0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
1K tayangan5 halaman
Perawat membantu klien yang mengalami distress spiritual akibat kehilangan keluarga dalam kebakaran. Klien merasa marah pada Tuhan dan tidak mau beribadah lagi. Melalui dialog, perawat membantu klien memahami kerugian berpikir negatif dan menyendiri, serta manfaat menerima takdir, bersyukur, dan mendekatkan diri pada Tuhan. Klien setuju untuk belajar berinteraksi dan beribadah kembali.
Perawat membantu klien yang mengalami distress spiritual akibat kehilangan keluarga dalam kebakaran. Klien merasa marah pada Tuhan dan tidak mau beribadah lagi. Melalui dialog, perawat membantu klien memahami kerugian berpikir negatif dan menyendiri, serta manfaat menerima takdir, bersyukur, dan mendekatkan diri pada Tuhan. Klien setuju untuk belajar berinteraksi dan beribadah kembali.
Perawat membantu klien yang mengalami distress spiritual akibat kehilangan keluarga dalam kebakaran. Klien merasa marah pada Tuhan dan tidak mau beribadah lagi. Melalui dialog, perawat membantu klien memahami kerugian berpikir negatif dan menyendiri, serta manfaat menerima takdir, bersyukur, dan mendekatkan diri pada Tuhan. Klien setuju untuk belajar berinteraksi dan beribadah kembali.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK) Pada Klien Distress Spiritual
Nama Perawat : Sita Dwi Ariska
Pertemuan : Ke-1 Hari/Tanggal : Senin/06 Juni 2020 Jam : 08.00 WIB 1. Fase Prainteraksi Klien sejak ditinggal istri, anak dan keluarganya meninggal akibat kebakaran dan tertimpa bangunan roboh sekarang merasa pikirannya kosong. Keluarga juga mengatakan bahwa kondisi klien saat ini tidak mau sholat atau mengikuti kegiatan agama lainnya seperti pengajian, dan sering mengatakan bahwa "Tuhan itu tidak adil, mengapa ini semua terjadi padaku", tanya Tn.A dengan sangat sedih. Diagnosa : Distress spritual Tujuan Khusus 1. Membina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip dan teknik komunikasi terapeutik 2. Identifikasi situasi penyebab timbulnya distress spiritual 3. Identifikasi persepsi klien terhadap kebutuhan spiritual 4. Klien dapat melakukan kegiatan spiritual secara bertahap . Tindakan keperawatan : (SP 1 PASIEN) a. Bina hubungan saling percaya dengan klien b. Mengidentifikasi penyebab : Siapa yang satu rumah dengan pasien ? Siapa yang dekat dengan pasien ? Apa sebabnya ? Siapa yang tidak dekat dengan pasien ? Apa sebabnya ? c. Keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain. d. Memasukkan dalam daftar kegiatan pasien. 2. Fase Orientasi Salam Terapeutik: Perawat : “Assalamualaikum pak. Selamat pagi, ” Pasien : Waalaikumsalam Perawat ; “Bagaimana kabar Bapak pagi ini? “Oh, iya Bapak, kenalkan nama saya Sita Dwi Ariska, bisa dipanggil suster Sita. Saya mahasiswi keperawatan PPNI Mojokerto pak, saya bertugas disini selama 1 minggu saya dan saya yang bertugas pada pagi ini dari jam 7 pagi sampai jam 2 siang, dan pasti sapak akan sering ketemu saya nantinya.” Nama Bapak siapa? Kalau boleh bapak lebih suka dipanggil dengan nama siapa? Pasien : Nama saya anton.” Perawat : "Oh iya pak anton ya" Evaluasi/Validasi: Perawat : “Bagaimana perasaan Bapak pagi ini?” Pasien : saya sedang sedih sus Kontrak Perawat : Kalau begitu bagaimana kita berbicara tentang masalah yang bapak alami saat ini, tujuannya supaya bapak tau masalah bapak saat ini dan bapak bisa mengungkapkan perasaan bapak. Apakah bapak bersedia Pasien : iya bersedia Perawat : untuk waktunya berapa lama pak, Bagaimana jika waktunya 15 menit saja pak, apakah bapak bersedia ? Pasien : iya Perawat : untuk tempatnya enaknya kita berbicara dimana pak ? Pasien : Disini saja sus. Perawat : Baiklah pak Fase Kerja Perawat : “sekarang bapak bisa menceritakan masalah yang sedang bapak alami saat ini, dan mengapa bapak sedih?” Pasien : Saya marah pada Tuhan sus , saya tidak mau sholat, saya tidak mau melakukan ibadah kepada tuhan lagi, saya sudah tidak berguna lagi. Perawat : Coba bapak ceritakan mengapa bapak tidak mau sholat dan ibadah seperti dulu lagi ? Pasien : Setelah kejadian kebakaran di rumah saya dulu, dan saya kehilangan istri dan kedua anak saya. Perawat : Selain itu faktor apa saja yang membuat bapat tidak mau sholat dan ibadah lagi pada Tuhan ? Pasien ; Saya sekarang tidak berguna lagi karena tidak ada keluarga disamping saya Perawat : “Bisa bapak ceritakan tentang keyakinan bapak terhadap Tuhan dan agama bapak ?”. “Apa yang membuat bapak tidak dekat dengan tuhan? Apakah karena bapak sudah tidak percaya kepada Tuhan, karenanya bapak kehilangan istri, anak, dan keluarga bapak dan merasa Tuhan tidak adil“. Pasien : Saya dulu yakin adanya Tuhan, dan selalu melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan agama, tetapi setelah kejadian tersebut saya rasa saya tidak percaya Tuhan, karena Tuhan tidak adil pada saya. Dan saya merasa agama tidak sama dengan yang saya yakini, karena setau saya agama islam itu membawa ketenangan, dan ketentraman, namun di dalam hidup saya itu tidak ada malah penderitaan seperti ini. Perawat : Oh, jadi itu yang membuat bapak tidak percaya Tuhan, dan merasa Tuhan tidak adil pada bapak. “Lalu waktu bapak dulu mengalami musibah kebakaran rumah tersebut kepada siapa bapak menceritakan kejadian itu jika tidak pada Tuhan?” Pasien : Saya selalu memendam perasaan itu sendiri, dan tidak mau menceritakan kepada siapa-siapa termasuk pada Tuhan. Perawat : “Kira – kira bapak tahu tidak kerugian jika bapak lebih banyak menyendiri dan bahkan tidak dekat kepada tuhan lagi? Pasien : Tidak sus. Menurut saya jika menyediri itu membuat saya sedikit lebih nyaman Perawat : “Ya benar mungkin kalau sendiri bapak akan merasa lebih nyaman. Tetapi jika bapak bersikap seperti itu lama – kelamaan bapak pasti akan merasa sendirian dan bosan, apalagi bapak tidak dekat dengan tuhan dan tidak pernah mendo'akan istri dan anak bapak juga.” “Ditambah lagi jika bapak ada masalah dan tidak dekat dengan tuhan bapak akan terbebani di pikiran. jika bapak ada masalah dan hanya menyendiri terus itu tidak akan menyelesaikan masalah bapak yang membuat tidak ikhlasnya kehilangan istri dan anak bapak.” Pasien ; Iya juga sus. (Sambil merenung) Perawat : “Sebaiknya bapak sadar, dan bapak mulai pandai bersyukur dan menerima kenyataan dan ikhlas atas kehilangan istri dan anaknya karena itu sudah rencana tuhan pak, dan bapak harus banyak berdoa kepada tuhan dan selalu mendoakan keluarganya, pasti bapak akan merasakan ketenangan dalam diri bapak". Pasien : Iya sus, saya akan coba lakukan itu. Perawat : “Bagus pak, Sekarang bapak sudah tahukan apa keuntungan dari ikhlas, bersyukur ,berpikir positif dan mendekatkan diri pada tuhan?” 3. Fase Terminasi: Evaluasi Klien (subyektif): Perawat : “Baiklah,pak. Sekarang bagaimana perasaan bapak setelah berbincang – bincang sedikit dengan saya, apakah sedikit lebih lega?” Pasien : ya luamayan lega sus Perawat : “Coba bapak sebutkan lagi keuntungan dan kerugian berpikir positif,beryukur dan mendekatkan diri kepada Tuhan.” Perawat : Keuntungannya hidup bisa tentram dan ketenangan dalam diri, kerugiannya bisa menimbulkan ketidakihlasan dalam hidup Evaluasi Perawat (obyektif): "Pasien dapat mengungkapkan kembali keuntungan dan kerugian berpikir positif,beryukur dan mendekatkan diri kepada Tuhan meskipun hanya sedikit dan agak dibantu oleh perawat" Rencana Tindak Lanjut Klien: Perawat : “ Baiklah, bapak tadi sudah bercerita alasan bapak tidak menerima kenyataan dan ikhlas atas kehilangan istri dan anaknya, serta mendekatkan diri pada tuhan dan bapak juga sudah mengetahui keuntungan dan kerugiannya. Bagaimana jika pertemuan selanjutnya akan saya ajari bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain dan mendekatkan diri kepada tuhan?“Bagaimana apa bapak setuju?” Kontrak: a. Topik “ Baiklah pak, saya rasa cukup perbincangan kita untuk pertemuan kali ini "Bagaimana kalo selanjutnya bapak belajar untuk mendekat diri pada tuhan agar bisa berinteraksi juga kepada orang” “ Apakah bapak setuju Perawat : “Baik. Kalau begitu kita tulis jadwalnya bapak disini ya pak. Jadwal ini harus diisi setiap hari saat bapak melakukan aktivitas” (Pasien dan perawat mengisi jadwal kegiatan harian bersama) Perawat : Begini ya pak cara mengisinya, untuk pertemua selanjutnya bapak tulis lagi kegiatannya disini. Pasien : Iya sus b. Waktu Perawat : “Oh, iya pak. Enaknya kita besok berbincang-bincang lagi jam berapa pak? Pasien : Pagi saja sus jam 08.00 Perawat : Baiklah, jadi kita akan berjumpa lagi besok ya pak, jam 08.00 WIB.” c. Tempat Perawat : “Untuk tempat , dimana kita akan berbincang-bincang lagi pak? Bagaimana kalau di tempat yang sama?” Pasien : " iya sus. Disini saja' Perawat : Baiklah pak kalau begitu, saya permisi dulu ya pak, terimkasih atas waktunya. Assalamualaikum