Anda di halaman 1dari 5

BAB II

SKENARIO

2.1. Pemeriksaan HIV Dengan Hasil Negatif


Peran
Konselor : Arlinisa
Pasien : Ukhtiana

Pre test
Konselor : Assalamualaikum bu, perkenalkan saya Arlinisa. Saya konselor di
klinik konsul ini. Boleh tau dengan Ibu siapa?
Pasien : Saya Ukhtiana
Konselor : Iya ibu selamat pagi, sebelumnya saya izin bertanya apa alasan Ibu
untuk datang ke klinik konseling HIV ini?
Pasien : Ini saya di rujuk oleh dokter penyakit dalam untuk datang ke klinik
konseling ini
Konselor : jadi begini Bu, klinik konseling HIV ini bertujuan untuk membantu
agar teman-teman yang ingin melakukan pemeriksaan HIV dapat
membuat keputusan apakah mau atau tidak dilakukan pemeriksaan
HIV. Karena pemeriksaan ini dasarnya sukarela. Jadi Ibu bisa duduk
dulu dengan nyaman, waktunya sekitar 30 menit ini kita akan
mendiskusikan beberapa hal mengenai pemeriksaan HIV. Sebelumnya
apakah Ibu ada pertanyaan?
Pasien : belum ada sus.
Konselor : Baik kalau begitu, saya izin bertanya dulu apakah Ibu tau bagaimana
cara penularan HIV?
Pasien : yang saya tau HIV bisa ditularkan melalui seks.
Konselor : benar sekali bu, itu salah satunya. Jadi penularan HIV ini bisa
ditularkan melalui hubungan seksual, terutama hubungan seksual yang
tidak aman atau berhubungan seksual dengan penderita HIV.
Kemudian bisa melalui jarum, misalnya jarum suntik, jarum tindik,
jarum tattoo yang digunakan bersamaan dengan penderita HIV. Bisa
juga melalui Ibu ke anak yang sedang dikandungnya. Ada beberapa hal
lain juga seperti transfusi, itu juga bisa. Sudah mulai mengerti ya Bu
mengenai penularannya?
Pasien : Iya sus saya mengerti.
Konselor : kemudian disini saya akan membahas mengenai pencegahannya, jadi
pencegahannya itu biasanya kita pakai singkatan A, B, C, D, E
A: Abstinence, jangan melakukan hubungan seksual yang tidak aman.
B: Be faithfull, setia pada pasangan.
C: Condom, jika melakukan hubungan seksual yang tidak aman
diharuskan menggunakan condom.
D: No Drugs, obat-obatan terutama menggunakan jarum suntik bisa
menularkan HIV
E: Education, Edukasi.
Sebelum kita lanjutkan, saya akan menjelaskan bahwa di dalam klinik
konseling HIV ini adalah adanya kerahasiaan. Maksudnya hasil
pemeriksaan HIV tidak akan kita buka pada masyarakat, jadi hanya
akan kita buka pada orang orang yang Ibu izinkan dan juga pihak
rumah sakit. Jadi Ibu jangan khawatir mengenai kerahasiaan.
Sebelumnya sudah saya jelaskan mengenai penularan dan
pencegahannya. Sekarang saya ingin bertanya kepada Ibu, diharapkan
Ibu bisa menjawabnya dengan jujur. Apakah ada factor resiko pada Ibu
yang bisa membuat Ibu tertular HIV?
Pasien : Saya dulu sempat melakukan tattoo sus
Konselor : kira-kira jarum yang digunakan itu bergantian atau tidak Bu?
Pasien : sepertinya bergantian sus
Konselor : kalau melakukan hubungan seksual bergantian pernah tidak Bu?
Pasien : tidak pernah sus
Konselor : saat ini apakah Ibu sudah punya keluarga?
Pasien : Belum punya sus
Konselor : Menurut Ibu jika ada seseorang yang ditest kemudian hasilnya positif
kira-kira berpengaruh pada lingkungan tidak ya Bu?
Pasien : menurut saya pasti orang itu akan dijauhkan oleh masyarakat
Konselor : Jika Ibu dilakukan pemeriksaan, apapun hasilnya ada yang
mendukung tidak?
Pasien : Ada, InsyaAllah Ibu saya pasti akan mendukung apapun hasilnya
Konselor : ada lagi tidak Bu selain Ibu?
Pasien : pasti teman dekat saya juga akan mendukung saya
Konselor : kemudian Bu, jika hasil test sudah diketahui baik positif ataupun
negative kira-kira yang akan diberitahu siapa ya Bu?
Pasien : Ibu saya sus
Konselor : nanti dilembar inform consent yang akan saya berikan, nanti Ibu tulis
yang akan diberitahu siapa. Itu jika setuju dilakukan pemeriksaan HIV
Pasien : baik sus
Konselor : setelah penjelasan saya sebelumnya, pasti Ibu bertanya-tanya
mengenai apa keuntungan pemeriksaan HIV. Jadi keuntungannya itu
sangat banyak bu. Pertama, seandainya memang positif HIV maka akan
lebih cepat mendapatkan pengobatan. Kedua, bisa mencegah penularan
pada keluarga Ibu. Seandainya negative, Ibu bisa melanjutkan hidup
dan mencegah diri agar tidak terkena HIV. Tapi perlu diingat, jika
hasilnya negative maka nanti aka nada yang namanya periode jendela.
Ibu tau apa itu periode jendela?
Pasien : tidak tau sus
Konselor : jadi HIV itu muncul antibodinya selama 12 minggu, setelah terpapar
12 minggu kadang antibodinya belum muncul. Maka jika hasilnya
negative kita akan coba kaji, apakah Ibu misalnya melakukan hal yang
ini lagi maka kita harus ulang. Jadi Ibu mohon sampai pemeriksaan
hasil dan seterusnya untuk menjaga perilaku agar tidak tertular.
Sebelum memutuskan disini saya akan menjelaskan bagaimana
prosedur pemeriksaan HIV. Jadi nanti Ibu akan diambil darah,
kemudian akan ditest hasilnya, pertama ini pakai rapid test. Nanti kita
akan antarkan ke petugas lab untuk ambil darah. Untuk hasilnya nanti
besok atau dua hari lagi sudah keluar hasilnya. Sekarang saya beri
waktu Ibu untuk berpikir, memutuskan apakah mau dilakukan
pemeriksaan HIV atau tidak. Sebelumnya apakah ada yang ingin
ditanyakan lagi Bu?
Pasien : belum ada bu. Saya ingin memikirkan dulu akan dilakukan test atau
tidak.
Konselor : baik kalau begitu, jika sudah memutuskan saya bisa dipanggil lagi ya
Bu
Beberapa menit kemudian…
Konselor : Baik Ibu, sudah punya keputusan ya Bu?
Pasien : Iya sus
Konselor : Jadi bagaimana keputusannya Bu?
Pasien : InsyaAllah saya bersedia dilakukan pemeriksaan HIV ini sus
Konselor : jadi mau melakukan pemeriksaan ya Bu
Pasien : Iya sus
Informed Consent
Konselor : baik kalau begitu Ibu tolong tanda tangani informed consentnya dulu,
menyatakan persetujuan. Disitu juga terdapat kolom kira-kira siapa
yang akan diberitahu mengenai hasil pemeriksaannya.
Pasien : Sudah ya sus
Konselor : kemudian ini ada form untuk pemeriksaan darahnya. Nanti saya
antarkan ke ruang pemeriksaan darah. Kemudian nanti kita akan
ketemu lagi untuk membuka hasil dari pemeriksaan. Tanggal 1 Juli
apakah bisa Bu?
Pasien : Iya bisa sus
Konselor : baik jadi tanggal 1 nanti kita akan diskusi lagi mengenai hasilnya
Pasien : Iya sus
Konselor : Baik karena sudah setuju, bagaimana perasaan Ibu sebelum dilakukan
pemeriksaan?
Pasien : saya agak sedikit takut mengenai hasilnya
Konselor : baik karena tadi kita sudah diskusi, bisa saya simpulkan bahwa Ibu
siap untuk dilakukan pemeriksaan HIV dan sudah menandatangani
informed consent juga. Nanti ada petugas yang akan mengantarkan Ibu
ke ruang test darah. Dari saya mungkin cukup ya Bu, nanti ketemu lagi
dengan saya tanggal 1 Juli. Semoga selalu sehat dan jangan lupa
lalukan perilaku hidup yang baik untuk mencegah HIV.
Testing HIV
Kemudian Ibu Ukhtiana pun diantarkan ke lab untuk dilakukan ambil darah
guna dilakukan pemeriksaan HIV
Post Test dan konseling pasca tets
Konselor : Baik Ibu ini untuk hasil testnya non reaktif, Ibu bisa baca dulu
Pasien : Non reaktif itu maksudnya bagaimana ya sus?
Konselor : jadi non reaktif itu Ibu tidak ada antibody terhadap HIV. Jadi
sementara bisa kita simpulkan sementara ini Ibu tidak tertular HIV.
Tapi sebelumnya boleh saya tanya ya Bu, dalam tiga bulan ini apakah
Ibu melakukan perilaku yang beresiko terkena HIV?
Pasien : tidak ada sus
Konselor : tidak ada ya Bu. Kalo tidak ada berarti hasil pemeriksaannya adalah
tidak tertular HIV. Tapi seperti yang kita bicarakan sebelumnya Ibu
harus tetap menjaga perilaku agar tidak tertular HIV. Kemudian jika
Ibu merasa ada yang harus didiskusikan Ibu bisa kembali lagi ke sini.
Pasien : Iya baik sus
Konselor : Ada yang ditanyakan Bu sebelum kita akhiri?
Pasien : sepertinya tidak ada sus
Konselor : baik Ibu, semoga Ibu tetap sehat dan tidak tertular HIV.
Pasien : Baik sus, terima kasih

Anda mungkin juga menyukai