Anda di halaman 1dari 4

PEJUANG MONDOK

Hai perkenalkan namaku Azza Afalatuzzahra biasa dipanggil Azza, aku mempunyai
impian yang bagiku tak akan bisa terewujud, namun jika Allah berkehendak kita bisa apa, hanya
bisa bersyukur. Aku mempunyai dua kakak perempuan dan Alhamdulillah orang tua masih
lengkap.
Ketika tamat SD sebenarnya aku ingin sekali melanjutkan pendidikan dipesantren.
Sayangnya kedua orangtua tidak setuju. Akhirnya aku melanjutkan ke MTs tanpa bangku
pesantren. berangkat jam enam pulang jam satu itupun berangkat tanpa di antar sama orang tua
berangkatnya naik angkot.
Adzan subuh berkumandang aku segera bangun cepat-cepat merapikan tempat tidur, tak
lupa mandi terlebih dahulu dan melaksanakan shalat subuh berjamaah di masjid. Setelah pulang
shalat subuh berjamaah di masjid aku segera pulang untuk membantu ibu ku membersihkan
rumah.
Azza... panggil Jannahtul Anna selaku ibu dari Azza, dengan membawa celemek berwarna
coklat.
Iya ibu, tolong bantu ibu menyapu halaman ya.
Nggih bu saut Azza dengan membawa sapu lidi berwarna coklat.
Aku segera cepat-cepat membantu menyapu halaman rumah.
Pukul jam enam pagi aku cepat cepat pergi sekolah, karena biasanya kalau lebih dari jam
enam angkot jarang datang.
Pertama kali masuk sekolah MTs karna baru saja tamat SD, aku segera berangkat dengan
seragam lengkap MTs ku tan lupa bersalaman dengan kedua orang tua ku sambil di kasih uang
jajan 10 ribu, 6 ribu untuk jajan biasanya aku tabung empat ribu yang 4 ribu untuk berangkat
pulang naik angkot.
jalan kaki ke perempatan jalan untuk menunggu angkot datang.
Setelah naik angkot aku tak lupa membayar ongkos 2 ribu. Masuk ke gerbang dengan tulisan
MTs Darul Hikmah siswa siswi berlalu lalang dengan berangkat mengendarai motor sendiri, ada
yang di antar orangtuanya dan ada juga yang jalan kaki. Aku masuk gerbang dengan rutinitas
bapak ibu guru yaitu berdiri di pinggir gerbang guna menyambut para anak didiknya yang
berangkat ke sekolah, aku tak lupa mencium tangan ibu guru dan menangkupakan tangan
dengan bapak guru.
Kelas 7.5 yaitu kelas yang aku tempati sekarang berisi 20 anak permpuan dan 21 anak
laki laki jumlah total 41 anak. Kelas yang berisi anak bording dan non bording seperti aku.
pembelajaran di mulai jam 7, tak lupa shalat dhuha terlebih dahulu sebelum melaksanakan KBM
dimulai.
Tet...Tet.....Tet....
tanda bunyi istirahat pertama para siswa siswi MTs DH berbondong bondong ke kantin
untuk membeli jajan, aku hanya melihat orang orang di jendela yang antri untuk membeli
jajanan di kanti, aku tidak pergi beli jajan karneka aku lagi berpuasa sunnah Kamis.

Bel berbunyi saatnya siswa siswi masuk kelas jam istirahat sudah usai, aku segera siap
siap menyiapkan buku Matematika karena jam setelah istirahat yaitu pembelajaran Matematika
menurutku Matematika, Ilmu yang mematikan aku tidak suka itung itungan sukanya yang
membahas tentang agama.
Adzan zuhur berkumandang dan bel sekolah berbunyi, sekolah memprogramkan siswa
siswi MTS DH shalat berjamaah di masjid. usai shalat berjamaah zuhur di masjid. Siswa siswi
yang nakal dan bandel yang harusnya langsung masuk ke kelas itu malah ada yang masih
nongkrong di serambi masjid, melamun ga jelas, jagong di masjid untuk apa coba? padahal kan
masjid tempat untuk beribadah. Itu lah yang mengharuskan tim disiplin menggilir siswa siswi
MTs DH untuk segera masuk kelas.
Pukul menunjukkan jam 13.00 WIB saatnya pembelajaran akan segera berakhir aku
segera memasukkan buku dan alat tulisku di tas dan bersiap untuk pulang, tak lupa berdo'a
sebelum pulang.
1 tahun kemudian...
aku naik kelas 8 dengan mendapatkan peringkat 3 di kelasku, bangga dan haru akan
mendapatkan peringkat 3 di kelasnya. Aku harus semangat lagi belajar dan berdo'a agar bisa
mendapatkan peringkat 1 dikelasku.
Rutinitas aku setiap hari yaitu sekolah, membantu orang tua, menghadiri kajian kajian di
WA, menonton ceramah ustadz di youtube meskipun aku tidak duduk dibangku pesantren,
seenggaknya aku semangat untuk mencari ilmu agama. Motto hidup aku adalah “Jadilah orang
yang berguna bagi diri sendiri orang lain dan bangsa”
Azza lagi menyetrika baju untuk seragamnya besok, terlintas di benaknya tiba tiba ada keinginan
untuk menghafal qur'an. Mungkin itu adalah hidayah dari Allah untuk aku yang dipilih langsung
oleh Allah untuk menjaga kalamnya. Pikiran untuk menghafal al qur'an terus terlintas dipikiran
aku.
Apa... aku bilang ke ibu gak ya kalau aku ingin sekali menghafal al qur'an? bingung deh. Bilang
aja ah...
Dengan membawa bantal aku menghampiri ibu yang sedang tiduran di depan televisi, aku ikut
tiduran disana.
Ibuk... panggilku.
Iya Azza ada apa jawab ibu.
Ibuk. Aku ingin menghafal al qur'an buk meskipun tidak duduk dibangku pesantren, jawabku
dengan bicara hati hati.
Ibuk ku kaget dan meneteskan air mata, tidak menyangka anaknya mempunyak keinginan yang
sangat mulia sekali.
Nakk...menghafal al qur'an itu tidaklah mudah dan butuh perjuangan untuk menghafalnya nakk
apakah kamu sanggup dengan itu?
Dengan niat yang mantap dan tekat yang kuat insyaallah aku bisa buk.
MasyaaAllah ibuk bangga punya anak seperti kamu mempunyai impian yang sangat mulia
sekali.
Ya udah besok ibuk daftarin ke guru ngaji, makasih buk Azaa sambil memeluk ibunya dengan
muka yang bahagia dan haru. Ya sudah kamu tidur dulu ini sudah jam 9, besok sekolah kan? iya
buk
yaudah gih sana jangan lupa sebelum tidur wudhu dan baca do'a sebelum tidur, nggih buk jawab
Azza dengab membawa bantal tadi yang dibawanya.

2 Bulan kemudian....
Selama itulah Azza menghafal qur'an walaupun tidak duduk di bangku pesantren.

Suka iri deh jika lihat postingan teman di media sosial yang memposting pondoknya. Semakin
iri lagi jika membaca postingan mereka yang menceritakan tentang mereka yang dipesantren.
Dan bertambah iri lagi jika melihat kebahagiaan mereka karena bahagia belajar di pesantren.
Hm...pengen mondok tapi ekonomi orangtua lagi sulit terus gimana dong boro boro mondok
sekolah aja SPP bulanan masih nunggak nunggak orangtua juga sudah tua, aduh gimana ya...
bingung. keinginan mondok udah gak bisa tertahan. Coba deh aku bilang ke ibuk bapak dulu
mungkin saja mau Ridho dengan keinginanku yang ingin mondok.
Aku menghapiri ibuk ku yang sedang duduk di kursi. ibukk... aku pengen mondok buk...dengan
aku menghafal qur'an tanpa bangku pesantren MasyaaAllah goda'annya besar sekali inilah itulah
dan membuat aku ingin menyerah saja.
Gimana ya nak, ibuk sih pengen sekali memondokkin kamu tapi dengan kondisi ekonomi yang
sulit dengan ibuk ya sudah tua gimana bisa bayar kamu yang mondok... Ya udah buk tidak apa
dengan jawabanku dengan muka yang sedih.

Bismillahirrahmanirrahim...
Ya Allah..
Aku sedang butuh kun FayakunMu
Allahumma yassir walaa tuassirMu.
Ya Allah kabulkanlah impianku untuk mondok, lancarkanlah rezeki kedu orangtua hamba,
sehingga bisa membiyayai aku untuk mondok, sehatkanlah badannya, panjangkanlah umurnya.
Ya Allah...
Sungguh besar harapan orangtua ku kepadaku!!
Bantulah aku, dan berikan keajaiban dengan terwujudnya nanti.
Sungguh aku percaya tidak ada yang mstahil bagiMu.
Ya Allah...
Kabulkanlah do'a yang setiap hari aku ulang ijinkan aku membahagiakan orangtuaku dan orang
orang yang menyayangiku.
Aamiin..
Di dalam Do'a Azza setiap sujud terakhir sa'at shalat dengan menangis tersedu sedu sangking
khusuknya dan bersunggu sungguh untuk meminta ke pada Allah.
Setiap habis pulang sekolah Azza membuat es lilin untuk dijual ke tempat warung kecil kecilan
dan uangnya untuk membantu orang tuanya membayar SPP bulanan sekolah.

9 bulan kemudian...
Azza lulus MTs dengan peringkat pertama dikelasnya, bangga dan bahagia sekali perasaan
Azza, tidak sia sia belajar dan berdo'a kepada Allah, Azza bisa mendapat peringkat satu di
kelasnya.

Kedua kalinya Azza meminta restu untuk dia mondok di DH dengan membujuk orangtuanya.
Bukk...
Azza pengen mondok pengen sekali, dengan nanti aku lulus MTs nanti keinginanku bisa
mondok sambil sekolah di DH. Ibu Ridho gak dengan keputusan Azza? Gimana ya nak dengan
ekonomi yang sulit dan ibuk ini sudah tua berat sekali untuk kamu mondok, ya udah udah ibuk
usahain nanti setelah kamu lulus MTs nanti ibuk InsyaaAllah daftarin kamu mondok dengan
sekolah.
MasyaAllah ibuk Alhamdulillah Azza seneng banget ibuk terima kasih ibuk, jawab Azza sambil
menangis tersedu sedu dengan bersujud syukur atas restu ibunya untuk mondok di DH.
Terima kasih ya Allah penantian 3 tahun keinginanku menimbah ilmu di pondok dengan
segala perjuanganku untuk mondok, untain do'a setiap hari aku panjatkan di sujud terakhirku,
kesabaran yang luar biasa dan tetntunya do'a kedua orangtuaku. Aku bisa mondok.
Untuk sekarang harus banyak belajar dan banyak menerima, bahwa memang banyak hal
yang memang harus direlakan karena kenyataannya itu bukan untuk kita. Banyak kejadian yang
melelahkan mengajarkan agar lebih sabar, ikhlas hidup ini tentang kuat, sabar dan ikhlas.

Anda mungkin juga menyukai