Pengantar
Daftar Isi
Pengantar ........................................................................................................................ Daftar isi .......................................................................................................................... 1. 2. Pendahuluan .......................................................................................................... Pengambilan contoh agregat ................................................................................ 2.1. Pengambilan contoh dari timbunan agregat bentuk kerucut ......................... 2.2. 2.3. 2.4. 2.5. 2.6. Pengambilan contoh dari timbunan agregat bentuk trapesium ..................... Pengambilan Contoh dari Ban Berjalan (conveyor belt) ............................... Pengambilan Contoh Dari Pengangkutan ..................................................... Pengambilan Contoh dari Hamparan Lapangan ........................................... Pengambilan Contoh dari Sumber Agregat Potensial ................................... 2.1.1. Pengambilan contoh dari truk pengangkut atau dari bak mesin penampung ....................................................................................... i ii 1 2 2 3 4 5 6 7 2
ii
b. Peralatan
Neraca dengan ketelitian 0,1 gram untuk berat contoh maksimum 110 gram atau 0,1 % dari berat contoh o Alat pengering yang dapat mengeringkan contoh pada suhu tidak lebih dari 60 C Saringan dengan ukuran : 19 mm (4/3), 4,75 mm (no.4.), 2,00 mm (no.10), 0,425 mm (no.40), dan saringan lain yang diperlukan untuk mempersiapkan contoh guna pemeriksaan lainnya. Mangkok porselin dan alat tumbuk atau alat pemecah mekanis yang dipergunakan untuk memecah contoh tanpa merusak butir-butirnya Talam yang digunakan untuk tempat benda uji
Tabel 1.b. Berat Minimum Benda Uji Balai Bahan dan Perkerasan Jalan
.
100 20 30 50 100
Pengujian Batas cair Batas plastis Batas susut Kadar air ekivalen lapangan Cadangan untuk pengujian ulang
(5). Bahan yang tertahan saringan no.10 tersebut ditimbang, untuk perhitungan analisa butiran kasar. 3). Contoh untuk analisa butiran dan berat jenis, yaitu : (1). Bagian yang tertahan saringan no.10 atau yang tartahan saringan no.4. sesudah pengayakan kedua disisihkan untuk pengujian analisa butiran dari bahan kasar (2). Bagian yang lolos saringan no.10 dari kedua cara tersebut diatas, diaduk merata (3). Dengan menggunakan alat pemisah atau perempat contoh tanah didapat contoh yang mewakili (4). Contoh tanah tersebut ditimbang, dengan ketentuan : Dalam analisa hidrometer dan analisa butiran dari bagian yang lolos saringan no.10 diperlukan sebanyak 110 gram untuk tanah kepasiran, dan 60 gram untuk tanah kelanauan serta tanah kelempungan Untuk pengujian berat jenis tanah diperlukan sebanyak 25 gram bila dipakai piknometer dan sebanyak 10 gram bila dipakai botol ukur 4). Contoh untuk pengujian fisik, yaitu : (1). Sisa bagian dari bahan yang lolos saringan no.10. dipisahkan menjadi 2 bagian dengan menggunakan aringan no.4. (2). Bagian yang tertahan saringan tersebut ditumbuk dengan alat penumbuk sampai gumpalan-gumpalan tanah terpecah menjadi butiran-butiran yang lepas dengan tidak mengakibatkan hancurnya butir tanah. Bila contoh tanah mengandung butiran-butiran yang rapuh seperti : serpih mica, kerang laut, dsb, penumbukkan harus dilakukan hati-hati dan dengan memakai tenaga secukupnya sehingga butir-butir halus yang melekat pada butir kasar lepas. (3). Tanah yang sudah ditumbuk disaring dengan menggunakan saringan no.40 (0,425 mm) (4). Proses ini diulang-ulang sampai hanya menghasilkan sedikit bahan yang lolos saringan no.40. (5). Bahan tartahan saringan tersebut kemudian ditimbang (6). Bagian yang lolos saringan no.40 diaduk sampai merata, kemudian pisahkan untuk dipergunakan pengujian fisik 5). Contoh untuk pengujian pemadatan, yaitu : (1). Contoh tanah kering yang diambil untuk pengujian pemadatan harus dipisahkan dengan saringan seperti pada Tabel 2. Jika perlu dipakai alat penumbuk untuk memecahkan gumpalan-gumpalan tanah yang tertahan pada saringan pada Tabel 2. tersebut, kemudian saring dengan saringan yang diperlukan (2). Bagian yang tertahan saringan sesudah pengayakan kedua harus disimpan bila diperlukan, kemudian bagian yang lolos saringan diaduk sampai merata untuk dipakan pengujian pemadatan
2). Contoh tanah kering yang dilapiskan untuk pengujian analisa butiran dan analisa fisik ditimbang dan dicatat. Hasil timbangan ini merupakan berat total yang kadar air higroskopisnya belum dikoreksi. Pisahkan contoh tersebut menjadi 2 bagian dengan saringan no.40. Bagian yang lolos saringan tersebut disisihkan untuk nantinya dicampurkan dengan bahan-bahan yang didapat butir 3). sampai butir 7). berikut ini. 3). Bahan yang tertahan saringan no.40 ditumpahkan pada talam, direndam, dan biarkan selama 2 s/d 24 jam sehingga masing-masing butirnya basah dan terpisah 4). Sesudah perendaman, cuci bahan tersebut pada saringan no.40 dengan cara sebagai berikut : (1). Letakkan saringan no.40 diatas talam, tumpahkan koloidal rendaman ke dalam saringan (2). Tambahkan air secukupnya sehingga air dalam talam 12,7 mm (1/2 ) diatas kawat saringan (3). Ambil bahan yang direndam sebanyak tidak lebih 0,45 kg, letakkan di atas saringan kemudian aduk dengan tangansambil saringan diguncang. Bila bahan yang tertahan diatas saringan ini mengandung gumpalan yang tidak hancur tapi masih bisa dipecahkan dengan jari tangan, hancurkan gumpalan ini sehingga bisa lewat saringan tersebut. (4). Setelah semua gumpalan hancur, saringan harus diangkat dan dipegang diatas cairan dalam talam, kemudian sisa bahan yang tertahan dicuci dengan air dan dipindahkan ke talam yang bersih 5). Pekerjaan tersebut diulangi sampai contoh yang terendam tercuci seluruhnya 6). Bahan yang tertahan tersebut dikeringkan dan disaring lagi dengan saringan tersebut di atas dan bahan yang lewat disisihkan. Pindahkan bahan yang terendam ini untuk analisa saringan bahan kasar 7). Sesudah semua bahan rendaman tercuci, talam yang berisi bahan cucian didiamkan beberapa jam sampai semua butir tanah mengendap atau sampai air di atasnya jernih. Air yang jernih tersebut dibuang dengan cara mengalirkan lewat selang plastik, sehingga tidak ada butiran yang terbawa aliran. Butir-butir tanah yang o o tertinggal dikeringkan dengan suhu tidak melampaui 60 C (140 F). Bahan kering tersebut ditumbuk dengan alat penumbuk karet atau alat lain yang sesuai kemudian satukan dengan bahan yang disisihkan pada butir 6). Sebagai catatan, bila pengendapan butiran memakan waktu yang terlalu lama dapat dipercepat dengan penguapan. 8). Contoh untuk analisa butiran dan analisa fisik : bahan yang lolos saringan no.40 yang didapat dengan cara pada butir 2)., 6)., dan butir 7). diaduk sampai merata. Timbang sebanyak 60 gram untuk tanah kelanauan dan kelempungan guna pengujian analisa butiran dan sisanya digunakan untuk penentuan sifat-sifat tanah.
Sumber : * Spesifikasi seksi 3.2.1. Pekerjaan Tanah Timbunan, Desember 2006 ** Manual Pekerjaan Tanah dasar