Anda di halaman 1dari 4

Nama: Putri Andini

Kelas : A

Nim : PO71240210022

Prodi : D3 Kebidanan

Mk: Kominkasi Dalam Praktik Kebidanan

Tugas Menganalisis video

Saya Akan Menganalisis Video Tentang Kasus Meninggalnya ibu Hamil inisial LS (32) di
pardomuan.

Sebelum Menganalisa, Saya Akan Menulis Informasi Mengenai Kronologi Lengkap


kejadian Video Tersebut. Kronologi yang saya dapatkan dari berbagai sumber
informasi,Termasuk dari Dinkes Dairi Ialah dalam keterangan tertulis :

Pada Hari jumat, 25 februari 2022 pukul 06.30 WIB ada ibu Hamil atas Nama Ny LS
dengan Kehamilan anak kedua yang akan melahirkan ke Praktek Mandiri Bidan.

Pasien dilayani dan dilakukan pemeriksaan fisik oleh bidan hasilnya kaki dan tangan
bengkak serta belum ada tanda-tanda persalinan. Oleh bidan pasien diminta untuk pulang
dan istirahat di rumah menunggu ada tanda-tanda persalinan.

Suami pasien menghubungi bidan untuk memberitahu bahwa pasien merasa kesakitan
Pada pukul 16.00 WIB atau sore Jumat (25/2/22), pasien dikatakan mengalami sesak nafas
memberitahukan keluhan istrinya LS. Oleh bidan praktik mandiri Ida Rona Tio Sitohang
menyarankan agar dibawa ke tempat praktik pukul 21.00 WIB. Dan tiba waktunya, pasien
LS yang sudah berada di tempat bidan praktik mandiri itu, LS mengaku mengalami nyeri
serius di bagian perut. Oleh bidan Ida Rona Tio Sitohang menyarankan agar pasien LS
langsung dibawa ke Puskesmas Sopo Butar yang jaraknya kurang lebih 9 Km. pasien
dirujuk ke Puskesmas dan tiba di Puskesmas pukul 21.42 dengan keadaan wajah, kaki dan
tangan bengkak serta sesuai keterangan bidan bahwa pasien mengalami tekanan darah
tinggi.

Pasien LS tiba di Puskesmas Sopo Butar. Pasien LS kembali mengeluh merasa nyeri hebat
pada perut dan merasa sesak nafas, sambil meronta-ronta serta menjerit-jerit karena nyerih.
Oleh petugas puskesmas langsung melakukan tindakan memasang oksigen dan proses
pasang infus.
Saat mau dipasang infus dan hendak dirujuk ke RSUD Sidikalang, pasien LS tiba-tiba
mengeluarkan buih dari mulut dan hidung. Pasien LS juga sempat melompat dari tempat
tidur pemeriksaan sambil berteriak mengatakan, dirinya mengalami sakit sekali dan
sesak.Oleh petugas Puskesmas Sopobutar pasien diberikan bantuan oksigen karena pasien
sesak nafas dan gelisah dan segera diputuskan untuk dirujuk ke RSUD Sidikalang.

pasien pucat dan kehilangan kesadaran hingga kembali diperiksa di Puskesmas. Pasien
mengeluarkan buih dari mulut dan hidung, bidan memeriksa denyut jantung janin tidak
lagi terdengar dan nadi pasien tidak lagi teraba. Selanjutnya pasien dinyatakan meninggal
dunia. Atas peristiwa tersebut dr Henry mengatakan, Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi
telah menurunkan tim untuk melakukan audit maternal serta pembinaan terhadap bidan
yang bersangkutan.

Kepala Puskesmas Sopo Butar Lasesti Sinaga menyesalkan tindakan bidan praktik mandiri
Ida Rona Tio Sitohang yang tidak ada melakukan koordinasi dengan pihak puskesmas
selama menindak pasien LS yang sudah meninggal dunia.

Dia juga mengaku, dirinya selaku Kepala Puskesmas Sopo Butar bukan latar belakang
seorang dokter atau seorang bidan, melainkan seorang perawat.

Informasi dihimpun mistar.id dari warga Desa Pardomuan yang mengaku masih keluarga
suami LS bermarga Simbolon menyebutkan, meninggalnya Ibu hamil beserta janinnya
diakibatkan terlambatnya tindakan dari pihak puskesmas, sebab mereka sudah berada satu
jam lebih di puskesmas tersebut namun belum ada tindakan.

Setelah Mengetahui Kronologi Kejadian Tersebut, Saya Ingin Menganalisa Satu persatu.

Pertama,Dari Tenaga Kesehatannya,Yaitu Bidan.

Bidan Seharusnya bertanggung jawab dan Harus Berhati-hati dalam Mengambil


Keputusan. Seperti yang Tertera di kronologi, dinyatakan bahwa, Bidan meminta ibu
hamil ini untuk pulang Setelah Bidan itu mengetahui Ibu hamil ini sudah Akan
Mendekati saat Persalinan. Seharusnya Ibu hamil itu tetap lah disana hingga saat momen
persalinan tiba. Bidan itu meminta Pasien pulang,berarti tanpa pikir panjang bidan itu
mengambil keputusan tersebut.

Jika Membiarkan Ibu Hamil Itu pulang dengan Keadaan Seperti itu, bukan Termasuk hal
yang Baik dan bertanggung jawab, Sebagai bidan Jika hal itu terjadi, Otomatis kita tidak
bisa mengawasi Pasien kita,Apa yang Terjadi,dan Bagaimana Keadaan tubuhnya Jika
Kita Tidak berada Didekatnya. maka Dari itu, menurut analisa saya,saya sangat tidak
membenarkan hal yang dilakukan bidan tersebut.pp
Kedua, Dari Faktor Keluarga.

Pada saat itu ibu Hamil tersebut Sudah dirujuk ke Puskesmas. Terlihat Di Video Bahwa
Banyak anggota keluarganya berada didekat ibu Hamil Tersebut. Ibu Hamil itu
Kehilangan Oksigen serta sulit Bernafas, peran Keluarga juga seharusnya penting dalam
Kondisi saat itu, Yaitu Seharusnya Keluarga Pada saat itu jangan Berkerumun dan Tidak
Mendekati Ibu Tersebut beramai-ramai,Cukup 1 atau 2 orang saja yang didekat ibu
tersebut,Sehingga Oksigen Didalam Ruangan tersebut Tetap lah banyak dan
Memudahkan untuk ibu hamil bernafas. hal tersebut harus diperhatikan dan jangan di
sepelekan.

Ketiga, Pihak puskesmas

Di Video Tersebut, Saya Tidak Melihat Adanya Petugas Kesehatan yang membantu ibu
tersebut yang kesulitan bernafas, terlambatnya tindakan dari pihak puskesmas, sebab
mereka sudah berada satu jam lebih di puskesmas tersebut namun belum ada tindakan.
Seharusnya Petugas Kesehatan Disana Harus Cepat Mengambil Tindakan Pertolongan
Pertama. Namun Dari Kronologi Yang disampaikan,petugas Kesehatan Hendak
memasang oksigen dan Infus, Pasien tersebut langsung Keluar ruangan dan berteriak
histeris Mencari oksigen, pada saat itulah Kejadian Didalam Video.

Keempat,

Berdasarkan Kronologi Tersebut, Ibu itu sudah tidak sanggup untuk bernafas dan
berakhir dengan kehilangan kesadaran yang setelah dicek ,kondisi ibu dan denyut jantung
janin sudah tidak ada.

Berkaitan dengan Kasus tersebut,Saya tidak ingin Menyalahkan siapapun, Namun Ada
Beberapa Hal yang Dapat diambil Pelajaran Untuk saya dan Bidan lainnya.

Setelah Saya Analisa kasus ini, Saya Mengetahui Sebagai Bidan Janganlah kita
Menyepelekan Hal-Hal yang menurut kita itu Biasa saja,namun Tidak Bagi yang lainnya.

Saya tidak tau Apa yang di pikirkan oleh bidan di Kasus tersebut, Namun saya hanya bisa
Menyampaikan Pendapat tentang Bidan tersebut. Yaitu:

Pertama, Bidan tersebut Mengira Kondisi pasien ini masih baik-baik saja dan disuruh
pulang,tanpa melakukan Pemeriksaan lebih lanjut lagi sebelum mengambil Keputusan
Tersebut.
Kedua, Bidan Melihat tidak ada tanda persalinan pada ibu hamil tersebut.yang ada dalam
pikiran saya saat ini adalah,berapa tensi ibu hamil Tersebut saat Dilakukannya
Pemeriksaan pertama itu? Dikronologi tidak menjelaskan hal tersebut, Saya hanya bisa
Menduga antara dua Perkiraan,Mungkin Tensi ibu itu normal,atau Tensi ibu itu sedikit
Tinggi (hipertensi). Jika pada saat pemeriksaan tersebut,tensi ibu itu tinggi,maka Bidan
bisa saja dapat Sanksi dan Dilakukan Pengaduan oleh Pihak keluarga,karena telah
Melakukan Kesalahan yang fatal.

Ketiga: Bidan Tidak melihat Tanda-Tanda Persalinan.

Seharusnya jika Ibu hamil sudah Dalam kondisi tersebut, hendaknya Jangan disuruh
pulang walau tidak melihat Tanda-Tanda Kehamilan, Itu demi Keselamatan Ibu dan Janin
nya.

Keempat: Komunikasi interpersonal juga penting.

Berkomunikasi serta berkonsultasi tentang keadaan yang dirasakan pasien itu juga
penting dan harus dilakukan Menjelang saat Persalinan dibandikan dengan meminta
untuk pulang pasien dan Kembali lagi jika merasakan tanda-tanda persalinan.

Kesimpulan

Peran Petugas Kesehatan sangatlah penting Dalam Hal ini,Maupun Hal apapun yang akan
dihadapi. Sebagai Petugas kesehatan Memiliki Tugas dan kewajiban Yang harus
dijalankan. Gunakan Waktu Sebaik mungkin,jangan Sampai waktu Menikam mu dan
Menjadi Saksi Atas Kecerobohannya sendiri.

Pihak Keluarga Atas kasus ini juga Menyampaikan Petugas Kesehatan terlambat
Membantu Karena tidak ada perawat di puskesmas Tersebut.

Semoga Kejadian Seperti ini Tidak terulang Kembali Kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai