Anda di halaman 1dari 3

Tugas Rangkuman kasus HIV & AIDS

di dunia dan daerah XIII Koto Kampar

Oleh : VERA SYAHRINISYA

Dosen pengampu : Nislawaty SS.T, M.kes

Prodi S1 Keperawatan
Fakultas Kesehatan
Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
T/A 2019/2020
Rangkuman Kasus HIV & AIDS di Dunia dan daerah XIII Koto Kampar

HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus HIV menyerang sistem
kekebalan tubuh yang selanjutnya melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi dan penyakit.
Obat atau metode penanganan HIV belum ditemukan. AIDS adalah tahap akhir dari infeksi HIV, yaitu
ketika kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah tidak ada lagi.

Menurut data WHO yang tercatat, pada akhir 2015 terdapat 36.7 juta penderita HIV di seluruh
dunia. Dari angka tersebut, sebanyak 18.2 juta penderita telah mendapatkan pengobatan
antiretroviral. Di akhir 2015, pertumbuhan pengidap baru mencapai 2.1 juta orang.

Sedangkan, menurut UNAIDS, pada 2015 terdapat 690 ribu pengidap HIV. Sebanyak 250 ribu di
antaranya adalah wanita berusia 15 tahun ke atas. Sedangkan, jumlah anak-anak dan remaja
pengidap HIV tercatat sebanyak 17 ribu orang. Angka kematian akibat AIDS mencapai 35 ribu orang,
yang menyebabkan 110.000 anak usia 0-17 tahun menjadi yatim-piatu.
Berdasarkan data dari UNAIDS, terdapat 36,9 juta masyarakat berbagai negara hidup bersama HIV
dan AIDS pada 2017.
Dari total penderita yang ada, 1,8 juta di antaranya adalah anak-anak berusia di bawah 15 tahun.
Selebihnya adalah orang dewasa, sejumlah 35,1 juta penderita.
Masih bersumber dari data tersebut, penderita HIV/AIDS lebih banyak diderita oleh kaum wanita,
yakni sebanyak 18,2 juta penderita. Sementara laki-laki sebanyak 16,9 juta penderita.
Sayangnya, 25 persen di antaranya, sekitar 9,9 juta penderita, tidak mengetahui bahwa mereka
terserang HIV atau bahkan mengidap AIDS.
Indonesia menyumbang angka 620.000 dari total 5,2 juta jiwa di Asia Pasifik yang terjangkit HIV/
AIDS.

Penderita HIV/AIDS terbanyak terdapat di Kawasan Afrika Timur dan Selatan dengan angka
mencapai 19,6 juta penderita. Selanjutnya di posisi kedua adalah Kawasan Afrika Barat dan Tengah
dengan angka 6,1 juta pengidap.
Pada tahun 2017 tercatat jumlah kematian yang disebabkan oleh AIDS sebanyak 940.000 kasus di
seluruh dunia. Angka itu terdiri dari kematian di usia dewasa sebanyak 830.000 dan sisanya pada
usia anak sebanyak 110.000.

Untuk tahun 2018, hingga triwulan II sudah ditemukan 21.336 kasus HIV, dengan 6.162 di antaranya
positif AIDS.
Sedangkan data kumulatif dari pertama kali dilaporkan pada tahun 1987 hingga Juni 2018, menyebut
ada 301.959 kasus HIV, dengan 108.829 kasus AIDS
Dari segi usia, populasi pengidap HIV-AIDS paling banyak ditemukan pada kelompok umur 25-49
tahun, dan 20-24 tahun.

Adapun provinsi dengan jumlah infeksi HIV tertinggi adalah DKI Jakarta (55.099), diikuti Jawa Timur
(43.399), Jawa Barat (31.293), Papua (30.699), dan Jawa Tengah (24.757).

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon meminta ada aksi global untuk mengakhiri penyakit AIDS di
tahun 2020.
"Itu tujuan kita, tidak ada lagi infeksi baru, stigmatisasi dan kematian akibat AIDS,'' kata Ban saat
membuka konferensi AIDS di New York.
Pertemuan tiga hari ini juga sekaligus memperingati 30 tahun penemuan virus HIV yang bisa
menyebabkan AIDS.
Saat ini, 34 juta orang terpapar HIV tetapi hanya setengahnya yang menyadari kalau mereka
memiliki AIDS.
Sedangkan di Indonesia berdasarkan dataData UNAIDS atau program PBB untuk HIV-AIDS,
menyebutkan bahwa setiap tahun ada 46 ribu kasus infeksi baru di Indonesia. Namun, apakah tahun
depan jumlah infeksi HIV baru di Indonesia akan bertambah atau justru berkurang?

Indonesia saat ini menempati posisi ketiga di Asia-Pasifik, setelah India dan China. Menanggapi hal
ini, ketua tim HIV terpadu RSUI (Rumah Sakit Universitas Indonesia), Dr dr Alvina Widhani, SpPD, KAI,
menyatakan, bahwa jumlah infeksi penularan HIV di Indonesia diprediksi akan meningkat pada
tahun depan. Jumlahnya saya rasa akan tetap atau lebih tinggi. Sekitar tahun ini saja sekitar 46
ribuan per tahun kasus baru, tahun depan kemungkinan akan sama atau bisa lebih banyak, karena
pertama faktor pendeteksian akan lebih intensif. Bahkan, sekarang kalau mau menikah ada
beberapa yang menerapkan harus cek HIV dulu," kata dr Alvina saat ditemui detikcom, pada Kamis
(12/12/2019).

Penderita HIV/AIDS di Kabupaten Kampar Riau ditahun 2019 hingga bulan Juni ini yang tercatat di
Dinas Kesehatan Kampar ada lima orang yang terindikasi terjangkit virus HIV, mengalami
peningkatan bila di bandingkan pada tahun 2018 lalu yang positif terinfeksi virus HIV AIDS sebanyak
tiga orang. Zulfahman, pada tahun 2018 ada sekitar 518 orang yang sudah di Skrining atau diperiksa
namun yang positif terjangkit HIV/AIDS hanya 3 orang saja, sedangkan pada tahun 2019 ini ada 362
orang yang diskrining dan ada 5 orang yang positif terinfeksi virus HIV/AIDS
Dari data yang dihimpun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar, ada beberapa tempat yang saat
ini rawan akan penyebaran Virus mematikan tersebut, Diantaranya XIII Koto Kampar tepatnya di
Kelok Indah, Kampar Kiri, Tapung Hilir, Tapung Hulu. Dari sejumlah wilayah itu sudah dilakukan
pemeriksaan, Ada yang positif sebutnya Lebih lanjut, Zulfahman menjelaskan, tahun ini pihak Dinas
sudah berkordinasi dengan Provinsi dan akan melakukan pemeriksaan skrining lagi. Camat sudah
meminta data dari setiap Puskesmas yang ada, dan juga berkordinasi dengan Camat, dalam waktu
dekat akan ada pemeriksaan lagi.
Jadi, Bersasarkan data di XIII Koto Kampar khususnya desa Pulau Gadang belum ada yang terdeteksi
virus HIV & AIDS , namun tempat rawan akan penyebaran virus itu dahulu memang ada. Cuma
sekarang sudah dilakukan pembersihan daerah tersebut oleh pemerintah setempat untuk
menghindari hal hal yang tidak di inginkan.

Anda mungkin juga menyukai