Di susun oleh :
KELOMPOK 2
2020/2021
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN )
SPTK) KLIEN DENGAN DISTRESS SPIRITUAL
KASUS :
Klien sejak ditinggal istri, anak dan keluarganya meninggal akibat kebakaran dan
tertimpa bangunan roboh sekarang merasa pikirannya kosong. Keluarga juga mengatakan
bahwa kondisi klien saat ini tidak mau shalat atau mengikuti kegiatan agama lainnya seperti
pengajian dan sering mengatakan bahwa “Tuhan itu tidak adil, mengapa ini semua terjadi
padaku”, tanya Tn.A dengan sangat sedih.
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi klien :
Klien sejak ditinggal istri, anak dan keluarganya meninggal akibat kebakaran dan
tertimpa bangunan roboh sekarang merasa pikirannya kosong. Keluarga juga
mengatakan bahwa kondisi klien saat ini tidak mau shalat atau mengikuti kegiatan
agama lainnya seperti pengajian dan sering mengatakan bahwa “Tuhan itu tidak
adil, mengapa ini semua terjadi padaku”, tanya Tn.A dengan sangat sedih.
c. Tujuan khusus :
d. Tindakan keperawatan :
a. Fase orientasi
1) Salam
Perawat : “oh iya bapak, kenalkan nama saya D. Fiora, bisa dipanggil perawat
fiora. Saya mahasiswa keperawatan STIKES dr. SOEBANDI
JEMBER pak, saya bertugas disini selama 1 minggu dan jika bertugas
pagi ini dari jam 7 pagi sampai jam 2 siang, dan pasti bapak akan
sering ketemu saya nantinya. Nama bapak siapa nggeh? Senang
dipanggil siapa?.”
2) Evaluasi validasi
3) Kontrak
Perawat : “ kalau begitu bagaimana kita berbicara tentang masalah yang bapak
alami saat ini. Tujuannya supaya bapak tau masalah bapak saat ini dan
bapak bisa mengungkapkan perasaan bapak. Apakah bapak bersedia?”
b. Fase kerja
Perawat : “sekarang bapak bisa menceritakan masalah yang sedang bapak alami
saat ini, dan mengapa bapak sedih.?”
Pasien : “saya marah pada tuhan mbak, saya tidak mau sholat, saya tidak mau
melakukan ibadah kepada tuhan lagi, saya sudah tiddak berguna lagi.”
Perawat : “coba bapak ceritakan mengapa bapak tidak mau sholat dan ibadah
seperti dulu lagi.?”
Pasien : “setelah kejadian kebakaran rumah saya dulu, dan saya kehilangan
istri dan kedua anak saya.”
Perawat : “bisa bapak ceritakan tentang keyakinan bapak terhadap tuhan dan
agama bapak.? Apa yang membuat bapak tidak dekat dengan tuhan? Apakah
karena bapak sudah tidak percaya kepada Tuhan, karenanya bapak kehilangan
istri, anak, dan keluarga bapak dan merasa Tuhan tidak adil.”
Pasien : “saya dulu yakin adanya tuhan, dan selalu melaksanakan kegiatan
yang berhubungan dengan agama, tetapi setelah kejadian tersebut saya rasa saya
tidak percaya tuhan karena tuhan tidak adil pada saya. Dan saya merasa agama
tidak sama dengan yang saya yakini.”
Perawat : “oh jadi itu yang membuat bapak dulu mengalami musibah kebakaran
rumah tersebut kepada siapa bapak menceritakan kejadian itu jika tidak pada
tuhan.”
Pasien : “saya selalu memendam perasaan itu sendiri, dan tdak mau
menceritakan kepada siapa – siapa termasuk tuhan.”
Perawat : “Kira kira bapak tahu tidak kerugian jika bapak lebih banyak
menyendiri dan bahkan tidak dekat kepada tuhan lagi.”
Pasien : “tidak sus. Menurut saya jika menyendiri itu membuat saya sedikit
lebih nyaman.”
Perawat : “ya benar mungkin kalau sendiri bapak dan akan merasa lebih
nyaman. Tetapi jika bapak bersikap seperti itu lama-lama bapak pasti akan merasa
sendirian dan bosan. Apalagi bapak tidak dekat dengan tuhan dan tidak pernah
mendo’akan istri dan anak bapak juga. Dan tambah lagi jika bapak ada masalah
dan tidak dengan tuhan bapak akan terbebani dipikiran. Jika bapak ada masalah
tidak akan menyelesaikan masalah bapak yang membuat tidak ikhlas kehilangan
istri dan anak bapak.”
Perawat : “ sebaiknya bapak sadar, dan bapak mulai pandai besyukur dan
menerima kenyataan dan ikhlas harus banyak berdoa kepada tuhan dan selalu
mendoakan keluarganya, pasti banyak akan merasakan ketenangan dalam diri
bapak.”
Perawat : “bagus pak, sekarang bapak sudah tahukan apa keuntungan dari
ikhlas bersyukur, berpikir positif dan mendekatkan diri pada tuhan?”
c. Fase terminasi
a) Evaluasi subjektif
Pasien : “iya lumayan mbak lega pikiran saya dan batin saya.”
b) Evaluasi objektif
c. Tempat : “untuk tempat mau dimana ya pak, bagaimana kalau ditempat ini
lagi ya pak?” “ baiklah bapak kalau begitu saya permisi dulu ya pak.
Terimakasih atas waktunya. Assalamualaikum
Kasus
Klien sejak ditinggal istri, anak dan keluarganya meninggal akibat kebakaran dan
tertimpa bangunan roboh sekarang merasa pikirannya kosong. Keluarga juga
mengatakan bahwa kondisi klien saat ini tidak mau shalat atau mengikuti kegiatan
agama lainnya seperti pengajian dan sering mengatakan bahwa “Tuhan itu tidak
adil, mengapa ini semua terjadi padaku”, tanya Tn.A dengan sangat sedih.
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi klien :
c. Tujuan khusus :
d. Tindakan keperawatan :
a. Fase orientasi
1) Salam
2) Evaluasi validasi
3) Kontrak
b. Fase kerja
Perawat : “pak, apa saja yang bapak ketahui persiapan shalat dari alat
ataupun diri kita?”
Perawat : “sebelum kita melakukan shalat apa yang harus kita lakukan
nggeh pak?”
Perawat : “wah benar sekali, bisa coba bapak sebutkan shalat 5 waktu
dalam sehari?”
c. Fase terminasi
b) Evaluasi objektif
Perawat : “Baiklah pak, dua hari lagi saya akan datang untuk
mendiskusikan tentang perasaan bapak dalam melakukan shalat
dan membahas kegiatan ibadah yang lain nggeh?”
Perawat : “ bapak mau jam berapa? Bagaimana kalau dua hari lagi
jam 9?”
Pasien : “waalaikumsalam”
INTERVENSI
A. TUJUAN
1. Keluarga mampu mengenal masalah keperawatan pada anggota keluarga
2. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami distres spiritual
3. Keluarga mampu memfollow up anggota yang mengalami distres spiritual,
B. TINDAKAN KEPERAWATAN
1) Mendiskusikan kondisi klien distres spiritual, penyebab, proses terjadi, tanda dan
gejala, akibat.
2) Melatih keluarga pasien dengan distres spiritual
3) Melatih keluarga melakukan follow up
SP 1 KELUARGA :Penjelasan kondisi pasien dan cara merawat pasien untuk keluarga.
1. Proses keperawatan
a. Kondisiklien :
Klien sejak ditinggal istri, anak dan keluarganya meninggal akibat kebakaran dan
tetimpa bangunan roboh sekarang merasa pikirannya kosong. Keluaraga juga
mengatakan bahwa kondisi saat ini tidak mau sholat atau mengikuti kegiatan
agama lainnay seperti pengajian dan sering menagatakan “Tuhan itu tiak adil,
mengapa ini semua terjadi padaku” kata Tn. A dengan sedih
1. Strategi Keperawatan
a. Fase Orientasi
1) Salamterapeutik
Perawat: “Assalamualaikum bapak/ibu saya perawat dandi disini saya yang
merawat pasien anak bapak/ibu. yang akan mengarahkan dan menjelaskan
keadaan pasien”
Keluarga:“Saya khawatir dengan keadaan kondisi anak saya akhir-akhir ini ners”
3) Kontrak
1) Topik
Perawat:” baikbapak/ibu disini saya akan menjelaskan kondisi pasien dan
bagaimana cara perawatan dirumah untuk pasien. Dan
kitaakanmempraktekkandisniya .”
2) Tempat
Perawat:“Dimana kita akan berbincang-bincang ibu?”
3) Waktu
b. Fase Kerja
Perawat: “Nah yang pertama saya akan menjelaskan apa itu distres spiritual dan
penyebab hingga gejala yang akibatkan. Distres spiritual adalah gangguan dalam
prinsip hidup yang meliputi seluruh kehidupan seseorang dalam biologis dan
psikososial. Penyebabnya adalah ketidakterimaan terhadap apa yang sudah jadi
kenyataan yang berujung stress dan tidak mau melakukan aktivitas yang
memperbaiki spiritualnya kembali. Nah karena pasien A ini selalu memikirkan
ditinggal keluarganya sehingga beliau berfikir tuhan itu tidak adil dan tidak mau
melakukan aktivitas spiritual. Seperti itu bapak/ibu”
Keluarga :saya pikir lega nes dan mempunyai apndangan bagaimana merawat anak saya”
b) EvaluasiObjektif
Perawat: “Bisa diulangi kembali ibu, apa inti dari pembicaraan kita pada hari ini?
Keluarga:” intinya itu adalah saya harus selalu mengharapkan sesuatu yang positif
dan juga mengingatkan anak saya untuk ibadah”
Perawat:” iya bagus sekali ibu, sudah memahami pembicaraan kita pada hari ini?”
2) Rencana tindak lanjut
Perawat: “Baiklah ibu, jadi ibu harus berharap sesuatu yang positif yaitu sembuh dan ibu
harus semangat melakukan pengobatan”
2) Tempat
Perawat: “Baiklah kalau begitu, di mana kita akan bercakap-cakap ibu?”
3) Waktu
Perawat: “Berapa lama kita akan bercakap-cakap besok ibu?”
Perawat:” baiklah ibu, saya mohon pamit terlebih dahulu dan sampai jumpa besok”
SP 2 KELUARGA : Mengajarkan keluarga cara merawat pasien dengan distress spiritual
A. TUJUAN
B. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Proses keperawatan
a. Kondisiklien :
Klien sejak ditinggal istri, anak dan keluarganya meninggal akibat kebakaran dan
tetimpa bangunan roboh sekarang merasa pikirannya kosong. Keluaraga juga
mengatakan bahwa kondisi saat ini tidak mau sholat atau mengikuti kegiatan
agama lainnay seperti pengajian dan sering menagatakan “Tuhan itu tiak adil,
mengapa ini semua terjadi padaku” kata Tn. A dengan sedih
C. STRATEGI PELAKSANAAN
1) Orientasi
a. Salam Terapeutik
Perawat : “ assalamu’alaikum bapak/ibu, masih ingat dengan saya?”
Keluarga : “wa’alaikumussalam ners, iya saya masih ingat”
2) Evaluasi Validasi
Perawat : “bagaimana bapak/ibu, apakah masih ingat tentang diskusi yang lalu?
Apakah masih ada yang ditanyakan bapak/ibu?”
Keluarga : “iya ners masih ingat”
Perawat : :” baiklah bapak/ibu sesuai janji kita kemarin, sekrang kita bertemu
kembali untuk latihan cara merawat pasien ya”
Keluarga :” baik ners”
3) Waktu
Perawat : “disini kita memerlukan waktu kurang lebih 20-30 menitan untuk latihan
bapak/ibu, apakah bapak/ibu bersedia?”
Keluarga : “baik ners, saya bersedia”
4) Tempat
Perawat : “ untuk tempatnya kita pindah ruangan atau tetap disini saja bu/pak?”
Keluarga : “disini saja sudah ners”
Perawat : “baiklah bapak/ibu”
5) Fase Kerja
Perawat : “baik bapak/ibu, sekarang saya mau bertanya terkait hal-hal yang sudah
dilakukan untuk merawat pasien? Kalau boleh tau apa saja nggeh?”
Keluarga :”saya sudah memberikan anak saya motivasi ners, dan saya juga
mengajak anak saya untuk rajin beribadah ners”
Perawat :”nah, bagus sekali bapak/ibu, kalau boleh tau apakah reaksi
anak bapak/ibu setelah diberikan motivasi dan diajak beribadah?’
Keluarga :”Alhamdulillah anak saya melaksanakannya setelah saya berikan
motivasi ners, tapi anak saya masih sedikit kelihatan gelisah dan tidak tenang”
Perawat : “oh jadi begitu ya pak/bu”
Keluarga : “iya ners”
Perawat : “kalau begitu, saya akan mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, agar
ibu/bapak bisa mengajarkan pada anak bapak/ibu ya”
Keluarga :” baik ners”
perawat :” baik bapak/ibu, yang pertama yaitu Tarik nafas melalui hidung kemudian
tahan sebentar, lalu keluarkan nafas lewat mulut. Bapak/ibu bisa lakukan berulang
sebanyak 3-4 kali begitu ya”
Keluarga :”baik ners”
Perawat :”apakah bapak/ibu bisa praktikkan sekarang?”
Keluarga :”bisa ners (mempraktikkan cara relaksasi nafas dalam)
Perawat :”baik, bagus sekali pak/bu, cara ini bisa diajarkan pada anak ibu/bapak
guna untuk meringankan rasa gelisahnya ya”
Keluarga :” baik ners”
6) Terminasi
1) Evaluasi Subjektif
Perawat :” baik bapak/ibu apakah sudah paham mengenai cara merawat pasien
dengan distress spiritual?”
Keluarga :”paham ners”
2) Evaluasi Objektif
Perawat : “bisa diulangi kembali ibu/bapak cara yang sudah saya ajarkan tadi?”
Keluarga :” pertama yaitu Tarik nafas melalui hidung kemudian tahan sebentar,
lalu keluarkan nafas lewat mulut dan lakukan sebanyak 3-4 kali begitu ya ners?”
Perawat :”betul sekali bapak/ibu”