Anda di halaman 1dari 6

DISABILITAS MENTAL

By : Kelompok 5 (X PS
1)

Anggota & Peranannya:

1. Narator: Ridha Aulia Febiani

2. Peksos 1: Khezia Mulina Palepi

3. Peksos 2: Winesty Rahayu

4. Korban: Siska Alya Rahma

5. Orangtua korban: - Ibu: Kaila Gania Safitri

- Bapak: Mohammad Fauzi

Siska anak dari ibu Kaila dengan bapak Fauzi yang bersekolah di sekolah SMK 28.
Siska selalu menjadi anak berprestasi kebanggaan ibu dan bapaknya dia selalu menjadi anak
unggulan dimanapun dia berada. Dari SD sampai SMP dia selalu mendapatkan banyak
penghargaan atas prestasi yang diraihnya, namun dibalik semua itu ada orang tuannya yang
selalu memaksa Siska agar mendapatkan nilai sempurna hingga...
Ibu : Kenapa nilai kamu turun akhir akhir ini? ibu juga lihat kamu selalu bermain dengan hp kamu.
Jangan terlalu sering main hp. Itu bikin kamu bodoh dan malas kamu bahkan jadi tidak mau belajar
dan mulai membangkang dari ibu. ( Nada marah tegas)

Anak : engga Bu aku ga main hp aku lagi ngerjain tugas, aku juga capek belajar terus Bu aku mau
main kayak temen temen aku. ( Takut )

Ibu : ohhh udah mulai ngejawab kamu kamu pikir kamu udah sehabat itu hmm?!! Ibu ngelakuin ini
juga buat masa depan kamu !! Karna ibu sayang kamu !! Balik kekamar belajar sekarang !! ( Marah
*teriak )

Anak : iya Bu...

Siskapun pergi ke kamarnya dan mulai belajar lagi. Setelah belajar selama beberapa jam
iapun mulai menangis.
Anak : kenapa aku harus belajar terus, aku capek aku mau main juga kayak teman teman yang lain
( nagis )
Keesokan harinya Siska masih mendapatkan nilai yang buruk. Ibunya pun mulai semakin menekan
Siska agar kembali menjadi anak impiannya yang penurut
Ibu : KENAPA KAMU MASIH DAPET NILAI SEGINI?!!! BUKANNYA KEMARIN IBU DAH SURUH KAMU
UNTUK BELAJAR BUAT HARI INI ??

anak : engga tau Buu aku udah belajar kayak yang ibu mauu

Ibu : kalo kamu niat belajar harusnya kamu mendapatkan nilai yang lebih tinggi dong!, ini masih saja
dapat nilai buruk!
Anak : aku niat belajar kok bu.. aku engga main main...

Ibu : sini handphone kamu, kalo nilai kamu tidak membaik di ulangan Minggu depan jangan harap
handphone ini ibu dibalikkan.

Minggu besoknya setelah ulangan, hasil yg didapat mengalami perubahan. Dari yang tadinya
70 sampai 80 kini menjadi 50 sampai 60 karnanya Siska tidak jadi pulang dia takut dimarahin
ibunya. Namun hari semakin gelap akhirnya Siska memutuskan untuk pulang kerumahnya
Ibu : DARI MANA AJA KAMU KENAPA BARU PULANG? BUKANNYA IBU SUDAH BILANG UNTUK TIDAK
MAIN SETELAH PULANG SEKOLAH? KAMU HARUSNYA BELAJAR KENAPA MALAH PERGI. LIHAT
SEKARANG KAMU MEMBUANG WAKTU YANG SEHARUSNYA DIGUNAKAN UNTUK BELAJAR.

Anak : maaf Buu

Ibu : mana kertas ulangan kamu? Hari ini kamu ada ulangan bukan? ibu mau lihat

Anak : ini Bu ( menahan rasa takut )

Ibunya terkejut ketika melihat nilai yang diperoleh Siska

Ibu : KENAPA NILAI KAMU MALAH SEMAKIN TURUN?! INI PASTI KARENA KAMU TIDAK BELAJAR DAN
SIBUK BERMAIN

Anak : tidak Bu, aku tidak bermain...

Ibu : ini buktinya nilai kamu semakin turun kamu ini niat belajar atau tidak?

Anak : niat Bu...

Ibu : kalo kamu niat belajar kenapa makin turun nilainya? bukannya makin bagus ini makin buruk

Terlalu kesal ibunya pun merobek kertas ujian milik Siska yang membuat ibunya marah. Siska pun
merasa sedih karena kertas ujiannya tersebut dirobek ibunya, tetapi dia hanya bisa menahan
kesedihan itu.
Ibu : kamu tidak boleh keluar rumah sebelum nilai kamu membaik

Anak : Baik buu…

Bapak : ada apa sih dari kemarin bapak dengarin kalian berdua ini bertengkar terus kerjaannya, kamu
jangan marahin anak keseringan malu kedengaran tetangga, bapak cape dengarnya kalian berdua
selalu bertengkar, lagian juga kamu kenapa nilai kamu jadi jelek begini? Bukannya belajar malah main
main terus kamu yah! Udah uang jajan kamu bapak potong sekalian.

Dikamar Siska merasa sedih akan dirinya yang terus gagal. Jika biasanya dia anak yang selalu
membanggakan kini dia selalu membuat ibunya kecewa.

Anak : Kenapa aku harus belajar terus aku capek pengen main kayak temen temen

Ia pun memutuskan untuk belajar sampai akhirnya tertidur.. dan ketika ia terbangun, ia
merasa tidak tahan dengan keadaan yang selama ini dia lalui
anak: aku udah gak kuat, obat apa ya yang bisa bikin tenang?
Siska diam diam mencari informasi di browser tentang obat-obatan yang bisa membuat diri
seseorang menjadi tenang. Dan munculah satu obat yang menerangkan bahwa obat tersebut
dapat membantu menenangkan diri

Anak: wah.. ada nih, apa aku pakai ini saja ya? Besok deh sebelum pulang aku coba melipir ke apotek

Keesokan harinya saat jam pelajaran berakhir, Siska melipir ke suatu Apotek untuk membeli
obat yang dimaksudnya kemarin.
Anak: obatnya sudah ada, jadi mulai sekarang aku harus rutin minum obat ini agar aku bisa tenang.

Hampir setiap hari siska memakai obat penenang itu, jika dia merasa sedih dan cemas hanya
itu satu-satunya cara untuk melampiaskan perasaan dia.
Dan suatu saat dia menyadari bahwasanya lama kelamaan hal tersebut juga berdampak
buruk untuk kesehatannya sendiri.
Anak : Mau sampai kapan aku bergantung sama obat ini, di pikir-pikir ini ga baik juga buat tubuhku.
Tapi kalo engga pakai obat ini aku harus gimana?... aku harus coba cari cara lain yang lebih efektif .

Pada akhirnya siska mencoba mencari informasi dan saran untuk mengatasi masalah yang ia
alami. Setelah mencari-cari, Siska mendapatkan saran dari website untuk coba berkonsultasi.
Anak: kayaknya ini cara yang lebih baik daripada sebelumnya, apa aku coba saja datang ke sana ya?

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, yaitu hari dimana Siska mencoba untuk berkonsultasi
dengan pekerja sosial yang dapat membantu Siska menjadi lebih baik. Siska pun memasuki
ruangan peksos dan bertemu dengan salah satu peksos disana.
peksos 1: selamat pagi, ada yang bisa kami bantu?

Anak: aku mau minta tolong bagaimana caranya supaya diri aku bisa tenang tanpa memikirkan hal-
hal yang membuat aku stres

Peksos 1: Oke kalau boleh tahu kenapa kamu bertanya seperti itu?

Anak: jadi begini kak aku selalu mendapatkan nilai yang bagus namun suatu saat aku mendapatkan
nilai yang lumayan buruk dan kedua orang tuaku memarahiku mereka selalu menekan aku supaya
aku belajar sungguh-sungguh agar mendapatkan nilai yang lebih baik lagi seperti sebelumnya. aku
juga pernah membuat diriku tenang dengan mengonsumsi obat-obatan

Peksos 1: setiap apa kamu meminum obat-obatan tersebut? Dan berapa kali mengkonsumsi obat
tersebut dalam sehari?

Anak:Biasanya aku minum obat itu setiap malam, gak nentu sih kak berapa kalinya kalau aku merasa
sedang stres sekali, aku bisa minum sampai over dan aku sadar bahwa perilaku itu sangat buruk
untuk diriku sendiri. Jadi aku mau mencari cara agar menyembuhkan rasa stressku ini dengan hal
yang lebih baik, bagaimana caranya ya kak?

Peksos 1: oh jadi begitu orang tuamu menekan kamu makanya kamu tidak tenang? Begini yang
pertama kita ini adalah manusia. kita nggak bisa selalu sempurna, kadang kita bisa aja sangat jauh
dari apa yang kita harapkan. Karena kita manusia kita nggak akan pernah bisa sempurna. Jangan
nyalahin diri sendiri mungkin kamu udah terlalu capek, istirahat sebentar engga apa-apa, semua
orang bakal ada fasenya kegagalan selama kita engga menyerah kita pasti bisa kok melalui ini. Aku
percaya sama kamu kalau kamu benar-benar belajar dengan serius kamu akan mendapatkan nilai
yang baik seperti sebelumnya. Kamu udah bagus memberanikan diri datang waktu kerja sosial untuk
menceritakan permasalahan kamu yang saat ini sedang kamu lalui, sekarang sekarang tinggal kamu
memberanikan diri untuk berbicara kepada kedua orang tua kamu mungkin mereka akan mengerti
kalau kamu menjelasakan apa yang kamu mau.

Anak : baik kak makasih atas penjelasannya mungkin minggu besok aku bakal kesini lagi dan aku
bakal bawa ortu aku makasih ya kak sarannyaa aku bakal coba seperti apa yang kaka bilang.

Setelah berkonsultasi dengan salah satu peksos yang ada Siska pulang kerumahnya.
Sedangkan dirumah bapak terheran dan kebingungan kenapa Siska tidak ada dikamarnya
sedangkan jam pulang sekolah telah berlalu sejak 3 jam yang lalu, akhirnya bapakpun
menunggu kepulangan Siska. Sesampainya dirumah Siska melihat bapaknya sedang
menunggu kepulanggannya.
Bapak : Dari mana saja kamu jam pulang sekolah sudah lewat dari tadi? Kenapa baru pulang main
kemana kamu?!.

Anak : aku engga main pak,, aku abis konsultasi…. Aku tertekan sama apa yang bapak sama ibu
minta. Aku udah belajar dengan sungguh sungguh kayak biasanya tapi aku engga berhasil mungkin
udah takdirnya begitu, aku juga engga mau ngecewain bapak sama ibu.

Bapak : kamu emang kamu tertekan ngapain ini pasti karna hp itukan kamu jadi males terus suka
bohong sama bapak sama ibu ?! emang dari awal harusnya engga usah dikasih hp kamu. Bukannya
belajar.

Anak : aku tertekan pak aku depresi aku selama ini engga baik baik aja aku selalu minum obat
penenang biar aku tenang setiap malam abis aku belajar bahkan sebelum ulangan aku minum obat
itu! ( menunjukan obat ) ini obatnyaa!!

Bapaknya pun terkaget atas apa yang diberitahukan anaknya kepada orangtuanya bahwasanya Siska
memakai obat-obatan

Bapak : obat apa ini? ngapain kamu minum obat ini, tidak usah aneh aneh ya kamu, dapet dari mana
obat ini?!

Ibu : ada apa ini ko ribut ribut sih pak?.. obat apa itu pakk?

Ibunya menggambil obat tersebut dari tangan si bapak setelah membaca obat apa dan
kegunaannya ibu terkejut dan bertanya
Ibu : obat siapa ini ?!! nak kenapa kamu mengkonsumsi obat seperti inii dapat dari mana kamuu?
Ngapain kamu make obat obatan begini nak (berteriak histeris dan menangis)

Ibu Siska merasa sangat kecewa dengan apa yang dia lihat dia merasa gagal. Sebagai orang tua ia
justru membuat anaknya mengonsumsi semacam obat untuk membuatnya tenang, hal yang sama
terjadi kepada bapak. Dengan penuh perasaan bersalah ibupun meminta maaf kepada Siska

Ibu : ibu minta maaf nak ibu gagal….

Anak : iya bu siska maafin ibuu, bapak juga... Kalau boleh Siska ingin meminta bapak dan ibu untuk
ikut menemani Siska konsultasi minggu depan.

Bapak : baiklah kita ikut kamu konsultasi minggu depan


Setelah bertanya apakah orang tuanya ingin ikut pergi konsultasi dengannya dan mereka
setuju. Siskapun pergi Kembali konsultasi ditemani orang tuanya.
Bapak : hallo saya orang tua dari Siska ini istri saya.

Peksos 1-2 : hallo salam kenal kami Peksos yang akan membantu Siska

Peksos 1 : hallo Siska kamu kembali lagi ternyata, sekarang kamu bareng sama orang tua kamu yah?
Salam kenal yah Bu pak.

Anak : iya kak ini orang tua aku

Peksos 1 : oke kalau begitu hari ini kamu akan melanjutkan dengan Kaka ini yah untuk bapak dan ibu
bisa mengikuti kakanya silahkan..

Peksos 2 : ayo Siska bapak ibu keruangan saya

Merekapun pergi keruangan khusus untuk membicarakan tentang masalah Siska.

Orang Tua & anak: Permisi..

Peksos 2: Iya, silahkan masuk bapak ibu siska, mari silahkan duduk, kita akan berdiskusi dengan
santai, jdi relax saja. Siska, bagaimana perasaanmu saat ini?

Anak: Saya sedikit gugup, tapi saya ingin mencoba.

Orang Tua: Jadi, sebenarnya ada apa? Anakku kan baik-baik saja.

Peksos 2: Siska, apa yang mau kamu sampaikan ke orang tuamu?

Anak: pak, bu... tolong hargai usaha aku, tolong dengerin pendapat aku. Aku capek kalau kalian
nuntut aku buat turutin perintah kalian terus-terusan, aku tau kalian lakuin ini demi masa depan aku,
tapi ini terlalu berlebihan.

Peksos 2: bapak ibu, bagaimana bapak ibu melihat situasi ini secara individual?

Ibu : Saya rasa saya mungkin tidak sepenuhnya memahami perasaannya. Mungkin saya perlu
mendengarkan lebih banyak.

Bapak : saya pikir dia cuma sedang melalui fase remaja yang sulit. Engga perlu diambil terlalu serius.

Peksos 2 : Siska, bagaimana perasaan kamu siska setelah mendengarnya?

Anak: aku merasa seperti perasaanku tidak dihargai.

Bapak : Kamu tahu kan kita selalu mendukungmu. Tapi kadang kamu yang terlalu sensitif.

Peksos 2: bapak ibu setiap orang bisa punya reaksi berbeda, kita harus memahami satu sama lain.
Siska, bagaimana kamu mau situasi ini berubah, dengan mempertimbangkan dirimu?

Anak: Aku cuma mau kalian bisa lebih menghargai usaha yang udh aku lakuin, aku pengen kita
memahami satu sama lain, aku mau kasih sayang dari kalian di waktu aku lagi kesepian, tolong
dengarkan aku pak bu.

Peksos 2 : bapak ibu, dalam sesi ini, mari kita menghormati privasi Siska. Bagaimana pendapat kalian
dalam berkomunikasi lebih efektif dengan menghormati perbedaan?

Ibu : Saya akan berusaha lebih mendengarkan dan mencoba memahaminya.


peksos 2: mari kita diskusi mencari jalan bersama-sama untuk saling memahami dan mendukung
(anak) dalam menghadapi masalah ini

Setelah pulang dari peksos perlahan bapak dan ibu mulai sadar akan sikapnya yang selama ini selalu
menuntut anaknya agar sempurna. Mereka semakin merasa bersalah dengan Siska dan sebisa
mungkin berusaha agar membuat siska menjadi ceria dan semangat dengan kehidupannya. Siska pun
sekarang sudah hidup dengan jauh lebih baik lagi.

SEKIAN DIALOG TENTANG DISABILITAS MENTAL DARI KELOMPOK 5 (X PS 1). MOHON MAAF BILA
ADA SALAH DALAM PENULISAN MAUPUN KATA-KATA. KURANG LEBIHNYA MOHON MAAF,
ASSALAMUALAIKUM WR.WB

Anda mungkin juga menyukai