Anda di halaman 1dari 2

Cita Citaku

by : rohmat nur yakin


facebook : yakiens
Namaku Rohmat nur yakin, biasa aku di panggil rohmat dikalangan teman
temanku. Aku mempunyai 1 adik perempuan. Namanya mifta Q.J. adik
ksekarang kelas 1 SMP. Aku terlahir di keluarga yang berkecukupan, Sejak
kecil Ku bercita cita ingin menjadi seorang pengusaha yang sukses…

Aku tinggal disini, di sebuah kota yang ramai, yaitu surabaya,. dulu aku
tinggal di ponorogo, tapi semenjak smk Aku pindah ke surabaya, kota yang
panas dan ramia ini..
Ku ceritakAn kisahku dulu mengenai tentang cerita cita-citaku..

Hari ini aku mendapatkan pertanyaan yang mengejutkan dari temanku


begini pertanyaannya, “rohmat, menurutmu cita-cita itu bagaimana?” Aku
terdiam sejenak lalu menjawab, “Cita-cita itu bagai pensil, jika kita ingin
meraihnya maka kita harus berusaha dan bekerja keras seperti halnya
meraut pensil agar menjadi runcing. Namun jika kita tidak bersungguh-
sungguh maka kesempatan kita semakin kecil bahkan pupus seperti pensil
yang semakin hari semakin pendeK bahkan hilang.” Tapi yang jadi
pertanyaan apakah aku bisa menggapai cita-citaku itu!!

Dipagi hari yang cerah aku membuka pintu jendela rumahku ,akua melihat
beberapa burung yang sedang berkicau , aku pun termenung dengan dan
berpikir bagaimana nasibnya dimasa depan nanti “apakah aku nantinya
bisa menjadi orang yang sukses” tanyaku dalam hati , dan aku ingin
membahagiakan kedua orang ku dengan kerja kerasku sendiri.

Tiba-tiba ibuku memangg kenapa nak...? iya Bu..! kenapa kamu termenung
Nak , ada apa..,tidak ada apa-apa Bu,kalau begitu kamu bisa bantu
Ibu.Setelah membantu Ibunya aku termenung kembali untuk kedua kalinya
“Pokoknya aku harus menjadi orang yang sukses”katanku dalam hati.
Matahari mulai terbit, jam sudah menunjukkan pukul 07:00 wib.saya mulai
menyandangkan tas dan memakai sepatu dengan terburu-buru untuk pergi
kesekolah dan aku pamit kepada kedua orang tuaku sambil mencium
tangan Ibu dan Bapakku.Dalam perjalanan ia bertemu dengan
temanku,lalu ia bertanya kepada temanku Sampai disekolah saya merasa
ada yang kurang karena tiada sahabatnya yang datang.
Bel masuk pun telah dibunyikan,semua siswa berbaris dilapangan untuk
mendengarkan informasi yang disampaikan oleh guru pada setiap
paginya.Setelah berbaris , sayamasuk kekelasku.Didalam kelas tiba-tiba
temanku memanggil “rohmats...mat!siap pr matematika?Ooo Pr
matematika,kalau aku sudah siap “Kalau kamu “kalo aku....sih belum
siap.”mat bolehkah aku pinjam buku matematikamu”Tanya andy.Boleh sih,
tapi....? ada syaratnya “apaan tu!!”.Syaratnya mudah kok kamu harus
menjawab pertanyaanku ,yang pertanyaan nya “apakah kamu memiliki
cita-cita”,ya aku memiliki cita-cita ingin menjadi pengusaha , Kenapa kamu
ingin menjadi pengusaha!!”Tanya saya,yak arena aku ingin ,mendirikan
sebuah usaha yang sukses dan bisa terkenal seluruh indonesia “.,.Terlalau
asyiknya berbicara ,guru pun masuk kedalam kelas ,masing-masing siswa
kembali kebangkunya.
Belajar mengajar pun dimulai ,asyik-asyiknya belajar,bel pun berbunyi kini
saatnya jam istirahat.Pada saat istirahat aku membawa teman-temannku
untuk pergi ke kantin dengan bersama-sama.Sampainya dikantin saya
merasa kehilangan uang ,lalau ia berkata kepada temannya “ndy uangku
hilang” lalu bagaimana kata ndy. “Begini saja sebaiknya kamu pakai saja
uang ku untuk jajan” kata andy “terimakasih ndy kamu telah menolongku ,
nanti kalau aku ada uang akan ku ganti uang mu”kataku.Nggak usah mat
aku ikhlas kok menolongmu. “Terimakasih ya...! Si”katku.Bel masuk telah
berbunyi,aku dan teman-temannya masuk ke kelas untuk melanjutkan
pelajaran selanjutnya.
Waktu pun telah berlalu,saat nya waktu pulang sekolah. aku tidak lupa
akan tugas piketku,pada saat membersihkan kelas ia melihat seekor
burung kecil yang berusaha untuk bisa terbang walau pun ia masih kecil ,
seperti itulah hidupku yang ingin meraih cita-citaku agar aku menjadi orang
yang suksestanyanya dalam hati.
Waktu pulang sekolah ia teringat sesuatu dipikiranya yaitu, setelah pulang
nanti ia harus menolong Ibuku dalam pekerjaan rumah ,karena membantu
Ibu itu adalah tugas nya sehari-hari. Tiba dirumah Ia meletakkan sepatu
dan tasnya pada tempatnya. “
Demi ingin terwujudnyaa cita-citaku dan kebahagiaan kedua orang tuaku .
Kini saat nya aku menunjukkan kemampuannku dalam belajar.Dengan
kata-kata yang dilontarkan Ibuku tadi aku menjadi semangat untuk
melakukan apa yang dikatakan Ibuku. Cita-citaku ingin menjadi seorang
pengusaha yang sukses dan bisa membahagiakan kedua orang tua saya..
,demi cita-citanya ia pun aku menggalami banyak perubahan dan menjadi
aktif dalam belajar.
Dengan demikian ia selalu giat belajar,berdo’a,dan berusaha karena tanpa
do’a dan berusaha tidak akan terwujudnya suatu cita-cita seseorang. Maka
dari itu raihlah cita-citamu setinggi langit dengan berdo’a dan kerja keras.

Anda mungkin juga menyukai