Anda di halaman 1dari 38

MATERI

GLUKOMA, KATARAK DAN OTITIS

NAMA KELOMPOK 2 :

DESTRIANTY LILIANA LAKE


HERNI NURAENI
PETRONA SURLILI
GLAUKOMA

Glaukoma merupakan penyakit yang mengakibatkan


kerusakan saraf optik (neoropati optik) sehingga terjadinya
gangguan pada sebagian atau seluruh lapang pandang, yang
diakibatkan oleh tingginya tekanan bola mata seseorang,
biasanya disebabkan karena adanya hambatan pengeluaran
cairan bola mata (aquous humor) (Kemenkes RI, 2015).
MATA YANG TERKENA
GLAUKOMA

(Sumber : centraloptical.co.id, 2015)


KLASIFIKASI

1. Glaukoma Primer :
• Glaukoma Sudut Terbuka
• Glaukoma Sudut Tertutup
2. Glaukoma Sekunder :
• Perubahan lensa, dislokasi lensa , terlepasnya kapsul lensa pada katarak
• Perubahan uvea, uveitis, neovaskularisasi iris, melanoma dari jaringan
uvea
• Trauma, robeknya kornea/limbus diserai prolaps iris
LANJUTAN

3. Glaukoma Kongenital
• Glaukoma ini terjadi akibat kegagalan jaringan mesodermal
memfungsikan trabekular. Kondisi ini disebabkan oleh ciri autosom
resesif dan biasanya bilateral.
ANATOMI FISIOLOGI

(Sumber : milatakum.wordpress.com,
2015)
LANJUTAN

Mata adalah organ yang berbentuk bulat berisi cairan yang


dibungkus oleh tiga lapisan. Dari bagian luar hingga paling dalam,
laipsan-lapisan tersebut adalah sclera/kornea, koroid/badan
siliaris/iris, dan retina. Sebagian besar bola mata ditutupi oleh
suatu apisan kuat jaringan ikat, sclera, yang membentuk bagian
putih mata. Lapisan tengah di bawah sclera adalah koroid, yang
berpigmen banyak dan mengandung banyak pembuluh darah yang
member nutrisi bagi retina. Lapisan khoroid di sebelah anterior
mengalami spesialisasi membentuk badan siliaris dan iris.
ETIOLOGI

1. Glaukoma primer
Merupakan glaukoma yang tidak ketahui penyebabnya. Glaukoma
primer dibedakan menjadi dua jenis yaitu glukoma primer sudut terbuka dan
glukoma primer sudut tertutup. Perbedaan antara glukoma primer sudut
terbuka dan sudut tertutup yaitu glukoma primer sudut terbuka bersifat kronis,
dan glukoma sudut tertutup biasanya bersifat akut atau kronis
2. Glaukoma sekunder
Merupakan glaukoma yang terjadi akibat penyakit lain yaitu trauma
mata, pembedahan (misalnya pada setelah pembedahan katarak yang
mengakibatkn bilik mata depan yang tidak terbentuk dengan cepat), kelainan
lensa, kelainan uvea, penggunaan kortikosteroid yang berlebihan, dan penyakit
sistemik lainnya seperti DM dan hipertensi
LANJUTAN

3. Glaukoma kongenital
Adalah glaukoma yang ditemukan sejak lahir yang menyebabkan
pembesaran mata bayi karena system saluran pembuangan didalam mata bayi
yang tidak berfumngsi dengan baik (Kemenkes RI, 2015).
PATOFISIOLOGI

Tekan intraokular dapat menyebabkan tekanan dan


ketegangan mekanik pada struktur posterior mata, terutama
lamina kribrosa dan jaringan sekitarnya. Sklera berlubang di
lamina dimana serabut optik (akson sel ganglion retina) keluar
dari mata. Lamina adalah titik terlemah didinding mata yang
bertekanan.
PATHWAY
TANDA DAN GEJALA

• Glukoma sudut terbuka


• Glukoma sudut tertutup
• Glukoma sekunder
• Glukoma Kongenital
TERAPI DIET

Diet terbaik untuk memerangi glaukoma adalah mengonsumsi


makanan dengan kandungan antioksidan vitamin A, vitamin C, vitamin E dan
vitamin B kompleks. Nutrisi ini akan membantu melindungi mata. Biji, kacang-
kacangan, biji-bijian, dan buah-buahan segar dan sayuran merupakan sumber
nutrisi yang baik.
FARMAKOLOGI GLAUKOMA

Pencegahan atau pengendalian faktor risiko, terutama


peningkatan tekanan intraokular adalah tujuan utama manajemen
glaukoma. Penanganannya dapat dengan pemberian obat-obatan,
terapi laser atau dengan tindakan operasi.Pemilihan obat
dilakukan dengan melihat respon pengobatan terhadap
penurunah TIO serta mempertimbangkan berbagai faktor yang
mempengaruhinya. Diantara faktor-faktor tersebut adalah faktor
kepatuhan pasien, penyakit mata aspek biologi, faktor lingkungan
dan aspek genetik.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Resiko cedera
 Gangguan persepsi sensori visual
 Nyeri Akut
DAPUS

Septiadi. (2016). Dasar-Dasar Anotomi Dan Fisiologi Manusia.


Yogyakarta: Indomedia Pustaka.

Nurarif, Huda, A. (2016). Asuhan Keperawatan Parktis. Jogjakarta:


Mediaction Publishing.

Haryono, R. (2019). Keperawatan Medikal Bedah II. Yogyakarta:


Pustaka Baru Press.
KATARAK

Definisi lensa adalah suatu struktur transparan (jernih).


Kejernihannya dapat terganggu oleh karena proses degenerasi
yang menyebabkan kekeruhan serabut lensa (Khurana AK, 2010).
Terjadinya kekeruhan pada lensa disebut katarak.
Katarak adalah perubahan lensa mata yang sebelumnya
jernih dan tembus cahaya menjadi keruh. Katarak menyebabkan
penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena dengan lensa
yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan menghasilkan
bayangan yang kabur pada retina.
MATA YANG TERKENA KATARAK

Sumber : Katarak (Ilyas , 2014).


LANJUTAN

Katarak merupakan penyakit tidak menular yang


dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun
faktor eksternal. (Tritias, 2012)

Gangguan penglihatan dan kebutaan masih menjadi


masalah sosial yang cukup besar diindonesia. WHO
memperkirakan pada tahun 2014 terdapat 45 juta penderita
kebutaan didunia, dimana sepertiganya berada di asia tenggara.
LANJUTAN

Menurut penelitian Ilyas, katarak dapat diklasifikasikan ke


dalam golongan sebagai berikut:

1. Katarak perkembangannya (developmental) dan degenerative.


2. Katarak congenital, juvenile dan senile.
3. Katarak komplikata.
4. Katarak traumatic.
ETIOLOGI

Katarak dapat disebabkan oleh bermacam- macam faktor seperti


kelainan bawaan sejak lahir, penyakit, trauma, efek samping obat,
dan radiasi sinar matahari. Tetapi, umumnya penyebab terbesar
adalah proses ketuaan/ faktor usia.

1. Katarak kongenital
2. Katarak komplikata
3. Katarak trauma
4. Katarak senilis
PATOFISIOLOGI

Lensa mata mengandung tiga komponen anatomis: Nucleus,


Korteks dan Kapsul.

Nukleus mengalami perubahan warna coklat kekuningan seiring


dengan bertambahnya usia. Disekitar opasitas terdapat densitas
seperti duri dianterior dan posterior nukleus.

Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang


paling bermakna. Perubahan fisik dan kimia dalam lensa
mengakibatkan hilangnya transparansi.
PATHWAY
MANIFESTASI KLINIS

Gejala umum gangguan katarak meliputi :

1. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi


objek
2. Peka terhadap sinar atau cahaya
3. Dapat melihat dobel pada satu mata
4. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca
5. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu
PENATALAKSANAAN

Ada 2 macam teknik pembedahan ;

1. Ekstraksi katarak intrakapsuler Adalah pengangkatan seluruh


lensa sebagai satu kesatuan.
2. Ekstraksi katarak ekstrakapsuler Merupakan tehnik yang lebih
disukai dan mencapai sampai 98 % pembedahan
katarak. Mikroskop digunakan untuk melihat struktur mata
selama pembedahan.
PENGOBATAN

Satu-satunya adalah dengan cara pembedahan, yaitu lensa yang


telah keruh diangkat dan sekaligus ditanam lensa intraokuler
sehingga pasca operasi tidak perlu lagi memakai kaca mata khusus
(kaca mata aphakia). Setelah operasi harus dijaga jangan sampai
terjadi infeksi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Ø Resio tinggi terhadap cidera b/d perdarahan intra okuler


(dikoreksi dengan dilator pupil)

Ø Resiko tinggi terhadap infeksi b/d bedah pengangkatan


katarak

Ø Gangguan sensori persepsi (penglihatan) b/d gangguan


penerimaan sensori/status organ indra penglihatan
DAPUS

Bhisma Murti, Prinsip Dan Metode Riset Epidemiologi, Yogyakarta, Gajah


Mada University Press, 2014.
Direktorat Bina Upaya Kesehatan Puskesmas. Pedoman Kesehatan Mata Dan
Pencegahan Kebutaan Untuk Puskesmas, Depkes RI, 2015,5-6.
Imron, Mochammad. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan Edisi 2. Jakarta:
Sagung Seto. 2015: 75-156.
Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2015, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, 2015
Haryono, rudi dan utami sari putri maria 2019. Keperawatan medical bedah II.
Jogjakarta: MediaAction
GANGGUAN TELINGA TENGAH
(OTITIS MEDIA)

Otitis media adalah pendengaran sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah,
tuba eustakhius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid.
LANJUTAN

Otitis media terbagi atas :


a. Otitis media supuratif, terdiri dari :
Otitis Media Supuratif akut = otitis media akut (OMA)
Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK/OMP)
b. Otitis media non supuratif, terdiri dari :
Otitis Media Serosa Akut (barotraumas)
Otitis Media Serosa Kronis
ETIOLOGI

Penyebab utama Otitis Media Akut (OMA) :


• Masuknya bakteri patogenik (Streptococcus Pnemoniae,
Hemophillus Influenza, Moraxella Catarrhalis) ke dalam telinga
tengah.
• Disfungsi tuba eustakhius, seperti obstruksi yang diakibatkan
infeksi saluran pernapasan atas, inflamasi jaringan disekitar
(sinusitis,hipertropi adenoid), atau reaksi alergi (rhinitis
Alergika)
TANDA DAN GEJALA

Tergantung berat ringannya infeksi


• Otlagia (nyeri telingah), akan hilang secara spontan jika terjadi
perforasi spontan membrane timpani.
• Keluarnya cairan dari telinga
• Demam
• Kehilangan pendengaran
• Tinitus
PATHWAY
STADIUM OTITIS MEDIA AKUT

1. Stadium oklusi tuba eustakhius


2. Stadium hiperemesis (stadium presupurasi
3. Stadium supurasi
4. Stadium perforasi
5. Stadium resolusi
PENATALAKSANAAN

Pengobatan OMA tergantung pada stadium penyakitnya :


1. Stadium oklusi
2. Stadium presupurasi
3. Stadium supurasi
4. Stadium resolusi
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Nyeri berhubungan dengan proses peradangan pada telinga


 Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pengobatan
 Resiko tinggi injury berhubungan dengan penurunan
persepsi sensori
DAPUS

Ari, Elizabeth. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan


Sistem Pendengaran dan Wicara. Editor : Dr. Ratna Anggraeni., Sp THT-KL.,
M.Kes. STIKes Santo Borromeus. Bandung.

Brunner & Sudath . 2010. Keperawatan Medikal Bedah. Buku II Edisi 9, Alih
Bahasa : Agung Waluyo dkk. EGC. Jakarta
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai