Seorang pasien bernama NY Wilda, dari hasil tes rapid test hasil menunjukkan positif, hasil lab
angka CD4 180, Wilda datang karena merupakan warga binaan rutan wanita Kab Ambarawa.
Wilda merasakan keluhan batuk-batuk lebih dari dua minggu yang tidak kunjung sembuh, dan
tegak diagnosa Suspect TBC. Selain itu Wilda mengalami gejala keputihan sudah hampir 3
bulan lebih dan sudah mendapat antibitoik namun tidak kunjung sembuh. Pasien memiliki suami
dan jarang bertemu karena suami hanya bisa menjenguk sesuai jadwal di penjara. Setelah dikaji
terkahir berhubungan badan sebelum masuk rutan yaitu 6 bulan lalu.
FASE ORIENTASI
Perawat : “Atas nama Ny. Wilda silahkan masuk. Silahkan duduk ibu.”
Perawat : “Selamat pagi ibu Wilda. Bagaimana kabar ibu hari ini ?”
Pasien : ‘Masih sama seperti kemarin sus, masih batuk dan keputihan.”
Perawat : “Baik ibu, sesuai janji kita yang kemarin hari ini saya akan menyampaikan hasil test
VCT yang kemarin telah ibu lakukan, selain itu saya juga akan memberikan konseling yang
bertujuan untuk memberikan informasi tentang tindakan perawatan selanjutnya sesuai dengan
hasil VCT ibu. Apakah ibu bersedia ?”
Perawat : “Sebelumnya apa ada yang ingin ibu tanyakan sebelum kita melihat hasil test VCT
ibu ?”
FASE KERJA
Perawat : “Baiklah ibu, kita mulai ya. Ini amplop hasil testnya masih tersegel dari laboratorium
jadi belum ada yang membuka dan datanya murni dari pemeriksaan yang telah ibu lakukan
kemarin.”
Pasien : “Iya suster.”
Perawat : “Apakah ibu sudah siap untuk menerima segala hasil testnya ?”
Perawat : “Ibu ingin membaca hasilnya sendiri atau mau bersama saya membacakan hasilnya ?”
Perawat : “Baik ibu, ini bisa dilihat dari hasil pemeriksaan laboratorium ibu dinyatakan positif
HIV.”
Pearawat : “Iya ibu, ibu tenang dulu ya. Saya akan menjelaskan nya, Penyakit Hiv itu penyakit
yang menyerang kekebalan tubuh manusia. Ibu merasakan keluhan batuk-batuk lebih dari 2
minggu, dan juga mengalami keputihan selama 3 bulan lebih itu merupakan tanda tanda
kekebalan tubuh ibu sudah terserang oleh virus.”
Pasien : “Kenapa saya terkena penyakit ini ya sus, saya lebih baik mati saja dari pada saya
mempermalukan keluarga saya.”
Perawat : “Ibu tidak boleh berbicara seperti itu, ibu harus sabar dan yakin kalau semuanya akan
baik-baik saja. Diluar sana banyak penderita HIV yang masih tetap aktif dan produktif ibu. Jadi
ibu jangan sedih, ibu harus fokus pada pengobatan ibu.”
Perawat : “Sesuai dari hasil laboratorium ibu, Angka CD4 ibu yaitu 180. Sedangkan CD4 normal
yaitu 500-1400. Dan semakin rendah cd4 ibu maka semakin rendah juga daya tahan tubuh ibu.”
Pasien : “Lalu bagaimana agar daya tahan tubuh saya meningkat sus ?”
Perawat : “Jadi gini ibu, ibu harus melakukan pengobatan rutin yaitu ARV. Obat ARV ini akan
memperlambat perkembangan virus HIV . Ingat ya bu, obat itu bukan untuk menyembuhkan,
obat ini untuk menghambat supaya virus tersebut tidak langsung menyerang sistem kekebalan
tubuh ibu. Ibu harus patuh dalam meminum obat, tidak boleh telat atau lupa meminumnya dan
obat ini harus diminum seumur hidup.”
Perawat : “Alangkah lebih baiknya suami ibu juga melakukan test VCT, karena kemungkinan
besar suami ibu juga bisa positif HIV. Ibu bisa sampaikan saran saya saat suami ibu menjenguk
ibu dipenjara.”
Pasien : “Iya sus, akan saya sampaikan.”
Perawat : “Setiap obat habis, ibu harus control untuk mendapatkan obat lagi.”
FASE EVALUASI
Perawat : “Jika tidak ada, apakah ibu dapat mengulangnya kembali terkait pengobatan yang
harus ibu lakukan?”
Pasien : “Baik ners, karena saya positif Hiv saya harus melakukan pengobatan rutin yaitu ARV.
Obat ini untuk menghambat virus bukan menyembuhkan agar sistem kekebalan tubuh tidak
langsung terserang. Dan obat ini harus diminum rutin seumur hidup.”
FASE TERMINASI
Perawat : “Wah iyaa ibu, benar sekali. Ibu sudah dapat mengulang kembali apa yg saya sudah
jelaskan tadi.”
Perawat : “Baik ibu, pertemuan hari ini sudah selesai. Ibu bisa mendatangi saya lagi jika ada
yang ingin ibu diskusikan kembali.”