Pengantar
Daftar Isi
Pengantar ........................................................................................................................ Daftar isi .......................................................................................................................... 1. 2. Pendahuluan .......................................................................................................... Pengambilan contoh agregat ................................................................................ 2.1. Pengambilan contoh dari timbunan agregat bentuk kerucut ......................... 2.2. 2.3. 2.4. 2.5. 2.6. 2.7. Pengambilan contoh dari timbunan agregat bentuk trapesium ..................... Pengambilan Contoh dari Ban Berjalan (conveyor belt) ............................... Pengambilan Contoh Dari Pengangkutan ..................................................... Pengambilan Contoh dari Hamparan Lapangan ........................................... Pengambilan Contoh dari Sumber Agregat Potensial ................................... Pengambilan Contoh Dari Sumber Batuan Padat/Kompak (massive) .......... 2.1.1. Pengambilan contoh dari truk pengangkut atau dari bak mesin penampung ....................................................................................... i ii 1 2 2 3 4 5 6 7 8 2
ii
Menurut buku Spesifikasi Umum edisi 2006, pengujian tanah untuk lapis tanah dasar, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3. : Tabel 3. Jenis Pengujian dan Persyaratan Tanah dasar untuk jalan
No 1 2 3 4 5 6 7 Pengujian Pengujian Batas Cair dengan Alat Casagrande. *, ** Pengujian Batas Plastis, *, ** Pengujian Berat Jenis. ** Pengujian Kepadatan Ringan Untuk Tanah. *, ** Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah. *, ** Pengujian CBR Laboratorium. *, ** Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah Dengan Alat Hidrometer. *, ** Standar Pengujian SNI 03-1967-1990 SNI 03-1966-1989 SNI 03-1964-1990 SNI 03-1742-1989 SNI 03-1743-1989 SNI 03-1744-1989 SNI 03-3422-1994
Sumber : * Spesifikasi seksi 3.2.1. Pekerjaan Tanah Timbunan, Desember 2006 ** Manual Pekerjaan Tanah dasar
b. Peralatan
Alat batas cair standar, mangkoknya harus bersih, kering dan tidak goyang, dan harus diperiksa apakah tinggimjatuh mangkok alat batas cair tersebut sudah tepat 1,0 cm; Alat pembuat alur, harus bersih, kering, dan tidak aus yang terdiri dari : - Alat pembuat alur standar ASTM untuk tanah yang berpasir; - Alat pembuat alur standar casagrande untuk tanah kohesif; Mangkok pengaduk (mixing disk) benda uji dari porselin; Batang pengaduk (spatula) dari baja tahan karat panjang 12,5 cm; Cawan kadar air minimal 4 buah, dan harus diberi tanda kemudian ditimbang untuk menentukan beratnya; Botol berisi air suling; Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram; Desikator berisi silika sel; Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk mengeringkan pada suhu (110 0 5) C.
Gambar 1.d. Alat pengering (Oven) Gambar 1.c. Peralatan untuk menguji batas cair (mangkok pengaduk atau plat kaca, alat pembuat alur, spatula, cawan/krus, air suling, desikator)
c. Persiapan Pengujian
c.1. Persiapan Benda Uji Benda uji disiapkan sesuai dengan Metode Mempersiapkan Contoh Tanah dan Tanah Mengandung Agregat SNI 03-1975-1990, atau langsung seperti berikut : Jenis-jenis tanah yang tidak mengandung butir kasar dan hampir semua butirannya lebih halus dari saringan 0,42 mm (no.40), dalam hal ini benda uji tidak perlu dikeringkan dan tidak perlu disaring dengan saringan 0,42 mm (no.40). Khusus untuk jenis tanah yang mengandung butiran lebih kasar dari saringan 0,42 mm (no.40), benda uji dikeringkan di udara sampai bisa disaring, lalu benda uji diambil yang lewat saringan 0,42 mm (no.40). c.2. Persiapan Peralatan Siapkan peralatan yang akan digunakan sesuai petunjuk pemakaian
d. Prosedur/Pelaksanaan Pengujian
d.1. Cara Pengujian 1). Letakan 100 gram benda uji yang sudah dipersiapkan didalam mangkok pengaduk (lihat Gambar 3.);
Gambar 3. Masukkan benda uji kedalam mangkok yang telah dikatahui beratnya atau timbangan dibuat nol, sehingga didapat berat benda uji 100 gr.
2). Dengan menggunakan spatula, aduklah benda uji tersebut dengan menambah air suling sedikit, sampai merata (homogen), pengadukan dapat dilakukan pada mangkok pengaduk atau pada plat kaca sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4. Catatan : Ada beberapa jenis lempung sulit diaduk dan kadang-kadang jika terlalu banyak atau lama pengadukannya akan berubah sifat; agar pengadukan dapat dilakukan lebih mudah dan lebih cepat, maka adukan disimpan terlebih dahulu dan ditutup dengan kain basah atau contoh yang telah disiapkan direndam dahulu selama 24 jam;
3). Setelah contoh menjadi campuran merata, ambil bagian benda uji ini dan letakan diatas mangkok alat batas cair, ratakan permukaannya sedemikian sehingga sejajar dengan dasar alat, bagian yang paling tebal harus 1 cm; (Gambar 5.)
Gambar 5.a. Setelah campuran merata, ambil sebagian benda uji dan letakan diatas mangkok alat batas cair
Gambar 5.b. Ratakan permukaannya sedemikian hingga sejajar dengan dasar alat, bagian yang paling tebal 1 cm
4). Buatlah alur dengan jalan membagi dua benda uji dalam mangkok itu, dengan menggunakan alat pembuat alur (grooving tool) melalui garis tengah pemegang dan simetris; (Gambar 6.) Catatan : Pada waktu membuat alur posisi alat pembuat alur harus tegak lurus permukaan mangkok;
Gambar 6. Buat alur dengan membagi dua benda uji dalam mangkok itu, dengan menggunakan alat pembuat alur (grooving tool) melalui garis tengah pemegang dan simetris
5). Putarlah alat sedemikian sehingga mangkok naik/jatuh dengan kecepatan putar 2 rotasi per detik. Pemutaran ini dilakukan terus sampai dasar alur benda uji bersinggungan sepanjang kira-kira 1,25 cm dan catat jumlah pukulannya pada waktu bersinggungan. (Gambar 7.)
Gambar 7.a. Putar alat dengan kecepatan putar 2 rotasi / detik. Pemutaran diakukan terus sampai dasar alur benda uji bersinggungan sepanjang kira-kira 1,25 cm.
Catatan : Untuk beberapa jenis tanah menunjukan bahwa pada waktu pemukulan ternyata persinggungan alur disebabkan karena kedua bagian masa tanah diatas mangkok bergeser terhadap permukaan mangkok, sehingga jumlah pukulan yang didapat lebih kecil; Jumlah pukulan yang betul adalah jika proses berimpitnya dasar alur disebabkan masa tanah seolah-olah mengalir dan bukan karena bergeser, maka percobaan harus diulangi beberapa kali dengan kadar air berbeda, dan kalau masih terjadi pergeseran ini maka harga batas cair ini tidak dapat diperoleh; 6). Ulangi pekerjaan pada butir 4). s/d 5). beberapa kali sampai diperoleh jumlah pukulan yang sama, hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan apakah pengadukan contoh sudah betul-betul merata kadar airnya; Jika ternyata pada percobaan telah diperoleh jumlah pukulan sama, maka ambilah benda uji langsung dari mangkok pada alur, kemudian masukan ke dalam cawan yang telah dipersiapkan; (Gambar 8.)
Gambar 8. > Kemudian masukan ke dalam cawan (krus) yang telah dipersiapkan, untuk menentukan kadar airnya.
Tentukan kadar airnya sesuai dengan Metode Pengujian Kadar Air Tanah (SNI 031965-1990); (Gambar 9.)
Gambar 9.a. Benda uji didalam cawan yang telah diketahui beratnya atau timbangan dibuat nol ditimbang, untuk mengetahui berat benda uji sebelum dikeringkan dalam oven
Gambar 8.c. Kemudian keringkan benda uji untuk contoh ke satu dalam oven selama 24 jam
7). Kembalikan sisa benda uji kedalam mangkok pengaduk atau plat kaca, dan mangkok alat batas cair bersihkan; Benda uji diaduk kembali dengan merubah kadar airnya; (Gambar 9.)
Gambar 9. Selanjutnya kembalikan sisa benda uji kedalam mangkok pengaduk atau plat kaca, dan mangkok alat batas cair bersihkan
8). Kemudian ulangi langkah butir 2). s/d 6). minimal 3 kali berturut-turut dengan variasi kadar air yang berbeda, sehingga akan diperoleh perbedaan jumlah pukulan sebesar 8 10. (Gambar 10.)
Gambar 10.a. benda uji diaduk kembali dengan merubah kadar airnya untuk contoh ke dua
Gambar 10.b. Setelah campuran merata, ambil sebagian benda uji dan letakan diatas mangkok alat batas cair
Gambar 10.c. Ratakan permukaannya sedemikian hingga sejajar dengan dasar alat, bagian yang paling tebal 1 cm
Gambar 10.d. Buat alur dengan membagi dua benda uji dengan menggunakan grooving tool melalui garis tengah
Gambar 10.e. Putar alat dengan kecepatan putar 2 rotasi/detik, putar terus sampai dasar alur benda uji bersinggungan sepanjang kira-kira 1,25 cm.
Gambar 10.g. Kemudian masukan sebagian benda uji ke dalam cawan, untuk menentukan kadar airnya.
Gambar 10.h. Sebelumnya timbang benda uji dalam cawan yang telah diketahui beratnya atau timbangan dibuat nol.
Gambar 10.i. Dan seterusnya, misalnya untuk contoh terakhir setelah selesai putar alat dan mencatat jumlah pukulan, kemudian masukan ke dalam oven untuk dikeringkan selama 24 jam
Gambar 10.k. Setelah 24 jam, keluarkan semua contoh dalam cawan dari oven
Gambar 10.m > Dan selanjutnya timbang beratnya, sehingga didapat kadar airnya
d.2. Penentuan Batas Cair 1). Hasil-hasil yang diperoleh berupa jumlah pukulan dan kadar air yang bersangkutan kemudian digambarkan dalam bentuk grafik. Jumlah pukulan sebagai sumbu mendatar dengan skala logaritma sedang besarnya kadar air sebagi sumbu tegak dengan skala biasa; 2). Buatlah garis lurus melalui titik-titik itu; jika ternyata titik-titik yang diperoleh tidak terletak pada satu garis lurus, maka buatlah garis lurus melalui titik-titik berat titiktitik tersebut; tentukan besarnya kadar air pada jumlah pukulan 25 dan kadar air inilah yang merupakan batas cair (liquid limit) dari benda uji tersebut; 3). Untuk memperoleh hasil yang teliti, maka jumlah pukulan diambil 2 titik di atas 25 pukulan dan 2 titik dibawah 25 pukulan, sehingga diperoleh 4 titik.
30
58 13.40 9.70 3.70 4.05 5.65 65.5 66 13.25 9.57 3.68 4.10 5.47 67.3
21
15
55 12.30 8.97 3.33 4.15 4.82 69.1
Batas plastis
18 23 12.61 11.95 10.18 2.43 4.01 6.17 39.4 9.78 2.17 4.12 5.66 38.3
10