Anda di halaman 1dari 4

KELOMPOK 4

Dosen:
…..????

Kelompok 4 – Bahasa Inggris

Penyusun:
Arya Putra Rinanto (1236000200) (Ayah)
Ghefira Nur Fatimah Az Zahra (1236000143) (Psikolog, Narator)
Restina Sandra Puspita (1236000129) (Ibu)
Tria Suparti (1236000169) (Anak)
Zahra Hilwa Alfizya (1236000054) (Teman, Narator)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
2023
Seperti biasa, anak pulang ke rumah disambut dengan suasana rumah yang sepi karena kedua orang
tuanya sibuk bekerja. Lalu ibu dan ayah datang pulang kerja tapi mere tetap sibuk dengan gadget
masing masing.

Ayah : kamu sibuk kerja terus, kalau udah sampai rumah itu harusnya yang di perhatiin anak
sama suami. Bukan kerjaan

Ibu : kerjaan aku banyak pah, perusahaan lagi sibuk ngurusin proyek besar

Ayah : kamu kira aku ngak sibuk? Aku sibuk juga tapi aku usahain buat luangin waktu kalau
lagi dirumah

Ibu : kamu bawel banget, udah mending tidur aja

Ayah : dasar keras kepala, udahlah kamu berhenti kerja aja

Ibu : gak bisa, aku susah payah bangun karier aku dan harus kamu inget kalau gaji aku lebih
besar dari gaji kamu

Ayah : sombong banget kamu, karena gaji kamu lebih tinggi bukan berarti kamu bisa
seenaknya.

Karena sang ayah merasa kesepian, dia pun mencari pelampiasan.

Ayah keluar kamar, tetapi handphonenya tertinggal dikamar. Handphonenya berdering, sang ibu
melihat panggilan masuk. Ibu menggeledah handphone ayah dan segera mencari ayah untuk
meminta penjelasan

Ibu : ini siapa?

Ayah : bukan siapa siapa, dia cuman temen aku

Ibu : jujur aja, gak mungkin temen kayak gini, liat ini ada foto kalian mesra

Ayah : okey, aku jujur. Dia pacar

Aku. Emangnya kenapa?

(Ibu menampar ayah)

Ibu : berengsek, kenapa kamu selingkuh

Ayah : Ini semua karena kamu terlalu sibuk sama pekerjaan kamu, anak dan suami gak
pernah kamu perhatiin

Ibu : kamu yang nggak becus jadi suami

Sang ayah mendorong sang ibu sampai jatoh, ayah ingin menampar ibu namun sang anak melerai
dan ayah mendorong sang anak hingga terjatuh. Ayah melempar barang barang. Si anak masuk
kamar dan depresi. Selama berminggu Minggu sang ayah tidak pulang ke rumah, ibu sibuk kerja, dan
anak sudah berminggu Minggu depresi diam di kamar sambil menyilet tangan dan memukul
kepalanya sendiri. Akhirnya temannya menemui si anak untuk meminta dia menceritakan semuanya

Teman : heyy kamu kenapa?

Anak : gak ada yang peduli sama aku, semuanya pergi ninggalin aku

Teman : aku ada disini, kamu masih punya aku.


Sang anak menceritakan kejadian yang dialami nya

Teman : Kamu ikut aku yuk? Aku kenal seseorang yang mungkin punya solusi untuk masalah
kamu.

(Berangkat ke psikolog)

Psikolog : Selamat pagi, selamat datang di layanan konsultasi, ada yang bisa di bantu?

Teman : Selamat pagi juga, perkenalkan ini teman saya, dia sedang mengalami masalah yang
besar, dia sampai mencoba untuk menyakiti dirinya sendiri.

Psikolog : bolehkah saya tahu masalah apa yang sedang kamu alami?

Teman : orang tuanya tidak pernah memperhatikan dia, mereka selalu sibuk dengan
pekerjaannya masing masing. Ibunya selalu egois tidak mau berhenti bekerja sampai ayahnya
memilih untuk berselingkuh.

Anak : Saya rasa tidak ada gunanya saya lahir di dunia ini. Lebih baik saya mati!

Psikolog : tidak baik berpikir seperti itu, coba kamu pikirkan jika kamu memilih cara itu untuk
menyelesaikan permasalahan kamu. Akan ada orang yang tersakiti, contohnya teman kamu.
Ia akan sedih karena dia sangat perduli dan sayang dengan kamu, bahkan ketika kamu berada
dititik terendah sekalipun.

(Teman mengangguk)

Teman : iya, kamu tidak boleh memiliki pemikiran seperti itu.

Psikolog : Di luar sana banyak orang tidak pernah melihat orang tuanya, mereka bahkan tidak
tahu siapa orang tua mereka sendiri. Walaupun begitu, banyak dari mereka tetap bertahan
melanjutkan kehidupan mereka.

Anak : tapi saya tidak pantas hidup, saya hanya menyusahkan teman saya.

( anak pergi keluar )

Psikolog: apakah orang tuanya tahu masalah ini?

Teman : sepertinya tidak, mereka terlalu sibuk.

Psikolog: tolong kamu hubungi orang tuanya dan minta mereka datang kesini

Psikolog : dengan orang tua ....

Ayah : iya, saya ayahnya

Ibu : SAYA IBUNYA.

Psikolog : begini, pak Bu....

Psikolog itu menjelaskan mengenai kondisi mental sang anak. Ayah dan ibunya terkejut karena
selama ini sang anak terlihat baik baik saja.
Psikolog : saran saya, lebih baik kalian berikan perhatian yang anak kalian harapkan. Yang
paling dia butuhkan saat ini adalah perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya.

Sang ayah dan ibu meratapi kesalahan mereka, ternyata selama ini yang menjadi korban sebenarnya
adalah anak mereka sendiri. Lalu mereka pun segera pergi menemui sang anak yang masih
mengurung diri di kamarnya. Mereka sangat mereka bersalah karena melihat penampilan sang anak
yang hancur.

Ayah : maafkan ayah nak, ayah berjanji akan meninggalkan orang itu dan hidup bahagia
bersama kamu. Ayah akan mencoba menebus semua kesalahan yang ayah lakukan.

Ibu : Iya nak, Ibu akan lebih memperhatikan kamu dan akan lebih banyak menghabiskan
waktu dengan kamu. Kamu akan jadi prioritas utama kami. Maafkan kami karena menjadikan
kamu korban dari keegoisan kami.

Sang ayah dan sang ibu tersadar jika keegoisan mereka selama ini menjadikan anak mereka sendiri
sebagai korban. Akhirnya mereka hidup bahagia dengan belajar dari kesalahan mereka di masa lalu.

Anda mungkin juga menyukai