Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN MINGGUAN

TACHIOMETRY

Ruth Geofanny Simanjuntak


1505141032
MRKG 3A

PROGRAM STUDI MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI GEDUNG


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
2016
A. Tujuan :
1. Mahasiswa mampu mengukur jarak dan beda tinggi dengan sistem
tachiometry stadia pada medan yang mempunyai kemiringan curam.
2. Mahasiswa mampu mengukur jarak dan beda tinggi dengan sistem
tachiometry tangensial pada medan yang mempunyai kemiringan curam.

B. Teori Singkat

Metode tachiometry adalah pengukuran menggunakan alat-alat optis,


elektronis, dan digital. Pengukuran detail cara tachiometry dimulai dengan
penyiapan alat ukur di atas titik ikat dan penempatan rambu di titik bidik. Setelah
alat siap untuk pengukuran, dimulai dengan perekaman data di tempat berdiri,
pembidikan ke rambu ukur, pengamatan azimuth dan pencatatan data di rambu BT,
BA, BB serta sudut miring.

Metode tachiometry didasarkan pada prinsip bahwa pada segitiga-


segitiga sebangun, sisi yang sepihak adalah sebanding. Kebanyakan pengukuran
tachiometry adalah dengan garis bidik miring karena adanya keragaman topografi,
tetapi perpotongan benang stadia dibaca pada rambu tegak lurus dan jarak
miringdireduksimenjadi jarak horizontal dan jarak vertikal. Pada gambar, sebuah
transit dipasang pada suatu titik dan rambu dipegang pada titik tertentu. Dengan
benang silang ditengah bidikan pada rambu ukur sehingga tinggi t sama dengan
tinggi theodolite ke tanah. Sudut vertikalnya (sudut kemiringan) terbaca sebesar a.
Perhatikan bahwa dalam pekerjaan tachiometry tinggi instrumen adalah tinggi garis
bidik diukur dari titik yang duduki.

C. Alat

Nama Alat Jumlah


Pesawat theodolit 1 buah
Rambu ukur 2 buah
Payung 1 buah
Hand level 1 buah
Tripot 1 buah
Alat tulis 1 buah
Pita ukur 1 buah
Mesin hitung 1 buah

D. Langkah Kerja

Cara-cara pengukuran Tachiometry Stadia


1. Tentukan lokasi yang akan diukur
2. Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan. (gambar 1)
3. Pasang pesawat Theodolit pada titik yang sudah ditentukan (Pada
titik P1) dan atur sehingga siap pakai. (gambar 2)
4. Ukur tinggi pesawat ( as teropong ) dari permukaan tanah (i).
5. Tempat rambu pada titik yang akan diukur misal titik 1. (gambar 3)
6. Bidik rambu 1 dengan pesawat Theodolit. (gambar 4)
7. Catat bacaan benang atas, benang tengah, dan benang bawah padaa
rambu ukur 1 tersebut.
8. Catat bacaan sudut vertikal misal =
9. Hitung sudut elevasinya misalnya = = 900 - .
10. Pindahkan rambu ke titik 2.
11. Lanjutkan pengukuran seperti langkah no.6 sampai no.9
12. Pindahkan pesawat ketitik P2 dan atur pesawat sehingga siap pakai.
(gambar 5)
13. Lanjutkan pengukuran titik berikutnya sampai selesai seperti
langkah no.5 sampai no.9
14. Hitung jarak dan beda tinggi tersebut terhadap pesawat dengan
rumus : (gambar 6)
h = i + D Tg BT
Dimana
D = BA BB x f x Cos2
( gambar 1 ) ( gambar 2 )

( gambar 3 ) ( gambar 4 )
(gambar 5) (gambar 6)

Cara-cara pengukuran Tachiometry Tangensial


1. Tentukan lokasi yang akan diukur.
2. Siapkan alat-alat yang akan digunakan. (gambar 1)
3. Pasang pesawat Theodolit pada titik yang sudah ditentukan (titik P) dan
atur sehingga siap pakai. ( gambar 2 )
4. Ukur tinggi pesawat (i) dari permukaan tanah.
5. Tempat rambu pada titik yang akan diukur misalnya titik 1.
(gambar 3)
6. Bidik rambu 1 dengan pesawat Theodolit. (gambar 4 )
7. Catat bacaan benang tengah ( BT1 ) dan sudut vertikal (1) rambu 1
tersebut. (gambar 6)
8. Catat bacaan benang tengah ( BT2 ) dan sudut vertical (2) pada rambu
ukur 1 tersebut. (gambar 6)
9. Pindahkan rambu ke titik 2. (gambar 5)
10. Lanjutkan pengukuran seperti langkah no.6 sampai no.9 untuk posisi
pesawat dan target yang berbeda.
11. Pindahkan pesawat ke titik P2 dan atur pesawat sehingga siap untuk
digunakan. (gambar 2)
12. Hitung beda tinggi titik tersebut terhadap titik posisi pesawat
(gambar 6)

D=

Anda mungkin juga menyukai