Anda di halaman 1dari 11

RESUME Perancangan Pengereman kereta cepat

1. Metode Perancangan
Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan alat ini adalah metode
perancangan yang disusun oleh Gerhardt Pahl dan Wolfgang Beitz. Pahl dan Beitz membagi
perancangan menjadi 4 tahapan, yaitu [12]:
a. Penjabaran Tugas (clarification of the task)
Tahap ini meliputi pengumpulan informasi permasalahan dan kendala yang dihadapi.
Pada tahap awal penelitian ini adalah dilakukan studi literatur mengenai perancangan serta
pengumpulan data-data untuk kebutuhan perhitungan pada perancangan alat uji sistem rem
yang berasal dari jurnal maupun penelitian terdahulu.
b. Penentuan konsep rancangan (conceptual design)
Diawali dengan menganalisa spesifikasi yang telah ada, hal ini sebagai dasar
pembuatan abstraksi dari permasalahan. Dilanjutkan dengan membuat struktur fungsi yang
menggambarkan hubungan antara input, proses dan output. Pada tahap kedua ini ide
rancangan diolah dan dikembangkan menjadi beberapa alternatif desain. Alternatif desain
tersebut kemudian diberikan penilaian dari segi teknis dan ekonomis untuk memutuskan
desain mana yang sesuai dengan tuntutan.
c. Perancangan bentuk (embodiment design)
Tahapan ini menguraikan rancangan dan diikuti dengan pembentukan layout awal dan
dilanjutkan dengan layout jadi. Pada tahap ini layout awal dikembangkan lebih lanjut menjadi
produk atau benda teknik yang bentuk, material, dimensi elemen-elemenya ditentukan.
d. Perancangan rinci (detail design)
Pada tahap ini proses perancangan alat dalam bentuk gambar, dan alat selanjutnya akan
dibuat sesuai dengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan.
Perhitungan kecepatan putar roda

Kereta api di Indonesia memiliki kecepatan maksimal kurang lebih 100 km/jam
sedangkan kecepatan rata-rata nya kurang lebih 70 km/jam. Pada dinamometer uji
pengereman kereta api ini kecepatan kontak gesekan harus sama dengan pegeraman
sebenarnya. Oleh karena itu simulasi roda pada dinamometer harus mampu berputar dengan
kecepatan tangensial 220 km/jam atau ..... m/s sehingga kecepatan putar roda yaitu:
v ×60
N=
D×π
Keterangan :
N = Kecepatan putar (rpm)
v = Kecepatan Tangensial (m/s) = ....
D = Diameter roda kereta (m) = ....
Untuk dapat melakukan pengujian drag braking roda harus bisa berputar secara konstan
selama proses pengujian. Oleh karena itu komponen penggerak harus memiliki torsi yang
besar untuk menahan gaya gesek tanpa mengurangi kecepatan putarnya. Komponen
penggerak juga harus dapat divariasikan kecepatan putarnya.
Perhitungan Torsi Poros Roda
Torsi pada poros roda terjadi akibat putaran yang diberikan komponen pemutar yang ditahan
oleh gaya gesek rem saat pengujian.

M = r × F disc
Keterangan
M = Torsi (Nm)
r = jari jari roda (m) = ....
F disc = Gaya gesek pada rem / gaya pengereman (N) = ....
Berdasarkan kebutuhan dan hasil perhitungan yang telah dilakukan ada beberapa spesifikasi
yang harus dipenuhi oleh dinamometer yaitu :
1. Bisa mengukur gaya gesek sampai .... N.
2. Ukuran tes rig pengereman 1 : 3 dari aslinya.
3. Dapat memvariasikan kecepatan putar hingga .... rpm
4. Dapat memvariasikan gaya penekanan hingga .... N
5. Terdapat sensor panas.
6. Harga pembuatan kurang dari 50 juta.
Konsep perencanaan flywheel
Flywheel (roda gaya) adalah sebuah massa yang berputar dandipergunakan
sebagai penyimpan tenaga didalam mesin. Flywheel digunakanpada mesin sebagai
penyimpan cadangan energi pada waktu energi yang di supply adalah lebih dari
yang dibutuhkan danmelepaskannya pada suatuwaktu apabila energi yang
dibutuhkan lebih dari yang di supply.

Energi kinetik

Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda karena gerak
yang dilakukan atau dialaminya. Kata kinetik berasal dari bahasa Yunani yaitu
kinetikos yang artinya bergerak. Maka dari itu, semua benda yang bergerak, sudah
pasti memiliki energi kinetik. Energi kinetik disebut juga dengan energi gerak.
Dalam perancangan alat uji dinamometer pengujian gesek stop braking,
flywheel digunakan sebagai pengganti energi kinetik dari kereta api. Rumus energi
kinetik adalah sebagai berikut :
Ek = ½ .m.v2

Pada pengujian gesek stop braking hanya menggunakan 1 buah roda saja
maka dari itu Ek dibagi jumlah roda dalam 1 gerbong penumpang yaitu 8 buah.
Sehingga didapatkan Ek1 yang merupakan energi kinetik setelah dibagi jumlah
roda. :
Ek = Ek/8
Dalam 1 buah roda gerbong penumpang terdapat 2 buah blok rem, maka
dari itu Ek1 dibagi dengan jumlah blok rem yaitu 2 buah. Sehingga didapatkan
Ek2 yang merupakan energi kinetik setelah dibagi jumlah roda dan blok rem :
Ek = Ek1/2
Pada alat uji dinamometer ini menggunakan skala 1:3, maka dari itu Ek2
dikali dengan skala 1:3 dan didapatkan hasil Ek3 yang merupakan energi kinetik
setelah dibagi jumlah roda dan blok rem serta diperkecil 1/3 kali :
Ek = Ek 2/3
Energi Kinetik Pada Flywheel
Pada saat flywheel menyerap energi maka akan menambah kecepatan dan
pada saat mengeluarkan energi maka kecepatan menurun. Rumus untuk energi
kinetik flywheel adalah sebagai berikut :
Ek = ½ .I.ω 2
I = ½ .m.r2
Maka menjadi Ek = ½ (½.m.r2) ω 2
Untuk mencari massa pada Flywheel adalah
EK
m= 2
½ ( ½. r 2 ) ω
sedang kan untuk mencari tebal Flywheel adalah
m
t=
π . r2 . ρ
ρ merupkan massa jenis bahan dari besi cor yaitu 7260 kg/m2
MENCARI DAYA DAN TORSI
Secara umum daya dapat diartikan sebagai kemampuan yang di butuhkan
untuk melekukan kerja, yang dinyatakan dalam satuan Nm/s, Watt, atau Hp.
Untuk menentukan harga daya perlu memperhatikan beberapa hal yang
mempengaruhi, diataranya adalah harga gaya, torsi, kecepatan putar, dan berat
yang bekerja pada mekanisme tersebut (Khurmi, 2005).
Berikut adalah rumus untuk mencari harga daya, gaya, torsi, kecepatan
putar, dan berat:
1. Mencari harga daya
 Bedasarkan waktu rumus daya adalah :
P = W/t
Dimana P adalah simbol dari daya dengan satuan watt, W adalah usaha
dengan satuan joule(J), dan t adalah waktu yang digunakan dengan satuan
second(s).
 Bedasarkan kecepatan rumus daya adalah :
P = F.V
Dengan P adalah daya yang dicari dengan satuan watt, F adalah gaya yang
bekerja pada poros dengan satuan Newton(N), dan V adalah kecepatan linier(m/s).
 Bedasarkan Torsi adalah :
P = ω.T
2. π . n .T
ω=
60
Dimana P adalah daya (watt), n adalah putaran poros (rpm), dan T adalah
Torsi (kg.m).
2. Mencari gaya
F=m.α
Dimana F adalah Gaya dengan satuan (N atau kg.m/s2), m adalah massa
(kg), danα adalah percepatan dengan satuan (m/s2)
 Mencari berat
W = m.g
Dimana W adalah berat dengan satuan (N atau kg.m/s2), m adalah massa
benda dalam kg, dan g adalah percepatan grafitasi yang nilainya sebesar 10 m/s2
 Mencari torsi
T = F.r
Dimana T adalah nilai torsi yang dicari dengan satuan N.m, F adalah gaya
yang bekerja (N), dan r jarak terhadap sumbu (m).
POROS
Mencari diameter poros dapat menggunakan rumus Torsi yaitu
T τ

J r
Dimana T adalah torsi benda, J adalah simbol dari momeninersia polar
poros terhadap sumbu putar, τ adalah tegangangeser torsional, dan r merupakan
jarakdarisumbunetral terhadap permukaan luar poros, yang besarnya dihitung dengan cara
d/2.

Untuk poros pejal bundar, rumus momen inersi polar adalah :


π 4
J= ×d
32

maka untuk persamaan nporos pejal dapat di tuliskan :


T τ
=
rumusnya π 4 d
×d
32 2
π 3
T= ×τ .d
16
Poros yang menerima bending
Ketika poros hanya menerima momen bending, maka tegangan maksimum (tarik atau
tekan) diberikan oleh persamaan :
M σb
=
I γ
Dengan M adalah simbol dari momen bending, I adalah momen inersia
penampang poros terhadap sumbu putar, σ b adalah simbol dari tegangan bending
yang dimiliki oleh material yang dipakai, dan y adalah jarak dari sumbu netral
kepermukaan luar poros.
Untuk poros pejal bundar, momen inersia nya adalah :
π 4 d
I= × d dany =
64 2
Kemudian disubstitusi pada persamaan

M σb
= π 3
π 4 d atau M = × σ b ×d
×d 16
64 2
Perhitungan poros yang dilihat dari nilai pembebanan yang di dapat adalah sebagai
berikut :
Torsi yang terjadi di poros :
P . 60
T=
2. π . N
Dimana T adalah torsi yang ada pada poros (Nmm), P adalah daya pada
motor yang digunakan (watt), N adalah putaran poros (rpm).
Momen yang terjadi pada poros:
M = F.L
Dimana M adalah momen (Nmm) yang nilainya akan dicari, F adalah gaya
yang terjadi (N), dan L adalah Jarak terhadap gaya (mm).
Momen Torsi ekuivalen :

Te = √ M 2+T 2

Dimana Te adalah torsi ekuivalen (Nmm) yang akan dicari dari sebuah
poros, M adalah momen bending (Nmm), T adalah Torsi (Nmm).
Mencari nilai diameter poros :

d=

3 16. Te
π . τs
Dimana Te adalah torsi ekuivalen (Nmm), dan τs merupakan tegangan geser
maksimum yang terjadi (kg/cm2 ).
Momen inersia
I = k.m.r
Dimana I adalah momen inersia (kgm2 ), k adalah koefisien momen inersia
suatu benda, m adalah massa partikel (kg), r adalah jarak partikel ke poros (m).
Untuk momen inersia pada poros yang memiliki massa lebih dari satu :

∑ I = ∑ mi r 2i
Momen inersia dipengaruhi oleh massa benda, berat benda, bentuk benda,
dan letak sumbu putar. Jika suatu benda memiliki poros rotasi tidak di ujung
benda tersebut, maka benda tersebut dianggap terdiri dari dua benda dengan nilai
momen inersianya masing-masing.
Persamaan Torsi dan Momen Inersia dapat di turunkan dengan hukum Newton II :
τ =¿I.α
Dimana α adalah percepatan sudut (rad/s2 ), dan I adalah momen inersia
benda(kgm2 ).
Berbagai nilai koefisien momen inersia pada berbagai bentuk benda dan porosnya:

Sabuk & pulley


Perhitungan transmisi digunakan untuk menentukan nilai T1 dan T2 sehingga
didapatkan nilai F yang bekerja pada pulley.
Perhitungan pada pulley dengan asumsi pulley berdiameter D=.... mm dan jarak
antar sumbu x=... mm
R 1−R 2
 Sin α = =
x
T1
 2,3 log =π . Cosec β
T2
 P = ( T1 – T2 ) V
T1
 T1 = hasil × T2
T2
 F = T1 + T2
Mekanisme pengujian gesek stop braking dan kondisi basah pada alat uji dinamometer rel
kerea api skala kecil ini dirancang dengan beban menggunakan flywheel yang beratnya
sebesar ±385 kg dengan ukuran diameter 50 cm dan ketebalan 15 cm. Berat flywheel dibuat
lebih berat agar saat pengujian lebih safety.
 Kecepatan Sudut
2 π N2
ω= =
60
 Percepatan Sudut
ω
α=
t
 Momen inersia
I = ½ . m.r2
 Torsi
T = I ×α
 Daya yang di perlukan
P = T ×ω

Anda mungkin juga menyukai