Anda di halaman 1dari 4

Kejujuran Membawa Berkat

Nama saya adalah Calista. Umur saya 14 tahun dan sekarang duduk di kelas 3 si sekolah
menengah pertama. Saya adalah anak yatim piatu yanghidup berdua saja dengan adik saya,dirumah
yang sangat sederhana yang ditinggalkan oleh orang tua kami. Adik saya berumur 7 tahun dan sekarang
duduk di kelas II SD.Namanya adalah Destian.

Sepeninggalan orang tua akmi,setiap hari saya selalu bangun jam 05.00 WITA untuk mengurus
segala sesuatu yang diperlukan. Pas bangun tidur saya selalu berdoa dahulu kepada Tuhan agar hari ini,
saya bisa lebih kuat dalam menghadapi berbagai cobaan hidup. Setelah itu saya bisa lebih kuat dalam
menghadapi berbagai cobaan hidup. Setelah itu saya akan merapikan tempt tidur, lalu menyiapkam
sarapan yang hanya brupa singkong goreng, dan the panas. Lalu saya kan membangunkan adikku agar
cepat bersiap pergi sekolah.

Setelah semuanya siap saya juga akan bersiap pergi ke sekolah agar hari ini saya tidak akan
terlambat. Sebelum pergi sekolah saya terlebih dahulu akan mengantar adikku ke sekolahnya yang
hanya berjarak 50m dari sekolah saya. Dan sampailah saya yang dianggap olreh sebagian siswa adalah
sebuah penjara bagi mereka. Tetapi saya tidak menganggap sekolah seperti itu.

Karena disinilah karakter kita dibentuk. Apalagi saya sudah tidak memiliki orang tua jadi saya
mengandalkan guu di sekolah dalam mendidik saya. Disini juga saya bisa bersosialisasi dengan teman
teman saya.

Di sekolah saya hanyalah seorang siswa biasa yang hanya bisa mendapatkan peringkat 5 di kelas.
Tetapi saya tetap bangga dengan pencapaian saya, karena saya mendapatkan peringkat itu dengan
jujur.

Sepulang sekolah saya biasanya akan snggah di warung makan si sebelah sekolah saya. Bukan,
disana saya tidak akan makan seperti yang dilakukan oleh banyak siswa siswi ketika pulang sekolah.
Tetapi disini saya akan bekerja. Ya, disinilah tempat saya mencari nafkah untuk memenuhi keperluan
sehari-hari dari daya dan adik saya. Daya terkadang sedikit iri kepada teman- teman saya yng tidak
mempunyai beban apapun dalam hidupnya, dan bisa menikmati hidupnya dengan santai. Tetapi saya
tahu Tuhan akan membuka jalan bagi semua orang yang mau mau berusaha.

Disini saya biasa membantu Bu Sonya (pemilik warung) untuk membersihkan meja, mencuci
piring, dan terkadang memasak. Debenarnya pekerjaan ini sangat berat bagi saya, apalagi saya sudah
ada di tinkat akhir Sekolah Menengah Pertama yang mana sebenarnya saya harus fokus pada ujian
nasional yang akan datang. Tetapi jika tidak bekerja mau makan apa? Biasanya jika warung sedikit
pelanggan maka saya akan mengambil buku dan belajar. Karena saya selalu membawa baju ganti si tas
sekolah saya, jadi sepulang sekolah saya bisa bisa langsung singgah di warung bu Sonya. Jadi
perlengkapan seklah masih daya bawah.

Adik saya biasanya juga akan datang di warung jika dia sudah selesai mengerjakan PR dan
membantu saya di warung.

Dan saat ini saya sedang mencuci piring, adik saya sedang memakan makan siangnya karena dia
baru tiba. Setelah saya selesai mencuci pering saya membersihkan meja yang dari pelanggan yang baru
saja selesai makan san sekarang sudah pulang.

Saat saya membersihkan meja, saya menemukan sebuah dompet yang terletak di salah satu
sudut meja . saya terkejut melihatnya. “dompet siapa ini?” tanya saya dalam hati. Dan mungkin pemilik
dompet ini adalah pelanggan yang baru saja selesai makan di tempat ini . “ya Tuhan pasti pemilik
dompet ini sedang bingung mencari dompet ini” batinku. Mungkin di dalam ada KTP yang bisa menjadi
petunjuk untuk mencari pemilik dari dompet ini. Setelah saya membuka dompet tersebut saya sangat
terkejut melihat isi dari dompet ini. Di dalam ada banyak sekali uang seratusan yang dalam hidupku
belum pernah melihat uang sebanyak ini. Di dalam juga terdapat banyak kartu ATM dan juga kartu-kartu
kredit yanga berjejer rapi di dalam dompet ini.

Sekilas saya teringat percakapan saya dan adik saya kemarin malam.

“kak, kakak ingatkan besok lusa hari apa?’ ucap adikku dengan binar di wajahnya.

“lusa? Memangnya lusa hari apa?” jawabku pura-pura lupa. Sengaja menggoda adikku.

“masa kakak lupa besok hari apa..” kata adikku dengan dengan raut sedihnya. “ lusa hari ulang
tahun aku kak..” lanjutnya dengan muka kesal yang dibuat buat.

“ia kakak ingat lusa itu emang harui ulang tahun kamu. Kakak hanya menggodamu saja. “
kataku dengan tawa karena melihat tingkah adikku.

“kak boleh nggak Destian minta hadiah sama kakak?” Ucap adikku dengan wajah memelasnya.

“memangnya hadiah apa?” jujur saat mendengar kata adikku saya sangat terkejut karena tidak
biasanya dia meminta hadiah selama ulang tahunnya. Biasanya saat ulang tahun destian hanya
meminta saya agar mendoakannya agar bisa umur panjang dan bisa menemani saya sampai besar
nanti. Saat dia mengatakan itu sayapun hanya menurutinya.

“aku minta sepatu baru boleh?” katanya lagi masih dengan wajah memelasnya. “ soalnya di
sekolah banyak yang mengejek sepatu Destian karena sepatu Destian sudah rusak dan sudah tidak layak
pakai” kata adikku dengan raut wajah yang sedih sambil menundukkan kepala.

“baiklah kakak akan berusaha mencari uang dan membelikanmu sepatu baru. Sebagai hadiah
ulang tahun” kataku untuk menghibur adikku.

Saya sempat tergoda dengan uang yang ada dalam dompet ini. Agar saya bisa membelikan
sepatu baru untuk Destian sebagai hadiah ulang tahun. Saya berpikir dengan keras haruskah saya
mengembalikkan dompet ini atau? mengambil uang yang ada di dalamnya untuk mmbelikkan sepatu
baru untuk Destian.

Dan aku telah mengambil keputusan untuk mengembalikkan dompet ini kepada pemiliknya.
Karena ini bukan hak saya dan tak seharusnya saya mengambil milik orang. Aku pun melihat KTP yang
ada di dalam dompet itu, dan melihat identitas dari pemiik dompet ini. Nama dari pemilik dompet ini
adalah Ibu Aliciia dan alamatnya ada di kompleks sebelah. Kira –kira 400m dari sini.

sayapun memanggil adik saya yang telah selesai makan dan sekarang sedang memungut
sampah-sampah yang ada di lantai. Saya bertanya padanya apakah dia ingin ikut saya mengembalikkan
dompet ini atau tidak. Dan dia tenyata ingin ikut.

Saya pun pergi bersama adik saya , setelah meminta izin kepada bu Sonya untuk keluar
sebentar. Saya dan adik saya tidak memiliki uang untuk naik angkutan umum. Jadi saya dan adik saya
berjalan dari warung hingga ke rumah dari pemilik dompet ini.

Dan di bawah terik sinar matahari dan adikku harus berjalan. Hari ini memang sangat panas.
Terkadang saya akan menggendong adik saya ketika dia bilang kalau dia kelelahan berjalan. Setelah
sekian jauh saya dan adik saya berjalan, maka sampailah kami di rumah dari sang pemilik dompet ini.

Rumahnya cukup besar setidaknya cukup untuk ditinggali oleh 10 orang. Dan juga sangat
mewah. Sayapun menekan tombol bel yang ada di samping pintu selama beberapa kali. Setelah lama
menekan bel akhirnya keluarlah seorang wanita yang tampak sangat cantik, dan mengenakan setelan
kantor yang rapi.
“ada yang bisa saya bantu dik?” kata wanita itu dengan senyuman keramahan yang ada di
wajahnya.

“permisi tante, saya kesini mau tanya apakah benar tante pemilik dari dompet ini? Kalau iya ni
saya kembalikan. Saya menemukannya di warung makan tempat saya bekerja tante.” Kata saya langsung
ke intinya.

Wanita tersebut pun mengambil dompet dari tangan saya dan melihatnya sebentar.

“silakan dicek ulang tante kalau isi dompet memang tidak kurang.” Kataku kepada wanita di
depan saya

“ya ampun makasih banyak yaa dik telah mengembalikan dompet ini pada saya. Ayo masuk dulu
kalian berdua pasti capek. “ kata wanita itu sambil menuntun saya dan Destian untuk masuk ke dalam
rumahnya.

saya sangat terkagum saat masuk ke dalam rumah ini di dalamnya tidak kalah mewah. Dan
trdapat sofa besar yang ada di dalam ruanagan tersebut. Saya dan adik saya pun langsung dituntun oleh
wanita itu untuk duduk sebentar, dan setelah itu wanita itu telah pergi ke ruangan lain.

Tak berapa lama kemudian wanita itu datang dengan membawa 2 gelas jus jeruk dan juga
disertai cemilan. “ ini, minum dulu kalian pasti capek banget kan?” katanya sambil menaruh kedua gelas
jus jeruk itu di hadapan saya dan adk saya. “kalian kesini naik apa?” kata wanita itu.

“kami jala kaki tante.” Kata saya “ makasih sebelumnya tante seharusnya tante nggak perlu
repot- repot.” Kata saya sambi menunjuk gelas yang ada di hadapan saya.

“nggak papa adik kamu haus tuuh” kata wanita itu sambil menunjuk adik saya yang ada di
sebelah saya. Saya terkejut melihat adik saya telah meminum habis jus jeruk yang ada di gelas dan
sekarang sedang melahap cemilan yang diberikan.

“ maaf tante adik saya memang begini” kataku dengan raut wajah penyesalan.

“ nggak apa-apa memang itu untuk kalian” jawabnya “nama kalian siapa?”

“nama saya calista tante, ini Destian.” Jawab saya dengan memperkenalkan diri

“ohhh” jawabnya. “nama saya Alicia.” Setelah mengatakan itu saya hanya menganggukkan
kepala sambil melihatnya menambil sesuatu di dalam dompet yang baru saja dikembalikan. “ ini untuk
kalian berdua karena telah mengembalikan dompet ini sama tante. Kalau orang lain yang
menemukannya pasti mereka tidak akan pernah berpikir untuk mengembalikkannya” ucapnya sambil
memberikan uang seratus ribu dengan 3 lembar .

“tante nggak perlu, saya tulus mengembalikkan dompet tante karena memang itu milik tante”
kataku sambil menolak secara halus pemberian tante Alicia.

“ nggak ini untuk kalian. Kalian harus mengambilnya.” Ucap tante Alicia lagi sedikit memaksa.
Setelah terjadi sedikit

dan akhirnya saya pun mengambil uang tersebut dengan terpaksa. “saya ikhlas memberi uang
ini untuk kalian jangan sungkan sama saya. “ ucap tante Alicia “kalau begitu makasih banyak tnte,
makasih.”

Setelah itu saya dan Destian pulang sari rumah tante Alicia. Dan saya membawa Destian ke toko
sepatu untuk membelikkan sepatu baru untukknya sebagai hadia ulang tahun untukknya.

TAMAT
TUGAS BAHASA INDONESIA

CERITA PENDEK

DI BUAT OLEH :
ALINNY LETICIA LOUISA
WAAS

KELAS : 9 F

SMP N 1 RATAHAN

Anda mungkin juga menyukai