Anda di halaman 1dari 10

KONSEP DASAR ALLERGI

OLEH :
Ns. M. Nurman, M.Kep
Definisi
Kelainan hipersentivitas
(alergi) merupakan keadaan
dimana tubuh menghasilkan
respon yang tidak tepat atau
yang berlebihan terhadap
antigen spesifik.
Fisiologi reaksi alergi
Kadar ig E meninggi pada gangguan alergik dan
sebagian infeksi parasit.sel-sel yang memproduksi ig E
terletak dalam mukosa respiratorius dan intestinal.dua
atau lebih molekul ig E akan meningkatkan dirinya
dengan alergen memicu sel-sel mast atau basofil
untuk melepaskan histamin,serotinin,kinin,dan faktor
neutrofil.
Semua mediator ini menimbulkan reaksi alergi kulit
dan asma.
Antigen yang penting dalam reaksi
Hipersentifitas cepat dapat dibagi 2 kelompok :
1. Antigen protein lengkap
2. Substansi dengan berat molekul rendah seperi obat-
obatan.
Mediator kimia
Ketika terjadi stimulasi sel mastoleh antigen ,suatu
mediator kimia yang kuat akan di lepaskan dan
mediator ini menimbulkan rangkaian kejadian
fisiologik yang mangakibatkan berbagai gejala
hipersentivitas yang cepat.
Ada 2 tipe mediator kimia :
1. Mediator primer
2. Mediator skunder
Mediator primer
1. Histamin : kontraksi otot polos bronkus,dilatsi venula
kecil dan kontraksi pembuluhdarah yang besar serta
peningkatan sekeresi lambung
2. Faktor pengaktif trombosit : kontaksi otot polos
bronkus dan memicu trombositagarterjadi agregasi.
3. Prostaglandin : bronkokontriksi dan peningkatan
permeabelitas vaskuler.
Mediator sekunder
1. Bradikinin : kontriksi otot polos ,peningkatan
permeabelitas vaskuler dan stimulasibreseptor nyeri
2. Serotinin : kontriksi otot polos dan peningkatan
permeabelitas vaskuler
3. Heparin : anti koagulan
4. Leukotrien : kontraksi otot polos dan peningkatan
permeabelitas vaskuler
Hipersensitivitas
Tife-tife hipersentivitas terbagi 4 macam sebagai
berikut :
1. Hipersensitivitas anafilatik (tipe I)
2. Hipersensitivitas sitotoksik (tipe II)
3. Hipersensitivitas kompleks imun (tipe III)
4. Hipersensitifitas tipe lambat (tipe IV)
TES DIAGNOSTIK
1. Hitung darah lengkap
2. Tes kulit
3.Tes radioalergosorben
Inflamasi dan diminishing imflammatory cell inflow
yang akan mengurangi hiverresponsif bronkus.dalam
mengendalikan kongesti nasal dan penurunan
produksi mukus ,kortikosteroid intranasal lebih baikdi
bandingkan dengan antuhistamin ,dekongestan,dan
kromolin.pengguanaan kortikosteroid intrnasal yang
lama tidak menyebabkan gangguan pertumbuhan
karena diberikan dalam dosis yang sangat kecil.efek
samping lokal pada pemberian intranasal pernah di
laporkan yaitu epistaksis ,rasa terbakar dan gatal.
Saat ini kortikosteroidmerupakan
pengobatan lini pertama untuk
rinitis alergika.mekanismenya
adalah menghambat sekresi sitokin
dan infiltrasi sel yang berperan
dalam proses inflamasi seperti
eosofil dan netrofil.

Anda mungkin juga menyukai