5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang
telah memberikan bantuan dalam pelaksanaan praktikum dan
penyusunan laporan praktikum ini.
Penulis
Kata Pengantar………………………………………………… 1
Daftar Isi………………………………………………………. 2
Bab 1 Bandul Matematis………..……………………………. 3
1.1 Tujuan Praktikum...…………………………………….. 3
1.2 Alat dan Bahan…………………………………………. 3
1.3 Teori………...………………………………………….. 3
1.4 Cara Kerja……………………………………………… 5
1.5 Lembar Pengamatan...…………………………………. 5
1.6 Tugas Pendahuluan…………………………………….. 6
1.7 Tugas Akhir……...……………...……………………… 7
Bab 2 Modulus Elastisitas………..……………………………. 9
2.1 Tujuan Praktikum...……………………………………... 9
2.2 Alat dan Bahan………………………………………….. 9
2.3 Teori………...…………………………………………... 9
2.4 Cara Kerja………………………………………………. 10
2.5 Lembar Pengamatan...…………………………………... 10
2.6 Tugas Pendahuluan……………………………………... 11
2.7 Tugas Akhir……..……………………………………… 11
3.3 Teori………...………………………………………….. 13
4.3 Teori………...…………………………………………… 17
5.3 Teori………...…………………………………………... 23
4.3 Teori
Bila suatu bandul diberi simpangan sudut dari posisi setimbang dan
kemudian dilepas, maka pendulum (bandul) itu akan bergerak harmonis.
Bila 𝜃 “cukup kecil” maka periode ayunannya adalah :
5 𝑻 = 𝟐𝝅√𝒍⁄𝒈 … … … … … . (𝟑. 𝟏)
Dimana :
l : Panjang tali
g : Percepatan gravitasi di tempat percobaan
Grafik
Langkah-langkah membuat grafik:
𝑁.∑(𝑥.𝑦)−∑ 𝑥.∑ 𝑦
1. Hitungan gradient dengan rumus: 𝑏 =
𝑁.
1
2. Tentukan titik potong kurva dengan: 𝑎 = (∑ 𝑦 − 𝑏 ∑ 𝑥)
𝑁
3. Persamaan garis: 𝑦 = 𝑏𝑥 + 𝑎
3. Gradien ( m ) b
𝑁. ∑(𝑥. 𝑦) − ∑𝑥. ∑𝑦
𝑏=
𝑁. ∑𝑥 2 − (∑𝑥)2
1
𝑎= (∑𝑦 − 𝑏∑𝑥)
𝑁
1
= (5,21 − (0,04.120)
5
1
= . 0,041
5
= 0,082
Persamaan garis
𝑦1 = 𝑏. 𝑥 + 𝑎
= 0,04.30 + 0,082
= 1,2 + 0,082
= 1,28
𝑦2 = 𝑏. 𝑥 + 𝑎
= 0,04 . 27 + 0,082
= 1,08 + 0,082
= 1,16
𝑦3 = 𝑏. 𝑥 + 𝑎
= 0,04 . 24 + 0,082
= 0,96 + 0,082
= 1,04
𝑦4 = 𝑏. 𝑥 + 𝑎
= 0,04 . 21 + 0,082
= 0.84 + 0,082
= 0,92
𝑦5 = 𝑏. 𝑥 + 𝑎
= 0,04.18 + 0,082
= 0,80
𝑔 = 4. 𝜋 2 . 𝑏
𝑔 = 4. 3,142 . 0,082
𝑔 = 3,234
1.3 Teori
A.
1. Bila sebuah pegas dibebani sebuah gaya, maka perpanjangan pegas
akan sebanding dengan gaya itu (selama batas elastisitas pegas belum
dilampaui).
Menurut hokum Hooke :
F = k.x ………………(1)
k = ketetapan gaya pegas
x = pertambahan panjang
2. Grafik antara gaya F dan perpanjangan x merupakan garis lurus.
Dengan grafik itu dapat dicari harga k.
3. Pegas yang digantungi suatu beban dan beban itu ditarik melampaui
titik setimbangnya, kemudian dilepaskan. Pegas tersebut akan bergetar
dengan waktu getar :
𝑇 = 2𝜋√𝑀′/𝐾 ………………(2)
Dimana :
T : Waktu getar pegas
M’ : Total massa yang bekerja pada pegas
k : Tetapan gaya pegas
Jadi :
4𝜋 2
𝑇2 = 𝑘 (𝑀𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 + 𝑀𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟 + 𝑀𝑝𝑒𝑔𝑎𝑠 )……………(3)
5. Grafik antara 𝑇 2 dan 𝑀𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 merupakan garis lurus, dengan grafik ini
dapat dicari harga.
6. Harga k ini dapat digunakan untuk menghitung f.
B.
1. Dengan mempergunakan analogi getaran pada pegas, maka waktu
getar dapat ditulis sebagai berikut :
𝑇 = 2𝜋√𝑙/2𝑔…………………… (4)
l = panjang pegas
g = Percepatan gravitasi
2. Dengan mengukur T dan l dapat dihitung g.
Grafik
Jawab :
1. F = k . x
0,49 = k . 1
K = 0,49/1
K = 0,49
2. Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam
bidang ilmu fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pir
atau pegas
2.5
1.5
0.5
0
1,5 cm 2,2 cm 3,6 cm 4,4 cm 6,3 cm
Gaya Pegas
1.
Periode Getaran
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
50 gr 100 gr 150 gr 200 gr 250 gr
Periode Getaran
3.
Kesimpulan
Pegas akan bertambah panjang jika diberi beban yang semakin
besar searah gravitasi. Semakin besar massa beban maka semakin
besar perpanjangan pegas (∆L). Massa beban juga mempengaruhi
terhadap getaran pegas dan berbanding lurus dengan waktu yang
ditempuh setiap getarnya.
BAB 3
PENGUKURAN BENDA PADAT
5.1 Tujuan Praktikum
Mengukur percepatan gravitasi (g) dengan menggunakan simple
pendulum.
5.3 Teori
Pengukuran cara statis digunakan untuk mengukur volume zat padat yang
teratur bentuknya (kontinu) dapat pula dilakukan secara tidak langsung
dengan mengukur perubah (variabel) yang membangunnya. Pengukuran cara
statis pada zat padat contohnya pada balok dan silinder.
Volume balok dapat juga dilakukan dengan cara mengukur panjang lebar
dan tinggi dari balok itu sehingga :
Vbalok = p x l x t
Dengan;
P = panjang balok
L = lebar balok
T = tinggi balok
Untuk menghitung massa jenis balok dilakukan dengan cara mengukur
massa benda tersebut dibagi dengan volume benda itu sehingga :
ρ = m/v
Dengan ;
ρ = massa jenis (Kg/m3)
M = massa zat (Kg)
V = volume zat (m3)
Dalam pengukuran panjang, lebar, dan tinggi balok dapat menggunakan
alat jangka sorong dengan tingkat ketelitian lebih baik daripada penggaris.
5. Ada dua angka NOL pada jangka sorong. Yang pertama pada skala atas
(ujung kiri), yang kedua di baris bawahnya agak ke tengah.
6. Perhatikan garis pertama sebelum angka NOL yang bawah (skala utama).
Setelah angka 1 adalah 1,1, kemudian 1,2, 1,3 dan seterusnya. Sehingga
disini kita dapat angka 2,5.
7. Perhatikan garis yang berhimpit antara skala atas dan skala bawah (skala
nonius). Cari yang menyambung lurus dengan garis dari skala nonius
(2,5). Di sini didapat angka 1 atau sesungguhnya 0,01.
8. Jumlahkan dua angka yang di dapat tadi. Maka diameter dari koin ini
adalah 2,51 cm.
9. Lakukan kembali kegiatan diatas (no. 2 hingga 8) pada pengukuran tinggi
dan lebar, serta dilanjutkan pada balok yang kedua dan ketiga.
Jawab :
1. Massa jenis tiap balok :
a. Balok Kuning (m = 50,4gr)
Diketahui : Panjang rata-rata = 3,4 cm
Lebar rata-rata = 2,6 cm
Tinggi rata-rata = 1,4 cm
Jadi,
Vbalok = p x l x t
= 3,4 x 2,6 x 1,4
= 12,376 cm³
ρ = m/v
= 50,4 / 12,376
= 4,073 gr/cm³
b. Balok Coklat (m = 47,2gr)
Diketahui : Panjang rata-rata = 3,2 cm
Lebar rata-rata = 2 cm
Tinggi rata-rata = 1 cm
Jadi,
Vbalok = p x l x t
= 3,2 x 2 x 1
= 6,4 cm³
ρ = m/v
= 47,2 / 6,4
= 7,375 gr/cm³
c. Balok Silver (m = 16,2gr)
Diketahui : Panjang rata-rata = 3 cm
Lebar rata-rata = 2,5 cm
Tinggi rata-rata = 1,7 cm
Jadi,
Vbalok = p x l x t
= 3 x 2,5 x 1,7
= 12,75 cm³
ρ = m/v
= 16,2 / 12,75
= 1,270 gr/cm³
2. Tabel
BAB 4
MODULUS PUNTIR
1.1 Tujuan Praktikum
Menentukan Modulus Puntir (Modulus Geser) secara otomatis.
1.3 Teori
Sebuah batang jepit keras-keras pada salah satu ujungnya T dan
ujung yang lain bebas berputar dan padanya dipasang keras-keras sebuah
roda P, kalua roda dengan pertolongan katrol dan diberi beban pada ujung
talinya maka roda itu akan menghasilkan momen M terhadap batang
tersebut.
Dengan jarum penunjuk yang mendekat pada batang dan
pembagian skala S dapat dibaca sudut puntiran batang. Maka modulus
puntiran dapat dihitung dari :
2.𝑀.𝐿
𝐺 = 𝑅4 …………………(1)
360.𝑔.𝑟.𝐿.𝑚
Atau 𝐺 = 𝜋2.𝑅4 .𝜃𝑟𝑎𝑑 ………………(2)
Dimana ;
G : Modulus puntir (modulus geser)
M : Momen yang bekerja pada batang
L : Panjang batang yang dipuntir
R : Jari-jari batang yang dipuntir
ɵ : Sudut puntiran dalam radial
g : percepatan gravitasi
r : jari-jari roda P
m : massa beban-beban
α : sudut puntiran dalam derajat
Jawab :
360.𝑔.𝑟.𝐿.𝑚
1. 𝐺 = 𝜋 2 .𝑅4 .𝜃𝑟𝑎𝑑
360.9,8.0,042.0,5.0,5
𝐺=
3,142 . 0,0022 . 0,069
𝐺 = 4,148𝑥1012
2. Elastisitas adalah Kemampuan suatu benda untuk kembali ke
bentuk semula setelah gaya luar yang diberikan hilang.
Plastisitas adalah Ketidakmampuan suatu benda untuk kembali ke
bentuk semula setelah gaya luar yang diberikan hilang.
𝑁.∑(𝑥.𝑦) − ∑𝑥.∑𝑦
3. 𝑏 = 𝑁.∑𝑥 2 − (∑𝑥)2
= 0,047
1
𝑎= (∑𝑦 − 𝑏∑𝑥)
𝑁
1
= (0,767 − (0,0,47. 7,5)
5
1
= . 0,415
5
= 0,083
Persamaan garis
𝑦1 = 𝑏. 𝑥 + 𝑎
= 0,047.0,5 + 0,083
= 0,024 + 0,083
= 0,107
𝑦2 = 𝑏. 𝑥 + 𝑎
= 0,047. 1 + 0,083
= 0,047 + 0,083
= 0,13
𝑦3 = 𝑏. 𝑥 + 𝑎
= 0,047 . 1,5 + 0,083
= 0,071 + 0,083
= 0,154
𝑦4 = 𝑏. 𝑥 + 𝑎
= 0,047 . 2 + 0,083
= 0.94 + 0,083
= 0177
𝑦5 = 𝑏. 𝑥 + 𝑎
= 0,047.2,5 + 0,083
= 0,118 + 0,083
= 0,201
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA | Tugas 21
Pendahuluan
Dimas Eko Wahyu Setiyawan - 4117110121
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
θ^rad
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
500 gr 1000 gr 1500 gr 2000 gr 2500 gr
θ^rad
1. Gradien ( m )
𝑁. ∑(𝑥. 𝑦) − ∑𝑥. ∑𝑦
𝑏=
𝑁. ∑𝑥 2 − (∑𝑥)2
= 0,047
1
𝑎= (∑𝑦 − 𝑏∑𝑥)
𝑁
1
= (0,767 − (0,0,47. 7,5)
5
1
= . 0,415
5
= 0,083
Persamaan garis
𝑦1 = 𝑏. 𝑥 + 𝑎
= 0,047.0,069 + 0,083
= 0,0032 + 0,083
= 0,086
𝑦2 = 𝑏. 𝑥 + 𝑎
= 0,047. 0,105 + 0,083
= 0,0049 + 0,083
= 0,088
𝑦3 = 𝑏. 𝑥 + 𝑎
= 0,047 .0, 157 + 0,083
= 0,0074 + 0,083
= 0,09
𝑦4 = 𝑏. 𝑥 + 𝑎
= 0,047 . 0,192 + 0,083
= 0.009 + 0,083
= 0,092
𝑦5 = 𝑏. 𝑥 + 𝑎
= 0,047.0,244 + 0,083
= 0,012 + 0,083
= 0,095
θ^rad
0.096
0.094
0.092
0.09
0.088
0.086
0.084
0.082
0.08
0,069 0,105 0,157 0,192 0,244
θ^rad
Kesimpulan
Semakin besar beban massanya maka akan semakin besar derajat radian
yang dihasilkan.
BAB 5
MODULUS ELASTISITAS
2.1 Tujuan Praktikum
Menentukan Modulus Elastisitas ( E ) dari beberapa zat padat dengan
pelenturan
2.3 Teori
Sebuah batang R diletakkan di atas dua titik tumpuan T dan
dipasang kait K di tengah-tengah batang tersebut, kemudian pada kait K
tersebut diberi beban B yang berubah-ubah besarnya: Pada K terdapat
garis rambut G yang di belakanganya dipasang skala S dengan cermin di
sampingnya. Bila B ditambah atau dikurangi maka G akan turun/naik.
Kedudukan G dapat dibaca pada skala S. Untuk mengurangi kesalahan
pembacaan, maka pembacaan harus dilakukan supaya berhimpit dengan
bayangan pada cermin.
Bila pelenturan = (f) pada penambahan beban maka :
𝐵. 𝑙 3 𝐵. 𝑙3
𝑓= = … … … … … … … … … … (3.1)
48. 𝐸. 𝐼 4. 𝐸. 𝑏. ℎ
Dimana :
E : Modulus elastisitas
b : Lebar batang
h : Tebal batang
l : Panjang dari tumpuan satu
ke tumpuan lain
I : Momen inersia linier
batang terhadap garis netral
f : Pelenturan
Grafik
Langkah-langkah membuat grafik:
𝑁.∑(𝑥.𝑦)−∑ 𝑥.∑ 𝑦
1. Hitung gradient dengan rumus: 𝑏 = 𝑁.∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥)2
1
2. Tentukan titil potong kurva dengan: 𝑎 = (∑ 𝑦 − 𝑏 ∑ 𝑥)
𝑁
3. Persamaan garis: 𝑦 = 𝑏𝑥 + 𝑎
𝑙3
Rumus E grafik: 𝐸 = … … … … … … … … . (3.2)
4.𝑏.ℎ3 .𝑏
`
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
500 gr 1000 gr 1500 gr 2000 gr 3000 gr
𝑙3
2. 𝐸 = 4.𝑏.ℎ 3 .𝑏
3
100
𝐸=
4.4. 43 . 4
10000
𝐸=
1024
𝐸 = 9,766
3. Modulus Young meruipakan perbandingan antara tegangan tarik dan
regangan tarik. Jika beban yang diberikan semakin besar maka semakin
besar pula kelenturan yang terjadi.