DI SUSUN OLEH :
1. DEA ANGREINI
2. PUTRI ANDINI
3. SONIA FEBRIANTI
KELAS A
PRODI DIII KEBIDANAN
JURUSAN KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN JAMBI
TAHUN AJARAN2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT, karena atas rahmat, hidayah
serta inayahnyakami dapat menyelesaikan diskusi tentang materi
“Mendampingi Pasien Terminal Dan Merawat Jenazah” dengan batas waktu
yang telah ditentukan. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan
kita baginda Rasulullah SAW yang membawa berkah dari jaman jahiliyah
menuju jaman keemasan dan berilmu seperti saatini.
Malakah “Mendampingi Pasien Terminal Dan Merawat Jenazah” ini dapat
hadir seperti saat ini tak lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk itu tak luput
dari rasa terima kasih kami ucapkan kepada pihak yang turut serta dalam
pembuatan makalah ini. Tak hanya itu makalah inipun tak akan selesai jika
bukan karena bimbingan dari dosen tercinta yaitu Ibunda Ibu
Herinawati,M.Keb selaku pembimbing dalam mata kuliah Konsep Dasar
Manusia. Maka dari itu sekali lagi kami hanturkan rasa terimakasih kami
kepada Ibu Ibu Herinawati,M.Keb atas ketersediaannya memberi tugas kepada
kami.
Namun didalam kelebihan pasti ada kekurangan. Kami menyadari bahwa
makalah “Mendampingi Pasien Terminal Dan Merawat Jenazah” memiliki
aspek yang belum sempurna. Baik itu dari aspek bahasa hingga aspek
pengkajian yang kami sajikan. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati
kami sangat mengharapkan kritik & saran dari Ibu Nenny selaku pembaca.
Kami mengharapkan koreksi sebagaimana kesalahan yang ada di makalah ini,
agar kami bisa melihat serta memperbaiki kesalahan didalam pembuatan
makalah ataupun pengkajian materi.
Akhirnya, kami mengharapkan ini dapat memberikan manfaat serta
pengetahuan yang lebih luas lagi dan yang paling terpenting adalah semoga
dari makalah ini terdapat ilmu yang dapat memajukan sumber pengetahuan
untuk masa yang akandatang.
Terimakasih
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI .....………………………………………………………………………iii
BAB I
LATAR BELAKANG.....…………………………………………………….........iv
Bab II : PEMBAHASAN
A.Mendampingi Pasien Terminal..........…………………………….....v
1.1 Memastikan Pasien Meninggal.……………….………………….....xii
1.2 Menginformasikan Kepada Keluarga.……………….……………..xvi
BAB II
B.Merawat Jenazah……………….………………...……………………….....xxi
1.1 Memulasaran Jenazah…………………..…............................vi
1.2 Penyelenggaraan Jenazah.............................................
BAB III
Penutup
Kesimpulan................………………………………......……………….........vii
Saran..........………………………………......………………..........................
LATAR BELAKANG
BAB 1
"Mendampingi pasien terminal"
A.PENGERTIAN
Pasien tahap terminal adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami penyakit/sakit yang tidak mernpunyai harapan untuk
sembuh yang diakibatkan kegagalan organ atau multiorgan sehingga
sangat dekat proses kematian. Respon pasien tahap terminal sangat
individual tergantung kondisi fisik, psikologis, sosial yang dialami,
sehinggan dampak yang ditimbulkan pada tiap individu juga berbeda.
Hal ini mempengaruhi tingkat kebutuhan dasar yang ditunjukan oleh
pasien terminal.
Tujuan pelayanan pada pasien tahap terminal ini adalah:
I. Meringankan pasien dari penderitaannya. baik fisik (misalnya rasa
nyeri,mual, muntah, dll), maupun psikis (sedih, marah, khawatir, dll)
yang berhubungan dengan penyakitnya sehingga tercapai
kenyamanan fisik dan psikis.
2. Memberikan dukungan rnoril, spiritual muupun pelatihan praktis
dalam hal perawatan pasien bagi keluarga pasien dan perawat
3. Menghindarkan atau mengurangi rasa kesepian, takut, depresi dan
isolasi
4. Meningkatkan mutu pelayanan pad a pasien tahap terminal
5. Memberikan pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
pasien tahap terminal dengan segala kebutuhan uniknya
6. Menyiapkan dukungan dan bantu an bagi pasien sehingga pada
saat-saatterakhir dalam hidupnya bisa bermakna dan akhirnya dapat
meninggal dengan senang dan damai.
B.RUANG LINGKUP
Ruang lingkupnya adalah pasien pada Fase terminal yaitu pasien
dalam kondisi sakit yang menurut ilmu kedokteran pada saat ini
rnemiliki prognosis yang menuju proses kematian. Pada kondisi
tersebut perilaku dokter, perawat, petugas kesehatan yang lain,
serta petugas kerohanian harus memahami dan rnendukung
pemenuhankebutuhan unik pasien pada akhir hidupnya. Kebutuhan
unik pasien di akhir
kehidupan rneliputi beberapa hal berikut:
1. Pemberian pengobatan yang sesuai dengan gejala dan permintaan
pasien dan keluarga.
2. Menghargai nilai yang dianut pasien. agarna dan preferensi
budaya
3. Mengikutsertakan pasien dan keluarganya dalum sernua aspek
pelayanan
4. Memberi respon pada hal psikologis, emosional, spritual dan
budaya dari pasien dan keluarganya
C.TATALAKSANA
1. Mengenal tanda-tanda klinis menjelang kematian:
a. Kehilangan Tonus Otot ditandai:
I) Relaksasi otot muka sehingga dagu rnenjadi turun
2) Kesulitan dalarn berbicara, proses menelan dan hilangnya retlek
menelan.
3) Penurunan kegiatan traktus gastrointestinal, ditandai : nausea,
muntah,
perut kembung, obstipasi, dan lainnya.
4) Penurunan kontrol spingter urinari dan rectal.
5) Gerakan tubuh yang terbatas.
b. Kelambatan dalam Sirkulasi ditandai:
I) Kernundurun "alum sensasi.
2) Sianosis pada daerah eksterrnitas.
3) Kulit dingin, pertama kali pada daerah kaki, kemudian tangan,
telinga
dan hidung.
c. Perubahan-perubahan dalarn tanda-tanda vital :
1) Nadi lambat dan lernah
2) Tekanan darah turun.
3) Pernafasan cepat, cepat dangkal dan tidak teratur.
d. Gangguan Sensori
1) Penglihatan kabur
2) Gangguan penciuman dan perabaan.
3. Perubahan napas
Tanda kematian selanjutnya adalah perubahan saat bernapas. Dalam
kondisi ini, pernapasan menjadi kurang teratur yang ditandai dengan
napas dalam dan cepat, serta terdapat jeda beberapa waktu di sela
tarikan napas.
Selain itu, tubuh akan memproduksi dahak secara alami yang akan
terbuang melalui batuk. Namun, jika tubuh sudah tidak banyak bergerak
dan mendekati kematian, dahak akan menumpuk dan menimbulkan
bunyi saat bernapas.
Kondisi ini dapat menimbulkan rasa gelisah dan susah tidur. Selain itu,
halusinasi juga dapat membuat penderitanya merasa frustrasi sehingga
bisa memperburuk kondisinya.
Berikut ini adalah berbagai perubahan yang terjadi pada tubuh manusia
setelah meninggal:
4. Menyampaikan berita
Sampaikan berita buruk dengan kalimat yang jelas, jujur, sensitif dan penuh
empati. Hindari penyampaikan seluruh informasi dalam satu kesempatan.
Sampaikan informasi, kemudian berikan jeda. Gunakan kata-kata sederhana
yang mudah dipahami. Hindari katakata manis (eufemisme) ataupun istilah-
istilah kedokteran. Lebih baik gunakan kata yang jelas seperti ―meninggal‖
atau ―kanker‖. Jangan meminimalkan keparahan penyakit. Sering-sering
memberikan jeda setelah penyampaian suatu kalimat. Cek apakah pasien
dapat memahami apa yang disampaikan. Gunakan sikap dan bahasa tubuh
yang sesuai saat
5.diskusi. Hindari kalimat ―Saya minta maaf‖ atau ―Maafkan saya‖ karena
kalimat tersebut
dapat diniterpretasikan bahwa petugas medis bertanggung jawab atas apa
yang terjadi, atau bahwa semua ini karena kesalahan petugas medis. Lebih baik
gunakan kalimat ― Maafkan saya harus menyampaikan pada Anda mengenai
hal ini‖. Beberapa kalimat lain yang dapat dipilih untuk menyampaikan berita
buruk:
A ―Saya khawatir berita ini tidak baik, hasil biopsi menunjukkan Anda terkena
kanker leher rahim‖
B ―Saya merasa tidak enak menyampaikannya, bahwa berdasarkan hasil
pemeriksaan
dan USG bayi yang Anda kandung sudah meninggal‖
C ―Hasil pemeriksaan laboratorium yag ada tidak sesuai dengan apa yang kita
harapkan. Hasil ini menunjukkan Anda pada stadium awal penyakit kanker‖
D ―Saya khawatir saya mempunyai berita buruk, hasil biopsi sumsum tulang
belakang menunjukkan putri Anda menderita leukemia‖
BAB II
B.PERAWATAN JENAZAH
Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag.
Di antara masalah penting yang terkait dengan hubungan manusia dengan
manuasia lainnya adalah masalah perawatan jenazah. Islam menaruh
perhatian yang sangat serius dalam masalah ini, sehingga hal ini termasuk
salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh umat manusia, khususnya umat
Islam. Perawatan jenazah ini merupakan hak si mayat dan kewajiban bagi umat
Islam untuk melakukannya dengan pengurusan yang terbaik. Dalam kenyataan
masih banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari umat Islam yang belum
mengetahui bagaimana tatacara mengurus jenazah. Masih banyak praktek
perawatan jenazah yang berbau bid’ah (larangan yang tidak pernah dilakukan
Nabi Muhammad Saw.).Islam tidak hanya mengatur apa yang harus diperbuat
kepada orang yang sudah meninggal saja, tetapi juga kepada orang yang
sedang sakit yang dimungkinkan akan meninggal. Hal yang perlu dilakukan bagi
orang yang sedang sakit di antaranya adalah:
1. Bagi yang sakit hendaknya rela dengan apa yang menimpanya dan harus
sabar menghadapinya.
2. Orang yang sakit juga harus takut dengan dosa-dosanya yang selama ini
dilakukan dan penuh harap agar Allah memberikan rahmat kepadanya.
Bagaimanapun sakitnya, seseorang tidak boleh berharap agar segera mati.
1. Bentangkan 2 lembar kain kafan yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah.
Kemudian letakkan kain sarung tepat pada badan antara pusar dan kedua
lututnya.
2. Persiapkan baju gamis dan kerudung di tempatnya.
3. Sediakan 3–5 utas tali dan letakkan di paling bawah kain kafan.
4. Sediakan kapas yang sudah diberikan wangi-wangian, yang nantinya
diletakkan pada anggota badan tertentu.
5. Setelah kain kafan siap, lalu angkat dan baringkan jenazah di atas kain kafan.
6. Letakkan kapas yang sudah diberi wangi-wangian tadi ke tempat anggota
tubuh seperti halnya pada jenazah laki-laki.
7. Selimutkan kain sarung pada badan jenazah, antara pusar dan kedua lutut.
Pasangkan baju gamis berikut kain kerudung. Untuk yang rambutnya panjang
bisa dikepang menjadi 2/3, dan diletakkan di atas baju gamis di bagian dada.
8. Selimutkan kedua kain kafan selembar demi selembar mulai dari yang
lapisan atas sampai paling bawah. Setelah itu ikat dengan beberapa utas tali
yang tadi telah disediakan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pasien tahap terminal adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
penyakit/sakit yang tidak mernpunyai harapan untuk sembuh yang diakibatkan
kegagalan organ atau multiorgan sehingga sangat dekat proses kematian.
Respon pasien tahap terminal sangat individual tergantung kondisi fisik,
psikologis, sosial yang dialami, sehinggan dampak yang ditimbulkan pada tiap
individu juga berbeda.
SARAN
Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat. Apabila
ada saran dan kritik yang ingin disampaikan kami persilahkan. Apabila
terdapat beberapa kesalahan kata, kalimat ataupun penyajian yang kami
sajikan, kami mohon untuk dapat dimaafkan dan Ibu Herinawati M.Keb
selaku pembaca dapat memakluminya. Kami juga mengharapkan koreksi
dari ibu supaya kami bisa memperbaiki kesalahan yang ada di makalah ini.
Karena kami hanya makhluk tuhan yang tak luput darikesalahan.
Daftar Pustaka