Anda di halaman 1dari 3

JUANG TANPA BATAS

‘‘Tyla, lulus sekolah nanti kamu ngebayangin pasti hidup dipondok lebih enak dan seru dan
disana aku bakal hidup sendiri tanpa ada orang tua’’ ujarku. Entah mengapa pemikiran itu
terbesit dibenak seorang anak perempuan kelas 6 SD yang pada hakikatnya belum paham
mengenai hal itu. Ya, memang mau lanjut kemana ?’’ tanya Syamia. ‘‘Aku mau lanjut ke
pondok pesantren Mia, karena aku enggak mau bareng sama mamah sama papah lagi.
Pokoknya aku udah bisa itu lah pemikiranku 3 tahun lalu yang masih kekanak-kanakan serta
tidak memikirkan betapa beratnya seseorang dengan keputusan itu. Oh iya sebelum lanjut, aku
mau ngenalin diri nih. Namaku Tyla Rohaesih panggil saja Tyla. Sekarang aku duduk dikelas
3 TMI (Tarbiyyatul Mu’alimin Al-Islamiyah) setara dengan kelas 3 SMP. Inilah pengalamanku
mengenai arti kasih sesunguhnya…

Kehidupanku dipondok berawal dari kekecewaan kepada kedua orang tuaku yang lebih
memilih bepisah (cerai) daripada memperbaiki permasalahan yang terjadi dan
mempertahankan rumah tangga mereka. Semenjak perceraian itu, aku merasa bahwa keduanya
tidak memikirkan bagaimana perasaanku untuk menerima keadaan yang berat sedangkan anak
seumuranku masih membutuhkan kasih sayang secara utuh dari keduanya. Setelah perceraian
orangtuaku, aku tinggal bersama mamah di rumah kontrakan. Mamah yang awalnya hanya
seorang IRT (Ibu Rumah Tangga) harus bekerja keras demi memenuhi kebutuhan hidup kami.
Seiring berjalannya waktu, usaha mamah pun berjalan dengan lancar, pemasarannya meluas
hingga ke toko oleh-oleh. Namun, saat-saat seperti itu aku merasa bahwa mamah mulai
berkurang rasa kasihsayangnya kepadaku.

Hari-hari selanjutnya, aku masih merasakan hal yang sama. Penat dengan keadaan seperti itu,
aku pun meluapkannya dengan membentak mamah dan membantah semua nasihat yang
mamah beri. Saat itu aku tak peduli omongan orang yang menjelek-jelekkanku yang terpenting
bagiku adalah kenyamanan dan kebebasan diri dari zona yang mengekang. Hingga tiba saatnya
Ujian Nasional tingkat Sekolah Dasar dimulai, aku tak mempersiapkan apa pun untuk
menjawab soal-soal ujian. Mamah berulang kali menyuruhku belajar, namun tak kuhiraukan.
Saat ujian nasional usai, aku pun mengutarakan maksudku untuk melanjutkan sekolah ke
pondok pesantren kepada mamah. Mamah pun menyetujuinya dan langsung mencarikanku
pondok pesantren.

Tibalah saatnya aku masuk ke pondok pesantren, mamah sangat mendukungku dengan
mempersiapkan segala kebutuhanku. Saat itu, muncul dipikiranku (apa mamah sensng aku jauh
darinya ? kenapa sekarang mamah sangat memperhatikan semua kebutuhanku ?) tapi ku
acuhkan lagi dengan niat yang ada dalam pikiranku (yang penting jauh dari orangtua).

Waktu pun berlalu, tak terasa sudah hampir 2 tahun aku tinggal dipondok pesantren. Selama
itu pula, aku sudah tinggal jauh dari orangtua karena mereka hanya boleh menjengukku. Suatu
hari, aku dijenguk oleh saudara sepupuku. Kami pun bercerita tentang banyak hal, hingga
akhirnya ia bertanya ‘‘la, kenapa sih kamu mau masuk pondok? Kasihan tahu mamah kamu,
dirumah cuma sendiri. Sekarang pelanggannya juga mulai berkurang gara-gara jarang bikin
manisan lagi’’ akupun menjawab ‘‘ karena aku mau jauh dari mamah sama papah, mereka
udah enggak sayang lagi sama aku. Tapi tadi kata kamu jarang bikin manisan lagi ? terus
sekarang mamah ngapain dirumah ? kok mamah enggak pernah cerita ke aku’’ ‘‘kamu kok
jahat la ? tahu enggak mamah kamu itu selalu kepikiran kamu, dia sekarang lebih banyak diam.
Untuk memenuhi kebutuhan kamu dan sehari-harinya aja sampai ngutang kesana-kesini. Oh
iya aku denger dari ibu, katanya mamah kamu mau kerja jadi TKW (Tenaga Kerja Wanita) di
Malaysia dan minggu depan pemberangkatannya ke Malaysia’’ jelas sepupuku. Mendengar
kabar itu, akupun terhenyak dan termenung (apakah aku terlalu egois dengan keputusanku?).
Setelah itu, aku pun tergesa-gesa untuk pergi ke wartel dan mencoba menghubungi mamah
menggunakan telepon pondok, mamah pun mengangkat telponku ‘‘Assalamualaikum mah,
Mamah lagi ngapain? Mamah gimana kabarnya? Mamah kenapa enggak cerita ke dd kalau
mamah mau pergi jadi TKW di Malaysia? Apa mamah enggak sayang lagi sama dd? Apa
mamah udah enggak peduli lagi sama dd? Mah jawab dong,, cerita ke dd kalau mamah ada
masalah’’ aku bertanya terus-menerus tanpa henti karena aku khawatir dengan keadaannya.
‘‘Dd,, udah selesai nanya nya? Sekarang giliran mamah yang jawab ya,, mamah baru selesai
makan de, dd sudah makan? Alhamdulillah kabar mamah baik, dd gimana kabarnya? Dd tahu
darimana tentang kabar itu? Maaf ya mamah enggak kasih tahu, awalnya mamah enggak mau
ngasih tahu dd karena mamah takut dd kepikiran dan enggak konsentrasi belajarnya. Iya betul,
mamah mau berangkat jadi TKW ke Malaysia, doain mamah ya semoga dilancarkan selalu
oleh Allah saat disana nanti. In shaa Allah pemberangkatannya minggu depan. Mamah janji
akan terus berusaha membahagiakan dd meskipun mamah harus mengorbankan nyawa mamah.
Mamah pesan ke dd, belajar yang rajin ya nak, mamah cuma mau yang terbaik buat dd. Dd
adalah satu-satunya harta terbaik dan penyemangat mamah untuk melanjutkan hidup. Di dunia
ini, mamah cuma punya dd. Mamah harap dd bisa jadi anak yang shalihah dan berguna bagi
umat. (suara adzan magrib berkumandang) Udah dulu ya nak, sudah adzan magrib. Baik-baik
anak mamah saying,, mamah selalu saying sama dd. Wassalamualaikum’’.mamah pun
menutup teleponnya. Aku pun kembali ke asrama untuk bersiap-siap shalat magrib berjama’ah.

Kini, akupun sadar bahwa semua yang mamah lakukan semata-mata hanya untuk
membahagiakan aku. Kesibukannya dulu adalah optimisme dan perjuangannya demi
kebutuhanku. Perceraian yang terjadi bukanlah hal yang baik pula untuknya. Perjuangannya
tak akan pernah bisa kubalas dengan sepenuhnya atau berbalas hanya dengan setengah yang ia
keluarkan.

Mah, maafkan anakmu yang tidak tahu diri ini, yang hanya memandang dari sudut pandang
dirinya saja, tak memikirkan rasa yang kau rasa. Tak memikirkan jerih payah yang kau
keluarkan. Mamah adalah pahlwanku yang tak pernah bisa tertandingi oleh siapa saja kecuali
Sang pencipta. Kasih sayang yang mamah berikan enggak akan pernah dd dapatkan lagi dari
yang lain. Mah, hanya doa yang bisa dd berikan untuk mamah. Semoga Allah selalu menjaga
mamah dan melancarkan segala urusan mamah.

Dd sayang mamah selalu,,,

Anda mungkin juga menyukai