Anda di halaman 1dari 5

ROLE PLAY

KONSELING VOLUNTARY COUNSELLING AND TESTING (VCT)

Pengamat : Nancitya Astri Kurniasari (P17212195049)


Konselor : Asharini Dwi Juniarti (P17212195025)
Pasien : Dwike Hertyana (P17212195060)

Seroang wanita Ny. D berusia 32 tahun datang ke puskesmas Ijen untuk


periksa tentang keluhannya.
(Tok..tok..)
Pasien : Pemisi bu
Konselor : Silahkan duduk mbak.. saya buter Rini. Ada yang bisa saya bantu ?
Paisen : Saya ingin mengikuti tes HIV ini bu
Konselor : Boleh saya tahu mengapa anda ingin mengikuti kegiatan tes ini ?
Pasien : Selama satu minggu ini saya mengalami keputihan secara terus menerus
bu, timbul perlahan-lahan, sangat gatal, cairannya berwarna putih bergumpal
seperti buu basi, agak berbau. Keluhan ini sangat mengganggu, sudah saya
cuci dengan betadine yang disemprote ke vagina masih belum ada reaksi
juga. Dua bulan yang lalu suami saya meninggal karena terkena HIV. Oleh
karena itu saya juga ingin memeriksakan juga.
Konselor : Baik, jadi untuk konseling VCT ini dilakuakan tiga tahap ibu. Yang
pertama adalah sesi konseling pretest HIV yang saat ini ibu lakukan dan yang
kedua adalah sesi test HIV dan yang ketiga adalah konseling posttest HIV
untuk mendiskusikan bersama-sama hasil tesnya. Untuk testnya akan
dilakukan secara dua kali. Kami akan mengambil sampel darah ibu pada 3
bulan setelah ibu berhubungan sex dan test kembali setelah 3 bulan
berikutnya. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menyiapkan ibu baik dari segi
mental maupun fisik untuk menerima segala hasil yang nantinya akan ibu
terima, sehingga ibu bisa lebih siap menerima segala hasilnya. Untuk
waktunya tergantung dengan pasien, kurang lebih 15-30 menit. Bagaimana
ibu? Apakah ibu setuju ?
Pasien : Baik bu. Saya setuju.
Konselor : Sebelumnya ibu tahu apa yang dimaksud dengan penyakit HIV, cara
penularannya dan bagaimana mencegahnya ?
Pasien : Tidak begitu paham. Yang saya tahu itu penyakit yang tidak bisa sembuh.
Dan penularannya bisa dari narkoba atau seks bebas. Saya kurang tahu
bagaimana cara pencegahannya bu.
Konselor : Baik saya akan memberitahu ibu tentang HIV/AIDS yaa bu (sambil
memberikan leaflet ke pasien)
Konselor : jadi HIV adalah kepanjangan dari Human Immuno-deficiency Virus).
Penyakit ini menyerang ke sistem kekebalan tubuh. Sehingga orang tersebut
dapat mudah terserang penyakit apapun karena imunnya sudah menurun.
Penularannya melalui tiga cara yaitu hubungan seks, transfusi darah atau
menggunakan jarum suntik secara bergantian dan melalui ibu hamil yang
mengidap HIV. HIV ini tidak akan menular melalui hidup serumah dengan
orang HIV, berenang, berjabat tangan, makan bersama, berpelukan,
berciuman maupun karena gigitan nyamuk/serangga. Gejalanya biasanya
kehilangan BB secara drastis, diare yang terus-menerus, ada pembengkakan
pada leher, batuk secara terus menerus, dan lain-lain. Pencegahannya bisa
melalui ABC. A adalah absen dari seks bila jauh dari pasangan. B berlaku
saling setia. C cegah dengan kondom. Ibu bisa baca-baca dulu ya leafletnya.
Bagaimana bu? Apakah ada yang kurang jelas ?
Pasien : Sudah jelas bu.
Konselor : Sebelum saya menanyakan tentang kesediaan ibu mengikuti test HIV
ini, saya ingin memberitahukan apa positif dan negatif dari test ini. Untuk
positifnya, yaitu:
1. Testnya cepat dan sederhana yaitu selama dua kali seperti yang sudah
saya jelaskan diawal tadi
2. Bila nanti hasilnya positif, maka kita bisa segera memberikan
pengobatan ARV yang harus diminum setiap hari untuk menekan
perkembangan virus HIV didalam tubuh
3. Kalau kita tahu bahwa kita hidup dengan penderita HIV, maka kita bisa
mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah orang yang kita
sayangi tertular HIV
4. Untuk membantu kita menghentikan epidemi AIDS atau penyakit
lanjutan/komplikasi dari HIV.
Untuk negatifnya adalah memang kita harus siap dengan segala ketentuan
hasil dari test darah ibu agar ibu bisa siap dan menyiapkan diri menjalani
hari-hari selanjutnya ibu.
Pasien : oh iya mbak saya paham.
Konselor : kalau boleh tahu sekarang kegiatan sehari-hari ibu apa dan tinggal
dengan siapa ya?
Pasien : saya tinggal dengan orang tua saya bu. Kebetulan saya baru dua tahun
menikah dan belum memiliki anak. Jujur alm. suami saya dulu pernah
ketahuan selingkuh dengan PSK di tempat kerjanya karena jaraknya yang
cukup jauh dengan saya. Ia bekerja di batu bara Kalimantan sedangkan saya
ada di Jawa bu.
Konselor : waah begitu ya bu. Saya turut berduka cita ya bu. Baik, saya beri ibu
waktu berpikir secara matang dan menyiapkan diri untuk mengikuti test
HIV ini. Bila ibu setuju ibu bisa kembali kesini lagi dan menandatangani
form persetujuan ini. Bagaimana bu?
Pasien : untuk biaya test nya bagaimana bu?
Konselor : biayanya gratis ibu. Namun saran saya, lebih cepat lebih baik ibu.
Pasien : baik bu kalau begitu saya test sekarang saja bu. Biar saya bisa cepat
mengetahui hasilnya
Konselor : Bik kalau begitu ibu mengisi form persetujuan ini dulu ya, saya akan
membuat surat rujukan ke laboratorium.

Beberapa menit kemudian


Pasien : sudah bu
Konselor : Baik bu, surat rujukannya juga sudah selesai. Setelah ini saya akan
mengantar ibu ke laboratorium. Satu minggu lagi ibu kembali kesini lagi
dan kita lihat hasilnya bersama-sama yah bu.
Pasien : iya bu. Terimakasih bu
Konselor : sama-sama bu.
Setelah pasien melakukan dua kali test, test pertama hasilnya positif dan
pasien datang kembali ke puskesmas untuk mengecek hasil test kedua.
Pasien : (Tok..tok...)
Konselor : silahkan masuk ibu. Silahkan duduk
Pasien : baik bu, terimakasih
Konselor : sama-sama. Baik bu, bagaimana kabar hari ini ? sehatkah atau ada
keluhan lain bu?
Pasien : sehat kok bu. Namun semalam saya kurang bisa tidur. Saya terus
kepikiran hasil test hari ini.
Konselor : tapi sudah siap atau belum bu untuk mengetahui hasil hari ini?
Pasien : siap tidak siap bu. Tapi insyaAllah saya sudah siapkan mental kok bu
Konselor : sebelumnya, saya menghimbau apapun yang terjadi saya meminta ibu
tarik napas dulu ya sambil banyak banyak beristighfar agar ibu bisa lebih
tenang dan rileks. Ibu harus ikhlas ya bu...
Pasien : baik bu
Konselor : baik saya baca dulu ya hasilnya hari ini.
(Konselor membaca hasil laboratorium)
Konselor : baik ibu, bagini. Menurut data analisa darah ibu. Hasilnya adalah
reaktif yang artinya positif. Ibu sudah melakukan dua kali test dan hasilnya
keduanya reaktif, artinya ibu positif HIV. Ibu yang sabar ya bu. Mohon
untuk bersabar dan ikhlas ya bu. Semua masalah pasti ada hikmahnya dan
pasti ada jalannya
Pasien : iya bu. Apakah kemungkinan saya tertular suami saya ya bu?
Konselor : saya tidak bisa memastikan namun menurut cerita ibu, kemungkinan
terbesar bisa jadi seperti ibu bu. Ibu harus sabar ya. Ibu harus kuat.
InsyaAllah semua ada hikmahnya ibu.
Pasien : lalu pengobatannya bagaimana bu ?
Konselor : untuk pengobatan sendiri belum ada yang bisa menyembuhkan HIV,
namun ada jenis obat yang dapat memperlambat perkembangan virusnya bu.
Obatnya adalah ARV atau antiretroviral. Obat ini harus dikonsumsi satu kali
sehari setiap hari. Apabila ibu lupa, ibu bisa minum secepatnya bila ingat.
Namun bila terlupa cukup lama, ibu segera kunjungi dokter untuk
berkonsultasi kembali. Obat ini memiliki beberapa efek samping yaitu diare,
mual muntah, mulut kering, kerapuhan tulang, gula darah tinggi, kolesterol
tinggi, pusing, buah tidur dan tubuh terasa lelah. Oleh karena itu ibu harus
bisa menyeimbangi kesehatan ibu dengan pola hidup sehat seperti istiahat
cukup, penuhi asupan nutrisi, hindari stress, rutin berolahraga, dan minum
obat secara rutin. Sudah jelas ibu ? atau ada yang mau ditanyakan kembali ?
Pasein : sudah sangat jelas bu. Terimakasih banyak ya bu.
Konselor : sama-sama ibu. Ibu harus tetap semangat dan tidak boleh kalah dengan
penyakitnya. Ingat, yang mengendalikan tubuh ibu adalah ibu sendiri, bukan
penyakitnya. Jadi ibu harus mau berpola hidup sehat dan selalu berpikir
positif ya bu.
Pasien : iyaa bu. Saya usahakan bu
Konselor : bila ada yang mau ditanyakan silahkan datang lagi kesini ya bu
Pasien : baik bu, terimakasih bu. Saya permisi dulu ya bu
Konselor : sama-sama ibu. Hati-hati dijalan ya bu
Pasien : iya bu

Anda mungkin juga menyukai