Anda di halaman 1dari 4

Suatu hari ada seseorang anak yang pulang ke rumah dalam keadaan marah dan frustasi karena

ditolak 8x oleh perguruan tinggi dan masuk rumah dengan menggebrak pintu ddan tanpa
mengucapkan salam.
Bruakkkkkkk……………….
Ibu : Dek mbok ya kalo masuk rumah itu ngucap salam dulu.
Anak : masuk kamar (hanya melirik)
Di kamar
Anak : ini ngga mungkin nterjadi, kenapa aku gagal lagi. Perasaan aku udah berusaha
semaksimal mungkin. Ya ampun, tidak berguna banget aku ini. Kasian ibu dan bapak yang udah
keluarin banyak uang untuk bayar test, transport. Dasar anak bodoh akutuh. (denial)
Ibu : (mengetuk pintu) nak ayo keluar. Makan dulu
Anak : belum lapar
Ibu : oh ya sudah, kalo mau makan di tempatnya ya. Ibu arisan dulu.
Anak : aku memang anak yang tidak berguna, Cuma hamburin uang orang tua. Tidak seperti
teman-teman lain yang bisa mask ke perguruan tinggi yang diinginkan. (denial)
Tiba-tiba HP Anak berbunyi. Kringgg kringgg
Anak : hallo ani
Ani : hai. Aku mau kasih kabar gembira nih. Aku ketrima di univ di ponorogo. Kamu gimana?
Masuk universitas mana?
Anak : selamat ya. Aku belum ketrima nih.
Ani : ini udah pengumuman ke-8 kamu kan? Padahal kamu udah les tiap hari. Ya ampun kasian
orang tuamu udah bayarin mahal-mahal malah ngga masuk.
Anak : diam (membanting HP dan memberantakan kamarnya dan menangis)
Kenapa semua ini harus terjadi padaku. Padahal aku sudah bersusah belajar, ikut les
sana sini.
Dua hari berlalu, namun Anak masih murung, menutup diri, dan menarik diri. Dan sang ibu
menjadi khawatir.
Ibu : nak kamu ini sebenernya kenapa? Sudah 2 hari ini kok tidak mau keluar kamar, tidak
makan.
Anak : tidak apa-apa bu. Aku sedang ingin sendiri. Ibu pergi saja.
Ibupun pergi
Anak: aku memang anak yang tidak berguna. Hidup cuman buat menghabiskan uang orang tua.
Lebih baik aku mati saja.
Peri jahat : haha, dasar anak tidak berguna, bisanya cuman menghabiskan uang orang tua, bikin
susah aja. Mati saja lah kau! Dengan begitu semuanya lebih baik.
Anak: kasihan ibu dan bapak udah susah payah banting tulang untuk anak yang tidak berguna
sepertiku. Lebih baik aku mati.
Peri baik : jangan nak, ingat Tuhanmu, ingat kedua orang tuamu. Apa kau mau dilemparkan ke
neraka jika kau mati bunuh diri.
Anak : (menagis). Tapi untuk apa aku hidup, jika hanya untuk menyusahkan orang tuaku, lebih
baik aku mati.
Anak melihat pisau yang di meja, kemudian mencoba melukai tangannya. Tidak lama kemudian
sang ibu masuk kamar, berniat untuk memberikan makanan, namun menemukan anaknya yang
sedang melakukan aksi bunuh diri.
Ibu : tolong, tolong. Ya Allah nak, kamu kenapa bisa begini?
Anak : ibu maafin aku tidak bisa masuk ke perguruan tinggi yang ibu inginkan.
Ibu : ya Allah nak, ayo kita ke rumah sakit.
Di Rumah Sakit
ibu : suster, tolong anak saya.
Perawat: baik bu, akan segera kami tangani. Ibu mohonn untuk tenang ya.
Beberapa lama kemudian
Perawat : ibu, anak ibu sudah ditangani oleh perawat Yani. Ibu tenang ya, mohon maaf
sebenernya apa yang terjadi pada anak ibu?
Ibu : sudah 2 hari anak saya tidak mengurung diri di kamar, tidak mau makan, tidak mau
bersosialisasi. Tadi anak saya mencoba melakukan aksi bunuh diri sus karena ia gagal masuk
perguruan tinggi. Saya tidak apa-apa jika anak saya tidak masuk perguruan tinggi. Saya sedih
sekali sus, jika harus kehilangan anak saya. Tolong anak saya sus.
Perawat : baik bu, ibu yang tenang ya.
Beberapa hari kemudian
Perawat: selamat pagi
Ibu: selamat pagi
Perawat: perkenalakan saya perawat Gita yang bertugas pada pagi hari ini dari jam 7 sampai jam
2 siang nanti. Mohon maaf dengan dek siapa? (memegang gelang nama pasien)
Anak : (tidak menjawab)
Ibu : Dian sus
Perawat : oh dek dian ya. Dek dian tanggal lahirnya berapa?
Ibu : 14 Februari 2000
Perawat: gimana dek dian kabarnya hari ini?
Anak : (hanya diam dan merenung)
Tiba-tiba hp ibu berbunyi
Ibu: maaf sus, saya permisi ijin keluar untuk mengangkat telpon. Tolong jaga anak saya sebentar
ya sus.
Perawat: ohiya bu
Perawat: adek ko makanannya belum di makan? Mau saya bantu?
Anak: aku tidak mau diganggu, pergi saja sana (berontak)
Perawat: tenang-tenang dek ( sambil mengusap punggung pasien), saya tidak akan menyakiti
anda
Anak : (sedikit tenang dan menangis)
Perawat: sebenarnya apa yang terjadi sama dek dian? Jika ada yang ingin dek dian ceritakan,
saya siap mendengarkannya.
Anak: begini sus, saya tidak pernah lolos di universitas yang saya inginkan. Sedangkan teman-
teman saya pada lolos, sedih sus rasanya saya sudah tidak berguna lagi. saya tidak akan bisa
sukses karena kegagalan saya ini. Saya ingin mati saja (putus asa)
Perawat: memangnya apa cita-cita dek dian?
Anak: saya ingin menjadi dokter sus. Sudah ikut les tiap hari, ikut tes sana-sini, tapi selalu gagal.
Perawat : Oh, anda ingin jadi dokter? Kenapa? Apa alasanya?
Anak : saya ingin jadi dokter karena katanya dokter lebih mudah dapat uang banyak. Dengan
begitu saya pasti akan sukses. Kalau saya tidak menjadi dokter saya yakin saya ngga akan sukses
sus.
Perawat : oh begitu ya. Apa yang anda lakukan bukanlah jalan keluar yang terbaik. Bunuh diri
bukanlah solusinya. Sebaiknya jika ada masalah anda dan keluarga harus bicara baik – baik.
Jangan langsung ambil keputusan tanpa pikir panjang.
Anak : tapi sus, saya hanya ingin membahagiakan kedua orang tua saya. Pasti ibu dan bapak
kecewa sama saya.
Perawat : jangan salah paham dulu dek. Bapak dan ibu hanya menginginkan yang terbaik untuk
anda. Kalau anda ingin bunuh diri, pasti ibu dan bapak adek akan sedih.
Anak : oh iya ya sus. Ko saya terpikirkan sampai situ ya. Coba saya pikir panjang dulu, orang
tuaku tidak perlu khawatir. Uang tidak habis untuk biaya rumah sakit dan aku juga tidak perlu
sakit.
Perawat : yausudah tidak perlu diselali lagi dek. Yang lalu biarkan saja berlalu. Sekarang adek
makan dulu ya, supaya keadaannya menjadi lebih baikan dan orangtua adek tidak cemas lagi
Anak : iya sus
Tidak lama kemudian ibu sang anak kembali ke kemar.
Toktoktok
Ibu : suster terimakasih ya sudah jagain anak saya.
Perawat : bukan apa – apa ko ibu. Memang itu sudah kewajiban saya. Baik bu, kalau begitu saya
permisi keluar ya bu. Apabila adek dan ibu memerlukan bantuan saya, ibu dan adek bisa panggil
saya diruang perawat. Terimakasih.
Ibu dan anak : iya sus, terimakasih.

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai