Anda di halaman 1dari 5

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK) Pada Klien Distress Spiritual

Nama Perawat : Sita Dwi Ariska


Pertemuan : Ke-1
Hari/Tanggal : Senin/06 Juni 2020
Jam : 08.00 WIB
1. Fase Prainteraksi
Klien sejak ditinggal istri, anak dan keluarganya meninggal akibat kebakaran dan
tertimpa bangunan roboh sekarang merasa pikirannya kosong. Keluarga juga mengatakan
bahwa kondisi klien saat ini tidak mau sholat atau mengikuti kegiatan agama lainnya
seperti pengajian, dan sering mengatakan bahwa "Tuhan itu tidak adil, mengapa ini
semua terjadi padaku", tanya Tn.A dengan sangat sedih.
Diagnosa : Distress spritual
Tujuan Khusus
1. Membina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip dan teknik
komunikasi terapeutik
2. Identifikasi situasi penyebab timbulnya distress spiritual
3. Identifikasi persepsi klien terhadap kebutuhan spiritual
4. Klien dapat melakukan kegiatan spiritual secara bertahap .
Tindakan keperawatan : (SP 1 PASIEN)
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien
b. Mengidentifikasi penyebab : Siapa yang satu rumah dengan pasien ? Siapa yang
dekat dengan pasien ? Apa sebabnya ? Siapa yang tidak dekat dengan pasien ? Apa
sebabnya ?
c. Keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain.
d. Memasukkan dalam daftar kegiatan pasien.
2. Fase Orientasi
Salam Terapeutik:
Perawat : “Assalamualaikum pak. Selamat pagi, ”
Pasien : Waalaikumsalam
Perawat ; “Bagaimana kabar Bapak pagi ini? “Oh, iya Bapak, kenalkan nama saya Sita
Dwi Ariska, bisa dipanggil suster Sita. Saya mahasiswi keperawatan PPNI Mojokerto
pak, saya bertugas disini selama 1 minggu saya dan saya yang bertugas pada pagi ini dari
jam 7 pagi sampai jam 2 siang, dan pasti sapak akan sering ketemu saya nantinya.”
Nama Bapak siapa? Kalau boleh bapak lebih suka dipanggil dengan nama siapa?
Pasien : Nama saya anton.”
Perawat : "Oh iya pak anton ya"
Evaluasi/Validasi:
Perawat : “Bagaimana perasaan Bapak pagi ini?”
Pasien : saya sedang sedih sus
Kontrak
Perawat : Kalau begitu bagaimana kita berbicara tentang masalah yang bapak alami saat
ini, tujuannya supaya bapak tau masalah bapak saat ini dan bapak bisa mengungkapkan
perasaan bapak. Apakah bapak bersedia
Pasien : iya bersedia
Perawat : untuk waktunya berapa lama pak, Bagaimana jika waktunya 15 menit saja pak,
apakah bapak bersedia ?
Pasien : iya
Perawat : untuk tempatnya enaknya kita berbicara dimana pak ?
Pasien : Disini saja sus.
Perawat : Baiklah pak
Fase Kerja
Perawat : “sekarang bapak bisa menceritakan masalah yang sedang bapak alami saat ini,
dan mengapa bapak sedih?”
Pasien : Saya marah pada Tuhan sus , saya tidak mau sholat, saya tidak mau melakukan
ibadah kepada tuhan lagi, saya sudah tidak berguna lagi.
Perawat : Coba bapak ceritakan mengapa bapak tidak mau sholat dan ibadah seperti dulu
lagi ?
Pasien : Setelah kejadian kebakaran di rumah saya dulu, dan saya kehilangan istri dan
kedua anak saya.
Perawat : Selain itu faktor apa saja yang membuat bapat tidak mau sholat dan ibadah lagi
pada Tuhan ?
Pasien ; Saya sekarang tidak berguna lagi karena tidak ada keluarga disamping saya
Perawat : “Bisa bapak ceritakan tentang keyakinan bapak terhadap Tuhan dan agama
bapak ?”. “Apa yang membuat bapak tidak dekat dengan tuhan? Apakah karena bapak
sudah tidak percaya kepada Tuhan, karenanya bapak kehilangan istri, anak, dan keluarga
bapak dan merasa Tuhan tidak adil“.
Pasien : Saya dulu yakin adanya Tuhan, dan selalu melaksanakan kegiatan yang
berhubungan dengan agama, tetapi setelah kejadian tersebut saya rasa saya tidak percaya
Tuhan, karena Tuhan tidak adil pada saya. Dan saya merasa agama tidak sama dengan
yang saya yakini, karena setau saya agama islam itu membawa ketenangan, dan
ketentraman, namun di dalam hidup saya itu tidak ada malah penderitaan seperti ini.
Perawat : Oh, jadi itu yang membuat bapak tidak percaya Tuhan, dan merasa Tuhan tidak
adil pada bapak. “Lalu waktu bapak dulu mengalami musibah kebakaran rumah tersebut
kepada siapa bapak menceritakan kejadian itu jika tidak pada Tuhan?”
Pasien : Saya selalu memendam perasaan itu sendiri, dan tidak mau menceritakan kepada
siapa-siapa termasuk pada Tuhan.
Perawat : “Kira – kira bapak tahu tidak kerugian jika bapak lebih banyak menyendiri
dan bahkan tidak dekat kepada tuhan lagi?
Pasien : Tidak sus. Menurut saya jika menyediri itu membuat saya sedikit lebih nyaman
Perawat : “Ya benar mungkin kalau sendiri bapak akan merasa lebih nyaman. Tetapi jika
bapak bersikap seperti itu lama – kelamaan bapak pasti akan merasa sendirian dan
bosan, apalagi bapak tidak dekat dengan tuhan dan tidak pernah mendo'akan istri dan
anak bapak juga.” “Ditambah lagi jika bapak ada masalah dan tidak dekat dengan tuhan
bapak akan terbebani di pikiran. jika bapak ada masalah dan hanya menyendiri terus itu
tidak akan menyelesaikan masalah bapak yang membuat tidak ikhlasnya kehilangan istri
dan anak bapak.”
Pasien ; Iya juga sus. (Sambil merenung)
Perawat : “Sebaiknya bapak sadar, dan bapak mulai pandai bersyukur dan menerima
kenyataan dan ikhlas atas kehilangan istri dan anaknya karena itu sudah rencana tuhan
pak, dan bapak harus banyak berdoa kepada tuhan dan selalu mendoakan keluarganya,
pasti bapak akan merasakan ketenangan dalam diri bapak".
Pasien : Iya sus, saya akan coba lakukan itu.
Perawat : “Bagus pak, Sekarang bapak sudah tahukan apa keuntungan dari ikhlas,
bersyukur ,berpikir positif dan mendekatkan diri pada tuhan?”
3. Fase Terminasi:
Evaluasi Klien (subyektif):
Perawat : “Baiklah,pak. Sekarang bagaimana perasaan bapak setelah berbincang –
bincang sedikit dengan saya, apakah sedikit lebih lega?”
Pasien : ya luamayan lega sus
Perawat : “Coba bapak sebutkan lagi keuntungan dan kerugian berpikir positif,beryukur
dan mendekatkan diri kepada Tuhan.”
Perawat : Keuntungannya hidup bisa tentram dan ketenangan dalam diri, kerugiannya
bisa menimbulkan ketidakihlasan dalam hidup
Evaluasi Perawat (obyektif):
"Pasien dapat mengungkapkan kembali keuntungan dan kerugian berpikir
positif,beryukur dan mendekatkan diri kepada Tuhan meskipun hanya sedikit dan agak
dibantu oleh perawat"
Rencana Tindak Lanjut Klien:
Perawat : “ Baiklah, bapak tadi sudah bercerita alasan bapak tidak menerima kenyataan
dan ikhlas atas kehilangan istri dan anaknya, serta mendekatkan diri pada tuhan dan
bapak juga sudah mengetahui keuntungan dan kerugiannya. Bagaimana jika pertemuan
selanjutnya akan saya ajari bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain dan
mendekatkan diri kepada tuhan?“Bagaimana apa bapak setuju?”
Kontrak:
a. Topik
“ Baiklah pak, saya rasa cukup perbincangan kita untuk pertemuan kali ini
"Bagaimana kalo selanjutnya bapak belajar untuk mendekat diri pada tuhan agar bisa
berinteraksi juga kepada orang” “ Apakah bapak setuju
Perawat : “Baik. Kalau begitu kita tulis jadwalnya bapak disini ya pak. Jadwal ini
harus diisi setiap hari saat bapak melakukan aktivitas”
(Pasien dan perawat mengisi jadwal kegiatan harian bersama)
Perawat : Begini ya pak cara mengisinya, untuk pertemua selanjutnya bapak tulis
lagi kegiatannya disini.
Pasien : Iya sus
b. Waktu
Perawat : “Oh, iya pak. Enaknya kita besok berbincang-bincang lagi jam berapa
pak?
Pasien : Pagi saja sus jam 08.00
Perawat : Baiklah, jadi kita akan berjumpa lagi besok ya pak, jam 08.00 WIB.”
c. Tempat
Perawat : “Untuk tempat , dimana kita akan berbincang-bincang lagi pak?
Bagaimana kalau di tempat yang sama?”
Pasien : " iya sus. Disini saja'
Perawat : Baiklah pak kalau begitu, saya permisi dulu ya pak, terimkasih atas
waktunya. Assalamualaikum

Anda mungkin juga menyukai