SISTEM MANAJEMEN K3
DOSEN PENGAMPU :
kereta api adalah salah satu moda transportasi yang dapat mengangkut
barang dalam jumlah besar dan memiliki tingkat keamanan yang baik dibandingkan
dengan transportasi lain. moda transportasi kereta api mendapati korban kecelakaan
terendah (Pusparisa.,2021). Hal tersebut membuktikan bahwa moda kereta api
cocok digunakan dalam pengangkutan bahan berbahaya dan beracun (B3) karena
keamanannya.
Pengangkutan bahan berbahaya dan beracun (B3) menggunakan moda
kereta api haruslah sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan baik itu
persyaratan umum maupun persyaratan khusus. hal ini dimaksudkan agar dalam
proses pemindahan B3 ke tempat lain dapat dilakukan dengan lancar dan aman.
1.3 DEFINISI
● Isi Perjanjian Angkutan Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a paling sedikit memuat:
A. nama dan alamat penyelenggara sarana perkeretaapian dan
pengguna jasa angkutan kereta api;
B. nama stasiun pemberangkatan dan stasiun tujuan;
C. tanggal dan waktu keberangkatan dan kedatangan;
D. jenis barang yang diangkut; dan
E. tarif yang disepakati.
● Surat Angkutan Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dibuat
dalam rangkap 4 (empat) yang masing-masing disimpan oleh:
A. 1 (satu) eksemplar penyelenggara sarana perkeretaapian atau badan
usaha sebagai penyelenggara kegiatan jasa angkutan;
B. 1 (satu) eksemplar pengguna jasa pengiriman barang; dan
C. 2 (dua) eksemplar disertakan pada barang yang dikirimkan yang
akan disimpan masing-masing oleh pengirim barang dan penerima
barang.
● Surat Angkutan Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dibuat
untuk satu kali keberangkatan pengiriman barang.
Buangan yang pH nya sangat rendah (pH <3) atau sangat tinggi pH
> 12,5) karena dapat bereaksi dengan buangan lain, dapat
menyebabkan karat besi dengan adanya buangan lain, dapat
menyebabkan karat baja/besi. Contoh: sisa asam terutama asam
sulfat, limbah asam dan baterai.
Unpackaging
other
● Single Packaging
Hanya satu cara pengepakan tanpa bungkus tambahan, misalnya Steel
Drum.
● Combination Packaging
Biasanya terdapat 2 cara pengepakan, satu bagian dalam dan bungkus
diluarnya, misalnya botol plastik didalam kotak fibre.
● Intermediate Bulk Container ( IBC )
Pengepakan yang besar tidak boleh lebih dari 3000 m3 atau 3000
liter, yang diangkut memakai alat mekanik (seperti forklift).
● Tank
Pengertian tangki termasuk "Portable Tank" atau "Road tank vehicle"
dengan kapasitas lebih dari 450 liters dan dilengkapi peralatan
pelayanannya seperti slang, kran dll.
Ketentuan Umum
MARKING MINIMAL
● Pada setiap kemasan barang berbahaya harus mencantumkan nama
pengapalan ( propper shipping name ) dan nomer PBB ( UN number )
● Penulisan Nomor PBB harus lengkap dengan huruf “UN” dan diikuti
nomornya (contoh penulisan UN 1202, tidak boleh hanya ditulis 1202,
tetapi harus lengkap “UN 1202”).
4. Pembongkaran
Kegiatan pembongkaran B3 dan/atau Limbah B3 sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 dan Pasal 6 dilakukan pada stasiun barang dan tempat-tempat
khusus yang disetujui oleh Direktur Jenderal. (2) Kegiatan Pembongkaran
B3 dan/atau Limbah B3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan dengan memenuhi persyaratan yang terdiri dari:
a. dilakukan oleh pengguna jasa yang merupakan instansi yang berwenang
atau badan usaha yang telah memiliki Izin Pengangkutan dari Menteri
setelah mendapat rekomendasi dari instansi yang berwenang;
b. Dilengkapi dengan Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety
Data Sheet), dokumen B3, dan/atau dokumen Limbah B3 yang
ditetapkan oleh instansi yang berwenang;
c. dilakukan pengawalan dan/atau menyertakan petugas yang memiliki
keterampilan dan kualifikasi tertentu sesuai sifat B3 dan/atau Limbah B3
yang diangkut;
d. petugas pengawal harus mengambil tindakan apabila terjadi hal-hal yang
membahayakan keamanan dan keselamatan barang yang dibawa;
e. muat dilakukan pada tempat dan/atau stasiun tertentu yang mempunyai
fasilitas bongkar muat sesuai dengan karakteristik B3 dan/atau Limbah
B3 yang diangkut; dan
f. petugas yang melakukan pembongkaran B3 dan/atau Limbah 83 harus
mengetahui sifat dan karakteristik barang.
g. dilakukan pengawalan dan/atau menyertakan petugas yang memiliki
keterampilan dan kualifikasi tertentu sesuai sifat B3 dan/atau Limbah B3
yang diangkut;
h. petugas pengawal harus mengambil tindakan apabila terjadi hal-hal yang
membahayakan keamanan dan keselamatan barang yang dibawa;
i. bongkar muat dilakukan pada tempat dan/atau stasiun tertentu yang
mempunyai fasilitas bongkar muat sesuai dengan karakteristik B3
dan/atau Limbah B3 yang diangkut; dan
j. petugas yang melakukan pembongkaran B3 dan/atau Limbah B3 harus
mengetahui sifat dan karakteristik barang.
1. Klasifikasi B3:
Kenali dan ikuti regulasi, standar, dan persyaratan yang berlaku untuk
pengangkutan B3, baik pada tingkat nasional maupun internasional.
3. Penyusunan Rencana:
Buat rencana transportasi yang mencakup rute, jadwal, kendaraan yang akan
digunakan, perlindungan keselamatan, dan tindakan respons darurat.
4. Identifikasi Risiko:
Identifikasi potensi risiko dan bahaya yang mungkin timbul selama pengangkutan
B3. Ini termasuk risiko kecelakaan, tumpahan, kebakaran, dan lainnya.
5. Manajemen Risiko:
Atur tindakan pencegahan dan perlindungan untuk mengurangi risiko. Ini dapat
melibatkan penggunaan kendaraan khusus, kemasan yang tahan terhadap B3, dan
pelatihan personel.
Dalam manajemen resiko perlu adanya penilaian dari bahaya yang akan terjadi.
Semakin tinggi nilai bahaya maka penangananya harus lebih diutamakan.
Penentuan bahaya dapat dihitung dengan rumus = consequences x likehood. Hal ini
dimaksudkan agar pengutamaan pengelolaan dapat efisien dan maksimal.
BAB III
KESIMPULAN