pasien menangis
histeris mengeluh sakit perut kanan
bawah seperti tertusuk-tusuk kurang
lebih sudah 5 hari sebelum masuk
rumah sakit.
b. Riwayat penyakit dahulu : Pasien
mengatakan belum pernah dirawat
dirumah sakit.
c. Alergi : Pasien mengatakan tidak
memiliki alergi makanan ataupun
minuman.
d. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : simetris, tidak terdapat lesi maupun benjolan.
b. Mata : Ikterik (-), konjungtiva anemis (-), isokhor (+)
c. Hidung : Perdarahan (-), lesi (-), secret (-)
d. Mulut : Mukosa bibir lembab, pengecapan berfungsi.
e. Telinga : Pendengaran berfungsi, lesi (-), secret (-)
f. Leher : Nyeri tekan (-)
g. Thorax :
Jantung Inpeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Vesikuler
Paru-paru Inpeksi : lesi (-),terdapat retraksi dada
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler
Abdomen :
Inpeksi : Terdapat distensi
Auskultasi : bising usus 8x/mnt, lemah
Palpasi : Nyeri tekan (+) di kuadran 3,
Mac burney (+)
Perkusi : Hypertimpany
4. Catatan Operasi
a. Tindakan dokter : Laparatomy appendectomy perforasi
b. Tindakan anestesi : General anestesi
c. Operasi dimulai : 15.55 WIB
Operasi selesai :18.45 WIB
d. Observasi
Pre Op : Pasien tampak cemas, histeris ketakutan
TD: 110/70 mmHg CRT<2 detik
HR: 90x/mnt SPO2 : 100%
S:36,4ºC RR : 16x/mnt
Pasien tidak dapat fokus pada intruksi petugas
Pasien tampak gelisah
Pasien tampak tegang
Intra Op : Pasien dilakukan anestesi GA
Dilakukan sterilisasi di abdomen
Pasien diinsisi, keluar cairan keruh 400cc
Jahit usus yang adhesi dan melakukan perforasi
Cuci usus dgn NaCl hangat
Detorasi valkulus oleh dokter bedah
Appendectomy kemudian luka dijahit
Dilakukan direksi untuk membuat stoma double
barel
Guyur NaCl hangat
Jahit luka
Post OP : Tutup luka jahitan dengan kassa steril
Pasang stoma bag
Pindahkan pasien ke RR
Observasi kesadaran pasien
Hangatkan pasien
Pasien merintih
Pasien tampak lemah dan mengatuk
Terapi Obat
B. Analisa Data
C. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi
2. Kolaborasi mencegah risiko infeksi berhubungan dengan adanya luka
terbuka
3. Risiko jatuh berhubungan dengan penurunan kesadaran
D. Intervensi
2 Efi
2 Dinda
2 Efi
2 Dinda
F. Evaluasi
No Evaluasi TTD
Dx
1 S: Diah
1. pasien mengatakan tidak mau dioperasi
dan menangis histeris
2. pasien mengeluh kesakitan
O:
3. Pasien menangis kencang
4. Ku : baik
TD: 110/70 mmHg
CRT<2 detik
HR: 90x/mnt
SPO2 : 100%
S:36,4ºC
RR : 16x/mnt
5. keluarga pasien (ibu pasien) tampak Dewi
mendampimgi selama pasien diruang
transit.
6. pasien tampak sangat cemas, meronta-
ronta dan memberontak saat tiba
diruang transit OK IGD
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. Observasi tingkat kecemasan dan TTV
pasien
2. Alihkan perhatian pasien dengan tehnik
relaksasi (pengalihan pikiran dengan
bercakap-cakap)
3. Berkolaborasi dengan keluarga dalam
memberikan dukungan emosional
2 S:- Efi
O:
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Dinda
3 S:- Efi
O:
Pasien tampak dipasang O2 3lpm
pasien tampak mengerang, handrail
terpasang dengan benar
keluarga pasien tampak kooperatif serta
terus menemani pasien diruang recovery.
pasien tampak lemas dan mengantuk,
Dinda
pasien mampu menjawab pertanyaan yang
diajukan perawat, GCS 14
A : masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor tingkat kesadaran
2. Jaga keamanan pasien dengan memasang
handrail
3. Kolaborasi dengan perawat ruangan dalam
mempertahankan kesadaran pasien