PENGUJIAN BATAS PLASTIS TANAH
BALAI BAHAN DAN PERKERASAN JALAN
2008
Daftar Isi
Pengantar ........................................................................................................................ i
Daftar isi .......................................................................................................................... ii
1. Pendahuluan .......................................................................................................... 1
2. Pengambilan contoh agregat................................................................................ 2
2.1. Pengambilan contoh dari timbunan agregat bentuk kerucut .........................2
2.2. Pengambilan contoh dari timbunan agregat bentuk trapesium .....................3
2.3. Pengambilan Contoh dari Ban Berjalan (conveyor belt) ...............................4
2.4. Pengambilan Contoh Dari Pengangkutan .....................................................5
2.5. Pengambilan Contoh dari Hamparan Lapangan ...........................................6
2.6. Pengambilan Contoh dari Sumber Agregat Potensial ...................................7
2.7. Pengambilan Contoh Dari Sumber Batuan Padat/Kompak (massive) ..........8
2.1.1. Pengambilan contoh dari truk pengangkut atau dari bak mesin
penampung .......................................................................................2
No Pengujian Standar Pengujian
1 Pengujian Batas Cair dengan Alat Casagrande. *, ** SNI 03-1967-1990
2 Pengujian Batas Plastis, *, ** SNI 03-1966-1989
3 Pengujian Berat Jenis. ** SNI 03-1964-1990
4 Pengujian Kepadatan Ringan Untuk Tanah. *, ** SNI 03-1742-1989
5 Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah. *, ** SNI 03-1743-1989
6 Pengujian CBR Laboratorium. *, ** SNI 03-1744-1989
7 Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah Dengan Alat Hidrome SNI 03-3422-1994
ter. *, **
ii
Pengujian Batas Plastis Tanah
1. Pendahuluan
Tanah dasar merupakan pondasi bagi perkerasan, baik perkerasan pada jalur lalu-lintas maupun
pada bahu. Dengan demikian, maka tanah dasar harus mampu memikul beban kendaraan yang
disalurkan oleh perkerasan.
Disamping harus mempunyai kekuatan, tanah dasar juga harus mempunyai stabilitas volume
akibat pengaruh lingkungan, terutama air. Karena kekuatan dan satbilitas volume sangat
dipengaruhi air, pengendalian air (drainase) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pekerjaan tanah dasar.
Untuk keperluan disain perkerasan berdasarkan pendekatan empiris, parameter kekuatan tanah
dasar yang populer digunakan adalah CBR, meskipun dewasa ini ada kecenderungan diganti
dengan modulus resilien.
Sejauh ini, informasi yang ada umumnya menunjukkan bahwa dalam arah vertikal, tanah dasar
mempunyai tebal yang tidak jelas.
Namun demikian, terdapat informasi yang menyatakan bahwa tebal tanah dasar adalah sekitar 1
(satu) meter. Tebal tersebut nampaknya didasarkanpada salah satu
persyaratan letak
permukaan air tanah yang dipandang tidak mempengaruhi kinerja tanah dasar, yaitu harus
sekurang-kurangnya sekitar 1,2 m di bawah permukaan tanah dasar.
Ketentuan mengenai tebal tersebut diperlukan dalam rangka menentukan kekuatan (CBR),
apabila tanah dasar terdiri atas lapisan-lapisan yang mempunyai kekuatan yang berbeda.
Penyelidikan, pengambilan contoh dan identifikasi bahan bawah permukaan melibatkan teknik
yang rumit yang coba dikembangkan melalui berbagai prosedur dan penafsiran. Hal tersebut
sering kali hanya berlaku untuk suatu lokasi tertentu serta dipengaruhi oleh kondisi geologi dan
geografi, tujuan penyelidikan, tuntutan disain serta latar belakang, keahlian dan pengalaman
petugas.
Pedoman ini (penyelidikan tanah, batuan, dan muka air tanah serta pengambilan contoh), yang
didasarkan pada prosedur standar, diharapkan dapat mengurangi ketidakkonsistenan dan
mendorong kepada metoda rasional dalam mengevaluasi lapangan.
Penyelidikan dan pengambilan contoh yang memadai dan konsisten akan membantu dalam
memahami pengaruh geologi dan geografi terhadap kondisi bawah permukaan.
Menurut buku Spesifikasi Umum edisi 2006, pengujian tanahuntuk lapis
tanah dasar,
Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110±5)
C;
sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3. :
Tabel 3. Jenis Pengujian dan Persyaratan Tanah dasar untuk jalan
Sumber : * Spesifikasi seksi 3.2.1. Pekerjaan Tanah Timbunan, Desember 2006
** Manual Pekerjaan Tanah dasar
Balai Bahan dan Perkerasan Jalan 1
2. Pengujian Batas Plastis tanah
Alat dan prosedur pengujian mengacu pada SNI 03-1966-1990.
a. Maksud, Tujuan, dan Lingkup
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dan acuan dalam menentukan batas plastis
tanah dalam perencanaan jalan.
Tujuan pengujian untuk memperoleh besaran batas plastis tanah, yang selanjutnya
digunakan untuk menentukan jenis, sifat, dan klasifikasi tanah.
Metode pengujian ini dilakukan terhadap jenis tanah yang berhubungan dengan
pembentukan badan jalan.
Batas plastis, batas terendah kadar air, ketika tanah masih dalam keadaan plastis
b. Peralatan
Alat-alat yang dipakai harus dalam keadaan bersih dan kering yang terdiri dari :
Mangkok pengaduk (mixing disk) dari porselin;
Batang pengaduk (spatula) yang lentur;
Batang logam pembanding dengan diameter 3 mm panjang 10 cm;
Neraca dengan ketelitian 0,01 gram;
Cairan untuk menentukan kadar air 2 buah;
Botol berisi air suling;
0
plat kaca.
Gambar 1.b. Alat pengering
(Oven)
Gambar 1. Peralatan uji batas plastis tanah (mangkok
pengaduk, batang pengaduk, batang pembanding Ø 3
mm, timbangan, air suling dalam botol, plat kaca)
c. Persiapan Pengujian
c.1. Persiapan Benda Uji
Benda uji disiapkan sesuai dengan metode
mempersiapkan contoh tanah dan tanah
mengandung agregat SNI 03-1975-1998;
Catatan : Agar pengujian dapat dilakukan
dengan cepat, maka sebaiknya pengadukan
benda uji untuk batas cair dan batas plastis
dilakukan sekaligus, setelah pengadukan rata
pisahkan 20 gram benda uji untuk pengujian
batas plastis; Gambar 2. Penyiapan Benda uji
c.2. Persiapan Peralatan
Siapkan peralatan yang akan digunakan sesuai petunjuk pemakaian
Balai Bahan dan Perkerasan Jalan 2
Gambar 3.b. >
Kemudian aduk hingga
kadar airnya merata
2). Setelah kadar air cukup merata, buatlah bola-bola tanah dari benda uji itu seberat 8
gram, kemudian bola-bola tanah itu digeleng diatas plat kaca;
3). Penggelengan dilakukan dengan ujung jari yang dirapatkan, dengan kecepatan 80-
90 giling per menit;
Gambar 4.a. setelah merata, buatlah bola- Gambar 4.b. Lakukan penggelengan
bola tanah, kemudian tersebut bola-bola dengan ujung jari dengan kecepatan 80-
tanah digeleng diatas plat kaca 90 giling/menit
Balai Bahan dan Perkerasan Jalan 3
Gambar 5.a. Penggel
engan dilakukan
terus sampai benda uji membentuk
batang dengan Ø 3 mm.
Gambar 5.b. Pengadukan dan pengge-
lengan diulangi terus sampai retakan-re-
takan itu terjadi tepat pada saat geleng-
an mempunyai Ø 3 mm
6). Periksa kadar air batang tanah pada butir 5). dilakukan ganda benda uji untuk
pemeriksaan kadar air 5 gram.
(110±5) C selama kira-kira 24 jam
Gambar 6.a. Siapkan cawan/krus Gambar 6.b. Masukkan batang-batang
sebanyak 2 buah (ganda/diplo) tanah kedalam cawan/krus yang telah
diketahui beratnya
Gambar 6.c. Timbang cawan berisi Gambar 6.d. Masukkan cawan berisi
batang-batang tanah, sehingga batang-batang tanah kedalam oven
didapat berat basahnya untuk dikeringkan
Balai Bahan dan Perkerasan Jalan 4
Gambar 6.e. Keringkan dalam oven
0
Gambar 6.g. Timbang kembali cawan
berisi batang-batang tanah.
Gambar 6.f. Setelah 24 jam, kemudian
keluarkan cawan berisi batang-batang
tanah yang telah kering
Gambar 6.h. Catat beratnya, sehingga
dapat diketahui kadar airnya.
d.2. Penentuan Batas Plastis
Kadar air rata-rata ditentukan menurut pengujian kadar air tanah. Kadar air yang
didapat adalah merupakan batas cair dari benda uji tersebut.
Contoh tanah dinyatakan Non Plastis (Non Plastis = NP) bilamana batas cair atau batas
plastis tidak dapat ditentukan;
Dari hasil pengujian batas cair (W1) dan batas plastis (Wp) akan didapat nilai indeks
plastisitas (Ip) yang besarnya :
Ip = W1 – Wp …………………….. (1)
Balai Bahan dan Perkerasan Jalan 5