Anda di halaman 1dari 15

Nama / NIM : Nurrrani Larasati / F1D316019 Kelompok : 2 (Dua)

Pertemuan Ke : 2 dan 3

Judul Praktikum :Sudut/arah, Jarak , Poligon Terbuka dan Tertutup

Hari / Tanggal : Kamis/28 Oktober 2017, 05 Oktober 2017 dan Senin 08

Oktober 2017

Tempat : Lab. Survey Tanah dan Balairung Universitas Jambi

Asisten Praktikum : 1. Riza Ibnu Mubarok (F1D213032)

2. Angella Wahyuni (F1D115003)

3. Sukirman (F1D215005)

4. Andreas Tambunan (F1D215025)

Prinsip Teori

Kerangka Kontrol Horisontal (KKH) merupakan kerangka dasar pemetaan


yang memperlihatkan posisi horisontal (X,Y) antara satu titik relatif terhadap titik
yang lain di permukaan bumi pada bidang datar. Untuk mendapatkan posisi
horisontal dari KKH dapat digunakan banyak metode, salah satu metode penentuan
posisi horisontal yang sering digunakan adalah metode poligon. Metode poligon
digunakan untuk penentuan posisi horisontal banyak titik dimana titik yang satu dan
lainnya dihubungkan dengan jarak dan sudut sehingga membentuk suatu rangkaian
sudut titik-titik (polygon). Pada penentuan posisi horisontal dengan metode ini, posisi
titik yang belum diketahui koordinatnya ditentukan dari titik yang sudah diketahui
koordinatnya dengan mengukur semua jarak dan sudut dalam poligon. Poligon
terbuka adalah poligon yang titik awal dan titik akhirnya merupakan titik yang
berlainan (tidak bertemu pada satu titik). Poligon tertutup atau kring adalah poligon
yang titik awal dan titik akhirnya bertemu pada satu titik yang sama. Pada poligon
tertutup, koreksi sudut dan koreksi koordinat tetap dapat dilakukan walaupun tanpa
titik ikat (Wongsotjitro, 1989 :134). 
Poligon adalah metode untuk menentukan posisi horizontal dari titik-titik di
lapangan yang berupa segi banyak dengan melakukan pengukuran sudut dan jarak.
tujuannya adalah untuk mendapatkan data-data lapangan berupa koordinat horizontal
(x,y). kenapa harus membentuk poligon ? karena digunakan sebagai kerangka dasar
pemetaan suatu wilayah.Peralatan yang sering digunakan untuk pekerjaan ini
adalah theodolite dan rambu ukur yang sudah saya bahas pada artikel sebelumnya.
Selain alat di atas ada kelengakapan lainnya seperti statif, formulir ukur, alat tulis dan
payung. Untuk saat ini ada alat yang lebih canggih lagi yaitu Total Station. Anda bisa
membaca artikel pengertian total station untuk penjelasan lebih lengkap.
Perbedaannya adalah pada theodolite kita harus menulis seluruh data pengukuran
seperti ba, bt, bb, sudut dan sebagainya. Sedangkan pada Total Station pencatatan
data dilakukan otomatis oleh alat tersebut. Poligon terbagi menjadi dua yaitu poligon
terbuka dan poligon tertutup. Poligon tertutup adalah kerangka dasar pengukuran
yang membentuk poligon segi banyak yang menutup. Yang dimaksud menutup
adalah apabila mulai dari titik 1 kemudian ke titik 2 dan seterusnya akan kembali ke
titik 1 lagi. Sehingga akan membentuk segi banyak. Fungsi dari kembali ke titik awal
adalah digunakan untuk mengkoreksi besaran sudut pada tiap segi banyak
tersebut. Pengukuran poligon terbuka biasa digunakan untuk mengukur jalan, sungai,
maupun irigasi. tapi kenyataannya bisa digunakan untuk mengukur luas lahan
terbuka. namun tetap disarankan untuk menggunakan poligon tertutup apabila
mengukur luas lahan. Yang dimaksud terbuka disini adalah poligon tersebut tidak
mempunyai sudut dalam seperti pada tertutup. jadi pengukuran di mulai dari titik
awal tapi tidak kembali ke titik awal (Sosrodarsono,1991: 111).
Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari dilaksanakan praktikum ini yaitu:


1. Praktikan mampu menentukan posisi horizontal titik-titik dilapangan
2. mengetahui jarak dan sudut pada titik yang diukur
3. praktikan mampu menentukan koreksi sudut dan koreksi koordinat
Pelaksanaan Praktikum
 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu kompas biasa,Theodolite,
rambu ukur, meteran.
1. Kompas biasa
Berfungsi sebagai penunjuk arah mata angin berdasarkan prinsip gaya magnet
bumi
2. Pita ukur
Berfungsi untuk mengukur jarak atau panjang
3. Theodolit
Berfungsi untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut
tegak
a. Bagian atas
 Pesawat digunakan untuk mengukur ketinggian atau jarak dari suatu
benda.
 Nifo tabung digunakan untuk melihat gelembung udara.
 Teropong digunakan untuk membidik atau mengamat benda atau
target yang jauh agar kelihatan dekat dan jelas.
 Lingkaran vertical diguanakan untuk piringan dari metal atau kaca
tempat skala lingkaran berputar.
 Sumbu mendatar diguanakan untuk sumbu pemutar teropong.
 Klem teropong digunakan untuk mematikan gerakan teropong.
b. Bagian tengah
 Kaki penyangga digunakan untuk membantu menstabilkan alat atau
untuk mendirikan alat.
 Piringan lingkaran digunakan untuk sebagai tempat skala lingkaran.
 Klem digunakan untuk mematikan gerakan sumbu.
c. Bagian bawah
 Statif digunakan untuk menjawa pesawat thedolite.
 Untung-untung digunakan untuk mengukur koordinat.
4. Rambu ukur
Berfungsi sebagai alat untuk mengukur atau target yang di ukur
 Prosedur Kerja
1. Memasang alat theodolit pada titik awal dan aturlah alat tersebut.
2. Posisi teropong biasa arahkan alat pada titik sebelumnya (titik tetap, bila
ada) dan kemudian pada titik selanjutnya, putarlah teropong pada posisi
luar biasa arahkan ke titik seperti pada posisi teropong biasa.
3. Ukurlah jarak antar titik secara langsung dengan pita ukur.
4. Kemudian pindahkan alat theodolit ke titik selanjutnya, lakukan langkah 1
s.d 3, demikian seterusnya sampai titik terakhir apabila poligon terbuka
dan kembali ke titik awal apabila poligon tertutup.

Hasil dan Pembahasan


Hasil
 Poligon Terbuka
Jarak sebenarnya

AB = 12,5 m CD = 10,95 m
BC = 15,05 m DE = 15,75 m
Besar Sudut
A = 171,5˚ m C = 399˚ m
B = 292,5˚ m D = 262,5˚ m
Skala 1: 300
1220
1. AB = 12,2 m = = 4,067 cm
300
1585
2. BC = 15,85 m = = 5,38 cm
300
1095
3. CD = 10,95 m = = 3,65 cm
300
1575
4. DE = 15,75 m = = 5,12 cm
300
A (100,100) m
XB = XA + dAB sin αAB
= 100 + 12,20 sin 171,5˚
= 100 + 12,20 (0,21)
= 100 + 1,83
= 101,83 m
YB = YA + dAB cos αAB
= 100 + 12,20 cos 171,5˚
= 100 + 12,20 (-0,99)
= 100 – 12,08
= 87,92 m
B ( 101,83 , 87,92 ) m
XC = XB + dBC sin αBC
= 101,83 + 15,85 sin 297,5˚
= 101,83 + 15,85 (-0,89)
= 101,85 – 14,11
= 87,22 m
YC = YB + dBC cos αBC
= 87,92 + 15,85 cos 297,5˚
= 87,92 + 15,85 (0,46)
= 87,92 + 7,29
= 95,21m
C (87,22 , 95,21) m
XD = XC + dCD sin αCD
= 87,22 + 10,95 sin 399˚
= 87,22 + 10,95 (-0,28)
= 87,95 + 3,07
= 84,65 m
YD = YC + dCD cos αCD
= 95,21+ 10,95 cos 399˚
= 95,21 + 10,95 (0,98)
= 95,21 + 10,51
= 105,75 m
D (84,65 , 105,75 ) m
XE = XD + dDE sin αDE
= 84,65 + 15,75 sin 5,15˚
= 84,65 + 15,75 (0.08)
= 84,65 + 1,26
= 85,91 m
YE = XD + dDE cos αDE
= 105,75 + 15,75 cos 5,15˚
= 105,75 + 15,75 (0.99)
= 105,75 + 15,59
= 117,34 m
E (85,91 , 117,34 ) m

 POLIGON TERTUTUP
Theodolit
 Jarak
1. A-B
BA = 12,5 dm = 1,25 m
BB = 11,4 dm = 1,14 m
BT = 11,9 dm = 1,19 m
d = (BA – BB ) x 100 %
= ( 1,25 – 1,14 ) x 100%
= 11 m
2. B-C
BA = 9 dm = 0,9 m
BB = 7,5 dm = 0,75 m
BT = 8,25 dm = 0,825 m
d = (BA – BB ) x 100 %
= ( 0,9 – 0,75 ) x 100%
= 15 m
3. C-D
BA = 11,55 dm = 1,155 m
BB = 10,35 dm = 1,035 m
BT = 10,9 dm = 1,09 m
d = (BA – BB ) x 100 %
= ( 1,155 – 1,035 ) x 100%
= 12 m
4. D-A
BA = 11,35 dm = 1,135 m
BB = 9,85 dm = 0,985 m
BT = 10,6 dm = 1,06 m
d = (BA – BB ) x 100 %
= ( 1,135 – 0,985 ) x 100%
= 15 m
METERAN
1. A-B = 11,65 m x100 = 1165 cm / 200 = 5,8 cm
2. B-C = 15,3 m x 100 = 1530 cm / 200 = 7,7 cm
3. C-D = 11,9 m x 100 = 1190 cm / 200 = 6,0 cm
4. D-E = 15 m x100 = 1500 cm / 200 = 7,5 cm
JARAK PADA PETA
1. 5,8 cm
2. 7,7 cm
3. 6,0 cm
4. 7,5 cm
Menggunakan meteran dan Theodolit
A(100,100) m
XB = XA + dAB sin αAB
= 100 + 11 sin 145˚
= 100 + 11 (0,75)
= 100 + 6,27
= 106, 27 m
YB = XA + dAB cos αAB
= 100 + 11 cos 145˚
= 100 + 11 (-0,81)
= 100 + (-8,91)
= 91,09 m
B (106,27 , 91,09) m
XC = XB + dBC sin αBC
= 106,27 + 15 sin 2˚
= 106,27 + 15 (0,03)
= 106,27 + 0,45
= 106, 72 m
YC = YB + dBC cos αBC
= 91,09+ 15 cos 2˚
= 91,09+ 15 (0,99)
= 91,09+ 14,85
= 105,94 m
C (106, 72, 105,94) m
XD = XC + dCD sin αCD
= 106,72 + 12 sin 315˚
= 106,72 + 12 (-0,7)
= 106,72 + (-8,4)
= 98,32 m
YD = YC + dCD cosαCD
= 105,94 + 12 cos 315˚
= 105,94+ 12 (0,7)
= 105,94+ (8,4)
= 114,34 m
D (98,32 , 114,34) m
XA = XD + dDA sin αDA
= 98,32 + 15 sin 178˚
= 98,32 + 15 (0,03)
= 98,32 + (0,45)
= 98,77 m
YA = YD + dDA cos αDA
= 114,34+ 15 cos 178˚
= 114,34+ 15 (-0,99)
= 114,34+ (-14,85)
= 99,49 m
 Titik A
Sudut azimunt = 145˚
Sudut luar = 360˚-145˚ = 215˚
Sudutt dalam = sudut azimunt + sudut D ke A
= 145˚
 Titik B
Sudut azimunt = 2˚
Sudut luar = 360˚- ˂ sudut dari B ke A + dengan azomunt
= 360˚- 35˚+2˚
= 323˚
Sudut dalam = 360˚- ˂ sudut luar
= 360˚-323˚
= 37˚
 Titik C
Sudut azimunt = 315˚
Sudut luar = 360˚-sudut azimunt + 180˚- sudut dari D ke C
= 360˚- 315˚+180˚-43˚
= 182˚
Sudut dalam = 360˚- sudut luar - ˂ sudut berseberangan titik dalam D
= 360˚- 315˚-45˚
= 135˚
 Titik D
Sudut azimunt = 178˚
Sudut luar = 360˚-sudut dari seberang nilai D
= 360˚- 45˚
= 317˚
Sudut dalam = 360˚- sudut luar
= 360˚- 317˚
= 43˚
Luas poligon

L = ( X1Y2-X2-Y1)+(X2Y2-X3Y2)+(X3Y4+X4Y3)+(X4Y5+X5Y4)+
(X5Y4+X5Y4)
2

= (100X90,98-106,3X100)+(106,3X105,97-106,82-
90,90)+(106,02X114,45-98,33-105,97)+(99,83X99,00-
99,00X114,45)+(99,00X100-100X99,00)
2

= (9098-10630)+(1264,611-978,483)+(12225,55-10426,85)+(9734,67-
11330,35)+(9900-9900)

=(-1532)+(1546,13)+(1807,7)+(-1595,08)+(0)

= 226,95

2
= 113,48 m2

Pembahasan

Jarak sebenarnya Besar sudut


AB 12,2 m A 171,5˚
BC 15,05 m B 292,5˚
CD 10,95 m C 344˚
DE 15,75 m D 262,5˚

KETERANGAN A B C D
JARAK 4,067 cm 5,38 cm 3,65 cm 5,12 cm
TITIK 101,8 m 07,22 m 84,65 m 69,05 m
KOORDINAT (x 87,92 m 95,21 m 105,72 m 103,67 m
dan y )

Pada praktikum yang telah dilaksanakan dengan waktu dua hari yaitu tentang
poligon terbuka dan poligon tertutup. Pada praktikum pertama yaitu tentang poligon
terbuka menggunakan meteran dan menggunakan kompas biasa. penggunaannya
yaitu untuk menggukur jarak dari titik satu ketitik lainnya dengan perbedaan titik A
ke B, B ke C, C ke D, dan D ke E. Penggukuran dilakukkan sebanyak empat kali
dengan pertama menggunkan meteran atau pita ukur dimana hasil yang didapatkan
yaitu pada jarak AB adalah 12,2 m, jarak BC adalah 15,05 m, jarak CD adalah 10,95
m, dan jarak DE adalah 15,75 m. Untuk mengukur besar sudut menggunakan kompas
dimana sudut yang didapatkan pada sudut A adalah 171,5˚ sudut B adalah 292,5˚
sudut C adalah 344˚ dan sudut D adalah 262,5˚. Pada praktikum yang dilakukan
dengan hasil yang didapatkan dimana perbandingan pada peta yang digunakan adalah
1 : 300 maka untuk menentukan jarak pada peta yaitu menggunakan rumus jarak
sebenarnya dibagi dengan skala. Untuk nilai AB diaman jarak sebenarnya yaitu 12,2
m di jadikan cm yaitu 1220 cm dibagi dengan 300 didapatkan hasil 4,067 cm, nilai
BC jarak sebenarnya 15,85 menjadi 1585 dibagi dengan 300 didapatkan hasil 5,38
cm, nilai CD 10,95 diubah menjadi 1095 kemudian dibagi dengan 300 didapatkan
hasil 3,65 cm dan untuk nilai DE 15,75 m diubah menjadi 1575 cm dibagi dengan
300 didapatkan hasil 5,12 m.
Selanjutnya menggunakan jarak A 100 dan 100 meter nilai XB yaitu
menggunakan rumus XB ditambah dengan dAB sin alfa AB didapatkan hasil 181,83
m, kemudian untuk mencari YB yaitu YA ditambah dengan dAB cos alfa AB
didapatkan 87,92 m. Selanjutnya untuk XC digunakan rumus yang sama seperti XB
dengan memasukkan nilai yang didapatkan kemudian diubah berdasarkan urutan
yaitu A ke B ke C ke D ke E dimana hasil yang didaptkan pada c,d,dan e yaitu C
07,22 m dan 95,21 m , D yaitu 84,65 m dan 105,72 m sedangkan E yaitu 69,05 dan
103,67.
KETERANGAN JARAK meteran
BA BB BT d
(m) (m) (m) (m)
A-B 12,5 1,14 1,19 11 5,8
B-C 0,19 1,75 1.825 15 7,7
C-D 1,155 1,035 1,09 12 6,0
D-A 1,135 0,986 1,06 15 7,5

Selanjutnya untuk praktikum kedua yaitu poligon tertutup dimana data yang
dihasilkan mendapatkan hasil titik yang tertutup. Perletakan titik pertama ke titik
kedua berjarak 10 meter percobaan pertama menggunakan theodolit dimana alat
tersebut diletakkan di titik pertama sejajar dengan patok kemudian dikalibrasikan
pada alat dimana mata sapi yang terletak dialat harus berada pada sejajar atau berada
ditengah. Jarak pertama dari titik A ke B , BA yaitu 1,25 m BB yaitu 1,14 m dan BT
1,19 m. untuk mencari d digunakan rumus batas atas ditambah dengan batas atas
dikali dengan 100% didapatkan hasil 11 m. untuk B-C BA adalah 0.9 BB adalah 0,75
dan BT adalah 0,825. Nilai d yang di dapatkan yaitu 12 m. untuk C-D BA yaitu
1,155 BB yaitu 1,035 dan BT yaitu 1,09 nilai d yang didapatkan adalah 12m. dengan
menggunkan meteran jarak dari A ke B digunakan hasil 11,65 dikali 100 yaitu 1165
dibagi dengan 200 yaitu 5,8 m. untuk jarak B ke C nilai 15,3 dikalikan 100
didapatkan hasil 1530 dibagi dengan 200 didapatkan 7,7m , jarak C ke D yaitu 11,9
dikali dengan 100 dibagi dengan 200 didaptkan hasil 6,0 dan jarak D ke A dimana 15
m dikali dengan 100 dibagi dengan 200 yaitu 7,5m .menggunakan angka atau
pembagian 200 karena dimana perbandingan yang digunakan yaitu 1 berbanding 200.
Sehingga jarak yang digunakan pada peta adalah 5,8m 7,7m 6,0m dan 7,5m.
menggunakan meteran dan theodolit dimulai dengan jarak 100 dan 100 meter dimana
XB sama dengan XA ditambah dAB sin alfa AB didapatkan hasil 106,27 dan YB
didapatkan hasil 91,09 dimana untuk mencari Y dengan menggunakan cos sedangkan
mencari X dengan menggunakan sin. Untuk XC dan YC didapatkan hasil 106,72 m
dan 105,94 m dimana didapatkan dengan memasukkan nilai yang didapat dari XB
dan YB untuk nilai XD dan YD yaitu 98,32 dan 114,36 dan nilai XA dan YA yang
didapatkan 98,77 dan 99,41m.
Kemudian untuk mencari titik A dengan menentukan sudut azimunt
didapatkan 145˚ sudut luar dimana sudut keseluruhan 360˚ dikurang 145˚ didapatkan
hasil 215˚ dan untuk sudut dalam dimana sudut azimunt ditambah dengan sudut D ke
A yaitu 145˚. Untuk titik B sudut azimunt yang didapatkan yaitu 2˚ sudut luar 360
dikurang dengan sudut B ke A dengan azimunt didapatkan hasil 323˚sudut dalam
yaitu 360 dikurang sudut luar dimana 37 didapatkan hasil , jarak C sudut azimunt
315˚ sudut luar 360 dikurang dengan sudut azimunt ditambah 180 dikurang sudut D
ke C didapatkan hasil 185,2˚ dan susut dalam 360 dikurang sudut luar dikurang sudut
berseberangan titik dalam D didapat hasil 135˚ dan yang titik D sudut azimunt 178˚
sudut luar 360 dikurang dengan sudut dari seberang nilai D yaitu 317˚ dan sudut
dalam 360 dikurang sudut azimunt didapatkan hasil 43˚. Dan untuk nilai mencari luas
dengan cara memasukkan nilai x1x2x3x4x5 dan y1y2y3y4y5. kemudian dibagi
dengan dua didapatkan hasil 113,48 m 2.

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
1. menentukkan posisi dengan menghubungkan titik A ke titik B ke titik C ke
titik D ke titik E
2. menghitung jarak dengan menggunakan theodolit dan pita ukur sedangkan
besar sudut menggunakan kompas biasa
3. koreksi sudut dengan cara menghitung hasil dengan manambahkan semuanya
kemudian dibagi dan mengkoreksi koordinat dengan menggunakan kalibrasi
alat
Saran
Untuk praktikum selanjutnya diharapkan praktikan lebih tertib dan lebih
memahami apa yang telah dipaparkan mengenai alat-alat yang digunakan, agar dapat
menggunakan alat dengan benar.
Daftar Pustaka

Sosrodarsono.  Suyono.  1991.  Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan.


Jakarta: PT Pradnya Paramita.  
Wongsotjitro, Soetomo.  1989.  Ilmu ukur tanah. Jakarta : Kanisius. 

Anda mungkin juga menyukai