Anda di halaman 1dari 3

Tugas alternatif perawatan dan

pengobatan luka DM secara Modern

Oleh : VERA SYAHRINISYA

Dosen pengampu : Ns Yenny Safitri M.Kep

Prodi S1 Keperawatan
Fakultas Kesehatan
Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
T/A 2019/2020
Perawatan :
Ada perbedaan mendasar antara perawatan luka konvensional dengan perawatan luka modern. Di
dalam teknik perawatan luka konvensional tidak mengenal perawatan luka lembab, kasa biasanya
lengket pada luka karena luka dalam kondisi kering. Pada cara konvensional pertumbuhan jaringan
lambat sehingga menyebabkan tingkat risiko infeksi lebih tinggi.

Sedangkan teknik modern atau moist wound healing, perawatan luka lembab sehingga area luka
tidak kering sehingga mengakibatkan kasa tidak mengalami lengket pada luka. Dengan adanya
kelembaban tersebut dapat memicu petumbuhan jaringan lebih cepat dan tingkat risiko terjadinya
infeksi menjadi rendah.
menggunakan metode untuk mempertahankan kelembaban lingkungan luka, dimulai dengan wound
bed preparation menggunakan metode TIME untuk mendapatkan jaringan luka yang sehat berwarna
merah/red. TIME merupakan singkatan dari :

(T)Tissue adalah tissue management dengan debridement jaringan nekrotik untuk menjadikan dasar
luka menjadi sehat berwarna merah (Red Yellow Black),

(I)Infection/Inflamasi adalah pengendalian infeksi dengan PHMB antiseptik pencuci luka dan
antimicrobial dressing untuk mengontrol infeksinya,

(M)Moisture adalah moisture balance dengan absorb dressing untuk menyerap eksudat, atau
melakukan hidrasi untuk luka yang kering sehingga didapatkan keseimbangan kelembaban,

(E)Edge of wound dengan mengevaluasi epitelisasi pada tepi luka. Tepi luka yang keras dan kering
akan menghambat proses epitelisasi dalam penyembuhan luka. Sehingga tepi luka harus disiapkan
sejak dini. Luka yang sehat ditandai dengan adanya epitelisasi pada tepi luka, bila dalam 2-4 minggu
tidak ada kemajuan tepi luka dilakukan reassessment untuk TIM.

Pada luka delay healing dikelola secara multidisiplin dengan adjuvant therapy menggunakan Vaccum
Assisted Closure (VAC) atau Platelette Rich Plasma (PRP)

Pemilihan Moist Wound Dressing

Dalam pemilihan jenis dressing untuk tetap menjaga suasana lembab berdasarkan warna dasar luka
(wound bed) dengan menggunakan algoritma sebagai berikut:

Luka dengan warna dasar Red/merah merupakan jaringan epitelisasi/granulasi prinsip perawatannya
moisture retentive dressing untuk menjaga kelembaban
Luka dengan warna dasar Yellow/kuning merupakan jaringan slough berexudate prinsip
perawatanya exudate management dengan dressing absorband.
Luka dengan warna dasar Black/hitam merupakan jaringan nekrotik avaskuler prinsip perawatannya
wound hydration dressing dengan hydroavtive gel yang memberikan kelembaban.
Luka dengan tanda tanda terinfeksi warna kehijauan dengan menggunakan antimicrobial
dressing/hidrofobik dressing untuk mengontrol infeksi .

HASIL

Perawatan luka berbasis lembab (moist wound healing) meningkatkan epitelisasi, angka infeksi lebih
rendah dibandingkan dengan perawatan kering (2,6% vs 7,1%), proses penyembuhan luka menjadi
lebih cepat dan waktu rawat inap pasien/Length of Stay (LOS) menjadi lebih pendek.
Pengobatan :
Yakni salah satunya dengan menggunakan madu.
Madu merupakan salah satu balutan luka (wound dressing) pada pengobatan dan perawatan ulkus
diabetikum
Fitur yang dimiliki oleh madu sebagai balutan luka pada ulkus diabetikum adalah: pH yang rendah,
bersifat hiperosmotik, mengandung H2O2 (hidrogen oksida) dan NO (nitrit oksida).
Fitur tersebut dapat membuat madu memiliki efek anti-bakteri, penghambat biofilm, debridemen
autolitik, anti-inflamasi, anti-oksidan dan mengurangi bau dari luka.
Pemilihan jenis madu merupakan sebuah tantangan klinisi karena kandungan madu berbeda-beda.
Madu manuka ditemukan dapat menurunkan waktu penyembuhan dan mengurangi komplikasi yang
berujung pada amputasi
Balutan luka dengan madu yang tidak steril dan dijual secara komersil untuk makanan ditemukan
tidak memiliki perbedaan waktu penyembuhan dengan balutan luka dengan povidon iodin, tetapi
dapat mengurangi edema dan bau pada luka
Salah satu sediaan balutan luka yang mengandung madu yang dijual di Indonesia adalah Medihoney
(merek dagang). Belum ada standar penggunaan madu sebagai balutan luka ulkus diabetikum di
Indonesia.
Frekuensi penggantian balutan luka pada penelitian balutan luka dengan madu yang dilaporkan
sukses rata-rata adalah sehari sekali. Penggantian balutan dapat dilakukan lebih sering bila terdapat
banyak eksudat dan dapat dilakukan lebih jarang bila jumlah drainase berkurang.
Diperlukan penelitian mengenai jenis-jenis madu yang ada di Indonesia, misal madu lengkeng, untuk
menemukan jenis madu yang memiliki manfaat yang sama seperti madu manuka

Anda mungkin juga menyukai