Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PERKULIAHAN

PENGANGKUTAN LIMBAH B3 MENGGUNAKAN KERETA API

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk


Memperoleh Nilai Pada Mata Kuliah Manajemen K3

KELOMPOK 3
1. BENEDICKTUS ERGO F 2130261
2. CITA ADITYA 2130272
3. HERA DIPTA NUR P 2130341
4. NUNO RIENDRA F 2130391
5. SULIS TRI WIBOWO 2130451
6. YUSA AULADI 2130481

PROGRAM DIPLOMA III TEKNOLOGI MEKANIKA PERKERETAAPIAN


POLITEKNIK PERKERETAAPIAN INDONESIA MADIUN
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan
sumber daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk penyelenggaraan
transportasi kereta api. Kereta api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik
berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan
ataupun sedang bergerak di jalan rei yang terkait dengan perjalanan kereta api. Angkutan
kereta api adalah kegiatan pemindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain
dengan menggunakan kereta api.
Barang khusus adalah bahan atau benda yang sifatnya atau bentuknya harus
diperlakukan secara khusus. Barang aneka adalah barang yang terdiri dari berrnacarnrnacarn
jenis yang karena sifatnya tidak rnernerlukan pengepakan dan pengarnanan khusus dalarn
pernuatan, pengangkutan, pernbongkaran, dan penyusunan barang. Grafik Perjalanan Kereta
Api yang selanjutnya disebut Gapeka adalah pedornan pengaturan pelaksanaan perjalanan
kereta api yang digarnbarkan dalarn bentuk garis yang rnenunjukkan stasiun, waktu, jarak,
kecepatan, dan posisi perjalanan kereta api rnulai dari berangkat, bersilang, bersusulan, dan
berhenti yang digarnbarkan secara grafis untuk pengendalian perjalanan kereta api.

1.2 Definisi B3
Bahan berbahaya dan beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi,
dan/atau kornponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jurnlahnya, baik secara
langsung rnaupun tidak langsung, dapat rnencernarkan dan/atau rnerusak lingkungan hidup,
dan/atau rnernbahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup rnanusia
dan rnakhluk hidup lain. Lirnbah bahan berbahaya dan beracun, yang selanjutnya disebut
Lirnbah 83, adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang rnengandung B3.
Berbahaya dan Beracun (B3) serta limbah B3 dengan moda transportasi kereta api
(KA) harus dilengkapi dengan izin dari Menteri Perhubungan (Menhub) setelah mendapat
rekomendasi dari instansi yang berwenang. Klasisfikasi B3 tercantum dalam pasal 5 PM 48
Tahun 2014 adalah, mudah meledak, gas mampat, gas cair, gas terlarut pada tekanan atau
pendinginan tertentu, cairan mudah terbakar, oksidator, peroksida organic, racun dan bahan
yang mudah menular, radio aktif, korosif serta berbahaya dan beracun lainnya. Sedangkan
klasifikasi limbah B3 tertuang dalam pasal 6 PM. 48 Tahun 2014 adalah mudah terbakar,
mudah meledak, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi dan bersifat korosif.
Klasifikasi angkutan barang umum disebutkan dalam pasal 3 meliputi barang aneka,
kiriman pos dan jenazah. Sedangkan angkutan barang khusus termaktub dalam pasal 4
dengan klasifikasi yaitu, barang curah, barang cair, muatan yang diletakkan di atas palet, kaca
lembaran, barang yang memerlukan fasilitas pendingin, tumbuhan dan hewan hidup,
kendaraan, alat berat, barang dengan berat tertentu dan peti kemas.

1.3 Dasar Hukum


Adapun untuk melaksanakan pengangkutan limbah B3 di Indonesia memiliki dasar
pelaksanaan berupa undang-undang dan peraturan pemerintah yang mengatur regulasi dalam
pelaksanaannya. Berikut dasar hukum yang digunakan, yaitu:
1. Undang-Undang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
2. Undang-Undang 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
3. Undang-Undang 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan;
6. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 18 Tahun 2009 tentang Tata Cara
Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;
7. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor: 14 Tahun 2013 tentang Simbol dan Label
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

1.4 Keunggulan
Pengangkutan limbah B3 menggunakan kereta api memiliki keunggulan yang tidak
dimiliki oleh kendaraan lain yaitu:
1. Merupakan bentuk kepatuhan terhadap regulasi.
2. Kemampuan kereta api membawa limbah B3 lebih banyak dibanding moda
transportasi darat lainnya.
3. KAI logistik lebih efisien dan dapat diminimalisir risiko dalam perjalanan limbah
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pembahasan
Pengangkutan limbah B3 diatur oleh berbagai peraturan dan persyaratan baik di
tingkat nasional maupun internasional. Peraturan ini bertujuan untuk melindungi kesehatan
manusia dan lingkungan, memastikan pengelolaan limbah B3 yang aman dan bertanggung
jawab, serta mengatur tanggung jawab transporter limbah B3. Berikut adalah beberapa
peraturan dan persyaratan yang umumnya diterapkan:

2.1.1 Persyaratan Umum Pengangkutan B3


Persyaratan umum untuk pengangkutan limbah B3, yaitu:
1. Pengangkutan limbah B3 dengan kategori bahaya 1, wajib menggunakan alat angkut
tertutup untuk alat angkut darat, dan
2. Pengangkutan limbah B3 dengan kategori bahaya 2, dapat menggunakan alat angkut
bersifat tertutup atau terbuka untuk alat angkut darat

2.1.2 Persyaratan Teknis Pengangkutan B3


Persyaratan teknis pengangkutan limbah B3, antara lain:
1. Menggunakan alat angkut khusus untuk pengangkutan limbah B3 dan dalam keadaan
laik jalan;
2. Menggunakan alat angkut tertutup ketika melakukan pengangkutan limbah B3
kategori bahaya 1;
3. Melekatkan simbol limbah B3 terhadap alat angkut limbah B3 yang digunakan untuk
alat angkut darat; 7
4. Melakukan pengemasan limbah B3 yang diangkut sesuai dengan ketentuan mengenai
pengemasan limbah B3 dan melekatinya dengan simbol dan label limbah B3; dan
5. Memperhatikan kompatibilitas limbah B3.
2.1.3 Persyaratan Safety Pengangkutan B3
Adapun beberapa persyaratan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan pada saat
melakukan pengangkutan B3 yaitu antara lain:
1. Alat komunikasi antara pengemudi dengan pusat pengendali operasi dan/atau
sebaliknya;
2. Lampu tanda bahaya berwarna kuning yang ditempatkan diatas atap ruang kemudi;
3. Rambu portabel;
4. Kerucut pengaman;
5. Segitiga pengaman;
6. Dongkrak;
7. Pita pembatas (Police line);
8. Serbuk gergaji;
9. Sekop yang tidak menimbulkan api;
10. Lampu senter;
11. Warna kendaraan khusus;
12. Pedoman pengoperasian kendaraan yang baik untuk keadaan normal dan darurat;
13. Ganjal roda yang cukup kuat dan diletakan pada tempat yang mudah dijangkau oleh
pembantu pengemudi.

2.1.4 Persyaratan Alat Angkut B3


Pengangkutan limbah B3 wajib menggunakan alat angkut yang dikhususkan untuk
mengangkut limbah B3, kecuali kapal laut. Pengangkutan limbah B3 di darat harus
menggunakan alat angkut mobil roda 4 (empat) atau lebih, kecuali pengangkutan limbah B3
infeksius dari fasilitas pelayanan kesehatan. Pengangkutan limbah B3 menggunakan mobil
roda 3 (tiga) hanya dapat dilakukan oleh Penghasil Limbah B3 dari fasilitas pelayanan
kesehatan yang akan melakukan pengangkutan limbah medis ke depo pemindahan (transfer
depo) atau ke pengolah dan/atau penimbun limbah B3 yang berizin dalam 1 (satu) wilayah
provinsi.
Permohonan rekomendasi pengangkutan dengan mobil roda 3 (tiga) diajukan oleh
pemohon kepada bupati/wali kota untuk pengangkutan skala kabupaten/kota atau kepada
gubernur untuk pengangkutan skala provinsi. Selanjutnya, permohonan izin pengelolaan
limbah B3 untuk kegiatan pengangkutan limbah B3 dapat diajukan kepada Dinas
Perhubungan Kabupaten/Kota/Provinsi sesuai dengan skala pengangkutan limbah B3 yang
dilakukan. Pemberlakuan dan ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan alat angkut mobil
roda 3 (tiga) akan diatur tersendiri dalam peraturan mengenai pengelolaan limbah B3 dari
fasilitas pelayanan kesehatan.
2.2 Prosedur Pengangkutan
Adapun dalam pelaksanaan pengangkutan limbah memiliki beberapa standar operasi
prosedur yang harus ditaati. Pengangkutan limbah B3 memiliki banyak perbedaan antara
limbah satu dengan yang lainnya, berikut ada cara untuk pengangkutan untuk limbah B3
yaitu antara lain:

2.2.1 Identifikasi Limbah B3


Bahan berbahaya dan beracun yang selanjutnya disingkat b3 adalah zat, energi,
dan/atau kornponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup,
dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lain. Limbah bahan berbahaya dan beracun, yang selanjutnya disebut Limbah
B3, adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3. Pengelolaan Limbah B3
adalah kegiatan yang meliputi pengurangan, penyimpanan, pengumpulan,
pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan/atau penimbunan.

2.2.2 Klasifikasi Limbah B3


1. Angkutan B3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c, diklasifikasikan atas
bahan.
a) mudah meledak;
b) gas mampat, gas cair, gas terlarut pada tekanan atau
c) pendinginan tertentu;
d) cairan mudah terbakar;
e) padatan mudah terbakar;
f) oksidator, peroksida organik;
g) racun dan bahan yang mudah menular;
h) radio aktif;
i) korosif; dan
j) berbahaya dan beracun lainnya
2. Angkutan limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf d, diklasifikasikan
atas Limbah B3 :
a) mudah meledak;
b) mudah terbakar;
c) bersifat reaktif;
d) beracun;
e) menyebabkan infeksi; dan
f) bersifat korosif.

2.2.3 Packing dan Pemuatan


1. Pemuatan dan penyusunan barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a dan
huruf b harus memenuhi persyaratan:
a) berat barang yang dimuat tidak melebihi beban gandar untuk masing-masing gandar
gerbong;
b) beban gandar gerbong yang dimuat barang tidak melebihi beban gandar jalur kereta
api; dan
c) berat barang yang dimuat tidak melebihi kuat muat gerbong;
d) barang yang dimuat tidak melebihi ruang bebas dan ruang batas sarana.

2. Kegiatan pernuatan dan penyusunan barang harus rnernperhatikan:


a) jenis barang sebagairnana dirnaksud dalarn Pasal 2;
b) kearnanan kernasan agar tidak rusak; dan
c) kearnanan barang agar tidak rusak dan/atau rnenirnbulkan bahaya

3. Kegiatan pemuatan B3 dan Limbah B3 wajib memperhatikan karakteristik dan jenis


B3 dan Limbah B3;
a) dikemas sesuai dengan klasifikasinya dan diberikan simbol dan label;
b) dilengkapi dengan Lembar Data Keselamatan Bahan(Material Safety Data Sheet);
c) dibawah pengawasan dan pengawalan petugas yang memiliki keahlian sebagaimana
diatur di dalam peraturan perundang-undangan;
d) dimuat dalam gerbong yang dipersyaratkan secara khusus sesuai dengan
karakateristik 83 dan Limbah B3 dan diberi tanda khusus;
e) diberi gerbong penyekat di antara gerbong yang berisi B3 dan Limbah B3; dan
f) pemuatan ke gerbong dilakukan pada tempat dan/atau stasiun tertentu yang
mempunyai fasilitas bongkar muat sesuai dengan kekhususan bahan yang diangkut.

4. Pengemasan, pemberian simbol dan label sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

2.2.4 Marking and Labelling


1. Penyusunan gerbong muatan B3 dan limbah B3 yang karena sifat dan
karakteristiknya, dilarang dicampur dengan kereta penumpang dalam rangkaian kereta
api penumpang.
2. Penyusunan gerbong muatan B3 dan limbah B3 yang karena sifat dan
karakteristiknya, dilarang dicampur dengan gerbong barang umum dan/atau barang
khusus.
3. Penyusunan gerbong muatan B3 dan limbah B3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) dibawah pengawasan dan pengawal petugas yang memiliki keahlian
sesuai peraturan perundang-undangan.\
4. Pengangkutan barang dengan gerbong diberi tanda yang terdiri dari:
a) kecepatan;
b) berat muatan (BM);
c) tanda kepemilikan gerbong;
d) tanda-tanda khusus untuk barang khusus;
e) kecepatan yang diperbolehkan sesuai dengan jenis dan karakteristik barang.
5. Pengangkutan barang dengan gerbong khususnya untuk barang khusus, B3, dan
Limbah B3 wajib dilengkapi dengan simbol atau label khusus untuk B3 dan Limbah
B3 dan fasilitas pengaman sesuai dengan jenis dan karakteristik barang sesuai
peraturan perundang-undangan
6. Pengangkutan B3 dan/atau Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan
Pasal 6 dapat menggunakan gerbong terbuka, gerbong tertutup, atau gerbong khusus
setelah dikemas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan atau dapat
menggunakan gerbong tangki untuk B3 dan/atau limbah B3 yang bersifat cair sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
7. Pengangkutan B3 dan/atau Limbah B3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan dengan memenuhi persyaratan yang terdiri dari:
a) pengguna jasa merupakan instansi yang berwenang atau badan usaha yang telah
memiliki Izin Pengangkutan dari Menteri setelah mendapat rekomendasi dari
instansi yang berwenang;
b) dilengkapi dengan Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data
Sheet), dokumen B3, dan/atau dokumen Limbah B3 yang ditetapkan oleh instansi
yang berwenang;
c) setiap kemasan B3 dan/atau Limbah B3 wajib diberikan simbol dan label yang
ditetapkan instansi yang berwenang;
d) diangkut dengan gerbong sesuai dengan jenis bahan yang diangkut dan diberikan
tanda khusus dengan dilengkapi simbol dan label yang ditetapkan instansi yang
berwenang;
e) dilakukan pengawalan dan/atau menyertakan petugas yang memiliki keterampilan
dan kualifikasi tertentu sesuai sifat B3 dan/atau Limbah B3 yang diangkut;
f) petugas pengawal harus mengambil tindakan apabila terjadi hal-hal yang
membahayakan keamanan dan keselamatan barang yang dibawa;
g) antara 2 (dua) gerbong yang berisi harus ditempatkan gerbong penyekat;
h) perjalanan kereta api menggunakan kecepatan sesuai dengan kecepatan yang
ditetapkan;
i) bongkar muat dilakukan pada tempat dan/atau stasiun tertentu yang mempunyai
fasilitas bongkar muat sesuai dengan karakteristik B3 dan/atau Limbah B3 yang
diangkut;
j) awak sarana perkeretaapian yang ditugaskan mengangkut bahan berbahaya dan
beracun, serta limbah bahan berbahaya dan beracun harus memiliki kompetensi
dan bersertifikat sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku.
2.2.5 Dokumentasi
2.2.6 Handling
1. Kegiatan Pengakutan Limbah/Barang
1. Perjanjian Angkutan Barang antara penyelenggara sarana perkeretapian dan
pengguna jasa angkutan kereta api;
2. Surat Angkutan Barang yang diterbitkan oleh penyelenggara sarana
perkeretapian atau badan usaha sebagai penyelenggara kegiatan jasa angkutan;
dan/atau
3. Khusus untuk pengangkutan B3 dan Limbah B3 harus dilengkapi dengan Izin
Menteri setelah mendapat rekomendasi dari instansi yang berwenang.
Persyaratan pengangkutan :
a) pengguna jasa merupakan instansi yang berwenang atau badan usaha yang telah
memiliki Izin Pengangkutan dari Menteri setelah mendapat rekomendasi dari instansi
yang berwenang;
b) dilengkapi dengan Lembar Data Keselamatan Baha (Material Safety Data Sheet),
dokumen B3, dan/atau dokumen Limbah B3 yang ditetapkan oleh instansi yang
berwenang;
c) Setiap kemasan B3 dan/atau Limbah B3 wajib diberikan simbol dan label yang
ditetapkan instansi yang berwenang;
d) Diangkut dengan gerbong sesuai dengan jenis bahan yang diangkut dan diberikan
tanda khusus dengan dilengkapi simbol dan label yang ditetapkan instansi yang
berwenang;
e) Dilakukan pengawalan dan/atau menyertakan petugas yang memiliki keterampilan
dan kualifikasi tertentu sesuai sifat B3 dan/atau Limbah B3 yang diangkut;
f) Petugas pengawal harus mengambil tindakan apabila terjadi hal-hal yang
membahayakan keamanan dan keselamatan barang yang dibawa;
g) Antara 2 (dua) gerbong yang berisi harus ditempatkan gerbong penyekat;
h) perjalanan kereta api menggunakan kecepatan sesuai dengan kecepatan yang
ditetapkan;
i) bongkar muat dilakukan pada tempat dan/atau stasiun tertentu yang mempunyai
fasilitas bongkar muat sesuai dengan karakteristik B3 dan/atau Limbah B3 yang
diangkut; dan
j) awak sarana perkeretaapian yang ditugaskan mengangkut bahan berbahaya dan
beracun, serta limbah bahan berbahaya dan beracun harus memiliki kompetensi dan
bersertifikat sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku.

2. Pemuatan
Kegiatan pemuatan dan penyusunan 83 dan/atau Limbah 83 hanya dapat dilakukan setelah
pengguna jasa memiliki Izin Pengangkutan 83 dan/atau Limbah 83 dari Menteri setelah
mendapat rekomendasi dari Instansi yang berwenang sesuai dengan jenis dan karakteristik 83
dan/atau Limbah 83.

Ada peryartaan pemuatan barang / limbah :


Pasal 8 huruf a dan huruf b harus memenuhi persyaratan:
a. berat barang yang dimuat tidak melebihi beban gandar untuk masing-masing gandar
gerbong;
b. beban gandar gerbong yang dimuat barang tidak melebihi beban gandar jalur kereta api;
dan
c. berat barang yang dimuat tidak melebihi kuat muat gerbong;
d. barang yang dimuat tidak melebihi ruang bebas dan ruang batas sarana.

Pasal23
(1) Kegiatan pemuatan 83 dan Limbah 83 wajib memperhatikan:
a. karakteristik dan jenis 83 dan Limbah 83;
b. dikemas sesuai dengan klasifikasinya dan diberikan simbol dan label;
c. dilengkapi dengan Lembar Data Keselamatan 8ahan (Material Safety Data Sheet);
d. dibawah pengawasan dan pengawalan petugas yang memiliki keahlian sebagaimana diatur
di dalam peraturan perundang-undangan;
e. dimuat dalam gerbong yang dipersyaratkan secara khusus sesuai dengan karakateristik 83
dan Limbah 83 dan diberi tanda khusus;
f. diberi gerbong penyekat di antara gerbong yang berisi 83 dan Limbah 83; dan
g. pemuatan ke gerbong dilakukan pada tempat dan/atau stasiun tertentu yang mempunyai
fasilitas bongkar muat sesuai dengan kekhususan bahan yang diangkut.

3. Penyusunan barang / limbah


(1) Penyusunan gerbong muatan 83 dan limbah 83 yang karena sifat dan karakteristiknya,
dilarang dicampur dengan kereta penumpang dalam rangkaian kereta api penumpang.
(2) Penyusunan gerbong muatan 83 dan limbah 83 yang karena sifat dan karakteristiknya,
dilarang dicampur dengan gerbong barang umum dan/atau barang khusus.
(3) Penyusunan gerbong muatan 83 dan limbah 83 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) dibawah pengawasan dan pengawal petugas yang memiliki keahlian sesuai peraturan
perundang-undangan.
(4) Petugas pengawal harus mengambil tindakan apabila terjadi halhal yang membahayakan
keamanan dan keselamatan 83 dan Limbah 83 yang dibawa.

4. Pembongkaran
Pembongkaran dilakukan di dalam stasiun dan luar stasiun dengan persetujuan dari direktur
jendral. Kegiatan pembongkaran 83 dan/atau Limbah 83 hanya dapat dilakukan setelah
pengguna jasa memiliki Izin Pengangkutan 83 dan/atau Limbah 83 dari Menteri setelah
mendapat rekomendasi dari Instansi yang berwenang sesuai dengan jenis dan karakteristik
83 dan/atau Limbah 83.

Persyaratan :
a. dilakukan oleh pengguna jasa yang merupakan instansi yang berwenang atau badan usaha
yang telah memiliki Izin Pengangkutan dari Menteri setelah mendapat rekomendasi dari
instansi yang berwenang;
b. dilengkapi dengan Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet),
dokumen B3, dan/atau dokumen Limbah B3 yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang;
c. dilakukan pengawalan dan/atau menyertakan petugas yang memiliki keterampilan dan
kualifikasi tertentu sesuai sifat B3 dan/atau Limbah B3 yang diangkut;
d. petugas pengawal harus mengambil tindakan apabila terjadi hal-hal yang membahayakan
keamanan dan keselamatan barang yang dibawa;
e. bongkar muat dilakukan pada tempat dan/atau stasiun tertentu yang mempunyai fasilitas
bongkar muat sesuai dengan karakteristik B3 dan/atau Limbah B3 yang diangkut; dan
f. petugas yang melakukan pembongkaran B3 dan/atau Limbah 83 harus mengetahui sifat dan
karakteristik barang.

2.3 Manajemen Resiko


Pembobotan nilai resiko.

Identifikasi Jenis Bahaya HAZARD EXPOSURE


Frekuens Objek Media Waktu
Jenis Limbah Sifat/kategori Jumlah Sifat Jumlah i yang Lingkung Paparan
NO (Tes) kejadian terdamp an
ak
1 Shadge/ IC Beracun / 43,779.0 2 3 3 3 2 2
kategori 1
2 Slag Beracun/ 270,622. 2 3 3 3 2 2
kategori 2 0
3 Mill Scale Beracun / 11,744.2 1 3 3 2 2 1
Kategori 3 7
4 Pelumas Beracun/ 170.44 2 3 3 3 2 2
bekas kategori 2
5 Kemasan Beracun/ 1,5 2 1 1 2 2 1
ex. Bahan Kategori 2
kimia
6 Limbah ex. Beracun/ 0,2 2 1 1 3 2 1
laboratoriu kategori 1
m
7 Aki bekas Beracun/ 0,2 2 1 1 3 2 2
kategori 1
8 Fe katalis Korosif/ 6,3 1 1 1 2 1 1
kategori 2
9 Majun Korosif/ 9,56 1 1 1 2 2 1
Bekas kategori 2

Keterangan:

Rendah
Sedang
Tinggi

Perhitungan Rick Assessment.


Identifikasi Jenis Bahaya HAZARD EXPOSURE Nilai
Frekuens Objek Media Waktu Resiko
Jenis Limbah Sifat/kategori Jumlah Sifat Jumlah i yang Lingkung Paparan
NO (Tes) kejadian terdamp an
ak
1 Shadge/ IC Beracun / 43,779.0 2 3 3 3 2 2 44
kategori 1
2 Slag Beracun/ 270,622. 2 3 3 3 2 2 44
kategori 2 0
3 Mill Scale Beracun / 11,744.2 1 3 3 2 2 1 27
Kategori 3 7
4 Pelumas Beracun/ 170.44 2 3 3 3 2 2 40
bekas kategori 2
5 Kemasan Beracun/ 1,5 2 1 1 2 2 1 18
ex. Bahan Kategori 2
kimia
6 Limbah ex. Beracun/ 0,2 2 1 1 3 2 1 21
laboratoriu kategori 1
m
7 Aki bekas Beracun/ 0,2 2 1 1 3 2 2 21
kategori 1
8 Fe katalis Korosif/ 6,3 1 1 1 2 1 1 10
kategori 2
9 Majun Korosif/ 9,56 1 1 1 2 2 1 24
Bekas kategori 2

BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Pengangkutan limbah B3 menggunakan kereta api memiliki keunggulan dan
kelemahannya masing-masing, keunggulannya adalah kemampuan kereta api
membawa limbah B3 lebih banyak dibanding moda transportasi darat lainnya, kereta
api lebih meminimalisir resiko karena memiliki aturan yang ketat dalam
pelaksanaannya serta menjamin pengantaran limbah B3 dapat sampai tujuan tepat
pada waktunya.
Selain memiliki keunggulan pengankutan limbah B3, penggunaan kereta api juga
dianggap kurang efektif dalam pemindahan limbahnya karena harus ada SOP ketat
pada saat pemindahan limbah dari/menuju kereta api. Klasifikasi dan perbedaan sifat
limbah juga mempengaruhi kemudahan pengolahannya serta juga memperhatikan
packaging. Labelling juga membantu operator dalam identifikasi limbah yang
diangkut.

Anda mungkin juga menyukai