Anda di halaman 1dari 4

(Lanjutan CCS Wiro, Sorry yg kemarin ruangnya nggak muat) Sekitar satu jam aku tertidur, ketika terbangun

aku merasakan suatu perasaan yang Wah..., pokoknya lain dari biasanya. Aku melihat Mbak Ambar sedang mencetak dengan printernya, nampaknya perkerjaannya sudah hampir selesai. Setelah pekerjaan Mbak Ambar selesai, dan mematikan komputernya, ia menghampiriku. "Co... badan Mbak Ambar pegel nih, pijitin dong... mau khan ?", pintanya. "Iya Mbak." jawabku. Mbak Ambar langsung terlungkup di sofa panjang, setelah aku bangun. Sejenak aku bingung, hendak bagaimana. Memang sering sih aku membayangkan menyentuh Mbak Ambar, tapi setelah dikasih kesempatan ini aku malah bingung. "Ayo.., kok malah bengong sih.", seru Mbak Ambar. "I..iya Mbak...". Masih agak ragu, namun karena peristiwa pertama tadi aku jadi agak berani. Kuusap pelan-pelan pundak Mbak Ambar, lalu perlahan kupijit-pijit, lalu turun pelan-pelan ke punggungnya. Ketika hampir mencapai ke dua buah pantatnya yang montok itu, aku agak ragu. "Ayo Co, jangan ragu-ragu.." serunya yang seakan tahu akan keraguanku. Dengan agak berdebar kutempelkan kedua telapak tanganku ke buah pantatnya yang padat berisi itu. Wah, sungguh empuk, namun padat rasanya, lalu kuremas-remas perlahan, " Hmmm..... pintar kamu Nico...." kata Mbak Ambar sambil merasakan nikmat. Setelah agak lama bermain di pantat Mbak Ambar, tanganku kembali merayap menyelusuri paha bagian belakang dan betisnya. Wah... betis indah Mbak Ambar yang biasanya hanya bisa kulihat dan kubayangkan saja, sekarang kuusap-usap dan kuremas-remas dengan lembut, sungguh halus sekali rasanya, mulus dan lembut.... Kemudian Mbak Ambar bangun dari terlungkupnya, dan kini duduk bersandar di sofa. "Nico, lepas sepatu Mbak !" perintahnya. Akupun melakukan perintahnya, melepas sepatunya dengan hati-hati. Setelah dilepas ternyata sampai ke ujung kakinyapun sangat halus dan mulus. "Nico, sekarang kamu jilat kaki Mbak !" kali ini tanpa ragu lagi aku ikuti perintahnya. Aku jilat telapak kaki Mbak Ambar yang mulus, lalu kujilatin pula tumitnya yang berwarna merah jambu itu. "Ehmmmm.... kamu nakal Co....", Mbak Ambar kegelian. "Terus naik ke atas yah, jangan berhenti !" pintanya lirih. Dari telapak kaki dan tumitnya, jilatanku naik ke atas. Kujilati betis mulus dan indah Mbak Ambar, benar-benar lembut sekali terasa di lidahku. Jilatanku terus naik ke atas, kusingkapkan setengah rok spannya ke atas, lalu kujilati paha Mbak Ambar, membuatnya terus menerus merintih kegelian. "Nico, tolong bukain celana dalam Mbak yah...", lalu Mbak Ambar menyingkapkan seluruh roknya ke atas, sehingga celana dalamnya yang putih nampak jelas di depanku. Aha...!, ternyata di bagian tengah celana dalamnya telah basah, rupanya Mbak Ambar sudah sangat terangsang. Tanpa membuka roknya yang disingkapkan ke atas, dengan hati-hati kuturunkan dan kulepaskan celana dalam Mbak Ambar. Wah... luar biasa... baru kali ini aku menyaksikan yang secara nyata memek seorang wanita. Memek Mbak Ambar sangat indah, bulu-bulunya sangat lebat, bentuk bukit memeknya cembung, di tengahnya terdapat garis bibir memek yang berwarna kemeraha-merahan, sangat merangsang birahi, apalagi di pinggirannya telah nampak basah oleh cairan birahinya.

"Ayo Co, jilatin dong, tunggu apa lagi." serunya. Kali ini aku agak ragu lagi. Namun karena aku pernah di film blue, tampaknya kok enak sekali rasa memek itu, aku jadi penasaran. Aku dekati memek Mbak Ambar, ada sedikit bau harum birahinya, mula-mula dengan perlahan aku mulai menjilati pinggiran memeknya. "Sshhh... aaahhh.... ssshhhh.... aahhh....", Mbak Ambar mendesis-desis geli dan nikmat. Entah pemandangan apa ini, masih mengenakan pakaian kerjanya dengan lengkap kecuali celana dalam, Mbak Ambar duduk selonjoran di sofa, sementara aku menjilati sesuatu di balik rok spannya. Aku terus menjilati pinggiran memek Mbak Ambar yang telah basah itu, rasanya asin-asin... Setelah pinggiran memeknya, aku mulai ingin menjilat tengahnya, kulihat di bibir memek Mbak Ambar yang masih rapat itu terdapat cairan basah, lalu aku jilat bagian tengah yang memanjang di memeknya "Ssssssstthhhhh....." Mbak Ambar mendesis panjang. Lalu kujilati bagian dalam memeknya, kukorek dengan lidah seluruh dinding bagian dalam memeknya untuk mendapatkan cairan memeknya, sehingga membuatnya menggelinjang-gelinjang, "Nico... aaaaahhh..... aaaahhh....."Mbak Ambar terus mengerang-ngerang. Lalu aku ingat akan clitnya. Untung di film sudah diajarin dimana mencarinya. Dengan jariku aku renggangkan kedua bibir memek Mbak Ambar, lalu sedikit diangkat ke atas, maka tampaklah ujung clitnya yang mungil yang berwarna pink. Lalu dengan sekali jilatan panjang, aku jilat clit itu, "Aaaaaaaaaauuhhhhhh.........." Mbak Ambar langsung menjerit, ia tersentak kaget. " Nico.. dari mana kamu tau.. hmmmmm..?", tanyanya gemas. "Dari film Mbak", sahutku. "...Dasar...", Mbak Ambar mencubit tanganku. Kelemahan Mbak Ambar ini tidak kusia-siakan, lalu aku langsung menjilati clitnya, kugosok-gosok dengan lidahku, membuatnya semakin gila, menjerit-jerit dan menggelinjang-gelinjang,"Aaaaaahhh.... aaaaaaaahhh..... aaaaaaarghhhhh..... ehmmmmmmmm......." , terus saja kujilati. Lalu kusedot clit Mbak Ambar dengan satu sedotan panjang, tiba-tiba Mbak Ambar langsung menjerit keras, "Aaaaaaaaaakkkhhhhhhh........", badannya mengejang, bergetar, kedua pahanya dirapatkannya ke kepalaku, dan tangannya meremas sofa itu dengan kuatnya, Mbak Ambar sedang merasakan puncak kenikmatan orgasme yang luar biasa, lendir hangat orgasmenya keluar dari dalam memeknya, yang langsung aku sedot langsung ke memeknya, membuat erangannya semakin panjang, "Aaaaaaakhhhhh....... Nicoooo..... eemmmhhh.... eeemmmhhhhhhh...........", dan akhirnya Mbak Ambar tergeletak lemas ..... Setelah terbaring lemas di sofa beberapa saat, Mbak Ambar kembali bangkit, lalu menarikku ke sofa, dan menciumku, melumat bibirku, lalu lidahnya didesakannya masuk ke mulutku. Aku yang belum berpengalaman menerima saja. Lidah Mbak Ambar bermain di dalam mulutku, mengait-ngait lidahku, Wah... rasanya... geli, nikmat, dan basah... Kemudian Mbak Ambar melepaskan lumatannya, lalu melepaskan kaosku, sehingga kini aku telanjang bulat. Kemudian Mbak Ambar mendorong badanku agar aku terlentang di sofa. Ia menatap penisku yang sudah mulai bangun kembali, digenggamnya batang penisku, yang langsung saja membuatnya makin mengeras, lalu di kocok-kocoknya. Mulanya perlahan,

lama-kelaman makin cepat, Wah.... rasanya benar-benar aduhai... Lalu Mbak Ambar melumat batang dan kepala penisku, Waaaah..... rasanya semakin luar biasa..... Namun rupanya Mbak Ambar menginginkan lebih dari yang tadi. Ia melepaskan lumatannya di penisku, lalu Mbak Ambar mulai melepaskan pakaian kerjanya. Aku bangkit dan terduduk di sofa. Melihat pemandangan itu, aku jadi deg-degan, namun kali ini sedikit bercampur nafsu. Dan akhirnya Mbak Ambar membuka seluruh pakaiannya, termasuk BH dan celana dalamnya, sehingga ia kini benar-benar telanjang bulat. Wah..... luar biasa indahnya tubuh Mbak Ambar yang kuning langsat, sangat mulus dan seksi. Aku yang baru pertama kali melihat hal seperti ini, walau degdegan, namun sekarang aku benar-benar terangsang. "Gimana Co, kamu sukakan... pasti kamu belum pernah melihat wanita telanjang, iya kan...?", tanyanya sambil menggodaku. Aku hanya tersipu sambil menganggukan kepala, Mbak Ambar tertawa cekikian... Lalu Mbak Ambar meraih tanganku, dan diletakan di atas buah dadanya, Wuih..... walau aku deg-degan, tapi rasanya sangat lembut sekali.... "Nah Co, coba kamu remas-remas yach...", katanya. Tanpa disuruh dua kali aku langsung meremasnya dengan perlahan. "Hmmmmmm.......", Mbak Ambar mendesah. Aku terus meremas-remas dengan nikmat, "...Hmmmm.... stthhh..... aaahhhhh.....", Mbak Ambar terus mendesah. Namun rupanya, tegangan birahi Mbak Ambar sudah sangat tinggi. Tibatiba aku langsung diterjangnya, dipeluk, serta dilumatnya bibirku, dengan penuh nafsu. Benar-benar baru kurasakan yang namanya cumbuan dan pelukan wanita, apalagi kita sama-sama dalam keadaan telanjang bulat, jantung ini berdetak kencang. Tangan Ambar merayap mencari penisku, setelah dapat, lalu digenggamnya batang penisku. Lalu sambil mendudukiku, Mbak Ambar mengarahkan ujung kepala penisku ke memeknya. Aku yang melihat hal itu, jadi bingung sendiri, mau nyoba sih, tapi nggak berani, "Mbak, Nico mau diapain, ja..jangan sampai begitu Mbak... Nico.... belum pernah...", kataku terbata-bata. "Nah... kalau begitu, sekarang Mbak ajarin...", kata Mbak Ambar sambil tersenyum menggodaku. Sambil berkata demikian, Mbak Ambar langsung menekan memeknya ke kepala penisku, "Enggghhhhh...........", aku mengerang merasakan seretnya penisku masuk ke memek Mbak Ambar. "Sttthhh...", Mbak Ambar pun rupanya merasakan seretnya gesekan penisku dengan memeknya. Walaupun telah basah oleh lendir memeknya, namun memek Mbak Ambar memang masih sempit, jadi cuma sepertiga batang penisku yang baru berhasil masuk. Namun Mbak Ambar terus memaksakan batang penisku masuk, sampai aku sendiri takut kalau batang penisku lecet. "Stthhhh..... aaaaaahhh....", akhirnya seluruh batang penisku masuk ke dalam memek Mbak Ambar. Sungguh luar biasa, nikmat sekali rasanya batang penisku di dalam memek Mbak Ambar, hangat, lembab, basah, dan serasa dihisap masuk ke dalam lubang sempit yang berulir. Kemudian Mbak Ambar mulai menaik-nurunkan pinggulnya, Mbak Ambar mengocok penisku di dalam memeknya. "..Aaaaahhhh.... aaaaaahhh...", aku benar-benar merasakan nikmatnya yang pertama kali. Mbak Ambar pun tak kalah menjerit-jeritnya, "Sstthhh.... Aaaaaahhh.... Nicoo.... aaaaaaahhh.....". Mbak Ambar tampaknya seperti sudah lupa

daratan, menggoyangkan pinggulnya kesana-kemari, maju-mundur, kirikanan, meliuk-liukan pinggulnya, sambil mengerang-ngerang dan menjeritjerit. Sampai setelah sekitar sepuluh menit, tiba-tiba Mbak Ambar menjerit kencang, badannya mengejang, ditekannya memeknya ke penisku kuat-kuat, sambil mencengkram erat ke sofa. "Nicoooooo............. Aaaaaaaaaaakkkhhhhhh...........". Aku merasakan memek Mbak Ambar dengan sangat kuat menjepit dan mengempot penisku, rasanya memang sangat luar biasa nikmat, dari dalam memeknnya kurasakan keluar banyak sekali cairan. Karena merasakan jepitan dan empotan yang sangat dahsyat, tiba-tiba aku merasakan kembali sesuatu yang sangat tak tertahankan, dan akhirnya. "Mbaaaaaaaaakkkk........... Aaaaaaaakhhhhh...........", aku menjerit dengan kerasnya, merasakan nikmatnya rasa yang luar biasa, yang tidak bisa kulukiskan, air maniku muncrat dengan derasnya di dalam memek Mbak Ambar, banyak sekali. Mbak Ambar tersenyum nakal kepadaku, lalu memelukku, aku merasa sangat lemas..... Dan akhirnya kami berdua tertidur sambil berpelukan telanjang di sofa itu........ Ketika aku bangun, Mbak Ambar tersenyum kepadaku, "Nico..., tenyata kamu hebat, lho...., Mbak nggak nyangka...". Aku hanya tersipu saja. "Lain kali kamu mau kan, Mbak ajarin lagi ...?". "...Iya Mbak...", jawabku sambil menggangguk, Yaah... tentu saja aku mau setelah merasakan nikmatnya bermain sex dengan Mbak Ambar. Waktu rupanya sudah menunjukan pukul 3 sore, rupanya kami tertidur cukup lama, untung tidak ada yang datang mengganggu. Sejak saat itu, setiap ada kesempatan, kami selalu melakukan hubungan seks. Bahkan pernah dengan alasan mengajakku jalan-jalan, Mbak Ambar pernah mengajakku ke apartement milik temannya yang sedang kosong, dan kami pun melalukannya lagi, pokoknya luar biasa deh.... Hal-hal seperti itu terus kami lakukan sampai Mbak Ambar akhirnya menikah, dan pindah ke kota asalnya Bandung... Begitulah kisah pengalaman seks-ku yang pertama kali dahulu, yang tak dapat kulupakan......... Oh ya, khusus untuk cewek-cewek, segala status, segala usia, yang ingin kenalan, atau berbagi cerita, atau pengalaman, langsung aja kontak atau kirim ke e-mailku : nicohar@hotmail.com Jangan ragu-2 dan sungkan2, yah.....

Anda mungkin juga menyukai