Anda di halaman 1dari 18

Pengkajian janin

MARINI ARIESTA, S.Tr.Keb., M.K.M


DEFENISI
 Pemeriksaan, pemantauan ataupun pengkajian janin adalah standar
pelayanan kehamilan yang bertujuan memantau kemajuan kehamilan untuk
memastikan kesehatan umum dan tumbuh kembang janin, mengenali secara
dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama
kehamilan.
 Deteksi resiko tinggi seperti anemia, kurang gizi, hipertensi, penyakit menular
seksual.
 Memberikan pendidikan kesehatan serta mempersiapkan persalinan cukup
bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma
seminimal mungkin.
TUJUAN
 Tujuan pemantauan janin adalah untuk mencegah kematian janin. Beberapa
keadaan memerlukan pemantauan karena berkaitan dengan meningkatnya
morbiditas dan mortalitas perinatal, misalnya pertumbuhan janin terhambat,
geraan janin berkurang, kehamilan post term > 42 minggu,
preeklamsi/hipertensi kronik, diabetes mellitus, ketuban pecah pada
kehamilan preterm dan solusio plasenta.
Pengkajian Klinis
 Dimulai sejak awal hingga akhir kehamilan sebagai dasar : riwayat klien dan
pemeriksaan fisik yang koprehnsif

 Parameter subyektif pengkajian janin

 Parameter obyektif pengkajian janin


PARAMETER SUBYEKTIF
PENGKAJIAN JANIN
 Taksiran partus
 Quickening  16 – 22 minggu
 Penghitungan gerak janin  akhir trimester 3
Metode penghitungan gerak janin

 Sadovsky: selama 30-60’ 3 x/ hari (pagi, siang, malam) hitungan 12 jam. Jika gerakan < 3x dalam 1 jam kapanpun, hitungan diteruskan
selama 6-12 jam. Jika dalam 12 jam gerakan < 4x indikasi gawat janin berat
 Cardiff count to ten. Klien diminta melaporkan jika dalam 12 jam gerakan janin < 10x
 Modifikasi Cardiff, meminta klien memilih waktu dalam sehari yang digunakan secara konsisten catat berapa lama merasakan 10x
gerakan janin. Tidak ada gerakan dalam 10 jam, atau ,< 10x gerakan dalam 10 jam selama 2 hari berikutnya dilaporkan

Peningkatan secara tiba-tiba diikuti berkurangnya, aktifitas janin masalah tali pusat atau solusio plasenta  evaluasi
Parameter objektif pengkajian janin

1. Evaluasi ukuran uterus tiap kunjungan taksiran berat


janin.
2. Denyut jantung janin (djj) dengan fetoskop sejak usia
17 – 22 mgg, dengan laenec 20 mgg, dgn doppler 10-12
mgg usia gestasi.
3. Palpasi abdomen setelah 24-28 mgg: pertumbuhan
uterus, posisi janin, gerakan janin, jumlah cairan
ketuban, & perkiraan berat janin.
4. Amnioskopi evaluasi cairan amnion
Pengkajian dengan teknologi

Indikasi
 Hipertensi kronis
 PIH (Pregnancy Induced Hypertension)
 DM
 Riwayat kelahiran premature
 Postmatur
 Tersangka pertumbuhan janin terhambat (PJT/ IUGR)
Ultrasonografi (USG)

 Trimester I utk mendpt info:


 Lokasi, ada/ tidak kantung gestasi
 Identifikasi embrio atau janin
 Jumlah janin
 Ada/ tidak aktifitas jantung janin tanda-tanda kehidupan
 Panjang crown-rump
 Evaluasi struktur uterus & adneksa
 Trimester II: diameter biparietal, panjang femur, dan lingkar abdomen dan
kepala  usia kehamilan & berat janin; kelainan janin, presentasi janin,
estimasi jumlah cairan amnion
 Timester III: usia kehamilan & berat janin, letak plasenta, presentasi
3D DAN 4D USG
 Ibu hamil mungkin bertanya-tanya “Apa perbedaan antara USG 2D, 3D, dan 4D?”.
Hal ini wajar karena ketiganya punya fungsi yang sama, yakni memantau
perkembangan janin dalam kandungan. Meski begitu, ibu perlu tahu perbedaan
antara ketiga jenis pemeriksaan sebelum melakukannya.

 USG 3D dan 4D memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan USG 2D. Gambar
yang dihasilkan USG 2D berupa dua dimensi yang tampak datar. Sedangkan pada
pemeriksaan USG 3D dan 4D, gambar yang dihasilkan jauh lebih detail. Tak heran
jika para ibu hamil lebih memilih untuk menggunakan USG 3D atau 4D.

 Berkat teknologi yang semakin canggih, USG 3D dan 4D mampu memeriksa


perkembangan janin secara mendetail. Ibu bisa melihat bentuk mata, hidung,
telinga, dan mulut bayi lebih jelas, bukan hanya seperti gambar hitam putih
dalam USG 2D. Secara medis, USG 4D maupun 3D sama-sama dapat
mengidentifikasi kelainan pada bayi.
Beberapa kondisi atau cacat pada bayi yang dapat
terlihat melalui USG 3D dan 4D yaitu
 Spina bifida.
 Bibir sumbing.
 Kaki bengkok.
 Kelainan pada tengkorak bayi.
Perbedaan USG 3D dan 4D

 Meskipun sama-sama menghasilkan gambar yang detail,


pemeriksaan USG 3D dan 4D juga ada perbedaannya. USG 3D
menghasilkan gambar yang tidak bergerak (diam). Sementara
USG 4D menyajikan gambar bergerak layaknya sedang
menonton film. Ibu bisa melihat pergerakan bayi dalam
kandungan saat melakukan USG 4D, seperti menguap, mengisap
jempol, menendang, dan gerakan lain.
Pengkajian
Janin

Saat Bayi Saat Bayi


Belum Lahir Lahir
Saat Bayi Belum Lahir

 Lakukan pemeriksaan DJJ setiap selesai meneran/setiap 5-10 menit


 Amati warna air ketuban jika selaputnya sudah pecah
 Periksa penurunan bagian terendah janin
Hal ini berkaitan dengan proses kemajuan persalinan. Perlu diperhatikan
bahwa, penurunan kepala yang lambat disertai dengan frekuensi denyut
jantung janin abnormal merupakan indikasi adanya lilitan tali pusat atau
distress janin yang bisa diakibatkan oleh banyak sebab
 Periksa kondisi kepala, vertex, caput, molding
Pemeriksaan molase perlu dilakukan untuk menilai apakah proses
penyesuaian molase perlu dilakukan untuk menilai apakah proses penyesuaian
kepala janin dengan jalan lahir berlangsung baik
Saat Bayi Lahir

 Penilaian sekilas segera setelah bayi lahir


Aspek yang perlu dinilai meliputi ; warna kulit dan tangis bayi, jika kulit bayi
berwarna merah dan bayi dapat menangis spontan, maka hal ini menjadi
data awal bahwa bayi dalam kondisi baik
 Menit pertama kelahiran dengan menggunakan SIGTUNA SCORE
Penilaian sederhana dengan nilai Sigtuna (SIGTUNA SCORE). Penilaian car
aini terutama untuk tingkat pelayanan kesehatan dasar karena hanya menilai dua
paramaeter yang esensial
“Cara Menetapkan Nilai SIGTUNA”

Yang Dinilai 2 1 0 Nilai


Pernapasan Teratur Megap-Megap Tidak Ada
Denyut Jantung >100/menit <100/menit Tidak Ada
Jumlah Nilai = Nilai SIGTUNA

 Derajat validitas bayi baru lahir menurut nilai SIGTUNA adalah:


(a) Tanpa asfiksia atau asfiksia ringan nilai = 4
(b) Asfiksia sedang nilai 2 – 3
(c) Asfiksia berat nilai 1
(d) Bayi lahir mati/mati baru “fresh still birth” nilai 0

 Menit ke 5 sampai 10 dengan menggunakan APGAR SCORE

Anda mungkin juga menyukai