Disusun oleh :
ELI UTAMI W.N (2130572)
RAFIF ANUGRAH (2130671)
RAHMAD R (2130681)
RAZZAN AKBAR P(2130691)
SINGGIH DHIA R (2130721)
Dalam konteks ini, artikel ini akan membahas lebih detail angkutan kereta api
B3, termasuk manfaat, tantangan dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk
meningkatkan keselamatan dan keberlanjutan transportasi kereta api B3. Dengan
pemahaman yang lebih mendalam mengenai topik ini, kita dapat berkontribusi pada
pengembangan solusi yang lebih baik untuk pengelolaan B3 yang aman dan
berkelanjutan dalam rantai pasokan industri.
1.3 Definisi
1. Bahan berbahaya dan beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi,
dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak
lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.
2. Limbah bahan berbahaya dan beracun, yang selanjutnya disebut Limbah B3, adalah
sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3
7. Pelabelan Limbah B3 adalah proses penandaan atau pemberian label yang dilekatkan
atau dibubuhkan pada kemasan langsung Limbah B3.
B. Persyaratan Indonesia
Pengangkutan B3 dan/atau Limbah B3 sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilakukan dengan memenuhi persyaratan yang terdiri dari:
1. Pengguna jasa merupakan instansi yang berwenang atau badan usaha yang
telah memiliki Izin Pengangkutan dari Menteri setelah mendapat rekomendasi
dari instansi yang berwenang;
2. Dilengkapi dengan Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data
Sheet), dokumen B3, dan/atau dokumen Limbah B3 yang ditetapkan oleh
instansi yang berwenang;
3. Setiap kemasan B3 dan/atau Limbah B3 wajib diberikan simbol dan label yang
ditetapkan instansi yang berwenang;
4. Diangkut dengan gerbong sesuai dengan jenis bahan yang diangkut dan
diberikan tanda khusus dengan dilengkapi simbol dan label yang ditetapkan
instansi yang berwenang;
5. Dilakukan pengawalan dan/atau menyertakan petugas yang memiliki
keterampilan dan kualifikasi tertentu sesuai sifat B3 dan/atau Limbah B3 yang
diangkut;
6. Petugas pengawal harus mengambil tindakan apabila terjadihal-hal yang
membahayakan keamanan dan keselamatan barang yang dibawa;
7. Antara 2 (dua) gerbong yang berisi harus ditempatkan gerbong penyekat;
8. Perjalanan kereta api menggunakan kecepatan sesuai dengan kecepatan yang
ditetapkan;
9. Bongkar muat dilakukan pada tempat dan/atau stasiun tertentu yang
mempunyai fasilitas bongkar muat sesuai dengan karakteristik B3 dan/atau
Limbah B3 yang diangkut;dan
10. Awak sarana perkeretaapian yang ditugaskan mengangkut bahan berbahaya
dan beracun, serta limbah bahan berbahaya dan beracun harus memiliki
kompetensi dan bersertifikat sebagaimana diatur dalam peraturan yang
berlaku.
1. Dilakukan oleh pengguna jasa yang merupakan instansi yang berwenang atau
badan usaha yang telah memiliki Izin Pengangkutan dari Menteri setelah
mendapat rekomendasidari instansi yang berwenang;
2. Dilengkapi dengan Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data
Sheet), dokumen B3, dan/atau dokumen Limbah B3 yang ditetapkan oleh
instansi yangberwenang;
3. Dilakukan pengawalan dan/atau menyertakan petugas yang memiliki
keterampilan dan kualifikasi tertentu sesuai sifat B3 dan/atau Limbah B3 yang
diangkut;
4. Petugas pengawal harus mengambil tindakan apabila terjadi hal-hal yang
membahayakan keamanan dan keselamatan barang yang dibawa;
5. Bongkar muat dilakukan pada tempat dan/atau stasiun tertentu yang
mempunyai fasilitas bongkar muat sesuai dengan karakteristik B3 dan/atau
Limbah B3 yang diangkut;dan
6. Petugas yang melakukan pembongkaran B3 dan/atauLimbah B3 harus
mengetahui sifat dan karakteristik barang.
1. Berupa cairan
Bahan berupa cairan yang mengandung alcohol kurang dari 24% volume dan atau
pada titik nyala (flash point) tidak lebih dari 60 derajat C (140 derajat F) akan
menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain
pada tekanan udara 760 mmHg. Pengujiannya dapat dilakukan dengan metode
Closed-Up Test.
2. Berupa padatan
B3 yang bukan berupa cairan, pada temperature dan tekanan standar (25 derajat C,
760 mmHg) dengan mudah menyebabkan terjadinya kebakaran melalui gesekan,
penyerapan uap air atau perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat
menyebabkan kebakaran yang terus menerus dalam 10 detik. Selain itu, suatu
bahan padatan diklasifikasikan B3 mudah terbakar apabila dalam pengujian dengan
metode Seta Closed-Cup Flash Point Test diperoleh titik nyala kurang dari 40
derajat C
i. berbahaya (harmful); adalah bahan baik padatan maupun cairan ataupun gas
yang jika terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan
bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu
j. korosif (corrosive);
k. bersifat iritasi (irritant);
l. berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
m. karsinogenik (carcinogenic); adalah sifat bahan penyebab sel kanker, yakni sel
liar yang dapat merusak jaringan tubuh.
B. Packing (Pengemasan)
Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3 ke
dalam suatu wadah dan atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya. Dalam hal
kemasan B3 mengalami kerusakan untuk :
a. B3 yang masih dapat dikemas ulang, pengemasannya wajib dilakukan oleh
pengedar;
b. B3 yang tidak dapat dikemas ulang dan dapat menimbulkan pencemaran dan
atau
kerusakan lingkungan dan atau keselamatan manusia, maka pengedar wajib
melakukan enanggulangannya.
Tanggung jawab pemberian simbol dan label sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) untuk kerusakan pada tahap:
a. produksi, tanggung jawabnya ada pada produsen/ penghasil;
b. pengangkutan, tanggung jawabnya ada pada penanggung jawab kegiatan
pengangkutan;
c. penyimpanan, tangggung jawabnya ada pada penanggung jawab kegiatan
penyimpanan.
D. Pedokumentasian (Manifes B3, MSDS DLL)
pendokumentasian, yang mencakup Manifes B3 dan Lembar Data Keselamatan
Bahan (MSDS).
1. Manifes B3 (B3 Manifest)
Manifes B3 adalah dokumen yang berisi informasi lengkap tentang
pengangkutan B3, termasuk identitas, jumlah, jenis, dan informasi penting
lainnya tentang bahan yang akan diangkut.
Manifes B3 juga mencakup informasi tentang pengirim, penerima, dan
perusahaan pengangkutan.
Dokumen ini digunakan untuk melacak B3 sepanjang perjalanan dari titik
awal hingga tujuan akhir.
Semua pihak yang terlibat dalam pengangkutan B3 harus memiliki
Manifes B3 yang sesuai dan harus memastikan bahwa informasi pada
dokumen ini akurat.
E. Handling
1) Pemuatan
Kegiatan pemuatan dan penyusunan 83 dan/atau Limbah 83 hanya dapat
dilakukan setelah pengguna jasa memiliki Izin Pengangkutan 83 dan/atau
Limbah 83 dari Menteri setelah mendapat rekomendasi dari Instansi yang
berwenang sesuai dengan jenis dan karakteristik 83 dan/atau Limbah 83.
3) Pengangkutan
Pengangkutan B3 dan/atau Limbah B3 sebagaimana dimaksudpada ayat (1)
dapat dilakukan dengan memenuhi persyaratan yang terdiri dari:
a. pengguna jasa merupakan instansi yang berwenang atau badan usaha yang
telah memiliki Izin Pengangkutan dari Menteri setelah mendapat rekomendasi
dari instansi yang berwenang;
b. dilengkapi dengan Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data
Sheet), dokumen B3, dan/ataubdokumen Limbah B3 yang ditetapkan oleh
instansi yang berwenang;
c. setiap kemasan B3 dan/atau Limbah B3 wajib diberikan simbol dan label
yang ditetapkan instansi yang berwenang;
d. diangkut dengan gerbong sesuai dengan jenis bahan yang diangkut dan
diberikan tanda khusus dengan dilengkapi simbol dan label yang ditetapkan
instansi yang berwenang;
e. dilakukan pengawalan dan/atau menyertakan petugas yang memiliki
keterampilan dan kualifikasi tertentu sesuai sifat B3 dan/atau Limbah B3 yang
diangkut;
f. petugas pengawal harus mengambil tindakan apabila terjadi hal-hal yang
membahayakan keamanan dan keselamatan barang yang dibawa;
g. antara 2 (dua) gerbong yang berisi harus ditempatkan gerbong penyekat;
h. perjalanan kereta api menggunakan kecepatan sesuai dengan kecepatan
yang ditetapkan;
i. bongkar muat dilakukan pada tempat dan/atau stasiun tertentu yang
mempunyai fasilitas bongkar muat sesuai dengan karakteristik B3 dan/atau
Limbah B3 yang diangkut; dan
j. awak sarana perkeretaapian yang ditugaskan mengangkut bahan berbahaya
dan beracun, serta limbah bahan berbahaya dan beracun harus memiliki
kompetensi dan bersertifikat sebagaimana diatur dalam peraturan yang
berlaku.
4) Pembongkaran
2) Prosedur darurat
Selama pengangkutan, perlu ada pemantauan terus-menerus terhadap
B3 dan lingkungan sekitarnya. Ini mencakup memeriksa apakah terjadi
tanda-tanda tumpahan, kebocoran, atau perubahan yang mencurigakan.
Jika terjadi situasi darurat seperti tumpahan atau kebakaran,
komunikasi darurat harus segera dilakukan. Ini mencakup memberitahu
pihak berwenang, petugas pemadam kebakaran, dan pihak terkait
lainnya.
Dalam situasi darurat yang mengancam nyawa atau kesehatan manusia,
evakuasi dan perlindungan diri adalah prioritas. Personel yang terlibat
dalam pengangkutan B3 harus tahu cara melindungi diri mereka sendiri
dan orang lain.
Prosedur darurat juga harus mencakup bagaimana menangani
tumpahan B3 dan memadamkan kebakaran. Ini termasuk penggunaan
peralatan pemadam kebakaran yang sesuai dan tindakan pengendalian.
Setelah situasi darurat diselesaikan, perlu ada pelaporan dan
dokumentasi lengkap tentang apa yang terjadi, langkah-langkah yang
diambil, dan dampaknya. Ini penting untuk evaluasi pasca-insiden dan
perbaikan prosedur.
BAB 3
Kesimpulan
Pengemasan limbah b3 dilakukan dengan menggunakan kemasan yang terbuat
dari bahan yang dapat mengemas limbah b3 sesuai dengan karakteristik limbah b3
yang akan disimpan, mampu mengungkung limbah b3 untuk tetap berada dalam
kemasan, memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya tumpahan saat
dilakukan penyimpanan, pemindahan, atau pengangkutan; dan berada dalam kondisi
baik, tidak bocor, tidak berkarat, atau tidak rusak.