Anda di halaman 1dari 9

Hereditas atau pewarisan adalah pewarisan watak dari induk ke keturunannya baik secara

biologis melalui gen (DNA) atau secara sosial melalui pewarisan gelar, atau status sosial.

Konsep kuno HereditasSunting


Filsuf Yunani mempunyai bermacam-macam ide tentang
hereditas. Theophrastus mengajukan bahwa bunga jantan membuat bunga betina
menjadi matang, Hiprokrates menduga bahwa "benih" diproduksi oleh berbagai
anggota tubuh dan di wariskan pada saat pembuahan, Aristoteles bahwa semen
pejantan dan betina becampur pada saat pembuahan, sedangkan Aeskhylus, pada tahun
458 SM mengajukan ide bahwa sang pejantan adalah orang tua yang sebenarnya dan
betina adalah "perawat dari bayi yang disemai di dalamnya".
Bermacam-macam mekanisme hereditas di ajukan tanpa diuji atau dikuantifikasi
dengan layak. Mekanisme ini diantaranya pewarisan campuran, dan pewarisan sifat
dapatan. Namun, hewan dan tanaman domestik dapat dikembangkan melalui seleksi
artifisial. Pewarisan sifat dapatan juga membentuk bagian dari ide evolusi Lamarck
Pada abad kedelapan belas, ahli mikroskop Antoine van Leeuwenhoek (1632-1723)
menemukan "binatang kecil" di dalam sperma manusia dan hewan lainnya. Penemuan
ini menjadi dasar dari teori "spermis" yang menyatakan bahwa dalam sebuah sperma
terdapat "orang kecil" (homunculius) dan satu-satunya sumbangan yang dilakukan oleh
pihak wanita adalah kandungan yang di dalamnya homonculus tumbuh dan
berkembang. Teori lainnya yang bertentangan, "ovis" menduga bahwa wanitalah yang
menyimpan manusia kecil di dalam ovum.
Pangenesis adalah sebuah ide yang menyatakan bahwa pria dan wanita membentuk
sebuah "pangen" di dalam setiap organ. Pangen ini kemudian berjalan melalui darah ke
alat kelamin kemudian ke dalam bakap anak. Konsep ini bermula pada zaman yunani
kuno dan memengaruhi ilmu hayat sampai sekitar seratus tahun yang lalu. Istilah
"hubungan darah", "darah murni", dan "darah bangsawan" adalah sisa-sisa dari teori
Pangenesis. Pada dasawarsa 1870 Francis Galton, sepupu dari Charles
Darwin melakukan percobaan yang menyangkal Pangenesis.
Charles Darwin: Teori EvolusiSunting
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Charles Darwin
Lihat pula: Evolusi

Charles Darwin mengajukan teori evolusi pada tahun 1859 dan salah satu masalah
utamanya adalah kurangnya mekanisme dasar untuk hereditas. Darwin percaya akan
pewarisan dampiran dan pewarisan sifat dapatan. Pewarisan campuran akan
menghasilkan keseragaman di antara populasi hanya dalam beberapa generasi sehingga
akan menghilangkan variasi dari sebuah populasi yang kepadanya seleksi alam dapat
berlaku. Hal ini membuat Darwin mengadopsi ide Lamarck pada makalahnya yang
setelah The Origin. Pendekatan utama Darwin untuk hereditas adalah untuk mengaris
bawahi bagaimana pewarisan itu dapat bekerja.
Model awal Darwin akan konsep hereditas diadopsi oleh saudaranya Francis Galton dan
kemudian dimodifikasi olehnya untuk membuat sebuah kerangka kerja akan
teori biometrik. Galton menolak aspek dari pangenesis darwin yang bertumpu pada
sifat dapatan.
Pewarisan sifat dapatan terbukti kesalahannya pada dasawarsa 1880 ketika August
Weismann memotong ekor dari beberapa generasi tikus dan mendapati bahwa
keturunannya tetap mempunyai ekor.
Gregor Mendel: Bapak genetika modernSunting
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Gregor Mendel
Lihat pula: Sintesis evolusiner mutakhir

Ide akan pewarisan gen sebagian dapat di atribusikan ke seseorang pendeta Moravia
bernama gregor Mendel[1] pendeta yang menerbitkan penelitiannya akan kacang
polong pada tahun 1865. Namun karyanya tidak dikenal luas dan baru ditemukan
kembali pada tahun 1901. Pada awalnya dianggap bahwa pewarisan ala Mendel hanya
dihitung untuk perbedaan yang besar seperti yang diamati oleh mendel pada tanaman
polongnya dan ide akan pengaruh kumulatif pada gen tidak disadari sampai ketika
makalah oleh Ronald Fisher pada tahun 1918 berjudul "Hubungan Antara Keturunan
Dalam Pewarisan Mendel". Untuk sejarah genetika lebih lanjut dapat dilihat dalam
artikel Sejarah ilmu genetika
Perkembangan Modern Genetika dan HereditasSunting
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sintesis Evolusi Mutakhir

Pada dasawarsa 1930, tulisan FIsher dan lainnya menghasilkan sebuah teori gabungan
dari teori Mendel dan Biometeri menjadi sintesis mutakhir Evolusi.
Trofim Lysenko namun menyebab kemunduran dalam apa yang sekarang
dikenal Lysenkoisme pada Uni Soviet ketika dia menekankan
ide Lamarck tentang Pewarisan sifat dapatan. Gerakan ini memengaruhi penelitian
dalam bidang pertanian dan mengakibatkan kekurangan pangan pada dasawarsa 1960
di USSR.
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat
pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya
'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian:
1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel,
dan
2. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal
sebagai Hukum Kedua Mendel.
Hukum segregasi (hukum pertama Mendel)Sunting

Perbandingan antara B (warna coklat), b (warna merah), S (buntut pendek), dan s (buntut panjang) pada
generasi F2

Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin),
kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-
tiap gamet menerima satu gen dari induknya.
Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:

1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya. Ini
adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu tampak dari luar, dinyatakan
dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar di sebelah), dan alel dominan (tampak dari luar,
dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).
2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww dalam gambar di
sebelah) dan satu dari tetua betina (misalnya RR dalam gambar di sebelah).
3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB pada gambar 2), alel
dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (tampak secara visual dari luar). Alel resesif (s
atau b) yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada
turunannya.

Hukum asortasi bebas (hukum kedua Mendel)Sunting


Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang
atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada
pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak
saling memengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang menentukan e.g. tinggi
tanaman dengan warna bunga suatu tanaman, tidak saling memengaruhi.
Seperti tampak pada gambar 1, induk jantan (tingkat 1) mempunyai genotipe ww
(secara fenotipe berwarna putih), dan induk betina mempunyai genotipe RR (secara
fenotipe berwarna merah). Keturunan pertama (tingkat 2 pada gambar) merupakan
persilangan dari genotipe induk jantan dan induk betinanya, sehingga membentuk 4
individu baru (semuanya bergenotipe wR). Selanjutnya, persilangan/perkawinan dari
keturuan pertama ini akan membentuk indidividu pada keturunan berikutnya (tingkat
3 pada gambar) dengan gamet R dan w pada sisi kiri (induk jantan tingkat 2) dan gamet
R dan w pada baris atas (induk betina tingkat 2). Kombinasi gamet-gamet ini akan
membentuk 4 kemungkinan individu seperti tampak pada papan catur pada tingkat 3
dengan genotipe: RR, Rw, Rw, dan ww. Jadi pada tingkat 3 ini perbandingan genotipe RR
, (berwarna merah) Rw (juga berwarna merah) dan ww (berwarna putih) adalah 1:2:1.
Secara fenotipe perbandingan individu merah dan individu putih adalah 3:1.

Kalau contoh pada gambar 1 merupakan kombinasi dari induk dengan satu sifat
dominan (berupa warna), maka contoh ke-2 menggambarkan induk-induk dengan 2
macam sifat dominan: bentuk buntut dan warna kulit. Persilangan dari induk dengan
satu sifat dominan disebut monohibrid, sedang persilangan dari induk-induk dengan
dua sifat dominan dikenal sebagai dihibrid, dan seterusnya.

Pada gambar 2, sifat dominannya adalah bentuk buntut (pendek dengan genotipe SS
dan panjang dengan genotipe ss) serta warna kulit (putih dengan genotipe bb dan
coklat dengan genotipe BB). Gamet induk jantan yang terbentuk adalah Sb dan Sb,
sementara gamet induk betinanya adalah sB dan sB (tampak pada huruf di bawah
kotak). Kombinasi gamet ini akan membentuk 4 individu pada tingkat F1 dengan
genotipe SsBb (semua sama). Jika keturunan F1 ini kemudian dikawinkan lagi, maka
akan membentuk individu keturunan F2. Gamet F1nya tampak pada sisi kiri dan baris
atas pada papan catur. Hasil individu yang terbentuk pada tingkat F2 mempunyai 16
macam kemungkinan dengan 2 bentuk buntut: pendek (jika genotipenya SS atau Ss) dan
panjang (jika genotipenya ss); dan 2 macam warna kulit: coklat (jika genotipenya BB
atau Bb) dan putih (jika genotipenya bb). Perbandingan hasil warna coklat:putih adalah
12:4, sedang perbandingan hasil bentuk buntut pendek:panjang adalah 12:4.
Perbandingan detail mengenai genotipe SSBB:SSBb:SsBB:SsBb: SSbb:Ssbb:ssBB:ssBb:
ssbb adalah 1:2:2:4: 1:2:1:2: 1.

Setiap orang pasti menginginkan tubuh yang sehat dan terbebas dari
segala macam penyakit. Tapi beberapa penyakit tertentu tidak bisa
dicegah keberadaannya karena termasuk penyakit genetik yang
diturunkan.

Penyakit keturunan adalah suatu penyakit kelainan genetik yang


diwariskan dari orangtua kepada anaknya. Namun ada orangtua yang
hanya bertindak sebagai pembawa sifat (carrier) saja dan penyakit ini baru
muncul setelah dipicu oleh lingkungan dan gaya hidupnya.

Seperti dikutip dari International Bioscience, Jumat (16/4/2010) ada


beberapa penyakit keturunan yang sangat serius karena bisa diturunkan
pada generasi berikutnya. Orangtua yang memiliki gen penyakit turunan,
sebaiknya segera memeriksakan anaknya.

Ada beberapa penyakit turunan yang secara otomatis diturunkan ke anak


atau generasi berikutnya, yaitu:

1. Hemofilia
Hemofilia adalah salah satu penyakit turunan akibat kekurangan faktor
pembeku darah 8 atau 9. Perintah pembekuan darah ini terdapat di
kromosom X, sehingga penderita hemofilia kebanyakan adalah kaum laki-
laki. Karena itu sebagian besar perempuan sebagai carrier saja. Penyakit
ini sulit dicegah karena setiap anak mengandung satu kromosom seks dari
ibu dan satu kromosom seks dari ayah, karenanya penyakit ini selalu
dimulai sejak anak-anak.

2. Buta warna
Buta warna adalah salah satu masalah penglihatan karena
ketidakmampuan melihat perbedaan antara beberapa warna, penyakit ini
diwariskan dari mutasi genetik kromosom X. Sebagian besar penyakit ini
akibat faktor genetik, tapi ada juga yang disebabkan kerusakan mata, saraf
atau otak akibat bahan kimia tertentu. Mutasi yang menyebabkan buta
warna jika sedikitnya ada 19 kromosom berbeda dan 56 gen berbeda.
Kondisi ini bisa muncul saat masih kanak-kanak atau sudah dewasa.

3. Diabetes melitus
Penyakit diabetes melitus memiliki hubungan yang kuat dengan keturunan.
Penyakit ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah akibat
insulin dalam tubuh yang tidak bisa bekerja secara optimal. Seseorang
yang memiliki antigen leukosit (human leukocyte antigen/HLA) dalam darah
yang diperoleh dari orangtuanya akan memiliki kecenderungan kuat untuk
mengembangkan diabetes tipe 1.

Sedangkan diabetes tipe 2 juga merupakan penyakit turunan yang akan


muncul di generasi berikutnya jika ada masalah lain yang menyertai seperti
obesitas, hipertensi atau gaya hidup tak sehat yang mengganggu fungsi
sel-sel beta di dalam tubuhnya.

4. Thalasemia
Thalasemia adalah kelainan darah karena hemoglobin darah mudah sekali
pecah. Penyakit ini merupakan genetik yang diturunkan jika kedua
orangtuanya adalah pembawa sifat (carrier). Akibat kelainan darah ini
membuat anak terlihat pucat dan harus mendapatkan transfusi darah
secara teratur agar hemoglobinnya tetap normal. Berdasarkan hukum
Mendel jika ibunya sebagai carrier, maka setiap anaknya berpeluang 25
persen sehat, 50 persen sebagai carrier dan 25 persen terkena thalasemia.
5. Kebotakan
Seperti diketahui bahwa kebotakan disebabkan oleh banyak hal, tapi salah
satunya juga bisa akibat faktor keturunan dari orangtuanya. Jika ayahnya
mengalami kebotakan, maka setidaknya salah satu anaknya ada yang
mengalami kebotakan akibat adanya gen yang diturunkan.

Dr Angela Christiano, profesor dermatologi dan genetika di Columbia


University Medical Center berhasil menemukan gen yang menyebabkan
rambut menipis dan bahkan bisa terasa efeknya saat masih anak-anak.
Diketahui gen APCDD1 yang menyebabkan folikel rambut menyusut
sehingga rambut semakin lama semakin menipis dan botak.

6. Alergi
Sebagian besar alergi disebabkan oleh faktor keturunan. Jika orangtua
memiliki bakat alergi, maka ada kemungkinan sekitar 70 persen anak akan
memiliki alergi juga. Namun jika hanya salah satu orang saja yang alergi,
maka faktor risiko ini bisa berkurang sekitar 30 persennya.

7. Albino
Albino adalah salah satu penyakit turunan yang disebabkan anak tersebut
mengandung gen albino dari ayah dan ibunya. Kebanyakan orang dengan
albino lahir dari orangtua yang memiliki gangguan dalam hal produksi
melaninnya, tapi pada orang yang carrier tidak akan menunjukkan tanda-
tanda memiliki gen albino. Jika orangtua hanya sebagai carrier atau
memiliki satu gen albino, sebaiknya tidak menikah dengan orang yang
memiliki albino.

8. Asma
Asma merupakan salah satu penyakit turunan dan diketahui bahwa faktor
ibu lebih kuat untuk menurunkan asma pada anak dibandingkan dengan
faktor bapak. Asma bisa timbul bila dipicu oleh adanya suatu alergen
disekitarnya. Selain itu sekitar 30 persen penyakit asma disebabkan oleh
turunan dari orangtuanya. Namun pada beberapa orang yang asmanya
terkontrol dengan baik, bisa hilang saat menjelang dewasa.

Salah satu cara untuk mencegah penyakit-penyakit tersebut menurun ke


generasi berikutnya adalah dengan melakukan pemeriksaan lengkap
sebelum menikah. Karena dari pemeriksaan ini akan diketahui apakah
keduanya memiliki gen penyakit yang diturunkan ke anaknya kelak atau
tidak sehingga bisa lebih siap menghadapinya.
Sifat Multifaktorial
Sifat terekspresi, dalam bahasa genetika dikenal dengan fenotip, merupakan gabungan antara gen dan
faktor lingkungan. Beberapa orang menambahkan pengalaman (experience) sebagai faktor yang
memengaruhi fenotip. Namun, tidak semua fenotip dipengaruhi oleh gabungan gen dan lingkungan.
Beberapa fenotip seperti warna mata hanya dipengaruhi beberapa gen, sedangkan beberapa yang lain
dipengaruhi oleh satu gen saja. Hal tersebut tentu memengaruhi pewarisan sifat-sifat tersebut, sehingga
fenotip dibagi menjadi sifat mendelian (satu gen), sifat poligenik (beberapa gen), dan sifat multifaktorial
(satu atau beberapa gen dipengaruhi lingkungan).

Sifat mendelian sangat jarang ditemukan pada manusia, namun salah satu contoh dari sifat mendelian
ialah kemampuan menbaui hidrogen sianida. Pewarisan sifat mendelian mengikuti hukum Mendel 1.
Beberapa sifat yang dahulu diduga mendelian ialah warna mata, yang ternyata dipengaruhi oleh beberapa
gen (poligenik). Warna mata diatur oleh tiga jenis gen warna; biru, coklat, dan abu. Warna biru hanya
dapat terekspresi jika tidak terdapat pengkode warna lain pada genotip seseorang. Sedangkan warna abu
tertutup oleh warna coklat. Pewarisan dari sifat poligenik mengikuti hukum Mendel 1 namun dengan
kalkulasi yang lebih rumit. Hal tersebut karena tiap gen saling berinteraksi dalam ekspresi.

Kebanyakan dari fenotip manusia merupakan sifat multifaktorial karena lingkungan berpengaruh dalam
ekspresinya. Ekspresi dari gen tersebut pun bersifat aditif atau bergradasi, bukan ekspresi ada-atau-
tidak. Sebagai contoh sederhana ialah warna kulit. Warna kulit merupakan dampak dari kandungan
melanin dalam kulit. Produksi melanin merupakan respon tubuh terhadap radiasi matahari mengingat
melanin berfungsi melindungi sel kulit. Sehingga terdapat beberapa orang kulit putih yang memiliki nada
kulit yang kecoklatan setelah berjemur. Tingkat warna coklat kulit pun berbeda-beda bergantung dari
sebarapa lama orang tersebut berjemur atau sebarapa banyak gen pengkode melanin di dalam genotip
seseorang.

Pewarisan sifat multifaktorial sulit untuk diprediksi dengan hukum Mendel, sehingga disusun metode lain
untuk menduga sifat tersebut. Metode-metode tersebut ialah empiric risk, adopted child studies, twin
studies, dan heritability.

Rekayasa genetika
Rekayasa genetika, juga disebut modifikasi genetika, adalah manipulasi
langsung gen suatu organisme menggunakan bioteknologi. Hal ini merupakan satu
set teknologi yang digunakan untuk mengubah susunan genetik dari sel, termasuk
transfer gen-gen yang berada dan melintasi batas-batas spesies untuk
menghasilkan organisme yang meningkat. DNA baru diperoleh dengan mengisolasi
dan menyalin materi genetik dari induk menggunakan metode DNA
rekombinan atau sintesa DNA buatan. Sebuah vektor biasanya diciptakan dan
digunakan untuk menyisipkan DNA ini ke organisme inang. Molekul DNA
rekombinan pertama dibuat oleh Paul Berg pada tahun 1972 dengan
menggabungkan DNA virus monyet SV40 dengan virus lambda. Selain
memasukkan gen, proses ini dapat digunakan untuk menghapus gen. DNA baru
dapat dimasukkan secara acak, atau ditargetkan le bagian tertentu dari genom.
Suatu organisme yang dihasilkan melalui rekayasa genetika dianggap dimodifikasi
secara genetik dan entitas yang dihasilkan disebut genetically modified
organism (GMO). Organisme transgenik pertama adalah bakteri yang dihasilkan
oleh Herbert Boyer dan Stanley Cohen pada tahun 1973. Rudolf
Jaenisch menciptakan hewan transgenik pertama ketika dia memasukkan DNA
asing dalam tikus pada tahun 1974. Perusahaan pertama yang berfokus pada
rekayasa genetika, Genentech, didirikan pada tahun 1976 dan mulai memproduksi
protein manusia. Insulin manusia pertama dari rekayasa genetika diproduksi pada
tahun 1978 dan bakteri yang menghasilkan insulin dikomersialisasikan pada tahun
1982. Makanan yang dimodifikasi secara genetik telah dijual sejak tahun 1994,
dengan munculnya tomat dari Flavr Savr. Flavr Savr direkayasa untuk memiliki
umur simpan lebih lama, tapi tanaman transgenik saat ini dimodifikasi paling
banyak untuk meningkatkan ketahanan terhadap serangga dan herbisida. GloFish,
hewan transgenik pertama, dijual di Amerika Serikat pada bulan Desember 2003.
Pada tahun 2016, sudah ada salmon yang telah dimodifikasi dengan hormon
pertumbuhan.
Rekayasa genetika telah banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang, termasuk
penelitian, obat-obatan, bioteknologi industri dan pertanian.

Munculnya tanaman rekayasa genetika yang dikomersialisasi telah memberikan


manfaat ekonomi kepada para petani di berbagai negara, tetapi juga menjadi
sumber kontroversi. Hal ini sudah muncul sejak awal kehadirannya, ladang
percobaan uji pertamanya dihancurkan oleh aktivis anti-transgenik. Meskipun
ada konsensus ilmiah yang menyatakan bahwa makanan yang berasal dari
tanaman transgenik tidak menimbulkan risiko yang lebih besar untuk kesehatan
manusia daripada makanan konvensional, keamanan pangan transgenik tetap
menjadi pusat kritikan. Aliran gen, dampak pada organisme non-target, kontrol
pasokan makanan dan hak-hak kekayaan intelektual juga menjadi perdebatan.
Adanya masalah ini mengakibatkan munculnya pengembangan kerangka
peraturan, yang dimulai pada tahun 1975. Perjanjian internasionalnya juga telah
disepakati pada tahun 2000 yaitu Protokol Cartagena tentang Keamanan Hayati.
Masing-masing negara telah mengembangkan sendiri sistem regulasi mengenai
transgenik, ditandai perbedaan yang terjadi antara Amerika Serikat dan Eropa.
IkhtisarSunting

Perbandingan pengembangbiakan tanaman konvensional dan modifikasi genetika transgenik dan


cisgenic

Rekayasa genetika adalah suatu proses yang mengubah susunan genetik dari suatu
organisme dengan menghapus atau memasukkan DNA. Tidak seperti
pengembangbiakan hewan dan pemuliaan tanaman secara tradisional, yang
melibatkan beberapa persilangan dan kemudian organisme terpilih
dengan fenotip tertentu, rekayasa genetika mengambil gen secara langsung dari
satu organisme dan memasukkan ke organisme lain. Proses ini jauh lebih cepat,
dapat digunakan untuk menyisipkan gen-gen dari organisme apapun (bahkan
organisme dari berbagai domain) dan mencegah agar gen yang tidak diinginkan
tidak ikut ditambahkan.[1]
Rekayasa genetika berpotensi memperbaiki kelainan genetik pada manusia dengan
mengganti gen yang rusak dengan gen yang baik.[2] Proses ini menjadi sebuah alat
yang penting dalam penelitian yang memungkinkan fungsi spesifik suatu gen
menjadi bahan penelitian.[3] Tanaman transgenik yang telah dikembangkan saat ini
membantu keamanan pangan dengan meningkatkan hasil, nilai gizi dan toleransi
terhadap tekanan lingkungan.[4]
DNA dapat dimasukkan secara langsung ke organisme inang atau ke dalam sel yang
kemudian menyatu atau dihibridisasi dengan tuan rumah.[5] Proses ini bergantung
pada teknik rekombinan asam nukleat untuk membentuk kombinasi baru dari
materi genetik yang dapat diwariskan diikuti oleh penggabungan dari materi baik
secara tidak langsung melalui sistem vektor atau langsung melalui mikro-
injeksi, makro-injeksi atau mikro-enkapsulasi.[6]
Rekayasa genetika biasanya tidak mencakup peranakan tradisional, fertilisasi in
vitro, induksi poliploida, mutagenesis dan teknik sel fusi yang tidak menggunakan
rekombinan asam nukleat atau organisme yang dimodifikasi secara genetik dalam
prosesnya. Namun, beberapa definisi luas dari rekayasa genetika
mencakup pembiakan selektif. Penelitian kloning dan sel induk, meskipun tidak
dianggap sebagai rekayasa genetika,[7] masih terkait erat dan rekayasa genetika
dapat digunakan bersamaan dengan proses ini.[8] Biologi sintesis adalah bidang
ilmu yang sedang berkembang yang membuat rekayasa genetika semakin maju lagi
dengan memperkenalkan bahan yang disintesis artifisial ke dalam suatu
organisme.[9]
Tanaman, hewan atau mikro organisme yang telah diubah melalui rekayasa genetik
yang disebut organisme hasil rekayasa genetika.[10]Jika materi genetik dari spesies
lain yang ditambahkan ke inang, organisme yang dihasilkan disebut transgenik.
Jika materi genetik dari spesies yang sama atau spesies yang dapat berkembang
biak secara alami dengan inang maka organisme yang dihasilkan
disebut cisgenesis.[11] Jika rekayasa genetika digunakan untuk mengeluarkan
materi genetik dari target maka organisme yang dihasilkan disebut organisme
knockout.[12] Di Eropa modifikasi genetika identik dengan rekayasa genetika,
sedangkan di Amerika Serikat dan Kanada modifikasi genetika juga digunakan
untuk merujuk ke metode pengembangbiakan konvensional.[13][14][15]

Anda mungkin juga menyukai