Anda di halaman 1dari 94

1.

Cinta Monyet

Malam ini,malam yang paling panjang


dalam hidupku.Di saat kegelapan menyelimuti
alam ini,aku tetap berdiri di depan jendela
kamarku sambil memegang sebuah buku diary
berwarna merah jambu,yang sudah cukup
kusam.Perlahan tapi pasti,kubuka diary yang
sudah sejak tadi kugenggam.Diary inilah yang
menjadi saksi bisu atas perjalanan hidupku yang
tidak sama sekali aku bayangkan sebelumnya.

“Tok..Tok..Tok”bunyi yang setiap pagi


kudengar.Rasanya bunyi ketukan pintu itu,akrab
sekali ditelingaku.”Nay..ayo cepat bangun,sudah
jam 6 nak..nanti telat”. Itulah suara ibu yang
selalu kudengar pertama kali,ketika aku
membuka mata.Ketika aku membuka
mata,pandanganku tertuju pada sebuah jam
dinding berbentuk biola.pemberian dari ibu ketika

1
aku berulang tahun yang ke 12.”Hah? jam 06.30?
gawat…habislah aku”.Kemudian aku bergegas
mandi,dan langsung mengenakan seragam putih-
biru,tanpa sapuan make-up sedikitpun.Yah..boleh
dibilang aku seorang gadis remaja yang sedikit
tomboy,tidak terlalu memperhatikan penampilan.

Di meja makan,terlihat Ayah,Ibu,dan kak


Maya.Mereka sedang asyik menekmati nasi
goreng buatan ibu.Nasi goreng yang menjadi
menu sarapan favoritku,nasi goreng yang aku rasa
tidak ada duanya di dunia ini.Tapi,aku rasa pagi
ini aku tidak bisa menyantapnya mengingat
waktu menunjukkan jam 07.15.Waktu yang
menunjukkan bel sekolah sudah
berbunyi.”Bu,Yah,Kak…Kanaya berangkat
ya,dah…”.:Hei..nay ayo sarapan dulu”suara
ayahku yang terdengar hingga aku melangkahkan
kaki di pintu depan.

2
Di depan gang,aku berdiri gelisah dengan
pandangan yang tertuju pada arloji yang ada di
tangan kiriku.Angkot ysng menuju ke sekolahku
tak kunjung tibs,padahal jam pertama pada hari
ini adalah pelajaran Matematika.Ya.. pelajaran
yang paling tidak aku sukai. Tetapi, yang lebih
aku takutkan bukanlah pelajarannya, melainkan
guru yang mengajarkannya. Pak Andi, bagiiku
beliaulah yang paling killer diantara guru yang
ada di sekolahku. Sekilas pandanganku terhentak
pada sesosok pria yang berdiri tepat disampingku.
”Nay..kok jam segini baru berangkat ke
sekolah?” Ehm..iya ndre, tadi aku bantu ibu
dulu ,biasalah…terus kenapa kamu juga baru
berangkat siang bolong kaya gini?”Ah..kaya gak
tahu cowok aja,biasalah bantal sama guling gak
mau ditinggal,he..he..”.

Andre,cowok yang berhasil menyita


perhatianku belakangan ini.Dia teman

3
sebayaku,yang rumahnya tidak jauh dari
rumahku.Dulu,ketika SD aku dan Andre tidak
terlalu akrab,Karena kami tidak bersekolah di
sekolah yang sama.Teapi,SD kami terletak pada
satu wilayah yang sama dan hanya di batasi oleh
tiang bendera.Entak kenapa,ketika kami kelas 3
SMP kami menjadi akrab.Karena setiap
pagi,kami menunggu angkot di tempat dan jam
yang sama.Oleh karena itu,tadi aku sempat
sedikit berbohong,karena aku ingin terlihat
sempurna dan baik di hadapannya.

“Krek..Krek..Krek” bunyi pintu gerbnag


yang sedang di tutup oleh pak Darlis, beliau
satpam di sekolahku. ”Eh.. Eh..pak,tunggu..!” aku
berlari menuju pintu gerbang.”Yah..ternyata
kamu lagi,gak bosen telat terus”gerutu pak Darlis
yang sedang membenarkan tali sepatunya yang
lepas. ”Yaelah..pak,udah dong cepetan bukain
pintunya”. Dengan menghela nafas

4
panjang,akhirnya pak Darlis mau membukakan
pintu untukku. Tetapi,aku tahu konsekuensinya,
ehm..aku harus membersihkan halaman depan
sekolah.sepertinya selain siswa,aku adalah
petugas kebersihan di sekolahku,karena hampir
setiap pagi,itu menjadi rutinitasku sebelum masuk
kelas.
Bel pulang sekolah berbunyi,ketika aku
sedang membereskan buku yang berceceran di
atas mejaku,kemudian Mela dan Tika
menghampiri aku.Mereka adalah sahabat
terbaikku,yang dapat mengerti aku dan menerima
aku apa adanya.”Nay..weekend besok,kita jalan
yuk..” Mau kemana Mel? Tanyaku sambil
kupegang perutku,yang sepertinya cacing-cacing
di perutku sudah tak sabar lagi untuk menyantap
masakan ibuku.Kemudian tika mendekati aku dan
menepuk pundakaku. ”Ya ampun Nay..
ketinggalan berita banget sih kamu,weekend
besok ka nada pagelaran band

5
sekabupaten”.”Masak sih?” yaialah,makanya
besok kita harus nonton.”Oke..!”

Siang ini, cuaca begitu panas,bagaikan


suasana di padang pasir yang tak ada satupun
tumbuhan yang mau hidup di sana.Begitu tiba di
rumah,aku langsung menuju meja makan tanpa
melepaskan alas kaki dan tas yang masih melekat
di punggungku.Alhasil,penyakit kakakku kambuh
lagi.Penyakit marah-marah,yah..sepertinya itu
sudah menjadi hoby kak Maya yang sering
memarahiku.Walaupaun aku tahu,itu semua
karena kesalahanku.Tapi aku sangat menyayangi
kak Maya dan aku juga yakin bahwa kak Maya
juga menyayangiku.
“Harus berapa kali kakak bilang sih
Nay..kalau pulang sekolah,ganti baju dulu baru
makan.susah banget sih dibilangin”.”Biarin
aja,terserah aku dong”.Aku tetap asyik
melanjutkan makanku dengan menu

6
favoritku,sayur asem.”Huh dasar anak kecil” kak
Maya lalu pergi meninggalkan aku,dan menstater
motor matiknya yang sepertinya akan pergi ke
kampus,kak Maya mengambil jurusan keguruan.

Di saat perutku yang sudah tidak sanggup


lagi menerima makanan,kemudian aku berbaring
terlantang di sofa. Lalu aku ambil remote dan
menyalakan TV. Seketika itu aku langsung
tercengang ketika melihat berita yang
menanyangkan kabar kemenangan pengacara
terkanal atas kliennya dengan kasus pembunuhan.
ERSA INDAH PERTIWI, SH. Dialah pengacara
hebat itu,beliaulah idolaku dan menjadi
inspirasiku.

Sudah lama aku bermimpi untuk menjadi


seorang pengacara. Bagiku, pekerjaan pengacara
sangat menarik dan menantang. Seorang
pengacara harus membela kliennya, mencari

7
bukti-bukti,melakukan penyelidikan dan yang
lebih menarik lagi,harus bisa berdebat. Ehm.. aku
tahu, kini aku baru berumur 14 tahun dan baru
duduk di bangku kelas 3 SMP. Untuk
menyandang gelar SH di belakang namaku,
tentunya perjalananku masih sangat panjang.

“Kring..Kring..Kring”bunyi handphone ku
yang aku letakkan di meja belajarku. Entah siapa
yang menelpon pagi-pagi buta seperti ini. Setelah
aku lihat,ternyata nomor cantik yang muncul di
hndphone ku adalah nomor Tika.
”Hallo,kenapa tik?ganggu orang tidur
aja”aku menjawab dengan nada yang masih
sayup-sayup.”Hei..cepet bangun,katanya kamu
mau ikut liat konser” Ia,tapi emang ada band
yang konser subuh-subuh gini? “ya gak gitu juga
kali, aku tuh cuman mau bangunin kamu biar gak
telat. Inget ya,jam 09.00 udah harus siap”.
Ia..ia..bawel amat.

8
Seperti biasa, sebelum pergi tentunya aku
harus berpamitan dengan ayah dan ibu.Sekalian
mencari dana tambahan.Ketika itu,ibu sedang di
dapur,ibu sedang asyik memotong wortel dengan
bentuk bulat dan pipih.”Bu..Nay pergi dulu ya..”
“Pagi-pagi begini,mau pergi kemana sih nak?”
“Biasa bu,anak muda,mau liat konser nih”,
“Konser apa?di mana?terus dengan siapa?”
Beginilah kebiasaan ibuku yang berubah separti
wartawan setiap aku ingin keluar
rumah.Kemudian aku beranjak meninggalkan ibu
setelah menjawab semua pertanyaan
beliau.Kulangkahkan kearah ruangan yang tak
terlalu besar di sebelah kamarku.Di sana terlihat
ayah sedang sibuk menghitung dengan
menggunakan kalkulator.Ayah bekerja sebagai
wiraswasta yang bergerak di bidang jasa
pengangkutan barang.Ayah mempunyai 2 buah

9
mobil Truck,dari situlah ayah menafkai
keluarganya.

Sebelum menjadi wiraswasta,ayah bekerja


sebagai supir mobil Truck.Tetapi karena
kegigihannya,ayah berhasil merubah nasibnya
sedikit demi sedikit untuk kearah yang lebih baik
lagi.Hingga akhirnya ayah dapat membeli 2 mobil
Truck.Bisa di bilang,kedua orang tuaku buta akan
dunia pendidikan.Beliau hanya menyelesaikan
pendidikannya sampai jenjang Sekolah Dasar
saja.Oleh karena itu,ayah sangat berharap agar
aku dan kak Maya dapat menyelesaikan
pendidikan setinggi-tingginya.

“Ayah..Nay pergi ya?” mau pergi kemana sih?


“Main yah,please boleh ya yah..” kamu itu Nay…
percuma aja ayah ngelarang,kamu kan keras
kepala.”Idih..siapa yang keras kepala,cuman gak
bisa di bilangin,he..he..he..” Ya udah,ayah

10
izinin,tapi inget Nay..jangan pulang sore-sore
“OK,bos!,tapi yah,,uang jajannya
mana?”walaupun sambil menggeleng-gelengkan
kepala,ayah mengeluarkan dompet kulitnya dari
saku celananya.Aku hanya di beri
Rp.20.000,lumayan lah..cukup untuk membeli
tiket.

Sungguh tak kusangka,aku kira akulah orang


pertama yang datang di konser itu,tetapi
dugaanku salah besar.Ternyata,orang-orang telah
ramai memadati lapangan itu,bak lebah yang
keluar dari sarangnya.sampai-sampai aku sulit
untuk menemukan Mela dan Tika.Aku berusaha
mencari mereka,disudut kanan,sudut kiri,sampai
belakang panggungpun mereka tidak ada.Yang
lebih sialnya lagi,baterai handphoneku lobet.Aku
berjalan mondar-mandir,hingga tanpa sengaja
“Brakkk…”aku menabrak seseorang.”Maaf..maaf
mas,saya gak sengaja”aku berusaha minta maaf

11
dengan menundukkan kepala.”Oh..gak apa-apa
mbak”.Sepertinys suara orang yang kutabrak ini
tidak asing lagi di telingaku.

Ketika kami sama-sama menegakkan


kepala,seketika itu aku tercengang.Ternyata pria
itu adalah Andre.Lelaki yang bisa membuat aku
aneh bila berhadapan dengannya.Entah
mengapa,jika aku di dekatnya hatiku bergetar
separti mendapatkan tegangan.Dan aku selalu
salah tingkah dibuatnya.Ada apa denganku?
Apakah ini rasa cinta? Apakah ini hanya perasaan
sesaat? Entahlah,,!”ah..Ndre?kamu toh.maaf
ya”,”Kanaya?sama siapa kamu di sini?kok
sendirian”aku menjawab dengan nada yang tinggi
karena suara sound yang sangat
keras.”sebenarnya sih aku gak sendiri,tapi aku
lagi nyari teman-teman,mereka di mana ya?”
akhirnya kami menikmati musik dengan duduk

12
berdua sambil menikmati minuman segar yang
kami beli tadi.

Sudah 30 menit,kami menikmati waktu


berdua.Tapi pantaskah anak seusiaku berjalan
dengan laki-laki dalam pengetian lain?jika ibu
tahu,entah apa jadinya,pasti aku di maki habis-
habisan.”hayo..Uh..di cari kemana-mana taunya
di sini”suara Mela mengagetkanku dari
belakang.”Ah..kalian,adanya aku yang nyari
kalian”. “Duh..Nay,gimana sih kamu,kita kan
udah bilang,kita tunggu kamu di warung
depan,nanti kita masuk bareng-bareng”.gerutu
Mela dan Tika kepadaku.Setelah kami berdebat
saling menyalahkan,kemudian kami melupakan
segala permasalahan yang ada dan kamipun
menikmati pertunjukan yang spektakuler.

13
2.Fisika oh..Fisika
Tidak terasa waktu begitu cepat,aku telah
meninggalkan bangku SMP.Aku harus bisa
membuang sifat kekanak-kanakanku dan mulai
menjadi seorang remaja yang dewasa.Aku akan
segera memasuki bangku SMA,bagiku itu awal
dari sebuah proses menuju kedewasaan.Aku juga
harus mulai memikirkan cita-citaku,apa yang
kelak akan aku lakukan jika lulus SMA
nanti.Meskipun aku tahu,itu masih lama
sekali.Kini aku bersekoalh di SMA N 1
Pagelaran.

Banyak hal baru yang aku temui,ketika aku


duduk di bangku SMA.Salah satunya yaitu aku
mengerti arti sebuah kehidupan.Selama ini aku
merasa tidak menghargai sebuah kehidupan,aku
hanya melakukan apa yang aku senamgi.tidak
mempedulikan perasaan orang lain,dan apapun
yang aku inginkan harus tercapai.Tetapi aku

14
mulai mempelajari hidup semenjak aku bertemu
dengan seseorang yang menjadi teman sekelasku.

Teman baruku itu bernama Agus,ia seorang siswa


yang bisa dikatakan paling segala-galanya di
kelasku.Dia paling pintar,paling pendiam,paling
baik dan masih banyak lagi.Aku sangat salut atas
perjuangannya untuk meraih pendidikan.Ia
berasal dari keluarga yang tidak mampu,tetapi
semangat dan kegigihannya patut di acungi
jempol.Sepulang sekolah,ia harus membantu
ayahnya yang bekerja sebagai petani.Tidak
seperti anak-anak yang lain,sepulang sekolah
pasti mereka bermain ataupun beristirahat.

Baru beberapa minggu aku berteman dengan


Agus,aku sudah banyak memahami arti hidup
ini.Selama ini aku tidak bersyukur atas apa yang
telah Allah berikan kepadaku.Sekarang aku
paham,masih banyak orang-orang yang jauh lebih

15
sulit kehidupannya dibandingkan aku.Setiap hari
aku bisa makan,minum,jajan,tanpa mengetahui
dari man semua itu didapatkan.Bagaimana
caranya orang tuaku bekerja keras untuk
memberikan kehidupan yang layak untukku.

Agus benar-banar telah memberikan warna baru


dalam hidupku.Dengan
kepolosannya,kepandaiannya dan kegigihannys
membuatku kagum sekaligus iri kepadanya.Oleh
sebab itu,Agus menjadi bintang kelas yang
disayangi oleh banyak guru.Tidak heran,jika
sebagian teman-teman sering belajar dengannya.

Hari ini pelajaran Fisika,aku tidak terlalu paham


dengan pelajaran ini.Yang lebih sialnya lagi,aku
belum mengerjakan PR yang diberiakan bu
Hairani kemarin.Habislah aku,jiak tidak
mengumpulkan tugasku hari ini juga.Aku tidak
bisa mengerjakannya,karena aku tidak mengerti

16
sama sekali tentang materi yang diajarkan
kemarin.

Setengah jam lagi,istirahat usai.Itu berarti


pelajaran Fisika akan segera dimulai.Aku harus
bekerja keras memutar otak untuk coba
mengerjakan semua soal itu.Tiba-tiba
pandanganku tertuju pada sesosok laki-laki yang
duduk di bangku paling belakang.Ya,lelaki itu
adalah Agus yang sedang sibuk membaca buku
sejarah yang sudah dari tadi dibolak-balik.Agus
adalah solusi terakhirku untuk membantu
mengerjakan PRku.

Tanpa berpikir panjang,aku menghampiri meja


Agus.Dengan berlagak tidak tahu,aku bertanya
pada Agus.”Gus,hari ini ada PR Fisika ya?” Ia
Nay,kamu belum buat ya? Dengan wajah merah
karena menahan malu,aku akui saja
semuanya.Saat ini yang ada dipikirannya adalah

17
aku seorang gadis pemalas,bodoh,dan banyak
bicara.Tapi perkiraanku itu salah,Agus
samasekali tidak merendahkan aku,ia malah mau
mengajariku dan menganggap bahwa dirinya juga
tidak pandai.

Keesokan harinya aku memulai hariku dengan


perasaan gembira.Hari ini ada jam Fisika,inilah
yang memacu semangatku untuk pergi ke
sekolah.Aku ingin mencoba kemampuanku dalam
pelajaran Fisika,terutama setelah kemarin aku
diberi pengarahan oleh Agus.Yang aku senang
dari dia,dia samasekali tidak menggurui
aku,melainkan menempatkan dirinya di posisi
yang sama,yaitu sebagai siswa yang sama-sama
ingin belajar.

Sudah panjang lebar bu Hairani menjelaskan


rumus-rumus Fisika yang sebentar lagi membuat
kepalaku meledak.Tetapi,tidak satupun rumus-

18
rumus itu yang menyangkut di
kepalaku.Sepertinya rumus itu hanya numpang
lewat saja di kepalaku.Aku merasa,aku lebih
paham dan mengerti penjelasan yang diberikan
oleh Agus di bandingkan penjelasan bu Hairani.

Entah mengapa dalam pelajaran Sains,aku


termasuk lemah.Aku tidak suka dengan pelajaran
yang banyak berhitung,menggunakan rumus-
rumus yang sering sekali membuat kepalaku
sakit.Aku lebih suka dengan pelajaran selain
eksak,seperti Bahasa Indonesia dan yang
lainnya.Ehm..sepertinya otakku lebih bisa
menyerapnya.Untukku,pelajaran Bahasa
Indonesia dapat melatih kemampuan
berbicara,bagaimana cara berbahasa Indonesia
yang baik dan benar.Karena itu semua,dapat
menjadi bekalku dalam menggapai impianku
untuk menjadi seorang pengacara.

19
Sudah lama aku memimpikam untuk menjadi
seorang pengacara terkenal,yang banyak
memenangkan kasus dan membongkar semua
kasus mafia hukum yang sekarang sedang
melanda negeri ini.Namun jalanku tidak
mudah,karena ayah tidak setuju aku menjadi
seorang pengacara.Beliau ingin melihatku
menjadi seorang guru yang memperangi
kebodohan.Namun tak terlintas dipikiranku
sedikitpun untuk menjadi seorang guru.Meskipun
aku tahu,profesi guru adalah pekerjaan yang
mulia,tapi ah…aku tidak tertarik.Sekarang misiku
ialah setelah lulus SMA nanti,aku harus bisa
masuk di fakultas hukum.Rasanya itu masih lama
sekali,aku harus menunggu 3 tahun lagi.

20
3.Perlombaan Kelas
Senja telah mewarnai alam ini,langit yang begitu
cerah akan segera menuju kegelapan.Terlihat juga
burung-burung yang sedang beramai-ramai
menuju sarangnya setelah seharian penuh
berkeliaran mengelilingi jagat raya ini.Aku di sini
hanya duduk termangu dengan tatapan mata yang
kosong.Aku merasa ada sesuatu hal yang hilang
dalam hidupku.Sahabat,rasanya itu kata yang
tepat untuk menjawab mengapa aku duduk
melamun seperti ini.

Saat kami lulus SMP,aku,Mela dan Tika harus


berpisah Karena kami tidak melanjutkan di SMA
yang sama.Aku sangat kehilangan
sekali.kebersamaan kami yang membuat teman-
teman kami iri.Meskipun kami tidak sepenuhnya
lost kontek,kami bisa melakukan komunikasi
lewat telepon,bagiku itu semua tidak
cukup.Paling tidak kami bisa melakukan

21
pertemuan sebulan sekali,mengingat jarak rumah
kami yang cukup jauh.

Di SMA aku mempunyai sahabat yang bernama


Syifa dia adalah teman sebangkuku.Sejak
SD,SMP,dan kini SMA kami selalu bersekolah di
sekolah yang sama,dan rumahnya tidak jauh dari
rumahku.Syifa adalah teman yang sangat
pengertian,selain itu asyik untuk di ajak bicara
ataupun bertukar pikiran.Angin yang berhembus
kencang telah menusuk tulangku dan aku baru
beranjak dalam lamunanku tantang persahabatan
ini.Suara Adzan magrib sudah
terdengar,kemudian aku tinggalkan semua pikiran
duniawi dan melaksanakan tugasku sebagai
muslim.

Hari senin,waktunya seluruh sekolah di negeri ini


melakukan upacara bendera.Begitu juga dengan

22
sekolahku.Postur tubuhku yang tinggi di
bandingkan teman-temanku yang lain,membuatku
berdiri di barisan paling belakang yang diwarnai
dengan sengatan matahari pagi yang membakar
kulitku.Sudah setengah jam upacara
berlangsung,matahari semakin tinggi dan
membuat keringatku jatuh bercucuran.

Terlihat kepala sekolah sedang berpidato,sedang


menyampaikan visi dan misi SMA N 1
Pagelaran.Keringatku terus jatuh
bercucuran,kemudian kukeluarkan sebuah tisu di
kantongku dan kusekakan di wajahku.Aku tidak
konsentrasi untuk mendengarkan kepala sekolah
berpidato,yang aku bayangkan yaitu jika suasana
begitu panas seperti ini yang paling enak yaitu
menikmati es campur yang ada di kantin
sekolah.Tidak tahu sudah berapa lama kepala
sekolah menyampaikan pidatonya,yang aku
dengar yaitu bahwa mulai minggu depan akan

23
diadakan lomba kebersihan kelas selama 1
minggu baik kelas X,XI,maupun XII.

Setelah upacara selesai,kami langsung


mengadakan rapat kelas untuk membicarakan
perlombaan tersebut.Sebagai ketua kelas,Agus
langsung memimpin rapat tersebut. Keputusannya
yaitu kami akan mengadakan kerja bakti dan akan
merias kelas kami yaitu kelas X.1.Kamipun
bersemangat untuk mengikuti perlombaan
tersebut.Setelah ketua kelas membagi tugas
anggotanya masing-masing kami mulai
mengerjaknnya.

Aku menerima tugas untuk merias kelas bersama


Syifa dan teman-teman yang lain.Kami mulai
memikirkan bagaimana cara kami untuk membuat
kelas kami indah dan juga nyaman untuk
belajar.Yang terlintas dipikiranku ialah aku ingin
membuat kelas X.1 menjadi kelas yang nyaman

24
untuk belajar,dan kami memutuskan untuk
mengambil tema alam.Belajar dengan suasana
yang sejuk,santai,yang membuat otak dapat
menyerap semua pelajaran yang diberikan guru.

Tinggal beberapa hari lagi waktu


penilaan,kamipun siap menjalankan tugas sesuai
dengan konsep yang telah dibicarakan.Bagiannya
yaitu kaum laki-laki bekerja bakti untuk
membersihkan lingkungan kelas,dan para kaum
perempuan bertugas untuk merias kelas.Hari esok
pasti sangat melelahkan,karena mulai besoklah
kami menjalankan tugas untuk perlombaan
tersebut.

25
4.Ibu,Maafkan Aku
Hingga jam 09.00 malam,aku belum tidur
juga.Aku terus memikirkan tentang perlombaan
itu,apa yang harus aku lakukan besok?hal apa
yang harus kami perbuat untuk mengangkat tema
alam?.Kemudian terpkir olehku untuk melakukan
penghijauan kelas.Ah..aku tahu apa yang besok
akan aku lakukan.

Pagi-pagi buta aku sudah bangun,aku


menjalankan aksiku untuk merias kelas pagi ini.
Aku keluar dari kamar,ayah sedang merokok
sambil minum kopi di ruang tengah sedangkan
ibu sedang memasak nasi goreng
kesukaanku.Kulangkahkan kakiku pelan-pelan
menuju teras rumahku bak seorang tentara
mengendap-ngendap menyergap
teroris.”Nay..mau kemana kamu?”suara ayah
mengagetkanku, kemudian kuhentikan
langkahku.”Eh..ayah,ehm..Nay,mau lari pagi”

26
sepertinya ayahku terlihat bingung,tidak biasanya
aku bangun pagi seperti ini.

Setelah sarapan aku langsung bergegas pergi ke


sekolah,sebelumnya aku telah menyiapkan barang
untuk perlombaan kelas,yang aku lakukan pagi-
pagi buta tadi adalah aku mengambil berbagi
macam bunga yang ditanam olah ibuku tanpa
miminta izin kepada ibuku.Aku tidak tahu jadinya
apabila ibuku mengetahui bahwa semua bunga
yang ditanamnya hilang.Paling juga ibuku
berpikir bahwa bunga yang ditanamnya itu telah
dicuri,karena di lingkunganku sekarang ini
sedang marak pencurian bunga,kedengarannya
aneh tapi itu memang faktanya.Entah apa
motifnya apakah penjahat itu tidak punya nyali
untuk merampok bunga Bank,sehingga tanaman
bungapun mereka curi.

27
Sesampaiku di sekolah sudah banyak teman-
teman yang membersihkan kelas.Hari ini adalah
hari ekstra,yang mana hari ini kami tidak
mendapatkan pelajaran melainkan hari ini
diperuntukkan merias kelas masing-masing
sebelum besok diadakan penilaian.”Baiklah…
teman-teman,lakukan yang terbaik untuk kelas
X.1 Ok?Semangat!” itulah ucapan dari ketua
kelas kami.Kami bertekat untuk menjadikan kelas
kami yang terbaik dan layak untuk menang.Kami
langsung bekerja sesuai dengan rapat keja yang
sudah kami rapatkan bersama wali kelas.

Pertama-tama yang aku lakukan yaitu,mengatur


penempatan bunga yang aku bawa dari rumah
tadi,terlihat Syfa sedang mondar-mandir
membersihkan kaca jendela selain itu Agus dan
kawan-kawan sedang asyik mengecat tembok
dengan warna hijau,sesuai dengan tema kami
yaitu alam.Bagi sebagian orang termasuk juga

28
aku menganggap bahwa warna hijau adalah
warna yang menyejukkan mata dan menyegarkan
hati.Kuletakkan bunga-bunga yang aku bawa dari
rumah di sudut kanan dan kiri kelas,sebagian juga
aku tanam di depan kelas,agar suasana kelas tidak
gersang.

Walaupaun tidak mandapatkan pelajaran,tetapi


hari ini sangat melelahkan.Aku pulang dengan
badan yang lesu dan perasaan cemas karena aku
merasa sudah melakukan perbuatan yang
salah.Ketika aku masuk rumah aku langsung
masuk ke dalam kamar dan tidak berani untuk
bertemu ibu.Memang perutku tidak bisa di ajak
kompromi,aku sangat lapar karena di sekolah
banyak mengeluarkan energi.

Dari pada aku mati kelaparan,lebih baik aku kelur


dan menghadapi semuanya.Kemidian aku pergi
ke dapur dan mencari makanan,Ternyata ibuku

29
memasak sayur asem kesukaanku,dengan lahap
aku memakannya.Hingga selesai makan,keadaan
rumah begitu sepi,tidak ada satupun orang di
rumah.Ada apa ini? kemana ayah,ibu,dan kak
Maya?apakah semua marah padaku dan
mengucilkan aku gara-gara aku mengambil
semua bunga ibuku.

Aku duduk sambil merenung,memikirkan semua


ini.Aku sadar bahwa aku salah,tidak selayaknya
aku mengambil barang orang lain tanpa izin dari
pemiliknya,Sekalipun itu hanya bunga dan
pemiliknya adalah ibuku sendiri.Aku coba
hubungi handphone kak Maya,tapi sura panggilan
handphone kak Maya terdengar di kamar kak
Maya.Setelah aku hampiri,ternyata kak Maya
tidak membawa handphone.

Sudah lama aku menunggu,tetapi mereka belum


pulang.Aku lelah dan kubaringkan tubuhku di

30
sofa sambil menggenggam handphone yang
sengaja tidak aku lepaskan agar aku tahu jika
ayah,ibu ataupun kak Maya menghubungiku.Aku
terlarut dalam tidurku yang masih menggunakan
seragam sekolah dengan dasi yang sudah tidak
diikatkan lagi.

Belum lama aku tertidur kemudian terdengar


suara motor yang sepertinya itu adalah ayah dan
ibuku.”Nay,pasti kamu bingung ya mancari kami
semua”ibu menjelaskan kemana ayah dan ibu
pergi sejak tadi.Ternyata ayah,ibu,dan kak Maya
pergi ke tempat sepupuku yang sedang
melahirkan.Kata ibuku sepupuku melahirkan bayi
laki-laki yang sangat tampan,sehingga kak Maya
tidak ingin meninggalkannya dan memutuskan
untuk bermalam di sana.

Sebenarnya dari tadi aku tidak berani menatap


wajah ibuku,sewaktu ibu berbicara panjang lebar

31
bercerita tentang kelahiran anak sepupuku itu aku
hanya terdiam dan menundukkan
kepala.Kebiasaan keluargaku ialah setelah sholat
maghrib kami berkumpul di ruang tengah untuk
bercengkerama bersama dan menceritakan
kejadian yang kami alami seharian ini.Begitu juga
dengan malam ini kami berkumpul di sana.Aku
langsung berpikir sepertinya ini waktu yang pas
untuk mmbuat pengakuan kepada ibuku.Dari
pada aku tidak tenang karena perasaan bersalah
ini.

Dengan tekat yang bulat akhirnya aku membuka


mulutku yang sepertinya tadi terkena rekatan
lem.”Bu,Nay ingin bicara sesuatu”, “ada apa sih
Nay..bicara saja” dengan memulai pembicaraan
yang tidak jelas,akhirnya aku mengakui semua
bahwa aku telah mengambil semua bunga yang
ibuku tanam.”Nay..sebenarnya ibu juga sudah
tahu,kenapa nak kamu tidak mau terus terang

32
saja,ibu memang sedikit kecewa
denganmu”.Hatiku langsung terhentak,ketika
ibuku mengatakan kecewa denganku.Aku telah
mengecewakan orang yang paling aku sayangi
seantero bumi ini.

Tapi ibuku orang yang sangat bijaksana,aku tidak


berani terus terang karena aku takut ibu tidak
memperbolehkan aku membawa bunga yang
ditanamnya.Kemudian ibu memaafkan aku
setelah aku tunjukkan perasaan yang
menyesal.Ibuku memang sudah mangetahui dari
awal,ibu sengaja tidak menyinggung masalah ini
sebelum aku ynag mengakui semuanya,Ibuku
ingin aku menjadi orang yang berani
bertanggungjawab atas semua
perbuatanku.Kemudian ibu memberikan
semangat dan motivasi untuk keberhasilanku
kelak.Aku menceritakan tentang perlombaan
kelas itu,dan ibu mengatakan bahwa kita harus

33
optimis dengan apa yang kita kerjakan jangan
pula sombong dan membanggakan diri
sendiri.Semua nasehat ibuku tidak pernah akan
aku lupakan,dan itu semua sebagai bekalku untuk
munuju kesuksesan.

34
5.Harus Mengorbankan Impianku?
Pagi yang cerah,membuka cakrawala yang
siap menyongsong hari ini.Setiap orang di dunia
ini pasti sedang sibuk unutuk mempersiapkan
aktivitasnya masing-masing.Ayah sedang sibuk
menerima telpon dari pelanggan yang ingin
meminta bantuan jasa angkutan ayahku,seperti
biasa ibu menjalankan tugasnya sebagai ibu
rumah tangga,kak Maya sedang sibuk untuk
mempersiapkan sidang skripsinya yang akan
mengantarkannya sebagai Sarjana
Pendidikan.Aku sendiri sedang mempersiapkan
untuk pergi ke sekolah dengan perasaan yang
berdebar-debar,karena hari ini pengumuman
pemenang perlombaan kelas di sekoalku.

Sejuta perasaan telah mewarnai semua siswa-


siswi SMA N 1 Pagelaran termasuk aku. Bagi
sebagian siswa,ini adalah sebuah pertaruhan
gengsi,kelas siapa yang menjadi kelas yang

35
terbaik dalam hal kebersihan dan
kenyamanan.Pengumuman akan di umumkan
oleh kepala sekolah setelah upacara bendera
selesai.Aku yakin semua siswa tidak konsentrasi
mengikuti jalannya upacara,pasti yang ada di
kepala mereka hanya menang atau kalah.Upacara
selesai,inilah waktu yang ditunggu-tunggu selama
satu minggu ini.

Pengumuman ini dibuka oleh kepala sekolah


dengan berpidato panjang lebar.Akhirnya bapak
Samsir Kasim selaku kepala sekolah kami
mengatakan siapa yang menjadi
pemenang.”Baiklah anak-anak,bapak akan
mengumumkan kelas yang menjadi pemenang”
saat ini yang hanya bisa kami lakukan yaitu
berdoa.”untuk juara III,di berikan
kepada….kepada…selamat untuk kelas XII IPA
2” satu harapan kami telah hilang,tapi masih ada

36
juara I dan II.Terdengar suara tepuk tangan dan
jeritan histeris dari kakak kelas kami.

“Selanjutnya,juara II dimenangkan oleh…kelas


X.2” ditengah sorakan anak-anak kelas X.2
hatiku yang semula optimis kini menjadi ragu dan
meleleh seperti es yang disiram air
panas.”Fa,udahlah sepertinya kita gak
menang”aku meluapkan perasaanku pada
Syifa.”Nay..gak boleh gitu,masih ada
kemungkinan loh”Syifa mencoba
menenangkanku.Jika tidak menang,
pengorbananku yang telah mengambil semua
bunga ibuku menjadi sia-sia.
“Inlah yang ditunggu-tunggu,yang mendapatkan
juara I adalah kelas yang terbaik dari yang
terbaik..yaitu kelas…dengan mengangkat tema
alam,ya..juara I di berikan kepada kelas
X.1”ucapan pak Samsir,membuatku tidak bisa
berkata apa-apa selain mengekspresikannya

37
dengan tersenyum di tengah teriakan teman-
teman sekelasku.Aku bersykur,atas kerja sama
dan kerja keras kami semua akhirnya kami
memenangkan perlombaan ini.

Aku pulang dengan perasaan suka cita,hari ini


benar-benat hari yang berkah bagi
keluargaku.Tidak lama setelah aku pulang dan
menyampaikan berita kemenangan kelasku
kepada ayah dan ibu,kemudian kak Maya juga
pulang dengan membawa kabar gembira.”Ibu…
aku lulus ujian!”ucapan kak Maya itu membuat
keluargaku sangat bahagia.Selama kurang lebih 3
bulan kak Maya sibuk membuat skripsi hingga
akhirnya hari ini kak Maya lulus sidang
skripsi.Seolah sudah tidak ada beban lagi di
pundaknya,dan bisa bernafas lega.

Wisuda kak Maya akan dilaksanakan minggu


depan.Kelurgaku berencana pergi ke pantai untuk

38
merayakannya.Aku senang mendengarnya,ya
anggaplah dengan pergi jalan-jalan bisa merefres
otakku yang sudah cukup penat.Kini kak Maya
telah menjadi Sarjana,apa yang di cita-citakan
oleh kedua orang tuaku menjadi
kenyataan,sekarang tinggal giliranku untuk
mewujudkan mimpi-mimpi mereka.Tapi
permasalahannya di sini ada pertentangan prinsip
antara aku dan ayahku.Ayahku menginginkan aku
untuk menjadi seorang guru,karena beliau ingin
aku mengabdikan hidupku untuk dunia
pendidikan yang selama ini beliau tidak dapatkan.

Sedangkan aku,setelah lulus SMA nanti,aku ingin


melanjutkan di Universitas dan mengambil
Fakultas Hukum.Tetapi aku belum berani
mengatakan keinginanku ini kepada ayah,selama
ini jika ayah berbicara tentang masa depanku
dalam dunia pendidikan,aku hanya mengangguk
atas apa yang telah menjadi keinginan

39
beliau.”Nay,pokoknya besok kamu harus bisa
menjadi seorang guru yang dapat menjadi teladan
merid-muridmu ya nak” Sudah beribu-ribu kali
ayahku mengucapakannya kepadaku.Aku hanya
ingin membuat kedua orangtuaku bangga,dan aku
ingin menjadi anak yang berbakti,dengan
menuruti apapun yang diinginkan oleh
orangtuaku.Namun,apakah aku harus
mengorbankan impianku?ah..aku tidak mau
memikirkan semua ini sekarang.
6.Andre Dan Sinta
Andre,sudah lama aku tidak mendengar
namanya.Setelah kami lulus SMP aku sudah tidak
lagi mendengar kabarnya,walaupun jarak rumah
kami tidak terlalu jauh.Terakhir aku dengar ia
bersekolah di sebuah SMK swasta.Entah
mengapa aku tidak punya perasaan lagi
dengannya,aku juga tidak merindukannya dan
tidak gencar mencari beritanya seperti anak-anak
remaja lain yang layaknya sedang di mabuk cinta.

40
Saat aku sedang menikmati senja di serambi
rumah,tiba-tiba sebuah motor berwarna silver
melintas di pandanganku.Aku sangat terkejut
melihat pengendara motor itu,ternyata itu adalah
Andre yang sedang membonceng seorang
perempuan yang aku tahu
identitasnya.Perempuan itu adalah Sinta,dia
adalah tetanggaku sendiri.Semula aku tidak ingin
tahu mengapa mereka jalan bersama,toh Andre
bukan pacarku.Dulu kami hanya dekat dan tidak
menbentuk sebuah komitmen apapun.Tetapi rasa
penasaran terus menghinggapi perasaanku,hingga
akhirnya aku mencari informasi tentang
hubungan mereka.

Berdasarkan informasi yang aku


dapatkan,ternyata mereka memang menjalin
hubungan percintaan.Sinta,walaupun rumahnya
hanya berjarak beberapa meter dengan

41
rumahku,tapi aku tidak terlalu akrab
dengannya.Jika bertemu,kami hanya bertegur
sapa,setelah itu kami tidak pernah saling
berkomunikasi.Yang aku heran denga diriku
sendiri,kenapa aku ingin tahu urusan mereka?
Apakah aku masih menyukai Andre? Tapi aku
rasa tidak,karena rasa cintaku terhadap Andre
hanya sesaat,ya..bisa di bilang cinta monyet
lah.Aku juga tidak tahu,apa itu cinta? Dengan
berjalannya waktu aku akan mencari jawaban apa
arti cinta yang sesungguhnya.

Kata ibuku aku masih terlalu dini untuk mengenal


cinta,aku masih harus banyak belajar lagi untuk
memahami cinta.Ibuku mengatakan bahwa tidak
selayaknya anak seusiaku sudah membicarakan
cinta,beliau bukan melarangku untuk tidak
mengenal cinta,tapi jangan sampai cinta itu
menghancurkan semuanya termasuk masa
depanku. Cinta….Cinta…Cinta..Oh…apakah arti

42
cinta itu? Setiap orang pasti mempunyai pendapat
yang berbeda mengenai arti cinta.

Setelah beberapa minggu aku mengetahui bahwa


Andre dan Sinta menjalin hubungan cinta,aku
berterkad untuk membuang serpihan-serpihan
cinta yang masih melekat di hatiku.Rupanya aku
telah berhasil dalam hal ini,terbukti ketika aku
melihat mereka jalan bersama aku merasa biasa
saja. Tingkah laku Sinta akhir-akhir ini berubah
padaku,meskipun kami tidak terlalu akrab namun
jika kami bertemu, dia selalu
menyapa.Tetapi,tidak untuk kali ini.

Sewaktu kami bertemu di warung bakso,Sinta


terlihat acuh sekali padaku.Jangankan
bertanya,melihat wajahku saja dia
enggan.Dengan sedikit berat hati,aku
menyapanya “Sin,sama siapa?”dengan ketusnya
Sinta menjawab “SENDIRI!!!!” hanya satu kata

43
untuk menjawab pertanyaanku.Ketika itu aku dan
Sinta merasa berada dalam situasi yang sangat
sulit,ingin segera cepat-cepat pergi dari situasi
itu.Tapi keadaan berkata lain,karena banyaknya
pembeli di warung bakso itu,sehingga kami harus
menunggu lama.Para pelayan di sana,terlihat
mondar-mandir melayani para pelanggan
termasuk aku dan Sinta.

Sepanjang perjalanan pulang ke rumah,setelah


aku membawa tiga bungkus bakso untuk aku,ibu
dan kak Maya sambil mengendarai motor,aku
terus memikirkan sikap Sinta tadi.Ada apa
dengannya? Apa salahku terhadapnya?sehingga
dia bersikap seperti itu.Apakah ini ada
hubungannya dengan Andre? Rasanya aku sudah
tidak menjalin komunikasi lagi
dengannya.Sungguh hal ini membuat hatiku tidak
tenang.Aku harus menyelesaikan masalah ini
secepatnya.

44
Hal yang tak terduga terjadi sore ini,ketika aku
berjalan ke warung untuk membeli rokok
ayah,tiba-tiba ada suara yang
memanggilku.”Nay,bisa bicara sebentar?”aku
terkejut mendengar suara itu,dan seketika itu
menghentikan langkahku.Suara yang tidak asing
lagi di telingaku,suara yang dulu sempat
menggetarkan hatiku.”Andre,ada apa?”
Sepertinya Andre sudah lama menunggu aku
keluar dari rumah.Perkataan Andre
kepadaku,sudah bisa menjawab semua
pertanyaanku mengenai perubahan sikap Sinta
terhadapku.Semula aku juga tidak
menduga,Andre mengungkapkan cinta
kepadaku,dia mengatakan bahwa dia sudah tidak
mempunyai hubungan apa-apa lagi dengan
Sinta.Semudah itukah seorang laki-laki
mengungkapkan cinta kepada

45
seseorang,sementara ada hati yang tersakiti dan
mungkin luka itu masih dalam.

Aku tidak mengerti mengapa Andre melakukan


ini,saat Andre mengungkapkan cinta kepadaku
yang hanya bisa aku lakukan yaitu tersenyum
tanpa berkata apa-apa.Aku pergi meninggalkan
Andre yang pada saat itu sedang duduk dengan
wajah yang kosong karena tidak mendapatkan
jawaban apapun dariku.Sinta mengira akulah
penyebab dari kandasnya hubungan
mereka.Namun aku tidak setuju dengan
pernyataan itu,aku tidak merasa berbuat hal yang
bisa merusak hubungan mereka,jangankan
bertemu Andre,sekedar berbicarapun kami tidak
pernah.

Aku tidak ingin hanya gara-gara cinta bisa


merusak silaturahmi dengan seseorang.Kini sikap
Sinta berubah padaku,perasaanku menjadi tidak

46
tenang.Lalu,jika sudah seperti siapa yang patut
dipersalahkan? Aku,Andre,Sinta ataupun
keadaan? Kisah ini sungguh dramatis,kisah cinta
segitiga yang mirip dengan sinetron yang sering
ibuku tonton tiap malam.

Sudah hampir seminggu aku melupakan masalah


ini.Masih banyak hal di depan mata yang harus
kukerjakan.Aku harus fokus dengan
pendidikanku,dan membuang semua fikiranku
tentang Andre maupun Sinta.Untuk saat ini
rasanya belum saatnya aku mengenal cinta.Aku
masih terllau kecil,teapi tidak sedikit dari teman
seusiaku yang sudah mengenal cinta bahkan
sebagian dari mereka ada yang menjalin
hubungan percintaan selayaknya orang
dewasa.Akhir-akhir ini pergaulan bebas di
kalangan remaja sangat meresakan
orangtua.Begitu juga dengan orang tuaku,mereka
berpesan agar aku selalu hati-hati dalam bergaul.

47
Terkadang aku masih tidak percaya bahwa aku
telah tumbuh menjadi gadis remaja yang akan
tumbuh menjadi dewasa.Aku masih ingat betul
ketika aku berada di gendongan ibu,makan dan
minum masih selalu di layani,saat aku sekolah
selalu di antar oleh ibu yang kebetulan sekolah
Taman Kanak-Kanak tidak jauh dari
rumahku.Kejadian yang aku alami masih melekat
betul di ingatanku bahkan seditail-ditailnya
akupun masih ingat.Kini aku harus menerima
kenyataan bahwa aku telah tumbuh menjadi
remaja yang sedikit demi sedikit aku harus
meninggalkan sifat kekanak-kanakanku.Aku
harus tumbuh menjadi gadis remaja yang
mempunyai prinsip,dan yang paling terpenting
bisa membanggakan kedua orangtuaku dan tidak
membangkang,itulah target yang ingin kucapai.

48
7.Frau Titik

Tidak terasa aku akan segera naik ke kelas


XI.Di kelas Xi inilah awal dilakukan program
penjurusan.Di SMA N 1 Pagelaran.terdapat 3
progran penjurusan,yaitu IPA,IPS dan
BAHASA.Penjurusan dilakukan sesuai dengan
bakat dan kemampuan setiap siswa.Memang
sejak dari kelas X,aku sudah tertarik untuk
memilih jurusan Bahasa.Pemilihan jurusan bukan
hanya ditentukan oleh sepihak,disini guru
Bimbingan Konseling juga bertindak,namun
factor yang paling menentukan dalam memilih
program jurusan adalah siswa itu sendiri.

Pada akhir semester kelas X,kami melakukan tes


penentu jurusan.Alhasil,berdasarkan tes yang aku
jalani,ternyata aku mendapatkan jurusan
IPS.Jurusan yang tidak sesuai dengan
keinginanku.Kemudian aku memutuskan untuk

49
konsulatasi dengan bu Munjiati,beliau guru
Bimbingan Konseling,setelah aku menjelaskan
panjang lebar mengenai alasanku untuk pindah
jurusan,kemudian bu Munjiati memutuskan untuk
mengabulkan permintaanku.Aku sangat gembira
karena aku masuk jurusan Bahasa,hanya satu hal
yang membuatku sedih,yaitu harus berpisah
dengan Syifa,karena dia masuk jurusan IPA.

Dalam ilmu eksak,Syifa termasuk jagonya,begitu


pula dengan Agus,dia juga masuk jurusan
IPA.Sekarang aku menjadi siswi kelas
XI.Bahasa,kelas yang sering dipandang rendah
oleh anak-anak IPA dan IPS,menurut mereka
kelas Bahasa adalah kelas buangan setelah tidak
diterima dalam program IPA dan IPS.Tapi
menurutku mereka salah besar,justru dalam
program Bahasa kita dituntut untuk berpikir
kreatif,karena dalam jurusan Bahasa mempelaari
berbagai macam bahasa dan kubudayaan.

50
Program Bahasa di sekolahku,mempelajari
bahasa Jerman,Jepang dan Inggris sebagai mata
pelajaran Bahasa Asing.Bahasa Jerman juga
termasuk salah satu mata pelajaran dalam Ujian
Nasional,khusus untuk jurusan Bahasa.Selain itu
di jurusan Bahasa kita dapat mempelajari saatra
lebih mendalam.Kebetulan aku mendapatkan
teman-teman yang ramah dan friendly sekali di
kelasku yang baru,mereka datang dari berbagai
kelas,dari X.1,X.2,X.3,X.4 dan X.5.

“Guten Morgen..?,Wie get’s?” Frau Titik selalu


mengucapakan kata-kata itu sebelum
meyampaikan materi.Frau Titik adalah guru
Bahasa Jerman di sekolah kami,beliau guru yang
sangat menyenangkan,dan sangat
bersahabat.Kami memanggilnya “Frau” yang
dapat diartikan juga dengan panggilan ibu,ya…

51
bisa disamakan dengan kata-kata “Mrs”dalam
bahasa Inggris.

Di sekolahku setiap hari Jumat diadakan “Pensi”


dan sebelum itu kami melakukan senam
bersama,itu sudah menjadi program sekolah yang
wajib diikuti oleh seluruh siswa.Sebuah sponsor
minuman memberikan hadiah kepada setiap
tingkatan yang dianggap melakukan senam
dengan benar dan rapih.jadi setiap kami
melakukan senam,ada guru yang menilainya
berdasarkan kelompok kelas,yaitu kelas X,XI,dan
XII.dan pengumuman pemenang akan
diumumkan setiap akhir semester.

Angin malam mengiringi setiap goresan penaku


yang melenggak-lenggok di atas kertas tugas
bahasa Jepang.Aku sungguh belum paham
dengan soal yang diberikan.Huruf-huruf kanji ini
benar-benar membuatku pusing.Aku dan teman-

52
teman sekelas masihlah sangat awam tentang
bahasa Jepang,kami baru mempelajarinya 2
minggu belakangan ini.Hanya satu kata yang
kami tangkap selama kami menerima pelajaran
Bahasa Jepang,”AISHITERU”.Untuk
mempelajari sebuah bahasa tidaklah
mudah,membutuhkan waktu yang relatif
lama.Jadi aku yakin,jika kita belajar dengan
sungguh-sunguh maka kita akan bisa mempelajari
bahasa Asing.

Sudah hampir 2 jam,aku mengerjakan PR tapi


aku hanya bisa mengerjakan 2 soal dari 5
nomor.Tidak sadar,aku terlelap dalam tidurku
dengan tangan yang masih menggenggam buku
dan pena di atas dadaku.”Nay,ayo cepat pindak
ke kamar jangan tidur disini,nanti sakit”.Ibu
membangunkanku yang ternyata aku tidur di
depan TV yang masih menyala.Kemudian aku
pindah ke kamar dan memutuskan untuk

53
melanjutkan PR besok di sekolah.Ternyata
dugaanku benar,teman-teman juga banyak yang
belum mengerjakan.Kami mencoba
mengerjakannya bersama-sama,dan akhirnya
selesai juga,walaupun kami tidak tahu pekerjaan
itu benar atau salah.Aku ingat apa yang dikatakan
oleh Frau Titik,kerjakanlah pekerjaan yang sudah
menjadi tanggungjawabmu dan percayalah bahwa
apa yang kamu kerjakan benar.Masalah benar
atau salah itu tidak di jadikan patokan,yang
terpenting adalah tanggungjawab.

54
8.Pensi XI Bahasa

Manusia,ya..manusia selalu tidak puas


dengan apa yang sudah mereka capai.Mereka
selalu ingin lebih dari apa yang sudah mereka
raih,itu manusiawi sekali.Dalam hidup ini yang
tidak puas aku raih adalah pendidikan,materi?
Ehm..aku juga tidak munafik materi itu juga
penting.Namun ada hal yang lebih terpenting lagi
yaitu hubungan kita dengan sang Pencipta,Allah
SWT.Aku ingin sekali menjadi manusia yang bisa
menyeimbangkan antara dunia dan akhirat,namun
aku tahu itu sulit sekali.

Tinggal beberapa minggu lagi,kelas kami harus


menampilkan Pensi yang diadakan rutin setiap
hari Jumat.Setiap kelas wajib menampilkan Pensi
sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan.Kami belum tahu apa yang akan kami
tampilkan untuk Pensi minggu lusa.Kebanyakan
55
dari setiap kelas hanya menampilakan hal-hal
yang itu-itu saja.Seperti menampilkan band
ataupun drama Kelas XI.Bahasa pastinya ingin
menampilkan Sesutu yang beda.

Kami ingin membuktikan bahwa kelas Bahasa itu


bisa dan patut di perhitungkan.Aku sangat senang
karena di sekolahku banyak mengadakan kegiatan
yang bermanfaat dan menambah pengalaman bagi
para siswa.Banyak yang mengatakan bahwa kelas
XI.Bahasa sangat kompak dan solid,aku bisa
merasakannya.Teman-teman sekelasku
memperlakukan semua teman sama,memiliki rasa
kekeluargaan, tidak saling membeda-bedakan
setiap teman dan bersaing secara sehat.Itulah
yang membuat kelas-kelas lain iri kepada kelas
XI.Bahasa.

Waktu yang ditunggu-tunggu tiba,besok adalah


penampilan pensi kelas kami.Hari ini kami

56
mempersiapkan untuk penampilan besok dari segi
apapun.Kami mendekor tempat yang akan
dipakai,kemudian mempersiapkan alat-alat untuk
pementasan drama komedi.Aku dan Rena harus
mempersiapkan diri untuk menjadi MC di acara
pensi itu.Aku tidak ingin banyak bicara demi
pelaksanaan acara besok,karena jika aku banyak
bicara maka suaraku akan kering dan habis.Untuk
menjadi seorang MC yang baik aku harus percaya
diri,dan mempunyai suara yang baik.Aku lebih
suka menjadi MC dari pada untuk bermain drama
atapun menari.Karena itulah aku mendaftarkan
diri terlebih dahulu dari pada aku dipilih untuk
bermain drama.
Di acara pensi,kami akan menampilkan 3
bagian.Bagian pertama akan kami buka dengan
penampilan band dari kelas kami yang dibentuk
sejak kelas X.Band yang beranggotakan Vika
pada vocal,Yunus pada bass,Yosep pada
melodi,dan Febri pada dram,mereka memberi

57
nama band tersebut “ELNINO” entah apa
artinya,jika kami Tanya artinya,mereka selalu
memberikan jawaban yang tidak pasti.Banyak
siswa-siswa yang menyukai bend Elnino,kata
mereka Elnino mempunyai musikalitas yang
bagus uang berbeda dengan band-band dari kelas
lainnya yang suara vocal dan musik sering tidak
menyatu.

Di bagian kedua kami akan menampilkan sebuah


drama komedi,waktu itu kami mengangkat tema
“Satria Bajahitam”,di ceritakan Satria Bajahitam
menyelamatkan seorang Putri dari tangan
Monster yang sangat jahat.Wira,berperan sebagai
Satria Bajahitam,di gambaran penonton tentang
Satria Bajahitam adalah seorang ksatria yang
tampan,memiliki postur tubuh
tinggi,tegap,berwibawa dan memiliki kekuatan
super.Tetapi hal itu sangat berbanding
terbalik,postur tubuh Wira sangatlah kecil dan

58
termasuk anak yang melakukan hal tidak pernah
serius.Tetapi justru inilah kelebihannya untuk
bermain drama komedi,jika Wira memenuhi
kriteria sebagai ksatria ini bukan drama komedi.

Karena postur tubuhnya yang kecil banyak orang-


orang yang menganggap jika Wira adalah siswa
Sekolah Dasar.Barulah orang percaya jika dia
memakai seragam putih abu-abu.Sedangkan yang
melakoni tokoh Monstrer adalah Bowo,badannya
besar,tinggi perutnyapun besar seperti setelah
menggabiskan satu bakul nasi,pas sekali dengan
lakon yang diperankannya.Sebelumnya kami
telah dilatih untuk bermain drama oleh pak
Didi,beliau adalah guru kesenian kami.Sedangkan
yang memerankan tokoh Putri adalah Ayu,yang
wajahnya memang cantik.

Di bagian ketiga atau penutup kami menampilkan


sebuah penampilan yang sangat beda dari kelas

59
yang lainnya,sebuah penampilan kejutan dari
kelas kami.Terbukti,yang menyaksikan
penampilan kelas kami sungguh ramai dari
biasanya.Siswa-siwa sampai melampaui pagar
pembatas panggung,hanya untuk menyaksikan
penampilan kami.Di bagian penutup kami
menampilakan cheleeders yang beranggotakan
laki-laki.Kami poles mereka layaknya seorang
wanita,mereka menggunakan kostum pink,warna
perempuan.Sebagian laki-laki tidak berani
menggunakan baju berwarna pink,karena mereka
mengira akan disebut banci.Sungguh pertunjukan
spektakuler,aku juga tidak habis fikir kenapa laki-
laki itu menurut saja di jadikan seperti itu,tapi itu
adalah bukti kekompakan dan kesolitan
kami.Mereka mau melakukan apapun demi
keberhasilan pensi XI.Bahasa,termasuk didandani
seperti itu.aku sungguh kagum pada mereka.

60
Kulalui hari-hari ku bersama teman-teman
sekelasku yang sudah kuanggap sebagai keluarga
kedua.Begitupun dengan wali kelas kami yang
sangat menyatu dengan kami terkadang beliau
menempatkan diri sebagai teman,beliau adalah
pak Sugiyono.Selain wali kelas,beliau mengajar
mata pelajaran Sastra Indonesia di kelas
kami,pelajaran yang hanya didapatkan di jurusan
Bahasa.

Aku sungguh senang dapat bersekolah di SMA N


1 Pagelaran yang jauh dari keramaian karena
letaknya boleh di bilang di atas bukit, untuk
menuju ke sekolah kami harus berjalan sekitar 1
kilometer dari jalan raya.Oleh sebab itu sekolah
kami terkenal dengan julukan “Smambul” yang
konon artinya semak belukar.Tapi kini sekolah
kami berkembang pesat,sekarang di bangun
gedung-gedung baru,lapangan Tenis,Lab
Bahasa,Lap IPA dan masih banyak lagi.

61
Untuk berangkat ke sekolah,aku menggunakan
transportasi angkutan umum.Jika berangkat kami
diantar hingga ke sekolah oleh mobil angkutan
umum tersebut,jadi kami bisa berhemat energi
untuk berjalan 1 kilometer dari jalan raya.Mobil
yang mau menghantarkan kami hingga ke
gerbang sekolah biasanya kami sebut dengan
mobil “Lokasi”.Namun yang paling
menyebalakan adalah perjalanan pulang
sekolah,karena tidak ada mobil yang mengetem
tepat di lokasi sekolahku.Sehingga kami harus
berjalan 1 kilometer menuju jalan raya di bawah
teriknya sinar matahari.

Aku dan Syifa sering mengeluh ketika kami


hendak pulang sekolah,namun Syifa selalu
mengatakan bahwa ini adalah sebuah
perjuangan,walupun aku tahu dia berkata seperti
itu pasti untuk menghibur dirinya.Sering kali

62
setiap kami pulang,kami menyempatkan untuk
membeli sekantung es campur di kantin untuk
mengobati tenggorokan kami yang kering saat
berjalan.Pasti aku yang memesan,satu diberi tape
dan satunya tidak.Syifa tidak menyukai tape jadi
setiap kali kami membeli es campur,tape yang
ada di esnya selalu dipindahkan ke gelasku.
9.Brownis Atau Blacknis?
Sebentar lagi aku kelas XII,kelas yang sangat
menjadi penentu lulus atau tidaknya.Setiap upaca
hari senin,dari tahun ketahun pasti akan
mengalami peningkatan standar minimal
kelulusan Ujian Nasional.Perkataan Kepala
Sekolah itu membuatku ridak tenang,aku
bertanya-tanya? Pada saat angkatanku,berapa
standar minimal kelulusan Ujian Nasional? Untuk
itu,mulai dari sekarang aku harus meningkatkan
belajarku,biasanya aku hanya belajar jika akan
ulangan saja.

63
Semakin lama semakin dekat dengan hal itu.Hal
yang sudah aku bayangkan sebelumnya.Hal
dimana akan terjadi pertentangan antara aku dan
ayahku.Aku belum mempunyai rencana untuk hal
ini,membayngkannya pun belum.Aku juga tidak
tahu,mengapa aku tidak tertarik untuk menjadi
seorang guru.Padahal guru adalah pekerjaan yang
sangat mulia,aku juga kagum dengan guru-
guruku.

Langit mendung diselimuti awan hitam yang


semakin menunjukkan bahwa hujan akan segera
turun.Dari jendela kulihat burung-burung
berterbangan untuk menyelamatkan diri dari
guyuran air hujan.Nampak juga beberapa orang
yang berbondong-bondong menuju ke teras
rumahku untuk sekedar berteduh.Aku terhanyut
dalam lamunanku,kemudian ibu datang dengan
menepuk pundakku dan aku tersadar dari
lamunanku.”Nay,ayo bantu ibu membuat kue”

64
ibu mengatakannya dengan wajah yang penuh
dengan harapan.Ibu sengaja mengajakku untuk
membuat kue agar kelak jika aku menikah,bisa
membuat kue untuk suamiku.

Ibu mengajariku untuk membuat kue bolu,bahan-


bahannya telah dipersiapkan oleh beliau,aku
tinggal menunggu intruksi dari beliau,pertama-
tama aku harus mengocok putih telur dengan
gula,setelah itu adonan kedua aku harus
mengocok kuning telur dengan
mentega,kemudian kedua adonan tersebut
dicampur jadi satu,dan yang terakhir yaitu
memasukkan tepung terigu ditambah dengan susu
bubuk.Kata ibu,jika menjadi seorang wanita harus
bisa memasak,karena jika mempunyai suami kita
harus bisa memasak untuknya,itu bisa menjadi
kebanggaan seorang suami.Ibuku selalu memasak
untuk ayahku dan pastinya untukku dan kak
Maya juga.Terbukti,ayahku selalu memuji

65
masakan ayahku walaupun terkadang ayah tidak
menyukai menunya.
Akhir-akhir ini aku jadi suka membuat kue,jika
hari minggu aku sengaja pergi ke pasar untuk
membeli bahan-bahan kue.Setelah itu,aku buka
buku resep kue milik ibuku dan memilih salah
satu jenis kue yang ingin aku buat.Ini baru
pertama kalinya aku membuat kue tanpa
sepengawasan dan instruksi dari ibuku.Beliau
sengaja membiarkan aku bekerja sendiri,dan
ingin melihat karyaku sendiri tanpa bantuan dari
orang lain.Menurutku ini juga salah satu untuk
melatih kemandirian.

Pertama-tama yaitu kusiapkan bahan dan alat-


alatnya,kemudian aku mulai menyampurkan
bahan-bahan dengan melihat buku resep yang tak
pernah hilang dari pandanganku,itulah yang
membuat leherku terasa sakit karena sejak
pertama aku selalu menolehkan leherku ke buku

66
resep dan adonan silih berganti.Adonan kue
brownis selesai,tercatat dalam buku resep ibuku
bahwa langkah terakhir yaitu menaruh ke dalam
cetakan dan memanggangnya dengan api yang
tidak terlalu besar.

Aku duduk di depan oven dengan wajah yang


sangat letih,kemudian kubaringkan kepalaku di
atas meja makan dengan kedua tangan untuk
menyanggah kepalaku.Bau yang tidak sedap
membangunkanku,aku sudah bisa menebak apa
yang terjadi ternyata bau yang tidak sedap itu
datang dari oven yang membanggang kue
brownis itu.Di buku resep ibuku ditulis bahwa
untuk proses pemanggangan dibutuhkan waktu 45
menit.Dan aku melanggarnya,entah sudah berapa
menit kue brownis itu berada dalam oven,yang
pasti lebih dari 45 menit.Kue brownis itu berubah
menjadi hitam karena gosong.Tetapi

67
permukaannya masih terlihat enak dan sepertinya
masih bisa dimakan.

Aku malu sekali untuk memperlihatkan karyaku


pada ayah,kak Maya terutama pada ibu.Ketika
semuanya berkumpul untuk mencicipi kue
brownis buatanku,tadinya aku tidak ingin
mengeluarkannya,tapi aku tidak tahu harus
mencari alasan apa.Setelah lama berfikir aku
tidak menemukan jawabannya,solusi terakhir
sepertinya aku harus
mengeluarkannya.’Nay,mana brownisnya katanya
sudah makan” Suara kak Maya yang sepertinya
sudah tidak sabar lagi untuk menikmati kue
brownis buatan adiknya.

Aku berjalan menuju ruangan tempat mereka


berkumpul.Ku bawa subuah loyang di atas kedua
tanganku dan aku tutup loyang tersebut dengan
sehelai tisu.Bak seorang pengibar bendera yang

68
ingin memberi bendera pusaka kepada
Presiden.Entah apa komentar mereka tentang kue
brownis buatanku.Ada dua kemungkinan,yaitu di
puji atau dihujat.Aku berdiri tepat di hadapan
mereka,kusembunyikan loyang yang ku bawa di
belakang badanku.Ekspresi wajahku sangat
aneh,malu bercampur dengan
ketidakyakinan.”Mana kuenya Nay,ayah sudah
tidak sabar mencicipinya” ayahku memaksaku
untuk menunjukkan hasil karyaku.Dengan mata
terpejam kemudian kusodorkan kue kepada
ayahku,aku sudah menduga apa yang akan
dikatakan oleh kak Maya.”Kue apa ini Nay?
Brownis?tapi warnanya hitam,lalu kue apa ini
Nay?’ kakakku tertawa sangat lepas seperti telah
mendapat undian saja.”Nay,ini bukan Brownis
namanya,tapi Blacknis sepertinya itu nama yang
cocok untuk kue buantan adikku tersayang ini”.

69
Ibu dan ayahku hanya tersenyum,mereka tetap
memuji kue buatanku.Meskipun kenyataan itu
berbanding terbalik.Tetapi mereka sangat
menghargai usahaku,kata ayahku kesalahan itu
wajar,jika kita takut salah kapan kita akan
mencobanya.kata-kata itu membangkitkan
semangatku untuk mencoba lagi,dan tidak akan
pernah menyerah hingga aku berhasil.banyak
kata-kata ayah dan ibuku yang membuat aku
termotivasi.keluargaku termasuk keluarga yang
demokratis,kami diizinkan bergaul dengan siapa
saja,yang terpenting pergaulan itu baik bagi
kami.Kami juga bebas mengeluarkan pendapat
untuk keluarga kami.

Aku merasa beruntumg dibesarkan dalam


keluarga yang menyayangiku,kehidupan kami
memang sederhana,tatapi dengan rasa cinta dan
kasih sayang yang kami miliki membuat hidup
kami istimewa.Banyak cerita-cerita keluarga ynag

70
memilukan yang aku lihat ditelevisi,aku tidak
pernah membayangkan jika aku berada diposisi
mereka,banyak orang tua yang bercerai,ataupun
terjadi kekerasan dalam rumah tangga ,yang
populer dengan sebutan “KDRT”.Kejadian itu
semua,tentunya yang menjadi korban adalah
anak.

Apa jadinya jika didunia ini aku hidup hanya


sendiri? Tanpa ayah,ibu,ataupun kak
Maya,keluarga bagiku sangat penting bagaikan
udara yang tidak akan pernah habis untuk kita
hirup.Diantara ayah,ibu dan kak Maya,aku paling
dekat dengan ibuku.Ibu adalah segalanya
bagiku,sesosok wanita yang sangat aku sayangi
dan kukagumi.Pengabdiaanya untuk keluarga
tanpa pamrih.Aku percaya dengan pepatah yang
mengatakan “Surga Ditelapak Kaki Ibu”.

71
10.”3.2,1”

Banyak hal yang telah aku lalui,semakin


lama semakin aku memahami didiriku
sendiri.Kini aku telah duduk di bangku kelas
XII,sebuah perjalanan terakhirku selama 3 tahun
aku menuntut ilmu di SMA.Kepala Sekolah telah
menyampaikan bahwa untuk tahun kelulusanku
ini akan diujikan 6 Mata Pelajaran untuk Ujian
Nasional.Tahunku ini sungguh berat,sejak zaman
dahulu Ujian Nasional hanya 3 Mata
Pelajaran,tetapi pada giliranku 6 Mata Pelajaran
yang akan diujikan.

Aku yakin bahwa seluruh pelajar di Indonesia


pada tahun kelulusan angkatanku,yaitu tahun
2008 berpikir untuk melakukan demo.Karena
kami menganggap kebijakan Pemerintah sungguh
tidak adil.Untuk apa Pemerintah harus

72
memambah 3 Mata Pelajaran untuk diujikan? 3
Mata Pelajaran saja sudah membuat seluruh siswa
menjadi frustasi.Mau tidak mau seluruh siswa
harus mengikuti peraturan baru Pemerintah yang
dimulai dari tahun angkatanku.Aku harus
mempersiapakan sejak dini sebelum waktu itu
tiba,baik mental maupun fisik.

Untuk mempersiapkan Ujian Nasional yang


tinggal beberapa bulan lagi,sekolahku
mengadakan Bimbingan Belajar yang diadakan
seminggu 3 kali,setelah jam sekolah usai.6 Mata
Pelajaran yang akan diujikan untuk kelas Bahasa
yaitu Bahasa Indonesia,Bahasa Inggris,Bahasa
Jerman,Matematika,Saatra Indonesia,dan
Antropologi.Dari kesekian banyaknya Mata
Pelajaran,yang paling aku takutkan yaitu
Matematika,aku tidak menyukai pelajaran
eksak.Oleh karena itu,aku lemah dibidang itu dan
semua itu menjadi kekhawatiranku tersendiri.

73
Sudah seminggu ini kami menjalani Bimbingan
Belajar,kami berada di sekolah dari pagi hingga
sore,karena itu Kepala Sekolah menganjurkan
untuk membawa bekal.kami pun mengikuti saran
beliau,di kelas,kami sering bertukar makanan dan
saling berbagi kepada teman kami yang tidak
membawa bekal.Kemudian kami makan bekal itu
bersama-sama,sungguh suasana yang
menyenangkan dan terasa sekali kekompakan
kami,kami mengumpulkan bekal kami dan makan
secara bersama sehingga tidak ada sifat
deskriminisasi.

Berepa bulan belakangan ini,waktuku kuhabiskan


untuk memikirkan urusan sekolah,hampir
seharian penuh aku berada di sekolah.Setelah
selesai sekolah aku harus mengikuti
bimbel,sungguh waktu yang sangat
melelahkan.Disaat kondisi badan

74
menurun,akupun tidak konsentrasi dalam
belajar.Frau Titi menjelaskan panjang lebar
meengenai kemungkinan soal yang akan keluar
pada Ujian Nasional,tapi aku sudah tidak bisa
menyerap materi itu,yang aku ingat hanyalah “Ich
Liebe Dich”.Aku harus bisa menjaga kesehatan
hingga Ujian Nasional tiba.

Dengan berjalannya waktu,aku semakin matang


untuk mempersiapkan diriku untuk memerangi
momok yang paling menakutkan bagi para
pelajar.Aku hanya bisa berdo’a dan
berusaha,serta dukungan oramgtua sangat
membantuku.Akhirnya waktu itu datang
juga,kukerahkan seluruh kemampuanku untuk
memerangi soal Ujian yang sungguh luar biasa
menguras seluruh tenaga dan pikiranku 3 bulan
belakangan ini.Semua ini adalah pertaruhanku
selama menempuh perjalanan 3 tahun.Akan
berakhir bahagia atau berakhir sia-sia.

75
Lama sudah aku hanya berdiam diri dirumah
menunggu pengumuman kelulusan,hingga
dimulailah pertarungan batinku dengan
ayah.Beliau sudah berencana untuk
memasukkanku ke Perguruan Tinggi
Pendidikan.Rupanya perkataan ayahku tidak
main-main,tetapi hingga saat ini aku belum berani
mengatakannya.Aku bingung,kapan aku siap
untuk mengatakan kepada ayahku bahwa aku
tidak berminat untuk menjadi guru.Aku ingin
melanjutkan pendidikanku di Fakultas hukum,aku
ingin menjadi seorang pengacara yang
menyandang gelar “SH” di belakang namaku
“KANAYA PUTRI,SH” itulah impianku selama
ini.

Rasa gelisah dan cemas mewarnai setiap hari-


hariku menjelang detik-detik diumumkannya
kelulusan SMA.Sudah beberapa jam kami

76
menunggu,akhirnya wali kelas kami membawa
setumpuk surat yang sudah berisi nama kami
masing-masing.Kemudian dibagikanlah surat itu
hingga berada ditangan kami.Wali kelas kami
berpesan agar kami membuka amplop itu secara
serentak,dengan tangan yang gemetaran,ketua
kelas menghitung mundur,”3,2,1” tepat
disebutkannya angka satu,aku membuka amplop
yang berisi pertaruhanku.Aku tak kuasa untuk
meluapkan hasratku untuk berteriak seakan ingin
melepaskan beban yang amat berat dari
punggungku.Aku lulus dengan nilai yang cukup
baik.
11.Pengacara Atau Guru?
“Nay,ini brosur pendaftaran mahasisiwa baru
STKIP Muhammadiyah Pringsewu” ayah
menyodorkannya sambil tersenyum.hatiku teriris
sekali melihat senyum bahagia yang nampak pada
wajah ayah,aku tak ingin menghancurkan senyum
indah itu.Kuterima saja brosur itu,kemudian aku

77
bergegas menuju kamarku.Tetesan air mata
membasahi pipiku,aku sangat tersiksa
memikirkan semua ini.Akhirnya kuputuskan
untuk memberanikan diri datang kepada ayah dan
menceritakan semua keinginanku.

Ayah dan ibu yang terlihat sedang asyik


menyaksikan televisi,membuat hatiku menjadi
ragu.Apakah aku harus mengatakan ini kepada
ayahku ataukah aku harus mengikuti keinginan
ayahku? Perlahan kudekati ayah dan aku duduk
tepat disamping ayahku.’Yah,Nay boleh
ngomong sesuatu?” ayahku langsung
mengalihkan pandangannya ke wajahku.”Bilang
aja,Emang ada apa sih nak?”,”Begini
yah,bukannya Nay ingin membangkang perintah
ayah,tapi Nay nggak mau jadi guru yah,Nay ingin
kuliah di Fakultas hukum”.Ayahku terlihat marah
dan kecewa sekali terhadapku,karena aku telah
menghancurkan impian ayahku.Aku mencoba

78
menjelaskan panjang lebar tentang alasanku,aku
mohon pengertian dari ayahku,tetapi rasanya hal
itu sia-sia saja,karena ayahku tetap bersikukuh
terhadap pendiriannya.

Hal ini membuat batinku tersiksa,tidak hanya


aku,ayah dan ibuku juga tersiksa.Ibuku memilih
tidak di pihak siapa-siapa,tidak di pihakku
ataupun di pihak ayah,begitu juga dengan kak
Maya.Ibuku berusaha berbicara kepada
ayahku,untuk membiarkan aku memilih jalanku
sendiri,tetapi tetap saja tidak ada hasilnya,bahkan
masalah ini membuat ayah dan ibuku sedikit
bersitegang.Aku tidak mau membuat kedua
orangtuaku bertengkar.Sudah berulang kali aku
membujuk ayahku,berulang kali juga ayahku
tetap pada pendiriannya.

Hingga puncaknya,ayahku mengatakan jika aku


tidak menuruti keinginan ayahku,ayahku

79
memperbolehkan aku untuk memilih jalanku
sendiri.Tetapi ayahku tidak akan memberikan
bantuan finansial untuk keperluan kuliahku.Itu
adalah hal yang berat,bayangkan saja aku harus
membiayai kuliahku sendiri? Itu adalah yang
mustahil kulakukan.Aku tidak bisa apa-apa tanpa
bantuan ayahku,secara tidak langsung ayahku
tidak memberikan sebuah pilihan,tetapi
paksaan.Setiap malam aku selalu memikirkan
ini.Ayahku ingin aku menjadi seorang guru,tapi
aku tidak berminat,aku selalu bertanya-tanya
pada diriku sendiri,kenapa aku tidak ingin
menjadi guru? Padahal guru adalah profesi yang
sangat mulia.Jika aku tidak menuruti keinginan
ayahku,sama saja aku harus berhenti sampai
disini.Menjadi seoarang Pengacara adalah
impianku sejak kecil,tapi aku harus
menyingkirkan impianku itu Karena keadaan
yang memaksa.

80
Ditengah kegalauanku yang semakin menjadi,aku
mencoba sejenak untuk tidak
memikirkannya.Aku meyeduh secangkir the
untuk menemaniku berada didepan
televise.Semula bayanganku kosong,tetapi
bayangan mataku kembali terisi ketika aku
menyaksikan sebuah reality show yang
mengangkat kisah “Profesi Guru diatas Profesi
segala-galanya” ketika itu diceritakan betapa
mulianya menjadi seorang guru,dalam keadaan
dan suasana apapun seorang guru harus
menjalankan profesinya untuk membimbing
mencerdaskan bangsa,segala Profesi apapun jika
tidak adanya seorang guru,maka mereka tidak
akan menjadi siapa-siapa.

Dari situlah hatiku tergugah untuk menjadi


seorang guru,selain itu menurutku pekerjaan
guru,juga pekerjaan yang menantang.Seorang
guru harus bisa mengajar dengan baik,yang

81
diwarnai dengan begitu banyak karakter yang
dimiliki setiap siswa.Setelah sekian lama,aku
bersitegang dengan ayahku,akhirnya kurelakan
semua impianku yang sejak lama aku nantikan
untuk menyambut impianku yang baru,yaitu
menjadi guru yang professional,sesuai dengan
keinginan ayahku.

Tentunya ayah sangat senang mendengar hal


ini.Ayahku sangat sibuk mempersiapkan
semuanya,kini aku harus belajar untuk mencintai
profesi seorang guru.Kareana tanpa adanya rasa
cinta dan ketertarikan,maka sesuatu hal tidak
akan kita capai dengan sempurna,begitu juga
dengan pendidikan maupun pekejaan.Semakin
hari semakin kutekatkan niatku untuk menjadi
seorang guru,tetapi jauh dalam lubuk hatiku aku
sering bertanya,apakah aku bisa menjadi guru
yang dapat diteladani siswa? Bagaimana aku
harus bersikap? Bisakah aku menjadi guru yang

82
selama ini diinginkan oleh ayahku,kurasa itu
masih lama sekali,kini aku baru akan masuk ke
Perguruan Tinggi.Sekarang aku menjadi
mahasiswi STKIP Muhammadiyah Pringsewu
jurusan Bahsa dan Sastra Indonesia.
Ini kehidupan baruku,dimana aku harus
membuang jauh-jauh ingatanku tentang Fakultas
Hukum.Aku banyak menemukan hal baru,aku
juga banyak mendapatkan teman baru yang
berasal dari banyak daerah.Aku harus bisa
menyesuaikan cara belajar di tingakat kuliah yang
sangat berbeda dengan SMA.Disana aku
mempunyai 3 teman yang kuanggap sebagai
teman baikku.Mereka Wulan,Asih dan
Nana,kemanapun kami selalu bersama.Mereka
mempunyai karakter yang berbeda-beda,sejauh
ini aku mulai memahami karakter teman-
temanku.

83
Seiring dengan berjalannya waktu,aku mulai
menyukai profesi guru,banyak dosen maupun
teman-teman yang memberikan motivasi agar
selalu optimis dan bangga menjadi seorang
guru.Entah mengapa waktu ini tersa begitu
cepat,belum lama aku masik ke Perguruan
Tinggi,kini impian ayahku yang sekarang
menjadi impianku juga tinggal menempuh
setengah perjalanan lagi.Ditengah-tengah
perjalananku menempuh karier,aku kembali
diperkenalkan oleh cinta setelah sekian lama aku
mengubur dalam-dalam cinta dan berusaha untuk
tidak mengenalnya sebelum aku menyelesaikan
studiku.

Awalnya aku biasa saja dengan orang


ini,selayaknya teman biasa,perasaanku biasa saja
bahkan bisa dikatakan aku telah menganggapnya
sebagai sahabat.Aku dan dia sering tertawa
bersama dan tidak terlintas sedikitpun pada saat

84
itu aku akan mempunyai perasaan
terhadapnya.Kami teman satu kelas,sudah
beberapa semester ini hubungan kami selayaknya
teman biasa.Sedikit banyak aku sudah memahami
karakternya.Menurutku dia mempunyai karakter
yang unik.Disaat perkuliahan dia termasuk ornag
yang tegas,serius,dan berani memgeluarkan
pendapat bahlan dia sering berdebat dengan
teman maupun dosen mengenai materi yang dia
anggap kami belum memahami semuanya.

Tetapi disisi lain,di luar perkuliahan sifatnya


berbanding terbalik,dia yang serius,tegas
terkadang juga menakutkan berubah menjadi
selayaknya pria yang ramah,suka bergaul dan
terkadang suka menggoda teman-teman
wanita,termasuk aku.Pada saat semester 4,kisah
ini dimulai.Kisah yang tidak pernah aku
bayangkan sebelumnya,awalnya aku juga belum
bisa percaya,tetapi dia meyakinkanku bahwa ini

85
sebuah kenyataan dan aku tidak bisa
membohongi perasaanku sendiri.

86
12.Kesungguhan Cinta…

Kisah ini berawal dari sebuah sms,sudah


seminggu belakangan ini dia mengirimkan sms
yang berisi kata-kata cinta yang seolah ditujukan
kepada wanita yang special.Aku sempat tidak
menghiraukannya,karena kupikir dia hanya ingin
meledek dan menggodaku saja.Begitu juga di
kampus,dia sering menggodaku,sering
mengatakan cinta kepaku,dan sering berteriak
memanggil namaku.Pada saat itupun aku biasa
saja,aku menganggap bahwa itu rayuan gombal.

Aku juga tidak tahu sejak kapan perasaan ini


muncul,hingga pada akhirnya aku ingin
meluruskan semua ini.Aku juga penasaran apa
sebenarnya perasaannya terhadapku,apakah dia
serius denganku atau dia hanya menggodaku?
Malam ini aku lagi-lagi menerima pesan darinya
yang berisi kata-kata yang sama dengan
87
sebelumnya.Aku membalasnya dengan kata-kata
yang sepertinya menyentuh hatinya,seketika itu
dia langsung menelfonku.Kata-katanya pun sama
dengan sms yang dikirimkannya,kemudian aku
menjawab”Kamu serius? Aku nggak hanya butuh
kata-kata manis kamu,tapi aku juga butuh
pembuktian.Besok kamu datang ke rumah,aku
nggak mau kamu ngomong di kampus,lewat sms
maupun telfon”.

Dengan sangat yakinnya,dia menerima


tantanganku.Aku yang semula mengira dia hanya
main-main dan tidak mungkin akan datang ke
rumahku,rupanya dia mematahkan semua
anggapanku itu.Tepat hari jumat jam 9 pagi,dia
datang kerumahku.Aku sangat terkejut dia sudah
berdiri di depan rumahku,aku bingung aku tidak
menyangka dia akan datang.Tiba-tiba perasaanku
bergetar setelah melihatnya.”aku serius dengan
kata-kataku ini,aku ingin kamu menjadi pacarku”

88
pada waktu itu aku juga belum percaya,tapi entah
mengapa hatiku terus bergetar,apakah aku juga
mempunyai perasaan yang sama dengan dia?
Kemudian dia berusaha meyakinkan aku bahwa
dia tidak mempermainkanku,lalu entah dengan
kata-kata apa aku menerima cintanya.

Sejak saat itu aku lalui hari-hariku


bersamanya,aku tidak peduli apa anggapan
teman-teman sekelasku tentang hubunganku
dengan Ikhsanuddin.Aku juga tidak mampu untuk
membohongi perasaanku sendiri.Hubungan yang
semula hanya sebatas pertemanan kini berubah
menjadi cinta.Tidak teasa kulalui hari-hariku
bersanmanya kini tinggal selangkah lagi aku
menjadi seorang sarjana.Perjuanganku selama ini
sudah mencapai puncaknya.Hampir kurang lebih
selama 4 tahun aku menempuh studi Strata Satu
di STKIP Muhammadiyah Pringsewu.Selama ini
aku dan dia saling memberikan motivasi untuk

89
menyelesaikan studi kami.Hingga saat
ini,hubungan kami terjalin dengan baik dan
akhirnya kami lulus bersama.

Malam yang semakin larut membuat tubuhku


ingin berbaring,angin malam yang sangat
kencang menusuk hingga tulangku.Aku yang
semula berdiri didepan jendela sambil membuka
buku diary yang mengiringi perjalanan
hidupku,kemudian menutup tirai jendela
berbaring di atas tempat tidur untuk menyambut
hari esok yang sangat bersejarah bagi
kehidupanku.Besok adalah hari Wisuda
Sarjanaku,di mana aku akan menyandang gelar
Sarjana Pendidikan di belakang namaku.Aku
senang bisa mewujudkan impian ayahku,yang
aku pun juga tidak pernah membayangkan
sebelumnya.

90
Sebatas Impian

Oleh:
Panca Riski .K.
08040012

91
Kata Pengantar

Puji syukur penulis ucapakan kepada Allah SWT


yag telah memberikan rahmat dan hidayahnya-
Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan novel
perdana yang berjudul “Sebatas Impian” sesuai
dengan harapan penulis.Pada kesempatan ini
penulis juga ingin berterima kasih terhadap
pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian novel ini,selain itu penulis ingin
mempersembahkan novel perdana ini kepada:
1. Orang tua yang senantiasa mendukung
karirku.
2. Orang yang kini spesial dihatiku yang selalu
memberikan semangat serta motivasi.
3. Dr.H.Dalman,M.pd. selaku dosen yang
membimbing dalam penulisan novel ini.
4. Rekan-rekan yang selama ini mendukung
dalam penulisan novel ini.

Tentang Aku

Namaku Panca Riski Kurniawati,biasanya aku di


panggil Panca atau Kiki.Aku lahir di Pajarisuk
kab.Pingsewu,12-09-1990.Aku bersekolah di SD
N 1 Pajarisuk,SMP 3 Pringsewu,SMA N 1

92
Pagelaran,dan sekarang aku kuliah di STKIP
Muhammadiyah Pringsewu jurusan Bahasa dan
Sastra Indonesia.Kini aku semester 4,masih jauh
perjalananku untuk mencapai gelar Strata
Satu.”Sebatas Impian” adalah novel
perdanaku,semoga dikemudian hari terbit karya-
karyaku yang lain.

Sinopsis

Kanaya,seorang gadis manja yang ingin


mengejar inpiannya untuk menjadi seorang
pengacara yang terkenal.Sejak SMP dia sudah
bercita-cita untuk menjadi pengacara,dia mulai
belajar memahami hidup setelah ia bettemu
dengan Agus,teman SMA nya.Ketika ia mulai
memahami dirinya sendiri dan sangat ambisius
dalam mengejar impiannya,ia terhalang oleh
impian ayahnya yang menginginkannya untuk
menjadi seorang guru,profesi yang sama sekali

93
tidak diinginkannya.Kini ia harus memilih antara
impian atau ayahnya.Selain itu percintaan juga
mengantarkan pilihannya.

94

Anda mungkin juga menyukai