Anda di halaman 1dari 6

SCRIPT ROLE PLAY IBU DENGAN HIV

Dosen Pengampu : Ns. Fiora Ladesvita M.kep, Sp.Kep.MB

Disusun Oleh :

M Helmy Maulani 1910711066

Angga Bhakti S 1910711067

Fida Nabilah Auliya 1910711068

Luthfi Sari Wibowo 1910711071

Rahma Dewi S 1910711072

Putri Widiana W 1910711076

Fadhia Syaharani A 1910711077

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

2022
tokoh :
Ibu hamil : putri
suami : angga
Orang Tua (Ibu) : fida
adik bumil : luthfi
dokter : fadhia
Perawat konselor (PK) : Helmy
Narator : rahma

alur :
Seorang ibu mendatangi rumah sakit karena mengeluh tanda2 klinis hiv, awal ibu tidak
mengetahui bahwa dia hamil sampai suatu ketika dia merasakan tanda-tanda kehamilan,
Tanda-tanda yang dialami bumil : mual, muntah, tidak mau makan, cemas, demam,
setelah dia merasakan adanya tanda-tanda kehamilan kemudian ia pergi ke dokter obgyn
untuk memeriksakan kandungannya. saat di cek benar saja Ny.M hamil tetapi saat hamil
Ny.M terindikasi atau terdiagnosis HIV+. Ibu sedih mengetahui hal tersebut dan binggung
harus melewati nya dengan gimana, suami ibu tersebut jauh karena profesi dari suami ibu itu
pelaut. Dalam melewati hal tersebut Ny.M ditemani dengan adik dan ibu nya. Untuk
penjelasan dan cerita lebih lanjut saksikan penampilan berikut ini.

seorang ibu hamil usia 23 tahun datang ke Rumah sakit P dengan keluhan mual, muntah,
tidak nafsu makan, cemas, sariawan, diare

Dialog :
Ruang Poli Kandungan
Dokter : hallo ibu, ada yang bisa saya bantu?
Ibu hamil : permisi dok, saya merasa 1 bulan terakhir demam, tidak nafsu makan, diare, mual
dan muntah, setelah itu saya minum obat demam dan diare tapi ga kunjung sembuh. lalu
bagaimana ya dok, badan saya lemas dan juga saya merasa cemas dan takut janin saya
kenapa-kenapa.
dokter : baik ibu, kita periksa dulu kandungannya. Hasilnya janin ibu ternyata lemah dan
sepertinya ibu juga perlu memerlukan cek darah lengkap dulu ya bu.
bumil : baik dok, apakah hal ini akan berpengaruh kepada janin saya dok?
dokter : kita lihat dari hasil lab nya dulu ya bu
~~~~~~~~~~~~~ Beberapa saat kemudian
Bumil : ini hasil lab nya dok
Dokter : baik ibu, setelah saya lihat hasil lab nya saya curiga ibu menderita HIV. tapi untuk
memastikan HIV/tidak ibu bisa langsung ke ruang VCT.
bumil : *shock, nangis, denial*, ga mungkin dok.. saya kan udah punya anak, ga berbuat
yang aneh-aneh juga.. MUSTAHILLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLL (respon denial)
Dokter : saya paham perasaan ibu, ibu tidak perlu khawatir. semakin cepat kita mengetahui
penyakitnya, maka akan semakin cepat penanganan dan juga kita bisa meminimalkan resiko
terhadap janin ibu.
Dokter : ibu mohon izin sebelumnya ini pernikahan ke berapa ya bu?
bumil : pertama dan terakhir dok.
Dokter : baik, kalo boleh saya tau pekerjaan suami ibu dan ibu apa ya?
bumil : saya ibu rumah tangga, kalau suami saya seorang pelaut.
Dokter : lalu, apakah dari keluarga ibu/ibu sendiri pernah kontak dengan penderita HIV bu?
bumil : ga pernah dok. ga ada orang - orang terdekat saya yang kaya gitu.. *bingung*
dokter : baik bu, mohon maaf sebelumnya saya menanyakan hal tersebut karena penyakit
HIV ini tidak akan mungkin tiba-tiba muncul bu. penularan nya hanya dari 3 hal yaitu
PENASUN, seks bebas, dan terkena cairan tubuh penderita HIV itu sendiri seperti tadi ya bu
pada saat seks yaitu cairan vagina maupun sperma, asi, dan darah.
bumil : ga ada dok, ga ada dari 3 hal itu yang saya lakukan. apalagi suami saya, dia baik
banget orang nya jadi mustahil dia melakukan hal yang aneh - aneh
dokter : baik ibu, saya paham. jadi untuk saat ini saya rujuk ibu ke ruang VCT dan saya
berikan resep untuk mengatasi gejala yang ibu alami saat ini.
bumil : baik dok, terima kasih
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Rumah : menenangkan bumil, membujuk biar ke VCT
setelah melakukan pemeriksaan kandungan rutin, Ny. M diduga menderita penyakit HIV.
Namun, Ny. M tidak percaya bahwa musibah itu terjadi pada dirinya dan pada akhirnya Ny.
M pulang ke rumah untuk menenangkan diri.
Pada saat di rumah Ny.M sudah ditunggu oleh ibu, suami dan anak pertamanya yang
menanti hasil check kandungan rutin.

bumil : *😭* gimana ya dek? apa yang harus kakak lakukan? kakak hancur dek 😣
suami : kenapa dek? apa hasil dari dokter tadi? kandungan nya baik - baik aja kan?
Orang tua (ibu) : iya, kamu kenapa? kandungan nya baik - baik aja kan?
bumil : *😭*
Adik bumil : sabar mba, mba ga usah takut. mba ga sendirian, masih ada aku, ibu, mas yang
akan terus support mba. jadi gini bu, mas tadi kata dokter kandungan nya mba lemah dan
disuruh cek darah lengkap. terus hasil nya dokter curiga kalo mba menderita HIV.
Orang tua (Ibu) : LOH KOK BIsA ???????????? bagaimana itu terjadi? terus kata dokternya
kamu harus ngapain?
suami : *muka panik, tapi masih so cool*, ga mungkin.. mungkin dokternya salah dek..
Bumil : aku juga ga tau bu, cuma tadi dokter bilang kalau penyebab nya karena abcde . nah
kan aku ga make penasun, trus mas juga kan ga HIV kan mas???????????
Orang Tua (Ibu) : iyaa, mending kamu sekarang tenang dulu.. dan ikuti saja proses yang
disarankan dokter nya.. barangkali hasilnya salah itu
suami : *muka panik, tapi masih so cool*, ga mungkin.. mungkin dokternya salah dek..
bumil : tapi bu, aku ga percaya apa yang dikatakan sama dokter karena mas B tidak akan
melakukan hal - hal yang seperti itu. dan saya juga percaya banget sama mas B.
Ruang VCT : perawat konselor, bumil dan suami. KLIMAKS. pengkajian bumil, suami
nya ngaku kalo dia suka jajan, perawat konselornya edukasi Bumil HIV
setelah dokter mencurigai bumil HIV +, dilakukanya diskusi dan konseling dengan perawat
konselor. perawat mengantarkan Ibu M ke ruang VCT.
Perawat Konselor : selamat siang bu. saya dengan perawat Y. boleh ibu sebutkan nama dan
tanggal lahirnya?
Ibu : nama saya M, 13 Maret 1999.
Perawat Konselor : baik bu, apa yang bisa saya bantu? apa yang ibu rasakan? apa yang
membuat ibu datang kesini?
Ibu : tadi saya setelah cek darah, dokter menyarankan saya untuk kesini.
Perawat Konselor : boleh saya lihat hasil lab nya bu?
Ibu : iya boleh, silahkan
Perawat Konselor : sebelumnya ibu datang kesini dengan siapa?
Ibu : dengan adik saya sus, soalnya suami saya pelaut jadi jarang pulang, jadi saya kesini
ditemenin sama adik saya.
Perawat Konselor : baik ibu, karena disini sudah menunjukan bahwa ibu terindikasi HIV
sebelumya apakah ibu sudah tau HIV dan bagaimana cara penularannya?
Ibu : Belum dok, setau saya HIV penyakit menular aja dok dan sangat berbahaya
Perawat Konselor : Baik ibu, jadi betul ya bu HIV merupakan penyakit menular dan sangat
berbahaya jika tidak ditangani dengan segera begini saya jelaskan *Perawat konselor
menjelaskan
Ibu : Oh seperti itu ya, alangkah lebih baik jika saya ajak suami saya untuk test HIV ini ya
pak? soalnya saya juga masih binggung dan ga ngerti semua ini berawal dari mana *Ekspresi
sedih dan murung
Perawat Konselor : betul ibu, alangkah lebih baik jika ibu mengajak test suami ibu siapa tau
nanti kita bisa menemukan jalan keluar nya
Ibu : Baik pak, terima kasih banyak atas penjelasan dan masukan nya
* ibu keluar dari ruangan

Beberapa minggu kemudian suami dari ibu M pulang kerumah setelah berlayar. Saat ini, saat-
saat yang dinanti oleh Ibu M untuk mengajak ngobrol suami nya terkait penjelasan dan saran
perawat kemarin saat melakukan konseling.

Suami : Gimana dek, apakah yang kamu rasa sekarang?


Ibu : untuk secara fisik aku udah mendingan ko, tapi gatau masih ada beberapa hal yang
menggangu pikiranku
Suami : apa yang menggangu pikiranmu?coba cerita sama aku
Ibu : begini, soal masalah aku terdiagnosa HIV….
Suami : *memotong pembicaraan istri KAMU BUAT APA MASIH MIKIRIN HAL ITU?
KAMU JUGA GAPERNAH KONTAK SEBELUMNYA DENGAN HIV KENAPA KAMU
MIKIRIN ITU TERUS *dengan nada kesal
Ibu : tadi kamu bilang mau denger aku cerita, kenapa sekarang jadi ngegas gni?
suami : iya maaf, trs gmn?
Ibu : Gimana kalau kamu juga ikut test HIV ini? biar kita sama-sama tau dan ada jalan keluar
untuk menyelesaikan permasalahan ini
suami : buat apa aku test? aku juga ga ngapa-ngapain kok
Ibu : iya maka dari itu kalau pasangan suami-istri sudah test siapa tau ada jalan atau saran
dari pihak kesehatan, lagipula kalau kamu ga berbuat hal aneh juga kamu gausah panik gitu.
Suami : yaudah besok temani aku test.

POV Suami saat sendirian


Ya allah jujur, aku takut banget kalau aku juga terindikasi HIV. Apa yang aku lakukan diluar
sana saat tak bersama istriku aku jajan dengan wanita lain, bagaimana jika aku terindikasi
HIV dari perempuan-perempuan itu ya allah, aku ga siap melihat istri dan anakku menderita
dan kecewa atas sikap aku selama aku jauh darinya. Akankah jika aku jujur lebih baik?
*sang suami masih belum ingin mengutarakan perasaannya kepada istrinya

Keesokan harinya
Adek bumil : mba ada kontrol lagi hari ini? udah ada suami mu minta temani suami mu saja
ya mba HAHAHA
bumil : iya dek, nanti aku mau kontrol sekalian mau test suami ku
Adek : Nah betul banget mba, bisa aja penyebabnya dari situ kita gaada yang tau mba
Bumil : Aku berharap suami ku tetap setia disana walaupun kita jauh.
Adek : Mba, kan hasil nya juga belum tau. Pasti mba juga bisa hadapi ini ko, kan ada aku,ibu
yang menguatkan*berusaha menguatkan

Sebelum berangkat ke RS suami menghampiri sang istri untuk menceritakan hal yang dia
pendam selama ini.
Suami : Dek, bisa kita bicara?
Istri : Ada apa ya? Kenapa?Tumben banget mukanya serius gini
Suami : Aku mau ngomong sesuatu dan aku harap kamu bisa nerima dan mengerti
Istri *Perasaan istri mulai gelisah, takut hal yang dipikirkan menjadi kenyataan*
boleh, mau bicara apa?
Suami : Jadi, selama aku aku ga pulang aku suka jajan dengan perempuan-perempuan lain di
pulau sana *suami menceritakan semuanya
Istri : respon kaget dan sedih serta kecewa* AKU KURANG APA? TEGA TEGA NYA
KAMU BERBUAT SEPERTI ITU DI LUAR SANA, SIBUK MU MANA YANG GAK
AKU PAHAMI? DIMANA LETAK AKU GA PENGERTIAN SAMA KAMU SAMPE
KAMU BERBUAT SEPERTI ITU? TEGA KAMU!!! *Sambil mendorong suami dan pergi
meninggalkan

Mendengar suara ribut di dalam kamar ibu dan sang adik heran dan merasa takut jika ada
yang tidak beres dengan pernikahan anaknya. Istri keluar dari kamar dan langsung memeluk
ibu dan adiknya, Istri merasa gagal menjadi istri,ibu dan ia memandang dirinya rendah.
*Ibu coba berbicara dengan suami dari sang anak dan adik dari Ny.M mencoba berbicara
dengan Ny.M

Adik : Kan udah gua bilang, jangan pernah lu percaya ama laki-laki 100% udah gua bilangin
lu terlalu terbuai dengan mulut manis laki lu udah gni cuma bisa nangis kan* Adegan marah
Bumil : Iya gua salah menilai dia , udah cukup rasa sakit yg gua rasain
Adik : Omelan/nyinyir*
setelah perdebatan memeluk dan menangkan Ny.M

Tibalah saat suami memeriksakan dirinya. Benar saja saat diperiksa kan hasil suami +HIV
dan sang istri tambah sedih dan kecewa mengetahui hal tersebut, setelah mengetahui suami
dan istri datang kembali ke perawat konselor

Suami & istri : selamat pagi pak


perawat konselor : pagi pak, gimana bu pak ada yang bisa saya bantu?
Istri : begini pak, hasil test suami saya juga +HIV pak, ini bagaimana ya pak untuk
kedepannya?
Perawat konselor : baik, sebelumnya mungkin bapak dan ibu sudah tau apa itu HIV dan
bagaimana cara penularannya. untuk mencegah supaya janin yang dikandungan serta ibu dan
bapak aman dianjurkan untuk meminum obat ARV dan untuk manajemen nutrisi karena ibu
sempat susah makan maka dari itu sekalian saya jelaskan terakit manajemen nutrisi
*menjelaskan tatalaksana serta manajemen nutrisi dan ibu dan bapak juga jangan berkecil
hati nanti akan kami kenalkan dengan KDS (Kelompok Dukungan Sebaya) dimana disana
nanti bapa/ibu bisa share cerita dan perasaan terhadap teman-teman yang pengidap HIV
maupun tidak
Suami : baik pak, terima kasih atas saran dan penjelasannya kami berdua permisi
Suami dan istri meninggalkan ruangan konseling.

Setelah kejadian ini.. Istri terkadang datang dengan suaminya ke KDS tetapi kadang istri
datang sendiri karena sang suami berlayar, Dari kejadian ini suami juga sudah sadar bahwa
untuk jauh dari istri tidak perlu harus jajan melainkan dibina nya hubungan saling percaya
dan menjaga komitmen yang telah dibuat. Adik dan ibu dari Ny.M juga tidak meninggalkan
melainkan merangkul dan terus memberi support.

Anda mungkin juga menyukai