Anda di halaman 1dari 4

“AKU dan MADRASAHKU”

“SATU ASA TUK GAPAI CITA”

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah menghidupkan kami, setelah kami
dimatikan dan kepadaNYA kami akan kembali, itulah doa yang kami panjatkan di
sepertiga malam bersama ayah, ibu dan kedua kakak saya, saat bangun tidur kami
melanjutkan ibadah Qiyamul Lail dan shalat Sunnah lainnya. Setelah adzan Subuh
berkumandang, kami menyegerakan shalat Qabliyah subuh dan dilanjutkan dengan
shalat subuuh berjamaah. Selesai shalat kami berdzikir bersama dan melanjutkan
membaca Al Quran serta murajaah Juz 30 bersama. Segera, setelah semua kegiatan
ibadah selesai, kami bekerja sama untuk membersihkan rumah secara bergotong
royong, agar pekerjaan cepat selesai. Ibu memasak di dapur dibantu oleh kakak
perempuan saya. Kakak laki-laki saya menyapu dan mengepel lantai, ayah yang hobi
dengan tanaman, rajin merawat tanaman dan membersihkan halaman, sedangkan
sayaa membersihkan dan merapikan kamar tidur.

Momen kebersamaan ini saya rasakan 4 tahun yang lalu, sebelum kakak-
kakak saya berjuang meraih asa di kota Surabaya. Kakak pertama saya selepas lulus
dari Fakultas kedokteran Universitas Brawijaya Malang, melanjutkan kembali studi S2-
nya di FK Unair Surabaya, sedangkan kakak kedua saya setelah lulus SMA di SMA
Islam Sabilillah Malang, berjuang untuk meraih mimpinya menjadi Polisi, sehingga
berbagai jalan terjal dilalui kakak saya melalui pendidikannya di kepolisian, dan
alhamdulilllah saat ini ia telah mengemban amanah menjadi seorang polisi. Bangga
sekali melihat kakak-kakak yang memotivasi dan menjadi semangat saya untuk selalu
tekun dan giat belajar dalam meraih asa. Salah satu jalan yang terbaik adalah melalui
pendidikan lewat sekolah yang terbaik.

Merupakan sebuah mimpi kecilku sekolah di MIN, karena orang tua dan
teman-teman selalu sebut-sebut MIN di telinga saya, katanya sekolahnya bagus,
cerdas muridnya dan santun gurunya. Singkat cerita, saat itu saya masih di TK-B di
sekolah TK Negeri Pembina 1 Malang, lokasinya dekat dengan sekolah impianku, ada
di Jalan Cibogo Malang. Dengan rutinnya setiap ayah mengantarku di pagi hari
sebelum ia berangkat bekerja di sebuah Toko Fotocopy dekat UB, Ayah selalu berhenti
sejenak dan berdoa, dengan polosnya pun aku bertanya, “Doa apa sih papa ini?”, ayah
menjawabku dengan lembut, “Bianca lihat dulu sekolahnya ya”. Dalam hati saya selalu
kagum dengan bangunan sekolah yang megah dan bersahaja ini. Ibu juga pernah
bercerita padaku, kalau sekolah ini adalah sekolah favorit di Kota Malang. Sepulang
sekolah ayah kembali menjemputku, ia mengambil waktu makan siangnya untuk
mengantarku pulang ke rumah, dan waktunya cukup singkat karena ayah harus kemali
mengecek proyek propertinya di kota Batu.

Seiring berjalannya waktu dan berawal dari rutinnya ayah berdoa dan
berhenti sejenak di depan sekolah MIN 1 Kota Malang, hati saya bergetar setiap
melewati sekolah ini. Rasa yang campur aduk ini saya ceritakan ke ayah ibu, muncul
rasa ingin sekali belajar di skeolah ini. Dari lubuk hati terdalam, akhirnya saya meminta
restu pada ayah dan ibu untuk selalu dibimbing dan bertekad kuat supaya bisa masuk
ke sekolah yang saya idolakan ini. Akhirnya saya yang selalu meminta ke ayah untuk
sejenak berhenti di depan pintu gerbang MIN, “Pa.., Bianca mau doa dulu biar
sekolahnya nanti disini ya”. Ayah pun menjawab dengan menenangkan “ ya nduk, tiap
berangkat dan pulang, kita berhenti dulu ya”. Langsung saja saya tidak melewatkan
kesempatan ini untuk berdoa dengan sungguh-sungguh memohon dibukakan jalan
yang terbaik agar bisa sekolah di MIN 1 Kota Malang.

Tekad yang kuat saya tunjukkan dengan prestasi yang sering saya dapatkan
melalui hobi saya menari. Ayah, Ibu, kakak, saudara dan Guru-guru di TK Pembina,
Alhamdulillah mendukung penuh keinginan saya dan mendoakan dengan tulus supaya
saya lulus dalam seleksi yang pastinya tidak mudah menghadapi persaingan serta saat
pendaftaran dan proses seleksi, usia saya masih 5 tahun 11 bulan. Perasaan takut
tidak diterima karena usia yang nyaris tidak memenuhi syarat juga membayangi.
Namun itu semua saya buktikan melalui tes-tes yang saya jalani dan tentunya banyak
berdoa kepada Allah SWT. Hingga Tibalah hari untuk pengumuman penerimaan Siswa-
siswi Tahun Ajaran Baru saat itu. Ayah mengantar saya untuk melihat hasil doa dan
kerja keras kita semua. Ibu berada di rumah dengan posisi menetap diatas sajadah
tidak beranjak sejenak pun agar selalu mendoakan hasil terbaik apapun menurut
ALLAH pada saya.

MasyaALLAH Alhamdulillah, kedua kata itulah yang terucap tatkala ayah


membuka selembar kertas pengumuman yang bersisikan bahwa saya diterima di
Sekolah Min Malang 1 Kota Malang. Ayah memeluk erat tubuh mungil saya dengan
bangganya hingga meneteskan air mata Karena terharu akan hasil yang diberikan oleh
ALLAH. Terharu rasanya melihat sosok ayah yang tegas dan gagah perkasa bisa
selembut itu. Langsung saya juga menelepon ibu menggunakan HP ayah dan
mengabarkan kalau saya diterima di sekolah impian. Sujud syukur cerita ibu kala itu
menerima kabar bahagia dari saya. ALLAH Maha baik dengan segala rencanaNYA,
hingga akhirnya membuat saya semakin terpacu untuk semakin giat belajar, karena ini
adalah sekolah favorit yang pasti saya akan banyak bertemu orang-orang hebat
didalamnya.

Padatnya jadwal, banyaknya tugas adalah sebuah kewajiban yang harus


saya selesaikan sebaik mungkin untuk membalas hadiah Allah yang super baik
mengabulkan doa saya. Ayah dan Ibu juga selalu siap mendukung saya menitih asa
menggapai cita di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Malang. Saya bangga menjadi
siswa MIN 1 Kota Malang. Bahagia rasanya menjadi keluarga besar MIN 1 Kota
malang, saya merasa beruntung memiliki kepala sekolah yang sabar, bijaksana dan
bertanggung jawab. Bapak ibu guru juga yang telaten dan penuh perhatian dalam
membimbing kami selama ini hingga tak terasa, sekarang saya sudah duduk di kelas
IV. Hampir 2 tahun sudah sekolah berjuang di tengah Pandemi Covid-19. Sekolah
Daring dari rumah walnya terasa membosankan dan tidak efektif, namun Alhamdulillah
dengan sabarnya bapak ibu guru membimbing dan dukungan ayah ibu serta kakak-
kakakku juga menjadi pemantik semangatku akan janji yang telah kutekadkan dalam
mengejar mimpiku.

Teriring doa, semoga Pandemi Covid-19 segera berlalu dan semoga saya
bersama Madrasahku bisa seiring sejalan menuju asa yang lebih gemilang
kedepannya. Mimpi ini akan terus ku asah bagaikan anak panah yang siap melesat
dengan kencang pada target sasarannya. Bersama menggapai asa untuk mewujudkan
madrasah mandiri dan berprestasi, Bismillahirrahmanirrahim

Identitas Penulis:

Nama : Bianca Kairanajwa Lathifa

Kelas : IV

Anda mungkin juga menyukai