Anda di halaman 1dari 9

Namaku Nadya. Aku adalah gadis keturunan chinese yang berkulit kuning langsat.

B adankutidak terlalu tinggi hanya sekitar 155 cm dan berat 45 cm. Payudaraku beru kuran sedang, sekitar 34B. Usiaku sekarang 22 tahun dan aku tinggal di pinggiran kota Jakarta. Aku sebenarnyabukanlah wanita penggoda. Cuman aku sering mendenga r dari teman-teman kuliahku bahwa akutermasuk cewek yang berpenampilan sexy dan sering membuat para cowok turun naik jakunnya.Terlebih aku suka memakai kaos lon ggar, sehingga jika aku menunduk sering terlihat gundukanpayudaraku yang terbung kus bra hitam kesukaanku.Di rumahku sendiri, setiap habis mandi, aku selalu hany a membungkus tubuhku menggunakankimono mandi warna biru muda berbahan handuk. Se ringkali karena habis tersiram air yangdingin, membuat puting susuku tercetak di balik kimono. Kamar mandiku sendiri terletak diruang tamu, dan sering pada saat aku mandi, pacar ciciku datang sedang ngapelin ciciku. Walauaku tidak pernah be rpikiran ngeres, tapi sering aku melihat pacar ciciku menelan ludah jikamelihat aku habis mandi hanya berbalut kimono itu.Ayahku adalah seorang penyalur TKI yan g akan diberangkatkan ke luar negeri. Sering kali adaTKI baik pria maupun wanita menginap di rumah sebelum diberangkatkan ke luar negeri. HariMinggu kemarin pap a baru saja membawa pulang 3 orang TKI pria berusia sekitar 20 tahunanyang kuket ahui bernama Maman, Yadi, dan Mulyo. Mereka bertiga orang desa yang bertubuhkeka r dan berkulit gelap. Mereka sedang menunggu akan berangkat ke Malaysia.Pagi itu hari Senin, aku sendirian di rumah bersama ke 3 orang calon TKI itu. Mamaku sed angpergi ke Jakarta bersama papaku ada keperluan mendadak. Sementara ciciku perg i bersamapacarnya entah kemana.Aku waktu itu habis beraerobik ria di rumah, dan kemudian ingin mandi. Seperti biasa kubawasaja kimono biruku ke kamar mandi. Dan setelah aku beberapa saat aku selesai mandi, makakubalut tubuh telanjangku itu dengan kimonoku tanpa apa-apa lagi di baliknya.Kemudian aku berjalan ke halaman belakang hendak menjemur pakaian dalam yang barukupakai semalam untuk tidur. Kul ihat para TKI itu sedang menikmati sarapan pagi. Merekamenyapaku ramah.Kulihat m ereka memandangiku saat aku memeras BH hitam dan celana dalam kuningku yangsexy itu. Sebenarnya aku risih juga dilihatin begitu, tapi aku pikir tanggung, sebent ar lagi akuakan kekamar untuk ganti pakaian. Maka aku kemudian menjemur pakaian dalamku itu. Padasaat aku berjinjit untuk menaruh pakaian dalamku di jemuran, ta k terasa kimonoku sedikittertarik ke atas, padahal kimono itu hanya sepaha. Maka , tak elak lagi, bulu bulu vaginaku yangtidak tertutup itu sedikit kelihatan mem buat mereka melotot.Tapi aku tak menyadari hal itu, kemudian aku berbalik dan ma suk ke kamar. Kamarku sendiriada jendela besar ke halaman belakang. Aku ingat ad a para TKI itu, maka korden aku tutup,namun rupanya tidak tertutup rapat dan mas ih bisa kelihatan dari halaman belakang.Aku melepas kimonoku, dan mulai melotion i tubuh telanjangku ini. Aku tak sadar ada 3 pasangmata yang melotot memandangi tubuh telanjangku ini. Beberapa saat kemudian aku baru sadar saat melihat bayang an di cermin. Maka aku berteriak dan segera menutup payudara dankemaluanku denga n tangan.Ketiga TKI itu segera lari dan masuk ke kamarku yang memang tak pernah kukunci. Aku kagetmelihat mereka bertiga masuk ke kamarku. Non, kami sudah melihat tubuh non yang mulus itu. Sebaiknya non tidak usah melawan karenadi sini tidak ada siapa-siapa lagi kata Mulyo cengengesan. Aku masih berusaha galak danmenyuru h mereka keluar.Namun Maman dan Yadi segera maju dan memegangi tanganku. Kemudia n aku mereka bantingdi ranjang. Aku kemudian berpikir daripada aku melawan malah mendapat celaka, maka lebihbaik aku pasrah saja dan tidak melawan. Sabar-sabar, j angan pada main kasar gitu donk. Saya kan belum pernah gituan.. pelan2 kek tegurku .Mereka kemudian tidak lagi beringas, dan mendekatiku. Maman segera memelukku da nmenciumi bibirku dengan ganas. Mula-mula aku berusaha menolak bibirnya yang bau itu, namunsaat Yadi mulai menjilati payudaraku, dan Mulyo mulai mengelus-elus b ibir vaginaku dengantangannya yang kasar itu, aku mulai terangsang dan bibirku m ulai membuka untuk membalasserbuan bibir Maman yang tangannya sibuk meremasi pan tatku yang bulat itu.Tanganku mulai meraba-raba celana mereka. Dan Yadi berinisi atif membuka celananya danmenyodorkan kontolnya yang lumayan besar itu ke tangan ku. Aku agak kaget melihat kontolpria sebesar itu. Aku sudah sering melihat kont ol milik pacar-pacarku namun tidak ada yangsebesar itu. Apalagi Maman dan Mulyo menyusul bugil. Ternyata kontol mereka begitu besar.Aku sempat ketakutan, namun dengan halus, Mulyo memegang tanganku dan menaruhnya dibatang penisnya. Akupun p erlahan mulai mengelus penisnya. Maman melanjutkan menyusu dipayudaraku yang mon

tok itu. Aku yang sudah makin terangsang, mulai bergantian menjilati batang penis Mulyo d an Yadisecara bergantian, sementara Maman kini mulai menjilati klitorisku yang m emerah.Tiba-tiba aku merasa ingin pipis dan akhirnya keluar cairan banyak dari v aginaku. Ketiga cowok itu segera saja berebut menjilati vaginaku sampai aku kege lian.Yadi kemudian menelentangkan aku di ranjang. Aku merasa inilah saatnya aku akan kehilangankeperawananku. Saat Yadi menempelkan kepala kontolnya yang besar itu di bibir vaginaku akusempat berusaha menolaknya. Namun dari belakang Mulyo m endorong Yadi sehingga kontolnyalangsung amblas ke memekku. Aku menjerit kesakit an.Namun Mulyo segera berinisiatif menjilati puting payudaraku sehingga aku kege lian. Yadisendiri perlahan mulai menarik majukan kontolnya sehingga aku merasaka n kegelian yang amatsangat di lubang vaginaku. Terasa kontolnya memenuhi lubang vaginaku.Tiba-tiba sambil memelukku, Yadi menggulingkan aku sehingga aku berada di atasnya.Mulutnya segera menyerbu ke puting payudaraku yang menggantung bebas. Belum sempat akuberpikir tiba-tiba dari belakang Mulyo menyodokkan kontolnya ya ng besar itu ke dalam lubanganusku. Aku yang berteriak kesakitan, segera disumpa l mulutku dengan kontol Maman samaiaku nyaris muntah.Kini dalam keadaan menelung kup, ketiga lubangku sudah dimasuki kontol yang berbeda. Namunaku merasakan sens asi yang luar biasa. Seluruh tubuhku serasa dilolosi. Aku mengalami orgasmesampa i 3 kali.Akhirnya aku merasa ingin orgasme lagi, dan bersamaan dengan orgasmeku, kurasakan Yadimenyemprotkan banyak sekali spermanya di dalam memekku. Kemudian aku jatuh lunglai dipelukan Yadi.Mulyo kemudian segera menarikku duduk di pangku annya sambil kontolnya masih menancap dilubang anusku. Dari belakang ia meremasremas payudaraku yang berguncang-guncang. Mamanyang belum klimaks, segera menyod okkan kontolnya ke dalam vaginaku yang nganggur itu.Aku benar-benar sudah merasa kepayahan, hingga akhirnya aku merasa ingin keluar lagi. Tak lama kemudian aku benar-benar tak tahan lagi dan akhirnya aku menyemprotkan cairanorgasmeku yang k elima. Maman tak lama kemudian menyusul menyemprotkan maninya didalam memekku.Mu lyo rupanya memang yang terkuat di antara mereka. Dia belum keluar, sehingga dia kemudian menunggingkan aku dan kontolnya pindah ke vaginaku. Dari belakang akudi sodoknya sambil tangannya memeras-meras payudaraku.15 menit kemudian dia akhirny a mencapai klimaks dan aku pun juga mencapai orgasmeku lagi.Kami berempat akhirn ya lunglai di atas ranjang.Kulihat jam, ternyata sudah hampir 2 jam kami melakuk an pesta sex. Aku kemudian mengajak mereka untuk mandi bersama karena aku khawat ir sebentar lagi papa mamaku pulang. Kemudiankami berempat mandi bersama. Di kam ar mandi ketiga laki-laki itu selalu berebutan untuk menjamah tubuhku yang mulus ini.Sungguh pengalaman ini tak terlupakan bagiku dan aku mulai mengerti nikmatn ya sex sejak itu.Lain kali akan kuceritakan pengalamanku bersama tetanggaku.Menj elang senja, aku pergi ke suatu tempat, dimana dulu biasa kukenakan seragam puti h abu-abu. Hari ini, aku berjanji memberikan hadiah kepada beberapa pria disana. S ebelum berlanjutlebih jauh, perkenankan aku memperkenalkan diri. Namaku Lavenia, . aku memiliki darahcampuran. Papiku pribumi dan Mamiku Swedia, aku lahir di Swe dia, Papi bekerja sebagai DutaIndonesia disana. Tentu aku memiliki wajah Indo, p aling jelas terlihat dari hidungku yangmancung lancip, kulit dan tulang pipi. Ra mbutku hitam kemerahan, lurus panjang sebahu. Selainrajin merawat wajah, aku jug a selalu merawat tubuh dengan fitness di gym atau sekedar joggingpagi. Tiap hari minggu di Senayan sambil TP (Tebar Pesona). Otomatis, hal itu membuattubuhku la ngsing, selain diet yang cukup ketat. Tadinya kuputuskan untuk melanjutkan studi keAustralia. Namun karena permasalahan ini, membuatku banting setir untuk kulia h disini. Samakasusnya dengan teman-temanku, yang juga ikut acara siang ini di e ks sekolah kami. Temantemanku bernama Lea, Manda dan Sherry. Geng-ku juga satu team cheers, wajah mere ka samakebule-bulean, terutama gadis yang bernama Sherry. Kuparkir mobil ketika tiba, di depankusudah ada mobil Lea dan Manda. Kami belum mau keluar, tentu menu nggu sepi dan semua gurupulang. Aku sempat melihat beberapa guru yang pernah men didik-ku, rindu sebenarnya aku padamereka. Ingin kusapa dan kucium tangan mereka . Tapi, bisa panjang urusan jika bertemu,disuruh main ke rumahlah, apalah. Jadin ya, aku terpaksa hanya melihat mereka dari balik jendelamobil, yang terlihat gel

ap dari luar. Seorang pria seperti sosok tukang becak, keluar dari gerbang.Ia me nghampiri kami satu persatu. Dari Manda, Lea, terakhir aku. Dia mengetuk kaca je ndelamobilku, kutekan tombolnya. Terlihatlah pria hitam bertubuh gempal berpakai an satpam, tertulisnama Lodi di dadanya. Wah Non Nia, makin cakep aja kalo begini p ujinya, melihatku mengenakan kaca mata hitam,menghias wajah Indo-ku. Hai gimana, uda h sepi ? tanyaku. Udah Non udah kosong engga ada orang, gerbang juga siap di kunci jaw abnya. Sherry dimana ? jadi khan ? tanyaku lagi mempertegas. Jadi dong Non, saya udah ngaceng dari kemaren bayanginnya..apalagi ngeliat Non Nia tambahcakep gini, Non Sherry di kantin nunggunya jawab si gemuk itu lagi. Ya udah tunggu aja kita di tempat biasa ! suruhku memastikan. Siap Non, hehehe , pria itu pergi meninggalkan kami denga n wajah riang. Setelah dia tak terlihat, jalanan benar-benar sepi, barulah kami satu persatu keluar dari mobil. Hai, apa khabar ? sapaku pada kedua sahabat, mereka balik menyapa dan kami pun bertukar pipi.Kami bertiga, mengenakan jeans panjang dan kaus tanpa lengan. Berbincang sedikit, lalu jalanbersama masuk ke sekolah. Pria gemuk yang tadi menghampiri, berdiri di gerbang memegangkunci. Matanya mene lanjangi kami satu persatu. Ketika melintas di depannya, sempat-sempatnyadia men epuk pantat kami bertiga. Seperti biasa, setiap hari sabtu, setelah bubaran seko lah. Kamiberjanji melakukan ritual seks dengan mereka, Andre-Tejo-Lodi dan Seto. Tiga diantaranyabertubuh gemuk pendek, hanya yang bernama Tejo yang tinggi besa r. Meskipun dari segi wajah,sama amit-amitnya. Ibarat pabrik, mereka barang gaga l produksi dan harus dibuang. Kamimenghampiri Sherry yang sedang duduk, dia tamp ak senang dengan kehadiran kami bertiga.Biasanya, dia sendirian yang dikerubuti para penjaga sekolah itu. Aku menoleh ke arah merekabertiga, lalu berkata. Gimana si ap ? tanyaku, yang langsung dijawab dengan anggukan oleh mereka.Kami pun berjalan menuju ruang olahraga, tempat kami biasa latihan cheers, juga tempat kamimelaku kan pesta seks. Persis di depan pintu, aku melihat ke dalamnya. Keempat pria itu menunggu dengan resah dan gelisah, mereka berubah sumringah melihat kami masuk. Aku lebihdahulu memasuki ruangan, teman-teman menyusul di belakangku. Kuputar ka set dalam tapeyang ada disitu, alunan musik pun memenuhi ruangan. Kami jejer ber empat, meliuk-liukan tubuhmenari seirama beat lagu Horny dari Mousse T. Melepas satu demi satu pakaian, hinggatelanjang bulat. Ke-empat penjaga sekolah itu mena tap penuh nafsu, empat gadis Indo tanpamengenakan busana, bergoyang erotis. Mere ka ikut membuka pakaian tugasnya, kulit hitamlegam pun terpampang. Wajah mereka yang sudah buruk, terlihat makin tak tertolong saja ketikabernafsu. Kami bergera k memutar tubuh, membelakangi mereka. Dengan nakal, sengajakupamerkan isi liang vagina dari belakang. Mereka tak sanggup menahan birahi, bergerak mendekati kami , masing-masing pejantan mencari betinanya. Aku diincar Andre, Tejomenghampiri L ea, Lodi mendekati Manda dan Seto menginginkan Sherry. We giving them a full fun sex party till sun night smiling at us, as a gift. Gif t doin what ?. Two Weeks before, Hari ini tepat sebulan setelah kejadianku dengan para kuli bangunan yang memperk osaku danjuga Sherry (baca : Lavenia (lanjutan Adik Kelasku)). Pi ubin di kamar mand i Nia rusak, kena kaki nih berdarah liat deh ! ujarku manja padaPapi, menunjukkan k aki yang terluka. Ya ampun, Niaa seru Papi mengomentari luka-ku. Ia langsung berteri ak, memanggil parapembantu.Pak Karsimin si tukang kebun, Jaja supir pribadi dan mbok Siti PRT masuk ke kamarku yangdikiranya ada kejadian apa. Setelah semua ber kumpul, melihat keadaan kakiku, mereka segeraberlarian mengambil obat merah, kap as dan perban. Papi ngedumel tentang Pak Hasan dan anak buahnya yang tak becus k erja, kamar mandi di dalam kamar pribadiku adalah salah satu tempatmereka mereno vasi waktu itu. Mami tidak ada dirumah, dia lebih dulu ke Swedia kemarin.Rencana nya papi menyusul besok, disana mungkin semingguan tapi bisa juga lebih. Setelah kakiku selesai diobati, para pembantu balik ke tempat masing-masing untuk kembal i bekerja

Aku sebenarnya ingin nekat mengajak dokter ke kamarku di atas. Namun, entah kena

pa diatersadar dari khilafnya. Pak dokter pamit pulang dengan tubuh lesu tak ber semangat. Aku tak bisa menahannya, dan malah jadi BT dengan tukang kebunku yang tak bersalah. Aku makan,minum obat dan tidur siang untuk melupakan libido yang t ak tersalurkan. Menjelang sore sekitar pukul 4, aku terbangun, turun ke bawah me lahap cemilan untuk menghilangkan lapar. Betul-betul manjur itu obat, nyeriku di kaki hilang total. Padahal baru saja minum sebutir, hebatmemang dr. Purnomo. Ta pi aah, aku jadi teringat lagi dengan beliau dan masalah libido tadi,juga BT den gan tukang kebun. Aku menuju pintu depan, biasanya jam-jam segini, Pak Siminseda ng mencabut rumput, betul saja. (Awas, kubalas), dendamku, yang Pak Simin sendir i tak tauujung pangkal permasalahan. Aku balik ke kamar, untuk persiapan perang. Kulepas bra danceldam, kukenakan tank top berdada rendah dan celana pendek full press body. Sehingga, baik itu dada maupun vagina terceplak bentuknya. Sekirany a cukup, aku turun menuju teras depanrumah. Sore Non sapanya, seraya melempar senyum . Sore juga, lagi nyabut rumput yah ? tanyaku menghampirinya. Iya nih, udah panjang sah utnya singkat. Oo , aku sengaja berjongkok di depannya. Uhuk ! uhuk !, Ehemm , Pak Karsim n merasa sesak di dada, kulihat tonjolan besar diselangkangannya. Aku tertawa me nang dalam hati menyukuri. Mm, gimana sih caranya nyabut rumput ? ajarin dong Pak ! p intaku, yang sebenarnya hanyabertujuan menggoda. Ehh ya iy-iYa sahutnya tergagap, melih at vaginaku yang terceplak fisiknya di balik celana.Aku pura-pura tidak tau, kal au dia memelototinya lapar. Gini yah Pak ? , tangan kananku menggenggam rumput untuk mencabut, sambil sengaja lagimencondongkan tubuh hingga payudaraku diintipnya. PA K ?! . Eh, iya Non ? , Pak Karsimin tersentak kaget. Gimana doong ? ajarin Niaa kataku ma ja. O iya gini, eh , dia terdiam, bingung harus mengajarkannya seperti apa, membantubag aimana, karena aku sengaja menggenggam rumput keseluruhan. Tidak ada tempat bagi tangannya, selain harus menggenggam tanganku. Yaa, cabut Non ! suruhnya, tak berani meraih tanganku. Cabut gimana ? engga kuat ! omelku merengutkan wajah, sengaja aga r dia lebih nekat. Y-ya udah Non awas dulu tangannya ! sahutnya serba salah. Yaah, kalo Bapak yang nyabut aku engga tau gimana rasanya dong kilahku. Udah ah, bantuin ! kataku lagi meraih tangannya yang gemetaran, menumpukkannya dipungguk tanganku.Reaksin ya mau mau malu, pasti ini pertama kalinya dia merasakan halusnya tangan gadis b eliaberwajah Indo. Ayo Pak, tariik ! , aku menggenggam rumput kencang, tapi sama sek ali tidak menariknya,hanya acting agar dia yang menariknya melalui genggaman pad a tanganku.(Berhasil hihihi), aku tersenyum, akhirnya dia berani menggenggam erat tanganku. Iih, Aaawhh !! . Non, gak pa-pa ? tanyanya merangkulku, karena setelah rumput b rhasil tercabut, aku pura-pura jatuh dan kepalaku bersandar di dadanya. Dag ! di g ! dug !, jantungnya berdegup ditelingaku. Engga papa, makasih ya , aku tersenyum s emanis mungkin sambil mengibaskan rambut [TP^o^], membuat nafasnya tersendat-sen dat.Pak Simin betul-betul memandangku penuh nafsu. Jika dia tidak mengingat budi baik Papipadanya, pasti aku sudah diperkosanya habis-habisan. Pak Simin, liat deh k ataku tertawa kecil seakan senang, sambil memasang wajah se-Innocence mungkin. P adahal sengaja, sedang menarik keluar seluruh syahwat yang dia miliki.Kakinya ya ng berjongkok kulihat bergetar, kulirik sedikit, matanya memang sedangmenelanjan giku. Ceplakan vaginaku yang paling dia pelototi, matanya seakan ingin keluar da ritempatnya. Yang kedua dadaku yang menyembul, tangan Pak Simin meremas rumput d anmencabik-cabiknya. Dia lakukan dengan tak sadar, hingga hanya rumput di sekita rnya saja yanggundul. Tangannya itu, pasti ingin melakukan hal tersebut pada pay udaraku. Aku pun tak kalahhorny, putingku mengeras membayangkan Pak Simin bebas semaunya melakukan hal itupadaku. Sayang aku harus jaim, namaku masih putih tak ternoda dalam kaca matanya. Nih Pak, Nia ke dalam dulu yaah ! kataku sembari meraih tangannya, menaruh rumput yangtercabut lalu berdiri dan pergi begitu saja. Kurasakan tatapan matanya seakan menyorot pantatku dari belakang. Di sisi kebun yang terdapatpohon besar, aku menghentikan langkah. Mm, ini jamur ya Pak ? tanyaku, merundukan badan menunggingkan pantat.Pak Karsimin tidak menjawab, kutahu pasti dia sedang asyik memelototi body-ku dari belakang. IYA PAK ?! tanyaku dengan suara keras. Menolehkan wajah ke arahnya, tetapi masih tetapnungging. I-iya Non ! sahutn ya tergagap karena busted. Oo , aku memasang wajah selugu mungkin sambil berlalu meni nggalkannya, kembali masuk ke ruang tamu.Aku mengintip dari balik jendela yang t ertutup horden, kulihat Pak Karsimin berjongkok menatap kosong, tampak sedang be rpikir sesuatu. Aku yakin yang ada dipikirannya kalau tidak memperkosaku yaa, on

ani ^o^. Idih, ternyata betul. Kulihat tukang kebunku itu memasukkantangannya ke dalam sarung, kemudian membuat gerakan yang tidak lain onani. Godaanberikutnya sudah kusiapkan. Kujinjing Polytron mini yang biasa kupakai menyetel musik untuk latihan Cheers, ke teras depan dimana sudah terdapat kaset di dalamnya. Kunyala kan tape dankuputar kaset, mengalunlah lagu sexy back dari Justine Timberlake. A ku meliuk-liukkan pantat,sesuai judul seirama beat. Gerakanku jadi bukan saja ge rakan cherrs, malah di dominasi gerakanerotis. Pak Simin pun jatuh terduduk, kak inya lemas. Dia terang-terangan berani memandangku,walaupun sesekali aku melengg ak-lenggokkan kepala ke kiri dan ke kanan, sengaja melempar pandangan ke arahnya . Tampaknya, dia juga tau kalau aku sedang pamer , menggoda dirinya.Gila !, dia nek at mengeluarkan burungnya dan onani. Aku kini malah yang harus membuangmuka, pur a-pura tak melihatnya. Ternyata, dia lebih keladi dari yang kunyana.Tubuhku sema kin terasa panas, seperti ketika cheers saja, deg-deg ser namun semakin di tonto nsemakin merasa seksi. Aku melupakan gerakan cheers, melakukan tarian striptis. Tiangpenyangga tingkat rumah berdekorasi ukiran seni, kugunakan untuk berpeganga n dan berputar-putar disitu. Kudengar erangan Pak Karsimin semakin keras, kocoka nnya secepat kilat. Kugigitjari telunjuk, sebelah tanganku menampar-nampar panta tku sendiri, yang semakin lama semakinkeras. Sama dengan desahanku, semakin lama semakin bernada tinggi ke arah menjerit orgasme.CROT CROT !!, Walaupun tak meli hat langsung, kulirik sekilas Pak Karsimin ejakulasi,mennyemburkan maninya di ke bun berumput hijau. Setelah aku yakin dia selesai meledakkansyahwat, aku berjala n mematikan kaset, lalu masuk ke dalam. Sebelumnya, kulihat dia hanyaduduk bersi la melongo ke arahku. Dia pasti bertanya-tanya apa maksudku, hanya sekedar pamer atau menggoda untuk naik ke ranjang. Kubiarkan dia dalam kebingungannya, aku cu kup puas.Dari ruang tamu di balik jendela, kuintip dia sedang apa. Kulihat Pak K arsimin rebahan dengannafas tersengal-sengal, penisnya yang cukup panjang kini t ertidur lemas.(Bangunin lagi aah hihihi ), aku bermaksud jahat.Aku berlari ke kama r mandi, menanggalkan seluruh pakaian, hanya mengenakan handuk.Kulepit sengaja t inggi-tinggi di atas dada, sependek mungkin membungkus pahaku. Jika saja akuberj ongkok seperti tadi, pasti vagina terlihat keseluruhan. Kuraih kunci mobil priba diku, untuk berpura-pura mengambil sesuatu di sana. Aku pun keluar teras, kuliha t dia masih rebahan denganmata terpejam. Keisenganku pun menjadi-jadi, kutekan a larm mobil. Nguin-nguing-nguing-nguing !! , Pak Simin terbangun kaget, kulihat dari pantulan kaca jendelamobil di halaman, aku menahan tawa sebisanya.Kutekan alarm mobil agar berhenti mengaung, kubuka pintu dan pura-pura mengambil sesuatu.Sekir anya actingku cukup, aku keluar mobil dan menguncinya. Aku sengaja tak memandang nya,padahal kutau mata dia tak pernah mengedip dan terus menelanjangi. Masih di teras, tepat depanpintu masuk, sengaja kujatuhkan kunci ke lantai. Dimana Pak Ka rsimin, juga tepat ada dibelakangku. Ups ! aku berakting.Kutundukkan badan untuk meng ambil kunci, aku mendengar Pak Karsimin menegak ludahdengan keras, pasti vaginak u dipelototinya. Hanya segitu aksi pamerku ? tentu tidak. Masihdalam proses meng ambil kunci berposisi nungging, kulepas lepitan handuk dengan gerakan yangseakan -akan tidak sengaja ketika kunci terpegang. Kyaaa , aku berakting menjerit. HHNNNNGGGGF FFKKHH !!! , Pak Karsimin menahan nafas, kulirik di antara kakiku yangmengangkang penisnya mengacung konak sampai mentok ke perut. Iyaaaahhh , aku pura-pura panik.Buka nnya berjongkok mengambil handuk, aku malah berdiri dan bergerak kebingungan dia ntaramau mengambil handuk atau kunci mobil. Normalnya tentu mengambil handuk dah ulu, tapikarena dalam masa pamer, aku bersikap demikian. Kedua tanganku menutup payudara danvagina sekedarnya, malah jari sengaja kurentang lebar agar toket ter lihat putingnya, vaginaterlihat bibirnya. Saat kuambil kunci, kuraih dengan tang an yang menutup vagina. Alhasil, tentu dia melihat bodyku yang telanjang nungging, plus memek yang merekah dari belakan g. Akubangkit dan berbalik untuk mengambil handuk. Sengaja kugunakan kedua tanga n, yang tentunyaPak Simin melihat tubuh telanjangku yang berkulit putih salju da ri depan. Sengaja lagi akubergerak selambat mungkin, kulirik mulut Pak Simin men eteskan liur. Kulihat dia bangkit, akudag di dug, akankah dia nekat memperkosa ? ?. Aku buru-buru menutup tubuh bagian depan,berbalik badan masuk ke ruang tamu d engan bagian tubuh belakang bugil terpamer indah. Akusengaja tidak menutup pintu , dan kembali mengintip di balik jendela. Kulihat dia masuk kekamarnya yang ada

di belakang halaman, ternyata dia lebih memiih onani. Menjelang sore, BangJaja p ulang, pintu gerbang dibuka Pak Simin. Kuintip dari balik tirai jendela kamarku di atas,Bang Jaja berbicara sesuatu dengan Pak Simin, kulihat dia menyerahkan ku nci mobil dan berlalupergi.Bang Jaja memang hanya supir harian, kerja jika ada P api Mami. Selain itu, dia pulang ke rumahmenemui Istri tercintanya. Pak Simin me ngunci gerbang dan masuk ke dalam, dia pasti sedangmenaruh kunci di laci ruang t amu.(Wah, berduaan donk gua sama si Simin tua ), pikirku, aku pun kembali berniat nakal.Setelah menyiapkan rencana di kepala, aku segera turun menyusul Pak Simin sebelum dia balik ke kamarnya. Paak ! Pak Simiiin !! panggilku, kulihat dia hampir saja pergi. Iya Non, A-ada apa ? sahutnya sedikit terbata, dia tau pasti aku akan b ertingkah nakalmenggodanya lagi seperti tadi siang. Uum, nti malem temenin Nia makan yah, kita makan bareng ! suruhku, dan langsung naik kembali ke atas karena tak m au ditolak, pastilah dia sungkan makan bersama Nona majikan. # Dinner together # Malamnya, Bang Jaja pamit setelah mengambil kunci mobil padaku untuk menjemput P api. Akupergi ke kamar merias diri, tampil seseksi mungkin di depan Pak Simin. K upakai rok minitransparan tanpa dalaman, kaus tanpa lengan berwarna hitam tanpa bra. Kulentikkan bulu mata,kuhias eyes shadow blue dan kuoles tipis bibir dengan Lippgloss pink. Sejam sebelum jammakan, kutelpon KFC untuk order delivery. Sele sai berdandan, aku menuruni tangga melingkar rumah. Pak Karsimin terpana dengan apa yang dilihatnya, dandanan-ku tentu tak normal untuk makan malam, untuk ke ra njang sih iya. Mulutnya terus ternganga, aku tersenyum semanismungkin ke arahnya . Dia menyeka mulutnya yang tak terasa mengalir liur, aku tertawa menangdalam ha ti. Sambil menunggu orderan datang, aku mengajaknya nonton bersama di ruangtenga h. Karena Home theater, tetap enak tertonton walaupun Tv-nya jauh. Pak Simin dud uk bersila di lantai, sedang aku duduk di sofa panjang, tempat aku biasa tiduran . Aku sedangberpikir keras, bagaimana cara aku menggodanya.(Hmm o-ya, begitu saja ), pikirku. Pak, nontonnya disini aja dingin khan kataku menepuk sofa di sampingku, ser aya memasangwajah polos tak berdosa. Engga papa Non Bapak udah biasa ! sahutnya, mata nya melirik pahaku karena aku duduk mengangkat kedua kaki. Aah, aku khan kehalanga n kepala Bapak nontonnya ! aku berkilah. Ooh, maaf Non ! , dia menggeser duduknya. Perc uma Pak kalo Bapak masih disitu disini aja Ahh ! aku memaksa dengan wajah cemberut. Tak enak takut aku marah, Pak Simin pun bangkit. Sebelum bangun berdiri, kulihat diamembetulkan sarungnya, juga ketika berjalan menuju sofa. Tampak dia menekannekanselangkangannya yang menonjol itu.(Oo, udah ngaceng toh hihihi), pikirku ja hat dalam hati.Dia pun duduk di sofa, kini kami dalam sofa yang sama, hanya dia di ujung aku di ujung. Akumelayangkan pandangan ke TV, sedangkan Pak Simin tidak konsen.Kulonjorkan kaki kearahnya, memamerkan putih mulus dan jenjangnya. Sesekal i, akumenekukkan kedua belah kaki, terkadang sebelah melonjor sebelah terlipat. Jadilah Pak Simin,posisi menghadap ke TV, namun mata melirik ke diriku punya bod y. Dengan nakal aku sengajamenggaruk-garuk paha, sambil menggeser dikit demi sed ikit rok mini. Hingga jika dilihat darisamping, pantatku dapat dinikmati. Kuliri k, mata kanan Pak Simin memang miring ke samping,selangkangannya semakin menonjo l saja. Sayang kepuasan matanya hanya sampai sini, karenabel berbunyi, tanda pen gantar makanan telah datang. Pak Simin ke depan untuk menyambut danmembayar. Kam i pun ke ruang makan, aku belum kehabisan akal untuk mengerjainya. Kuatur posisi bangku agar dia ada di sampingku, untuk kosodori paha . Pak Simin tak berdaya, kub uatkonak tanpa bisa merasakan hangat vagina. Aku makan ayam bagian dada mentok, sedang diakukasih paha. Aku duduk bersila di atas bangku, membuat Pak Simin seri ng menelan ludah.Sudah beberapa kali dia minum, karena tenggorokannya terasa ker ing. Enak Pak pahanya ? tanyaku padanya tiba-tiba sekalian menyindir E-enak Non enaak sahutnya tergagap, busted. Mbok Siti ko belum pulang ya Pak ? tadi sih ijin, pergi kemana sih ? , kuajak dia berbicara,agar exibisionis terasa lebih san tai. I-i-iya, Bapak lupa nyampein dia kesini besok shubuh, lagi ada perlu sama kakak nya yang adadi Cengkareng keponakannya sakit keras ! sahutnya, dengan mata masih sa ja jelalatan. O Eii ! kujatuhkan sendok ke samping, aku menunduk sengaja menungging, pantatku pastidipelototinya.KRAUK !!, Wadaw teriak Pak Simin, aku menoleh penasaran . Kenapa Pak ? tanyaku, melihat dia memegang pipinya. A-anu, kegigit tulang Non jawabny a mengeluh.(Rasain ! lu sih mata keranjang, bukan ngeliat paha ayam malah ngelia t paha gw), pikirkusenang, sukses mengerjainya lagi. Ati-ati Pak ! suruhku, tetapi

kembali pamer melipat kaki di atas bangku.Biasanya, Pak Simin makannya cepat, ka li ini aku juara satu. Kurapikan bekas makanan, danmenaruh piring di tempat cuci an yang tak jauh. Aku duluan ya Pak, temenin Nia nonton lagi lho kataku tersenyum ma nis bertingkah manja,hidungnya langsung keluar ingus.Aku berjalan meninggalkan d irinya, sambil melenggak-lenggokan pantat. Sesampainya di ruangtamu, kunyalakan Tv dan nonton di sofa menunggunya.(Mudah-mudahan saja, dia selesai sebelum Papi datang ), harapku. # Grope, while sleeping # Kudengar suara langkah kaki, rupanya dia telah selesai. Aku langsung pura-pura t iduranmenekuk kaki di sofa. Kurasakan sekali, matanya menelanjangiku. Pasti dia bingung maubagaimana. Tapi akhirnya, Pak Simin duduk juga di tempatnya tadi dudu k. Eh !! , Pak Simin kaget, karena tiba-tiba aku meregangkan tubuh melonjorkan kaki danmenaruh di pangkuannya, membuat dia makin salting saja.Kurasakan di betis yak ni selangkangannya meninggi, dia makin konak Yes !!. Pak Siminmenepuk-nepuk tela pak kakiku, memanggil namaku untuk mengetahui keadaanku. Non, Non Niaa dia membangun kanku, namun aku sengaja seperti ini.Lama kelamaan dia menyerah juga, yang kunan ti-nanti datang juga. Tangannya ditaruh dibetisku, lalu digesek-gesek untuk mera sakan halusnya. Melihat reaksiku Nol, dia semakinketagihan. Jarinya bergerilya m enelusuri paha, sampai meremas pantatku kecil-kecil. Denganhati-hati, dia mengan gkat rok-ku, berniat memuaskan mata melihat isinya. HHNGGKH !! , Pak Simin sesak naf as, dia spontan menyingkap rok-ku sepinggang.Tubuhku dimiringkannya, sebelah kak iku diangkat dan dipapah ke bahunya. Seketika kurasakandengus nafas yang menderu , menerpa belahan kemaluanku.Sniff ! Sniff !!, dia mengendus wangi vaginaku.Leee epph !!, sebuah jilatan panjang yang telak di memek tiba-tiba, membuatku tak kua samenahan desahan. Aaaaaaaahh , kuintip Pak Simin menyeringai melihat reaksiku. Pria seumurnya, tentu tidak hijau dalam masalah seks. Dia pasti tau kalau aku hanya p ura-pura tidur, sengaja menjerumuskangodaan sampai ke hal ini.Pak Karsimin terta wa cekikikan seperti orang gila tiba-tiba, selanjutnya dia melahap dan menjilatk ewanitaanku bagai maniak seks, rakus sekali. Suara seruputan sampai-sampai menga lahkansuara Tv, hal ini menjadi boomerang terhadapku.(Shit, enak bangeet ), dalam hatiku, tubuhku menggelinjang nikmat tak karuan. Sluuurph memek bule Shrrrrrph Aaaah h, gurih enak !! celotehnya.Senjata makan Nona buatku, aku menyiksa birahi diriku s endiri. Kutahan desahan sebisamungkin, kugigit bibir bawah untuk menutup suara k eluar. Emmh ! aku tersiksa, gairahku meletup-letup, namun tak bisa ku-expresikan. Bai k itumelalui desahan, maupun jambakan tangan pada kepala si penyeruput.Aku hanya bisa mengapit kepalanya karena geli-geli enak, yang percuma karena akan kembali dibentangkan lagi olehnya. Pak Simin menambah serangan, menggerepeh paha dan mer emaspantatku. Jarinya dicelup-celupkan ke liang senggamaku yang sudah becek, hin gga membuahkanbunyi, Clek..clek..clek..clek !! Emmmhh AAAAAAAAAAAAHHHHH SSSSHHTT !! aku orgasme dengan mataterpejam, dan kaki mengapit keras kepalanya.Kulupakan sejena k status kami, tak peduli bahwa dia adalah tukang kebunku. Yang jelas,mulutnya y ang rakus memek itu, berhasil membuatku orgasme. Kenikmatan berganda, di kalaorg asmeku yang belum mereda, adalah emutan panjang di bibir vagina. Tubuhku mengeja t-ngejat nikmat, Pak Simin tertawa sinting menyaksikan kekalahanku. Mataku masih terpejam,namun dadaku naik turun karena nafasku tersengal-sengal. Dia mengeluselus pahaku, bangga dengan kemenangannya menaklukanku, dimana aku munafik untuk mengakuinya. Pak Sim inmelepaskan diri, kuintip dia rupa-rupanya sedang menanggalkan sarungnya. Terny ata, diapuntanpa dalaman, penisnya yang mengacung kini mengincar vaginaku.(Shit ! gimana niih ?!), pikirku kebingungan.Maksudku tidak sampai sejauh ini, tidak sam pai bersetubuh. Bisa saja aku bangun dan kemudianberakting mengomelinya. Tapi aku akan gagal mendapatkan kenikmatan berikutnya.Kenikmatan yang lebih nikmat daripa da tadi, masuknya penis ke vagina. Selagi aku masihbingung, Pak Simin sudah meng ambil posisi mendekati kewanitaanku. Dia kembalimemiringkan tubuhku, lalu berjon gkok disana. Dipapahnya kakiku sebelah di bahunya, agar lebih mudah memasuki mil ikku. Aku bingung, Pak Simin melekatkan penis dan bergerak menggesek kewanitaank u. Aku mendesah lirih, sepertinya, aku menyerah saja pada kenikmatanyang terlalu sayang untuk ditolak. Dia membuka lebar bibir kemaluanku, penisnya telah tepatm engarah kesitu.(Ayo Pak ! setubuhi aku, senggamai aku sampai aku kelojotan bahka

n hingga sakit jika jalan penuhi liangku dengan mani-mu, acak-acak dalamnya sesuka mu entot aku, perkosa aku milikku adalah milikmu ), dalam hatiku lebai, sudah kepalang horny. Namun sayang, sial bagikami.Din Diiiin !!, klakson mobil yang berarti Pa pi telah pulang.(Shit ! tanggung banget sih datengnya !!), keluhku, Pak Simin ju ga bersungut-sungut. ADUH !! MEMEK DEPAN MATA, TINGGAL SODOK, WUEDYAAN !!! omel Pak Siminkesal, gagal maning-gagal maning.Aku saja yang sudah dapat klimaks sekali merasa tanggung, apalagi Pak Simin. Diamenggebrak-gebrak sofa seperti orang STRE S !!, aku memakluminya. Penisnya belum rejekiatas vaginaku, belum jodoh. Pak Sim in dengan cepat mengenakan sarung, lalu pergimeninggalkan diriku. Setelah dia ke luar, barulah aku segera naik ke atas untuk melepas pakaiandan membersihkan diri dengan mandi susu. Selesai mandi, aku ke kamar Papi untuk menyapanya. Papi semp at bertanya aku tadi dimana sewaktu beliau datang, aku menjawab yangkebetulan ti dak perlu berbohong bahwa sedang mandi. Papi hanya menggangguk, aku pamittidur d an balik ke kamar. Esoknya, aku terbangun lebih pagi dari biasanya. Aku segera mandi dan sarapan. Lalu menujukamar Papi. P intu kamarnya tampak terbuka, dia sedang beres-beres untuk ke Swedia menyusulMam i. Aku masuk dan memeluknya manja dari belakang, karena akan berpisah dengannyak urang lebih seminggu. Papi tertawa, meledek aku yang sudah besar tapi masih sepe rti anak kecil. Walaupun dia memaklumi karena aku anak satu-satunya dan perempua n pula. Tiba-tibaterdengar suara pintu diketuk. Maaf tuan Pak Hasan sudah datang ! ka ta suara yang rupanya mbak Siti, dia kembali kedapur. Raut wajahku pun langsung berubah, Papi memandangku dengan wajah penuh tandatanya. Kenapa Non ? tanya Papi me ledek.Biasanya Papi menggunakan panggilan Non kalau sedang ingin bercanda, aku mer engut manjamenatapnya. Sudahlah, jangan terlalu marah sama dia khan engga sengaja bi kin ubin kamar mandi jadirusak ! nasihat Papi.(Bukan itu piii aduuhh !!), keluhku d alam hati. Yuk ke bawah ajaknya, kami pun menuju ruang tamu.Aku melihat Pak Hasan da n Asep sedang duduk di sofa, melempar senyum tanpa dosa ke arahkami. Apa khabar Pa k ? sapa Pak Hasan mengawali, menawarkan jabatan tangan. Ya, ya baik berduaan aja ? sa hut papi menyambut jabatan tangan. Iya khan yang musti diperbaiki engga banyak, jadi tukang satu kernet satu, cukup ! . Oh gitu, ok silahkan duduk ! . Trimakasih, Non Nia jug a gimana khabarnya ? tanya Pak Hasan padaku sok ramah. Baik !! sahutku ketus, mereka tertawa yang maksudnya hanya aku dan mereka yang mengerti,sementara Papi tidak. Kemudian Papi dan kedua kuli gila seks itu membicarakan mengenai biaya perbaikan . Setelahselesai dan terjadi kesepakatan, Papi dan pak Hasan kembali berjabat ta ngan. Merekamenawarkan jabatan tangan juga padaku, namun aku menolaknya. Papi te rtawa sambilmengelus-elus punggungku, ia menyangkanya aku marah karena kakiku ya ng terluka. Padahalbukan itu, tetapi hal yang lebih besar lagi. Mereka tertawa s eolah-olah memaklumi, padahalsebaliknya. Mereka akan semakin bergairah dalam men yalurkan dendam birahi jika ada kesempatan menyetubuhiku. Pria macam mereka, semakin kami wanita menolak galak m elawan,malah semakin bernafsu gila. Nia, Papi berangkat dulu yah ! pamitnya mengelu s sayang rambutku.Aku mencium pungguk tangannya, kuantar dia ke mobil. Papi bila ng akan men-transfer uangjajan di jalan ke rekeningku. Aku langsung tersenyum ma nis senang, Papi mencubit pipikugemas. Mbok, aku jalan dulu titip Nia ! . Tuan anu maaf, s aya baru dapat khabar keponakan saya yang sakit keras me-me-meninggal Tuan !! . Ya Tuhan a ku turut berduka mbok sahut Papi.Aku yang dekat dengan mbok Siti karena anak tung gal, bergerak mendekatinya dan mengusap-usap punggungnya, larut dalam duka nesta pa bersama. Iya tuan trimakasih jadi, saya mau izin seminggu ! kata mbok Siti seraya menyeka air mata. Ya-ya, engga papa jawab Papi mengambil dompet di kantung belakang celananya, lalumengeluarkan beberapa lembar ratusan ribu untuk diserahkannya ke Mbok Siti.Mbok Siti menerima pemberian, mengucapkan terima kasih dan pamit lebih dahulu. Akumeneruskan jalan bersama Papi ke parkiran, Jaja membukakan pintu bel akang mobil, Pak Karsimin menggeser pintu gerbang. Pak Simin, titip Nia yah ! teria k Papi pada si tukang kebun pervert berumur. Beres tuan, hehehe sahutnya, yang kemud ian menyeringai ke arahku.(Shit, jangan-jangan dia mau lanjut yang kemarin ), dala m hatiku.Mobil Papi pun melaju meninggalkanku. Kini, tinggalah aku bersama Pak S imin dan dua kulipemerkosa. Aku ke dalam ya Pak . Iya Non, Bapak juga nerusin kerjaan n ih sebentar lagi nanti juga Jaja pulang abis anter Tuan,Non kalo ada perlu apa-apa cari aja saya di belakang yah ! terangnya.Aku mengangguk dengan hati yang lega.

Setidaknya, dia akan menjagaku dari niat jahat dua kuliitu. Aku kembali ke ruang tamu, Pak Hasan dan Asep tampak sudah memulai pekerjaannya dikamar mandiku yang ada di atas karena bising suara pukulan palu. Kunyalakan Tv tidur selonjoran di sofa, memakai celana pendek dan kaus tanpa lengan. Betul saja dugaanku, tak ber apa lama Pak Simin mendatangiku. Menurut laporan penis, vaginaku masih punya sal dohutang birahi.(Shit, si tua bangka muka memek dateng nyari gw mau ngentot ), kel uhku.Sayang waktunya tak tepat, aku sedang tidak mood. Mana ada dua orang yang k ubenci lagi, akuterpaksa harus tegas menolaknya. Non Nia, lagi nonton ? tanyanya sa mbil tersenyum mesum. Iya sahutku ketus singkat, berharap dia pergi karena tak tega aku menolaknya. Bapak temenin yah katanya dengan cengiran, hingga giginya yang hitam dan mulai ompongitu terlihat olehku. Engga usah Pak kali ini sahutku memberinya kod e, namun dia terlalu udik untuk mengerti. Oo ya udah balasnya langsung terdiam, aku jadi semakin tak enak. Non engga senam lagi kaya kemaren ? tanyanya lagi tiba-tiba tak menyerah.Aku tau dia memancing, tapi ada Pak Hasan yang membuatku BT dan tak mungkin akumelakukan hal kemarin ada dia. Secara tak langsung, Pak Simin menyud utkanku. Serba salahdan tak mungkin kujelaskan masalahku, Papi saja tidak tau. Ada tukang bangunan khan Pak, engga mungkin sekarang-lah Nia malu donk, udah Bapak ke luar deh jangan ganggu Nia dulu ! kataku telepasan ketus, Pak Simin terlihat kece wa dansedikit marah dari guratan di wajahnya.Dia bangkit dan berjalan cepat meni nggalkanku, aku merasa bersalah jadinya. Habis, harusbagaimana lagi ?. Sementara ini, Pak Simin pasti berpikiran bahwa aku hanya mempermainkandirinya. Seharusny a aku langsung minta maaf padanya. Dalam masa kalutnya hati dan pikiran,mataku k riyep-kriyep, kata orang sih tidur ayam. Beberapa menit kemudian mataku gelap da nmemetik kembang tidur. Aku bermimpi, mimpi kedatangan dua pria tampan. Keduanya bergerak menelanjangi dan menggerayangiku. Melihat ketampanannya aku pasrah, sa tu pria menciumipipiku penuh nafsu, satunya menggerayangi pahaku dengan gencar. Tapi aneh ? cumbuanmereka kasar sekali, tidak sesuai dengan wajah, tidak romansa dan tak senada. Pria yangmenciumi pipi, sekarang menghisap payudaraku. Pria sat unya yang menggerayang paha,melahap rakus kewanitaanku. Keduanya lapar dan dahag a, walau tak kupungkiri akumenikmatinya. Kuangkat kelopak mata sedikit demi sedi kit.(Aah, kenikmatan ini nyata tapi, mana ada pria tampan ? di rumah semuanya pria buruk muka ?!), aku tersadar dengan mata terbelalak.(AAAARGHH SHIIITT !!

Anda mungkin juga menyukai